Anda di halaman 1dari 23

PERADANGAN JANTUNG

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Medikal Bedah
yang dibina oleh Tri Cahyo Sepdianto, M.Kep., Sp.KMB

Oleh :
1. M. Nofangga A (P17230183076)
2. Korin Eka Nadiya (P17230184084)
3. Irma Nidio Arini P (P17230184088)
4. Lailatul Ramadhania T (P17230184095)
5. Prinanda Nurfadila S.D (P17230184099)
6. Novianty Coesteva P (P17230184104)
7. Fitri Ariyani (P17230184108)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN BLITAR
Juli 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah yang
berjudul “Peradangan Jantung “
Dalam menulis makalah ini, Alhamdulillah penulis tidak mendapatkan
kendala-kendala sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak, Tri Cahyo Sepdianto, M.Kep.,
Sp.KMB sebagai pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah
memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini
terdapat hal–hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang
hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai
dengan sempurna.

Blitar, 23 Juli 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
1. Konsep Dasar................................................................................................................6
A. Pericarditis...............................................................................................................6
B. Endocarditis..............................................................................................................9
C. Miokarditis.............................................................................................................13
2. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................................17
BAB III.....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
A.    Kesimpulan..................................................................................................................23
B.     Saran...........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa mikroorganisme dapat menginfeksi jaringan jantung,
menyebabkan abnormalitas jantung yang serius. Karditis adalah istilah umum
untuk peradangan jantung. Kondisi klinis yang menyebabkan infeksi biasanya
diidentifikasi dari tempat terjadinya infeksi.
Peradangan jantung  bisa terjadi di perikardium disebut dengan
perikarditis ditandai dengan  terjadinya penumpukan cairan di kantong
perikardium. Peradangan jantung yang terjadi di miokardium disebut
miokarditis yang dapat menyebabkan kelemahan otot jantung dan penurunan
kontraktilitas jantung. Peradangan jantung yang terjadi di endokardium
disebut endokarditis yang terjadi pada katup jantung (pada lapisan endotel
jantung) oleh mikroba.
Penyakit katup jantung dahulu di anggap sebagai penyakit yang
hampir pasti di sebabkan oleh reumatik. Demam reumatik hanya timbul bila
terjadi respon anti bodi atau imunologi yang bermakna terhadap infeksi
streptokok sebelumnya. Sekitar 3% infeksi streptokok pada faring dalam
waktu 2-4 minggu akan di ikuti oleh serangan demam reumatik.serangan
awalnya sering di temukan pada masa kanak-kanak dan awal masa remaja.
Insiden infeksi  streptokok yang menyebabkan demam reumatik, di anggap
sebagai faktor predisposisi yang memiliki hubungan langsung dengan
perkembangan dan transmisi infeksi; faktor predisposisi  utama lainnya adalah
faktor sosio ekonomi, seperti situasi kehidupan dan kemungkinan untuk
mendapatkan perawatan, medis dan antibiotik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, dan manifestasi klinis
dari pericarditis?

4
2. Apa pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, dan manifestasi klinis
dari endocarditis?
3. Apa pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, dan manifestasi klinis
dari miocarditis?
4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada penyakit peradangan
jantung?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, dan

manifestasi klinis peradangan jantung meliputi: Perikarditis, Miokarditis,


dan Endokarditis
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada penyakit peradangan
jantung

5
BAB II

PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar
A. Pericarditis
1. Pengertian
Peradangan pada perikardium (pericarditis) adalah peradangan
visceral, parietal pericardium, atau keduanya. Pada pericarditis eksudatif
terdapat cairan yang bercampur nanah (purulen) dalam celah pericardium.
Apabila cairan ini bertambah banyak akan timbu tamponade jantung,
karena jantung mengalami kompresi sehingga fungsi jantung sebagai
pompa terganggu. Pengembalian darah vena ke jantung dan kemampuan
jantung untuk memompakan darah arteria berkurang. Tamponade jantung
yang tidak segera ditangani dapat mengakibatkan syok dan kematian. Ia
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Pericarditis juga
dapat timbul sebagai komplikasi dari penyakit sistemis, seperti artritis
rheumatoid, lupus eritematosus, uremia, infeksi miokardium, atau trauma.
2. Etiologi
Peradangan pada daerah perikardium dapat menyebabkan cairan dan
produk darah (fibrin, sel darah merah dan sel darah putih) memenuhi
rongga perikardium. Perikarditis memil iki bermacam- macam penyebab,
mulai dari virus sampai kanker. Penyebab lainnya antara lain adalah :
AIDS, Serangan Jantung (Infark miokardial), Pembedahan, Lupus
eritematosus sistemik, Penyakit rematik, Kegagalan ginjal, Cedera, Terapi
penyinaran, Kebocoran darah dari suatu aneurisma aorta. Perikarditis juga
bisa merupakan akibat dari efek samping obat tertentu (misalnya anti
koagulon, fenitoin, fenilbutuzon)
3. Klasifikasi
a. Pericarditis akut:
1) Pericarditis serosa
2) Pericarditis fibrinosa dan serofibrinosa

6
3) Pericarditis purulent
4) Pericarditis kaseosa
b. Pericarditis dengan tamponade
c. Pericarditis konstriktifronik
4. Patofisiologi
Adanya proses inflamasi dan sekunder dari fenomena infeksi pada
perikarditis akan memberikan respon. Terjadinya vasodilatasi dengan
peningkatan akumulasi cairan ke kantong perikardium. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas vaskuler, sehingga
kandungan protein, termasuk fibrinogen atau fibrin di dalam cairan akan
meningkat. Peningkatan perpindahan leukosit dapat terjadi pada
perikarditis purulenta.
Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang
mungkin. Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa
terbentuknya jaringan parut dan perlengketan disertai kalsifikasi dari
lapisan perikardium viseral maupun parietal yang menimbulkan
perikarditis konstriktif yang apabila cukup berat akan menghambat
pengembangan volume jantung pada fase diastolik.
Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada perikardium dimana
sekresi melebihi absorpsi menyebabkan suatu efusi perikardium.
Pengumpulan cairan intraperikardium dalam jumlah yang cukup untuk
menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik
jantung bisa menimbulkan tamponade jantung.
5. Manifestasi Klinis
a) Nyeri dada seperti ditusuk terutama bila bergerak atau napas dalam,
berkurang bila duduk agak membungkuk
b) Friction rub: positif
c) Nyeri dada substernal atau parasternal, menjalar ke bahu atau leher dan
lengan kiri
d) Distensi vena jugularis

7
e) Hepatomegali
f) Edema ekstremitas bawah
g) Sesak napas, denyut jantung meningkat
h) Bunyi jantung lemah atau normal
i) Temperature meningkat
j) Ewart’s sign (perkusi pekak di bawah angulus scapula kiri bila ada
efusi)
k) Rontgen toraks: bayangan jantung membesar
l) Iso-enzym cardiac: meningkat
m) Pola EKG
 ST elevasi pada area yang rusak (strain) tanpa diikuti perubahan di
area resiprokal
 Kompleks QRS voltase rendah (amplitudo kecil)
 Atrium fibrilasi
6. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan elektrokardiografi
b) Foto thoraks
c) Pemeriksaan laboratorium
7. Penatalaksanaan
Pengobatan yang diberikan adalah obat yang dapat mengurangi
peradangan seperti aspirin atau ibuprofen sambil diawasi kemungkinan
terjadinya komplikasi (terutama tamponade jantung). Bila nyeri hebat
dapat diberikan opium seperti morfin atau golongan corticosteroid, tapi
yang paling sering digunakan adalah prednisone. Jika obat-obatan gagal
maka dilakukan pembedahan pengangkatan perikardium.

B. Endocarditis
1. Pengertian
Endokarditis infektif adalah infeksi endocardium dan katup-katup
jantung. Kuman penyebab utama adalah Hemolytic streptococcus, kmudian
Staphylococcus aureus dan Enterococcus. Gangguan-gangguan jantung

