BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh
penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin
bahan-bahan kimia dan radiasi
Terdapat perubahan epidemiologi endokarditis infektif pada saat sekarang yang disebabkan tingkat
kesehatan umum yang baik, tingkat kesehatan gizi yang baik, pengobatan yang lebih dini dan
penggunaan antibiotic. Insidens endokarditis 10-60 kasus per 1.000.000 penduduk per tahun diseluruh
dunia dan cenderung meningkat pada usia lanjut.
Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera mungkin karena apabila tidak
disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
1.4.1 Mendapatkan pengetahuan tentang Miokarditis?
1.4.2 Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan Miokarditis?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan otot jantung oleh berbagai penyebab terutama
agen-agen infeksi. Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi
dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi.
Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik. Pada miokarditis, kerusakan
miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis
protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami
nekrosis hialin. Beberapa organisme dapat menyerang dinding arteri kecil, terutama arteri
koronaintramuskular yang akan memberikan reaksi radang perivaskular miokardium. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh pseudomonas dan beberapa jenis jamur seperti aspergilus dan kandida. Sebagian
kecil mikroorganisme menyerang langsung sel-sel miokardium ysng menyebaban reaksi radang. Hal
ini dapat terjadi pada Toksoplasmosis gondii. Pada trikinosis, sel-sel radang yang ditemukan terutama
eusinofil (Elly Nurachmach, 2009).
Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang sangat khusus
(Brooker, 2001). Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya
disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-
obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999). Myocarditis adalah peradangan
dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui
(idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999).
Dari pebgertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung
oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi.
2.3 Patofisiologi
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :
1. Invasi langsung ke miokard.
2. Proses immunologis terhadap miokard.
3. Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada dua tahap, fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus)
di mana terjadi invasi virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk
neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag
dan neutral killer cell (sel NK).
Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem imun akan diaktifkan antara
lain dengan terbentuknya antibodi terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan sel yang
terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti
kerusakan miokardium dan yang minimal sampai yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel endotel dan terbentuknya
antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme mikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan
mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel
akibat infeksi virus.
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses berulang antara obstruksi
dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal
menyebabkan rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya
proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah
jantung (Elly Nurachmach, 2009).
1. Letih
2. Napas pendek
4. Demam
Gejala-gejala lain karena gangguan yang mendasarinya (Griffith, 1994).
a) Menggigil
b) Demam
c) Anoreksia
d) Nyeri dada
e) Dispnea dan disritmia.
f) Tamponade
g) ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial)
2.5 Komplikasi
1. Kardiomiopati kongestif/dilated.
3. Efusi perikardial.
4. AV block total.
5. Trombi Kardiac
2. Elektrokardiografi.
3. Rontgen thorax.
4. Ekokardiografi.
5. Biopsi endomiokardial.
2.7 Penatalaksanaan
5. Antibiotik.
6. Obat kortikosteroid.
7. Jika berkembang menjadi gagal jantung kongestif : diuretik untuk mnegurangi retensi ciaran ;
digitalis untuk merangsang detak jantung ; obat antibeku untuk mencegah pembentukan
bekuan.
2.8 Prognosis
Sebagian cepat sembuh cepat, kadang jadi kronis.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
a. Keluhan utama
Demam
Palpitasi
Sesak napas
b. Tanda Penting
Takikardi
c.Ekokardiografi :
3.4 Intervensi
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
HASIL
1 NYERI AKUT NOC NIC
FAKTOR YG BERGUBUNGAN
- penurunan cardiac output
- kerusakan otot jantung
- kurang pengetahuan tentang faktor
pemberat(merokok,obesitas)
-hipertensi
-diabetes melitus
3.5 Evaluasi
Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan
keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan
ditetapkan.
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
3. Tidak ada infeksi sistemik
4. Perfusi jaringan perifer kembali normal
5. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Miokarditis jarang didapat pada saat puncak penyakit infeksinya karena akan tertutup oleh
manifestasi sistemis penyakit infeksi tersebut dan baru jelas pada fase pemulihan. Bentuk ini umumnya
sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian berlanjut menjadi bentuk kardiomiopati dan ada juga yang
menjadi penyebab aritmia, gangguan konduksi atau payah jantung yang secara struktural dianggap
normal.
Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa lemah, berdebar-debar, sesak napas,
dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada biasanya ada bila disertai perikarditis. Kadang-kadang
didapatkan rasa nyeri yang menyerupai angina pektoris. Gejala yang paling sering ditemukan adalah
takikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan suhu. Kadang-kadang didapatkan hipotensi dengan nadi
yang kecil atau dengan gangguan pulsasi.
4.2 Saran
Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit myocarditis karena akan
menjadi fatal jika terlambat menanganinya. Selain itu perawat juga memberi health education kepada
klien dan keluarga agar mereka paham dengan myocarditis dan bagaimana pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA