Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN MIOKARDITIS

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medical Bedah I

Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp., M.pd,

Oleh IIB:

Tesalonika Liontina C (1601100072)

Heny Indra Kristiawati (1601100082)

Roy Purwyangga Saputra (1601100087)

Rachma Ulfa Afni (1601100090)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG

Agustus 2017
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Miokarditis ”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan


Medical Bedah. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
yang telah membimbing dan orang tua yang telah mendukung dalam penyelesaian
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari rekan-rekan diharapkan untuk kesempurnaan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

i
DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH...........................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Miokarditis ...................................................................2

2.2 Etiologi Miokarditis ......................................................................2

2.3 Patofisiologi Miokarditis.................................................................3

2.4 Manifestasi Klinis Miokarditis .......................................................4

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan Keperawatan Miokarditis ................................................ 5

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...................................................................................12

4.2 Saran..............................................................................................12

DAFTAR RUJUKAN...................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada
umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat
reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi.

Miokarditis merupakan salah satu penyakit jantung didapat non-reumatik


yang sering dijumpai selain miokarditis bakterialis dan difterika. Salah satu
miokarditis yang penting adalah miokarditis karena kuman difteria, yang disebut
miokarditis difterika. Komplikasi jantung yang biasanya terjadi pada anak
dengan difteria.

Komplikasi penyakit yang sangat berat ialah terjadinya kolaps sirkulasi yang
terjadi pada minggu pertama. Sedangkan miokarditis umumnya timbul pada
minggu kedua dan ketiga. Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang
tepat dan sesegera mungkin karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan
dampak yang fatal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Miokarditis ?
2. Apa etiologi dari Miokarditis ?
3. Bagaimana patofisiologi dari Miokarditis?
4. Apa saja manifestasi klinis dari Miokarditis?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Miokarditis
2. Untuk mengetahui etiologi dari Miokarditis.
3. Untuk mengetahui patofisiologi Miokarditis.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Miokarditis.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Miokarditis


Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada
umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai
akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia
radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik.
Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan
basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis
akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis
hialin. (Elly Nurachmach, 2009).
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada
umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat
reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi.

2.2 Etilogi dari Miokarditis


Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun ada
beberapa penyebab miokarditis seperti:
 Bakteri : Beberapa bakteri yang bisa menyebabkan miokarditis adalah
staphylococcus, streptococcus, dan bakteri penyebab penyakit difteri
serta penyakit lyme.
 Jamur : Beberapa infeksi jamur kadang bisa menyebabkan miokarditis.
 Virus : Banyak virus yang bisa menyebabkan miokarditis, yang paling
umum adalah adenovirus dan Coxsackie B. Virus lain yang bisa
menyebabkan miokarditis adalah echoviruses, influenza, Epstein-Barr,
rubella, varicella, cacar, campak, dan lain-lain.
 Parasit : Toksoplasma yang umumnya terdapat pada hewan peliharaan
merupakan salah satu parasit penyebab miokarditis.
 Obat-obatan : Obat yang termasuk dalam kelompok antibiotik dan

2
obat-obatan terlarang bisa memicu reaksi alergi dan keracunan seperti
miokarditis.
 Bahan kimia atau radiasi : Paparan beberapa bahan kimia dan radiasi
kadang bisa menyebabkan munculnya miokarditis.
 Penyakit lainnya : Misalnya lupus, granulomatosis Wegener, arteritis
sel raksasa dan arteritis Takayasu

2.3 Patofisiologi Miokarditis


Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga
mekanisme dasar :
1. Invasi langsung ke miokard.
2. Proses immunologis terhadap miokard.
3. Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.

Proses miokarditis viral ada dua tahap, yaitu:

1. Fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di


mana terjadi invasi virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel.
Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan
atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan neutral killer
cell (sel NK).
2. Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem
imun akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibodi
terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan
oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa
bulan dan diikuti kerusakan miokardium dan yang minimal sampai
yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel
endotel dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme
mikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi
sangat mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel akibat infeksi
virus.