8
juga dapat menimbukan endocarditis infektif adalah penyakit reumatik,
penyakit jantung kongential dan generative.
2. Etiologi
Endokarditis terjadi ketika kuman masuk ke aliran darah lalu ke
jantung. Kuman kemudian menempel di katup jantung yang abnormal atau
jaringan jantung yang rusak, dan berkembang biak di lapisan dalam jantung
(endokardium). Kondisi ini memicu peradangan pada endokardium dan
kerusakan pada katup jantung.
Di samping akibat bakteri, endokarditis juga bisa disebabkan oleh
jamur dan mikroorganisme lainnya. Kuman-kuman tersebut masuk ke
aliran darah melalui beberapa cara, seperti:
a. Luka di mulut. Terdapat luka pada rongga mulut ketika menggosok
gigi terlalu kencang, prosedur perawatan gigi, atau tergigit saat
mengunyah makanan, bisa menyebabkan bakteri masuk ke aliran
darah, terutama bila kebersihaan gigi dan gusi tidak terjaga.
b. Organ lain yang terinfeksi. Bakteri dapat masuk ke aliran darah dan
jantung, dari bagian tubuh yang terinfeksi, misalnya akibat luka
terbuka di kulit, infeksi menular seksual, atau infeksi di saluran
pencernaan.
c. Kateter urine. Bakteri bisa masuk ke aliran darah melalui kateter,
terutama kateter yang dipasang dalam waktu yang lama.
d. Jarum suntik. Jarum yang terkontaminasi dapat menjadi media
masuknya bakteri ke aliran darah, baik itu melalui tato, tindik, atau
penggunaan NAPZA 

3. Klasifikasi
Endokarditis bisa dibedakan berdasarkan gambaran klinisnya dan
berdasarkan jenis katup dan patogenesis terjadinya infeksi.
Berdasarkan gambaran klinisnya, dibedakan menjadi 2 yaitu :

9
a. Endokarditis bacterial subakut, timbul dalam beberapa minggu atau
bulan, disebabkan oleh bakteri yang kurang ganas
seperti Streptococcus viridans.
b. Endokarditis bacterial akut, timbul dalam beberapa hari sampai
minggu, tanda klinis lebih berat. Sering disebabkan oleh bakteri yang
ganas sepertiStaphylococcus aureus.

Berdasarkan jenis katup dan patogenesis terjadinya infeksi, endokarditis


juga dibedakan menjadi tiga yaitu :

a. Native valve endocarditis, pada katup jantung alami.


b. Prosthetic valve endocarditis, pada katup jantung buatan.
c. Endokarditis pada penyalahguna narkoba intravena (intravenous drug
abuse).
4. Patofisiologi
Patofisiologis terjadinya endokarditis rematik disebabkan langsung
oleh demam rematik, suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh infeksi
streptokokus grup A. Demam rematik mempengaruhi semua persendian,
menyebabkan poliartritis. Jantung juga merupakan organ sasaran dan
merupakan bagian yang kerusakannya paling serius.
Kerusakan jantung dan lesi bukan akibat infeksi, artinya jaringan
tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung dirusak oleh organisme
tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensitivitas atau reaksi, yang
terjadi sebagai respons terhadap Streptokokus hemolitikkus. Leukosit darah
akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan membentuk nodul, yang
kemudian akan diganti dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat
dalam proses inflamasi ini; artinya, berkambanglah miokarditis rematik, yang
sementara melemahkan tenaga kontraksi jantung. Demikian pula perikardium
juga terlibat; artinya, juga terjadi perikarditis rematik selama perjalanan akut
penyakit. Komplikasi miokardial dan pericardial tersebut biasanya tanpa

10
meninggalkan gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya endokarditis rematik
mengakibatkan efek samping kecacatan permanen.
Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan adanya
tumbuhan kecil transparan, yang menyerupai manik dengan ukuran sebesar
kepala jarum pentul, tersusun dalam deretan sepanajang tepi bilah katup.
Manik-manik kecil tadi tidak tampak berbahaya dan dapat menghilang tanpa
merusak bilah katup, namun yang lebih sering mereka menimbulkan efek
serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang secara bertahap
menebalkan bilah-bilah katup, menyebabkannya menjadi memendek dan
menebal dibanding yang normal, sehingga tak dapat menutup dengan
sempurna. Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut regurgitasi
katup. Tempat yang paling sering mengalami regurgitasi katup adalah katup
mitral.
Sedangkan endokarditis infeksi (endokarditis bacterial) adalah infeksi
katup dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung
bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup.
Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki,
pneumokoki, stapilokoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.
Endokarditis infeksi terjadi pada pasien yang mempunyai riwayat
penyakit katup jantung. Pasien yang beresiko tinggi adalah pasien dengan
penyakit jantung rematik atau prolaps mitral dan pernah menjalani
pembedahan katup prostetik.
Endokarditis infeksi biasanya terjadi pada manula, mungkin akibat
menurunnya respons imunologis terhadapt infeksi, perubahan metabolisme
akibat penuaan, dan meningkatnya prosedur diagnostik invasif. Khususnya
pada penyakit genitouriner. Terdapat insidensi tinggi endokarditis
stapilokokus diantara pemakai obat intravena, penyakit yang terjadi paling
sering pada orang-orang yang secara umum sehat.
Endokarditis yang didapat di rumah sakit terjadi paling sering pada
pasien dengan penyakit yang melemahkan, yang memakai kateter indweller,

11
dan yang menggunakan terapi intravena atau antibiotika jangka panjang.
Pasien yang diberi pengobatan imnunosupresif atau steroid dapat mengalami
endokarditis fungi.
5. Manifestasi Klinis
a) Hiperpireksia dan menggigil
b) Clubbing fingers
c) Ptechiae pada mukosa tenggorok, Roth’s Spot pada retina mata dan kulit
dada
d) Anemis atau pucat
e) Splinter hemorrhagic (emboli di bawah kuku dengan bentuk linier)
f) Murmur atau bising jantung (karena kerusakan katup jantung)
g) Osler’s Nodes (nodul kemerahan, merah muda, atau kebiruan) di bagian
dalam jari, otot tenar, dan hipotenar yang terasa nyeri
h) Janeway Lession (nodul kemerahan, merah muda, atau kebiruan) di
bagian dalam jari, tenar, dan hipotenar yang terasa nyeri
i) Tanda dan gejala gagal jantung kanan (hepatomegali, edema, dan distensi
vena jugularis)
6. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaksaan laboratorium
b) Foto thoraks
c) Pemeriksaan elektrokardiografi
d) Ekokardiografi
7. Penatalaksanaan
a) Bed rest
b) Pengobatan dengan antibiotik
c) Persiapan operasi pembedahan katup
d) Pertahankan intake cairan

C. Miokarditis
1. Pengertian

12
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium.
Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi, sebagai
akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksisk bahan-bahan
kimia radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan
toksik. Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin
yang dikeluarkan basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis protein
dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan infitrasi lemak,
serat otot mengalami nekrosishialin.
2. Etiologi
Miokarditis biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Kasus yang parah
dapat melemahkan jantung sehingga menyebabkan gagal jantung, detak
jantung abnormal, dan kematian mendadak.
3. Klasifikasi Miokarditis
Bedasarkan gejala klinis dan boipsi endomiokardinal, miokarditis dapat
dibagi atas:
a. Miokarditis akut
Biasanya orang-orang muda (umur sekitar 20-an), lebih banyak
laki-laki dan pada umumnya didahului oleh riwayat infeksi virus.
Perjalanan penyakit berlangsung kira-kira 8 minggu dan bagi yang
mengalami payah jantung kongestif sebagian pasien akan
meninggal atau mengalami perbaikan dan sembuh sempurna
sesudah 6 bulan.
b. Rapidly progressive myocarditis
Terdapat pada orang-orang yang lebih tua (sekitar 35-an), juga
lebih sering laki-laki, dengan gejala utama payah jantung kongestif
yang progresif, aritmia teritama ventrikular. Berbeda dengan
miokarditis akut, disini perjalanan penyakitnya berlangsung
berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dengan periode –periode
kompensasi diselingi periode-periode payah jantung refrakter yang

13
memerlukan perawatan. Kematian terjadi setelah 6 bulan dan
sebagian besar akan meninggal setelah 3 tahun menderita.
c. Miokarditis kronik
Terdapat pada umur 30-an dan kebanyakan wanita. Perjalanan
penyakitnya dimulai dengan episode payah jantung yang disusul
dengan perbaikan klinis dengan disfungsi jantung yang tersisa.
4. Patofisiologi
Kerusakan miokardium oleh kuman-kuman infeksius ini dapat melalui
tiga mekanisme dasar, meliputi :
a. Invasi langsung ke miokard
b. Proses imunologis terhadap miokard
c. Mengeluarkan toksin yang merusak miokard

Proses miokarditis viral ada dua tahap, tahap pertama (akut)


berlangsung kira-kira 1 minggu dimana terjadi invasi virus ke miokard,
replikasi virus, dan lisis sel. Setelah itu, terbentuk neutralizing antibody
dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan
makrofag dan neutral killer cell (sel NK).

Tahap kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radan dan


sistem imun akan diaktifkan, antara lain dengan terbentuknya antibodi
terhadapa miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh
virus. Tahap ini berlangsung selama beberapa minggu sampai beberapa
bulan dan diikuti dengan kerusakan miokardium dari yang minimal sampai
yang berat.

Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusak sel-sel


endotel. Terbentuknya antibodi endotel diduga sebagai penyebab spasme
mikrovaskuler. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskuler belum pasti,
tetapi sangat mungkin berasal dari imun atau kerusakan endotel akibat
infeksi virus.

14
Jadi, pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro menyebabkan
proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan
larutnya matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal
menyebabkan rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi
miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya
kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung.

5. Manifestasi Klinis
a) Dada terasa berat dan sesak napas
b) Demam, denyut jantung meningkat atau takikardi
c) Anoreksia
d) Gallop’s bunyi jantung lemah
e) Tanda-tanda gagal jantung kanan
6. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
b) Elektrokardiografi
c) Foto thoraks
d) Pemeriksaan ekokardiografi
e) Biopsi endomiokardial
7. Penatalaksanaan
a) Pasien dibaringkan di tempat tidur untuk mengurangi beban jantung.
Berbaring juga dapat membantu mengurangi kerusakan miokardial
residual dan komplikasi miokarditis
b) Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu dievaluasi
c) Bila terjadi gagal jantung kongestiv harus diberikan obat untuk
memperlambat frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan
kontraksi
d) Pasien diberi pengobatan khusus terhadap penyebab yang mendasar
(penisilin untuk streptokokus hemolitikus)

15
2. Konsep Asuhan Keperawatan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PERADANGAN JANTUNG

1.1 PENGKAJIAN
A. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan
Tanda : takikardi, penurunsn TD, dispnea dengan aktivitas
B. Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital, bedah jantung
(penggantian akut by pass kardiopulmonal lama), palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardi, disritmia, perpindahan tim (titik impuls maksimal) kiri dan
inferior (pembesaran jantung) friction rub perikardia (biasanya intermiten,
terdengar dibatas sternal kiri), murmur aortik, mitral, stenosis / insufisiensi
trikuspidalis, disfungsi otot papilar, irama gallop (S3/S4), edema, petekie
(konjungtiva, membren mukosa), hemoraagi splinter (punggung kuku), nodus
oster (jari/ibujari), lesi janeway (telapak tangan, telapak kaki)
C. Eliminasi
Gejala : riwayat penyakit ginjal / gagal ginjal, penurunan frekuensi/ jumlah
urine.
Tanda : urine pekat gelap
D. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : nyeri pada anterior (sedang sampai berat / tajam) diperberat saat
inspirasi, bentuk, gerakan menelan, berbaring. Hilang dengan duduk,
bersandar kedepan, tidak hilang dengan nitrogtoserin
E. Pernapaan
Gejala : napas pendek
Tanda : dispnea, mengi, takipnea, krekels, ronki, pernapasan dangkal
F. Keamanan
Gejala : riayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun, SLE, atau
penyakit kologen lainnya
Tanda : demam
G. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : terapi IV jangka panjang ata penggunaan kateterrindwelling atau
penyalahgunaan obat parenteral

16
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Aktual:
- Nyeri b.d inflamasi miokardium
- Intoleransi aktivitas b.d inflamasi dan degenerasi sel-sel otot
miokard
 Resiko
- Resiko penurunan curah jantung b.d perikarditis
- Resiko perubahan perfusi jaringan b.d embolisasi trombus vegetasi
katub sekunder terhadap endokarditis

17
Rencana Tindakan Keperawatan

No Hari Diagnosa Tujuan dan Rencana Rasional


/Tgl Keperaw Kriteria Hasil Tindakan
atan Keperawatan
1. Nyeri b.d Setelah - Kaji keluhan - Mengetahui adanya
inflamasi dilakukan nyeri dada rasa nyeri pada dada
miokardi tindakan - Berikan pasien
um atau keperawatan lingkungan yang - Menciptakan suasana
perikardi selama 2 x 24 tenang tenang untuk
um jam diharapkan: - Kolaborasi memenuhi kebutuhan
- Nyeri hilang/ dengan dokter beristirahat pasien
terkontrol untuk pemberian - Memberikan terapi
obat obat pada pasien
- Berikan oksigen - Memperbaiki status
suplemen sesuai oksigenasi pasien dan
indikasi memenuhi
kekurangan oksigen

2.
Intoleran Setelah
- kaji respon klien - Mengetahui aktivitas
si dilakukan
terhadap aktifitas mobilisasi pasien
aktivitas tindakan
- pantau frekuensi dalam proses
b.d keperawatan
jantung setelah/ penyembuhan
inflamasi selama 2 x 24
selama aktivitas - Tindakan ini
dan jam diharapkan:
- pertahankan tirah mengetahui keadaan
degenera - Klien
baring selama jantung setelah
si sel-sel menunjukkan
periode demam melakukan aktivitas
otot peningkatan
- evaluai respon - Untuk menghindari
miokard toleransi
emosional adanya aktivitas
aktivitas
terhadap situasi berlebihan saat dalam

18
- Penurunan dan beri keadaan demam
tanda dukungan - Tindakan ini
fisiologis - beri oksigen memungkinkan
intoleransi suplemen pasien dapat
aktivitas mengontrol emosi
- Klien dan merasa lebih
mengungkapk tenang
an - Memperbaiki status
pemahamante oksigenasi pasien
ntang
oembatasan .
terapeutik
yang
diperlukan
3.
Resiko
- pantau frekuensi
penuruna - Tindakan ini
Setelah irama jantung
n curah dilakukan mengetahui keadaan
- posisikan semi
jantung jantung setelah
tindakan fowler
b.d melakukan aktivitas
keperawatan - anjurkan teknik
perikardit selama 2 x 24 - Menempatkan pasien
manajemen stress
is pada posisi yang
jam diharapkan: - pantau vital sign
nyaman
- Klien - evaluasi keluhan
- Mengurangi pasien
menunju klien
merasa stress karena
kkan - kolaborasi dengan
keadaan
penurun dokter untuk
- Mengetahui tanda-
an pemberian obat
tanda vital berikut
episode - siapkan
juga mengontrolnya
dispnea, pembedahan bila
- Mengatasi keluhan
angina, diindikasikan

19
dan pasien agar tidak
aritmia berdampak lebih
parah
- Memberi terapi obat
agar memulihkan
kondisi pasien
- Menyembuhkan
dngan metode bedah
4.
Resiko bila terindikasi

perubaha - evaluasi status


n perfusi Setelah mental
- Memantau status
jaringan dilakukan - kaji nyeri dada
mental pasien
b.d tindakan yang timbul
- Memeriksa nyeri
embolisa keperawatan - observasi
yang timbul dan
si selama 2 x 24 ekstremitas
dirasakan pasien agar
trombus jam diharapkan: (edema, nyeri
bias ditangani lebih
vegetasi - Tanda- tekan)
lanjut
katub tanda - observasi
- Mengkaji adanya
sekunder vital hematuria dan
odema dan nyeri pada
terhadap stabil oliguria
bagian ekstermitas
endokard - Kulit - tngkatkan tirah
pasien
itis hangat baring
- Mengkaji data hasil
dan - anjurkan latihan
lab darah dalam urin
kering aktif gerak sesuai
- Mengurasi aktivitas
- Nadi toleransi
pasien agar tidak
perifer - kolaborasi dengan
terjadi mobiisasi
adekuat dokter untuk
- Melakukan latihan
- Input pemberian obat
gerak ringan
dan
- Memberi obat sesuai
output

20
seimban anjuran dokter
g

BAB III

PENUTUP

21
A.    Kesimpulan
Peradangan dan infeksi jantung biasanya disebut karditis yang juga disertai
infeksi dari mikroorganisme. Peradangan jantung terdiri dari perikarditis, miokarditis
dan endokarditis. Bila salah satu katup tidak terbuka atau tertutup dengan baik maka
akan mempengaruhi aliran darah, bila katup tidak dapat membuka secara sempurna
(biasanya karena stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan
berkurang. Bila katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akan mengalami
kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau infusiensi. Adapun beberapa
jenis kelainan katup jantung: Syndrome Prolaps Katup Mitral, Regurgitasi
Mitralis,Stenosis Mitral, Stenosis Katup Aorta dan Regurgitasi Aorta

B.     Saran
Kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Kami juga menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah yang
kami buat. Untuk itu kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan maupun kekurangan
di dalam makalah ini. Sebagai bahan perbaikan kami meminta kritik maupun saran
kepada para pembaca agar menjadi pertimbangan dalam penulisan makalah
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

22
Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”, Jakarta AGC.

Doengoes, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan


Keperawatan”,

Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk


Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed. 3. Jakarta: EGC

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

23

Anda mungkin juga menyukai