SKelompok 3 :
Siti Hajrah
Della Juwita Zainuddin
Marwana
Sri Intalia
A.Pengertian
Pendidikan
Status ekonomi
Pekerjaan Alkohol Merokok
(pendapatan)
Faktor paternal
Tidak banyak yang diketahui tentang
faktor ayah dalam terjadinya abortus
spontan. Translokasi kromosom pada
sperma dapat menyebabkan abortus
dimana abnormalitas kromosom pada
sperma berhubungan dengan
abortus.
Komplikasi Abortus
komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan,perforasi,infeksi,dan
syok.
Perdarahan
Infeksi
Perforasi Syok
Penanganan Awal Pada Kasus Abortus
1. Penanganan Awal Pada Ibu Dengan Abortus 2. Penanganan Awal Pada Ibu Dengan Abortus
Imminens : Insipiens :
a. Penderita di minta untuk melakukan tirah baring a. Apabila bidan menghadapi kasus abortus
sampai perdarahan terhenti. insipiens segera berkonsultasi dengan dokter
b. Pasien diingatkan untuk tidak melakukan senggama ahli kandungan sehingga pasien mendapat
selama lebih kurang 2 minggu. penanganan yang tepat dan cepat.
c. Tidak ada pengobatan khusus hanya dapat di beri b. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, bahwa
sadativa, misalnya dengan codein atau morfin perforasi pada kerokan lebih besar, maka
(sesuai protaf dan intruksi dokter). sebaiknya proses abortus dipercepat dengan
d. Keluarnya janin masih dapat dicegah dengan pemberian infus oksitosin.
memberi obat-obatan hormonal misalnya c. Biasanya penatalaksanaan yang dilakukan
progesteron 10 mg setiap hari untuk terapi dan pada kehamilan kurang dari 12 minggu yang
mengurangi kerentanan otot-otot uterus. disertai perdarahan adalah pengeluaran janin
e. Pemberian analgetik agar uterus tidak terus atau pengosongan uterus memakai kuret
berkontraksi hingga rangsangan mekanik uterus vakum atau cunam abortus, disusul dengan
berkurang. kerokan memakai kuret tajam.
d. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih
tertinggal dilakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
3. Penanganan Awal Pada Ibu Dengan Abortus 4. Penanganan Awal Pada Ibu Dengan Abortus
Inkomplit : Komplit :
a. Bila disertai syok karena perdarahan diberikan a. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
infuse cairan fisiologi NaCl atau Ringer Laktat dan tentang abortus komplit, bidan dapat
tranfusi darah selekas mungkin. berkonsultasi dengan dokter sehingga tidak
b. Setelah syok diatasi dilakukan kerokan dengan merugikan pasien.
kuret tajam dan diberikan suntikan untuk b. Tidak memerlukan terapi khusus tetapi untuk
mempertahankan kontraksi otot uterus. membantu involusi uterus dapat diberikan
c. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih methergin tablet.
tertinggal dilakukan pengeluaran plasenta c. Bila pasien anemia dapat diberikan sulfat
secara manual. ferosus (zat besi) atau transfuse darah.
d. Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi. d. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi vitamin dan
mineral.
5. Penanganan Awal Pada Ibu Dengan Missed Abortion 6. Penanganan Awal Pada Ibu Dengan Abortus Infeksius
a.Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah bahaya a.Pemberian terapi antibiotika (penisilin, metrodazole,
adanya hipofibrinogenemia, sehingga sulit untuk mengatasi ampicillin, streptomycin, dan lain-lain) untuk
perdarahan yang terjadi bila belum dikoreksi menanggunglangi infeksi.
hipofibrigenemianya (untuk itu kadar fibrinogen darah perlu b.Bila perdarahan banyak dilakukan pemberian transfusi
diperiksa sebelum dilakukan tindakan). darah.
b.Pada prinsipnya penanganannya adalah : pengosongan c.Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan
kavum uteri setelah keadaan memungkinkan. antibiotika atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa
c.Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, dilakukan konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.
pembukaan serviks uteri dengan laminaria selama kurang d.Pemasangan CVP (Central Venosus Pressure) untuk
lebih 12 jam ke dalam kavum uteri. pengontrolan cairan.
e.Pemberian kortikosteroid dan heparin bila ada
Disseminated Intravascular Coagulation.