3
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan
proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya
matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan
rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa.
Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan
biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung (Elly Nurachmach, 2009).

2.4 Manifestasi Klinis Miokarditis


Manifestasi klinis miokarditis bervariasi, mulai dari asimtomatik sampai
terjadi syok kardiogenik. Tergantung pada tipe infeksi, derajat kerusakan
miokardium, kemampuan miokardium memulihkan diri. Gejala bisa ringan atau
tidak ada sama sekali. Gejala bisa ringan atau tidak sama sekali, biasanya :

1. Kelelahan dan dispneu


2. Demam
3. Nyeri dada
4. Palpitasi

Gejala klinis mungkin memperlihatkan :

Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG pada segmen ST dan gelombang T.

a. Takikardia, peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi


denyut nadi akan meningkat lebih tinggi
b. Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot jantung
Katub-katub mitral dan trikuspid tidak dapat ditutup dengan keras
c. Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan ventrikular.
d. Gagal jantung (Dekompensasi jantung) terutama mengenai jantung
sebelah kanan.

4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan Keperawatan Miokarditis


A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh
Keluhan utama, keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan
gangguan jantung miokarditis bervariasi, antara lain :
 Demam
 Nyeri dada mirip angina pectoris dan pericarditis
 Palpitasi
 Sesak napas

a. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing)  Sesak nafas.
2) B2 (Blood)  Demam, takikardia, nyeri dada
3) B3 (Brain)  Kesadaran compos mentis, pasien mengalami sakit
kepala, pusing karena suplai O2 dan darah ke otak menurun.
4) B4 (Bladder)  Penurunan jumlah/frekuensi urine. 
5) B5 (Bowel)  Mual muntah, anoreksia, tidak nafsu makan, dan
penurunan berat badan.
6) B6 (Bone)  Tidak ada kelainan tulang, kelamahan pada otot saat
aktivitas, tidak dapat tidur, kelamahan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
b. Tanda Penting
 Takikardi
 Kardomegali (cepat terjadi)
 Bunyi jantung melemah
 Irama gallopTanda-tanda gagal jantung, terutama gagal jantung
kanan.

5
c. Pengkajian Pola
Pengkajian pola pada pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges,
1999) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
 Gejala : kelelahan, kelemahan.
 Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan
aktivitas.
2. Pernapasan
 Gejala : napas pendek (napas pendek kronis memburuk pada
malam hari).
 Tanda : DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi
mengi ; takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.

3. Sirkulasi
 Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital,
bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
 Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal,
kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4),
edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway. 
    
4. Eliminasi
 Gejala : riwayat penyakit ginjal/ gagal ginjal ; penurunan
frekuensi/ jumlsh urine.
 Tanda :  urin pekat gelap.  
5. Nyeri
 Gejala : nyeri seperti tertimpa beban bert dan terasa terbakar         
 Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.   
        
6. Keamanan
 Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis; trauma
dada; penyakit keganasan/ iradiasi thorakal; dalam penanganan

6
gigi; pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/ GU), penurunan
sistem immune, SLE atau penyakit kolagen lainnya.
 Tanda : demam.          
 

d. Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaa EKG : Tidak khas
 ST-T changes inferior
 Gangguan konduksi jantung

2. Foto Toraks : Tidak khas


Pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura.

1) Ekokardiografi :
 Pembesaran jantung kiri
 Dapat di bedakan dengan kardiomiopati hipertrofi dan mitral
stenosis.
 

B. Diagnosa Keperawatan 
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang
nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis
(Doenges, 1999) adalah :

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik


dari infeksi, iskemia jaringan.
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penrunan
cardiac output.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-
sel otot miokard, penurunan curah jantung.

