Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK
TENTANG KARDIOVASKULAR
(MIOKARDITIS PADA ANAK)

Dosen Pengampu :
Disusun Oleh Kelompok 6:
1. Diana L. Wambrisauw
2. Dorkas Kwano
3. Jhon Kristofel Deda
4. Vernando Israel Awandoi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


PRODI D III KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jayapura, februari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung ataumiokardium. pada umumnya disebabkan oleh
penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergiterhadap obat-obatan dan efek toxin
bahan-bahan kimia dan radiasi.

Miokarditis merupakan salah satu penyakit jantungdidapat non-reumatik yang sering dijumpai selain
miokarditisbakterialis dan difterika. Pada waktu infeksi terkena virus,infiltrasi sel-sel inflamatoris ke
jantung dapat terjadi.Inflamasi pada miokard didefinisikan oleh Badan KesehatanDunia,World Health
Organization (WHO),sebagai miokarditis.Sedangkan inflamasi miokard yang berkaitan dengandisfungsi
jantung didefinisikan sebagai kardiomiopatiinflamatoris.

Dari data terbaru (2011), terdapat perubahanepidemiologi miokarditis infektif pada saat sekarang
yangdisebabkan tingkat kesehatan umum yang baik, tingkatkesehatan gigi yang baik, pengobatan yang
lebih dini danpenggunaan antibiotic. Insidens miokarditis 10-60 kasus per1.000.000 penduduk per tahun
diseluruh dunia dancenderung meningkat pada usia lanjut.

Salah satu miokarditis yang penting adalah miokarditiskarena kuman difteria, yang disebut miokarditis
difterika.Komplikasi jantung yang biasanya terjadi pada anak dengandifteria terdapat sekitar 10-20
persen dan 50 persen darianak yang meninggal karena difteria disebabkan olehkomplikasi jantung.

Komplikasi penyakit yang sangat berat ialah terjadinyakolaps sirkulasi yang terjadi pada minggu
pertama. Sedangkan miokarditis umumnya timbul pada minggu keduadan ketiga.Penyakit ini perlu
penanganan dan pengobatan yangtepat dan sesegera mungkin karena apabila tidak disegerkanakan
mengakibatkan dampak yang fatal.

Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh
penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin
bahan-bahan kimia dan radiasi.Miokarditis merupakan salah satu penyakit jantung didapat non-
reumatik yang sering dijumpai selain miokarditis bakterialis dan difterika. Salah satu miokarditis yang
penting adalah miokarditis karena kuman difteria, yang disebut miokarditis difterika. Komplikasi jantung
yang biasanya terjadi pada anak dengan difteria. Komplikasi penyakit yang sangat berat ialah terjadinya
kolaps sirkulasi yang terjadi pada minggu pertama. Sedangkan miokarditis umumnya timbul pada
minggu kedua dan ketiga. Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera
mungkin karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Miokarditis
2. Untuk mengetahui etiologi dari Miokarditis.
3. Untuk mengetahui patofisiologi Miokarditis.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Miokarditis.
BAB II
KONSEP TEORITIS

Pengertian Miokarditis
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya miokarditis
disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan
efek toksik bahan-bahan kimia radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi
toksik. Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit.
Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan
infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis hialin. (Elly Nurachmach, 2009).

Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh
penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin
bahan-bahan kimia dan radiasi.

Etilogi dari Miokarditis


Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun ada beberapa penyebab miokarditis
seperti:

•Bakteri : Beberapa bakteri yang bisa menyebabkan miokarditis adalah staphylococcus, streptococcus,
dan bakteri penyebab penyakit difteri serta penyakit lyme.

•Jamur : Beberapa infeksi jamur kadang bisa menyebabkan miokarditis.

•Virus : Banyak virus yang bisa menyebabkan miokarditis, yang paling umum adalah adenovirus dan
Coxsackie B. Virus lain yang bisa menyebabkan miokarditis adalah echoviruses, influenza, Epstein-Barr,
rubella, varicella, cacar, campak, dan lain-lain.

•Parasit : Toksoplasma yang umumnya terdapat pada hewan peliharaan merupakan salah satu parasit
penyebab miokarditis.

•Obat-obatan : Obat yang termasuk dalam kelompok antibiotik dan obat-obatan terlarang bisa memicu
reaksi alergi dan keracunan seperti miokarditis.

•Bahan kimia atau radiasi : Paparan beberapa bahan kimia dan radiasi kadang bisa menyebabkan
munculnya miokarditis.

•Penyakit lainnya : Misalnya lupus, granulomatosis Wegener, arteritis sel raksasa dan arteritis Takayasu

Patofisiologi Miokarditis
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :

1.Invasi langsung ke miokard.