7
C. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri b.d inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan

Tujuan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
Tujuan : Nyeri hilang / Kolaborasi
terkontrol 1. Pemberian obat-obatan Dapat menghilangkan nyeri,
Kriteria Hasil : Nyeri sesuai indikasi (agen menurunkan respons
berkurang atau hilang dan nonsteroid : aspirin, inflamasi, menurunkan
klien tampak tenang. Indocin; antipiretik; steroid). demam; steroid diberikan
untuk gejala yang lebih
berat.

2. pemberian oksigen Memaksimalkan


suplemen sesuai indikasi. ketersediaan oksigen untuk
menurunkan beban kerja
jantung

3. Berikan lingkungan yang Tindakan ini dapat


tenang dan tindakan menurunkan
kenyamanan misalnya: ketidaknyamanan fisik dan
perubahan posisi, gosokkan emosional pasien.
punggung, penggunaan
kompres hangat/ dingin,
dukungan emosional.

4. Berikan teknik distraksi Mengarahkan kembali


yang tepat. perhatian, memberikan
distraksi dalam tingkat
aktivitas individu.

5. Menitoring keluhan nyeri Pada nyeri ini memburuk


dada dan faktor pemberat pada inspirasi dalam,
atau penurun. Perhatikan gerakkan atau berbaring dan

8
petunjuk nonverbal dari hilang dengan duduk tegak/
ketidaknyamanan, misalnya: membungkuk.
berbaring dengan diam/
gelisah, tegangan otot,
menangis.

b. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kardiak output


untuk pemberian terapi.

9
c. Intoleransi aktivitas b.d inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan
curah jantung
Tujuan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan : pasien memiliki 1. Bantu pasien dalam program Saat inflamasi/ kondisi
cukup energi untuk latihan progresif bertahap dasar teratasi, pasien
beraktivitas. sesegera mungkin untuk mungkin mampu melakukan
Kriteria hasil : Perilaku turun dari tempat tidur, aktivitas yang diinginkan,
menampakan kemampuan mencatat respons tanda vital kecuali kerusakan miokard
untuk memenuhi kebutuhan dan toleransi pasien pada permanen/ terjadi
diri, Pasien mengungkapkan peningkatan aktivitas. komplikasi.
mampu untuk melakukan
beberapa aktivitas tanpa 2. Mengkaji respons pasien Miokarditis menyebabkan
dibantu, Koordinasi otot, terhadap aktivitas. inflamasi dan kemungkinan
tulang dan anggota gerak kerusakan fungsi sel-sel
lainya baik.. miokardial.

3. Mempertahankan tirah Meningkatkan resolusi


baring selama periode inflamasi selama fase akut.
demam dan sesuai indikasi.

4. Kolaborasi pemberian Memaksimalkan


oksigen suplemen sesuai ketersediaan oksigen untuk
indikasi. menmgimbangi konsumsi
oksigen yang terjadi dengan
aktifitas

5. Memantau frekuensi/ irama Membantu menentukan


jantung, TD, dan frekuensi derajat dekompensasi
pernapasan sebelum dan jantung dan pulmonal.

10
setelah aktivitas dan selama Penurunan TD, takikardia,
diperlukan. disritmia, dan takipnea
adalah indikatif dari
kerusakan toleransi jantung
terhadap aktivitas.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada
umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai
akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia
radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik.
Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan
basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis
akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis
hialin.
Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun ada
beberapa enybab yaitu : Bakteri, Jamur, Virus, Parasit, Obat-obatan, Bahan
kimia, Penyakit lainnya.

11
4.2 Saran

DAFTAR RUJUKAN

Anonim. (2009). Askep Miokarditis. Diakses dari http://id.askep-


miokarditis.html pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 21.00 WIB.
.Doenges, E. Marilynn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Patriani. (2008). Askep Miokasrditis. Diakses dari : www.asuhan-keperawatan-
patriani.blogspot.com Pada : 21 Agustus 2017. Pukul 18.30 WIB.
Udjianti, Wajan Juni. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
Medika.

12

Anda mungkin juga menyukai