2.Proses immunologis terhadap miokard.

3.Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.


Proses miokarditis viral ada dua tahap, yaitu:

1.Fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di mana terjadi invasi virus ke
miokardium, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan
dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan neutral killer cell (sel NK).

2.Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem imun akan diaktifkan antara
lain dengan terbentuknya antibodi terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan sel yang
terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan
miokardium dan yang minimal sampai yang berat.

Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel endotel dan terbentuknya
antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme mikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan
mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel
akibat infeksi virus.

Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses berulang antara obstruksi
dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal
menyebabkan rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya
proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah
jantung (Elly Nurachmach, 2009).

Manifestasi Klinis Miokarditis


Manifestasi klinis miokarditis bervariasi, mulai dari asimtomatik sampai terjadi syok kardiogenik.
Tergantung pada tipe infeksi, derajat kerusakan miokardium, kemampuan miokardium memulihkan diri.
Gejala bisa ringan atau tidak ada sama sekali. Gejala bisa ringan atau tidak sama sekali, biasanya :

1.Kelelahan dan dispneu

2.Demam

3.Nyeri dada

4.Palpitasi

Gejala klinis mungkin memperlihatkan :

Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG pada segmen ST dan gelombang T.

a.Takikardia, peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih
tinggi

b.Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot jantung Katub-katub mitral dan
trikuspid tidak dapat ditutup dengan keras

c.Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan ventrikular.

d.Gagal jantung (Dekompensasi jantung) terutama mengenai jantung sebelah kanan.


Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis dini miokarditis penting untuk mencegah kerusakan jantung jangka panjang. Untuk
mendiagnosis miokarditis, dokter akan memeriksa dan mendengarkan jantung dengan
stetoskop.

Beberapa pemeriksaan penunjang dan tes lainnya juga biasanya dibutuhkan, meliputi:

 Tes Darah. Untuk memeriksa tanda-tanda serangan jantung, peradangan dan infeksi.
Tes darah antibodi dapat membantu menentukan apakah pengidapnya memiliki infeksi
yang terkait dengan miokarditis.
 Elektrokardiogram (EKG). Untuk menunjukkan bagaimana jantung berdetak.
 Rontgen Dada. Untuk menunjukkan ukuran dan bentuk jantung dan paru-paru. Tes ini
juga dapat mengetahui apakah ada cairan di dalam atau di sekitar jantung yang mungkin
berhubungan dengan gagal jantung.
 MRI Jantung. Tes ini menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk
membuat gambar jantung yang detail. Ini dapat menunjukkan tanda-tanda peradangan
otot jantung.
 Ekokardiogram. Untuk menunjukkan ukuran jantung dan seberapa baik darah mengalir
melalui jantung dan katup jantung. Tes ini juga dapat membantu menentukan apakah
ada cairan di sekitar jantung.
 Kateterisasi Jantung dan Biopsi Otot Jantung. Dokter memasang tabung tipis (kateter)
melalui pembuluh darah di lengan atau selangkangan ke arteri di jantung. Sampel kecil
jaringan otot jantung (biopsi) dapat diambil selama tes ini. Sampel dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa peradangan atau infeksi.

Pengobatan Miokarditis

Seringkali, miokarditis membaik dengan sendirinya atau dengan pengobatan. Pengobatan


miokarditis berfokus pada penyebab dan gejalanya, seperti gagal jantung.

Tidak ada pengobatan kuratif untuk miokarditis. Namun, dokter dapat melakukan pengobatan
dengan:

 Angiotensin-converting Enzyme (ACE) Inhibitor/Angiotensin Receptor Blocker


(ARBs): Untuk menurunkan tekanan darah dan membantu remodeling otot jantung
setelah miokarditis.
 Beta Blocker: Untuk memperbaiki aritmia dan membantu remodeling otot jantung.
 Diuretik: Untuk membantu mengurangi kemacetan cairan dalam tubuh, yang dapat
terjadi ketika otot jantung melemah.
 Kortikosteroid: Untuk mengurangi peradangan dalam tubuh.
Dalam kasus yang parah, di mana gangguan irama jantung terjadi, dokter mungkin
menanamkan alat pacu jantung atau defibrilator cardioverter implan (ICD). Jika fungsi jantung
tidak membaik dan terus menyebabkan gagal jantung parah, dokter biasanya akan
menyarankan transplantasi jantung.

Dokter mungkin juga merekomendasikan perubahan gaya hidup yang bisa diterapkan di rumah
selama masa pemulihan. Mencakup perubahan pola makan sehat dan rendah garam, serta
pembatasan cairan.
ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Miokarditis


A.Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh

Keluhan utama, keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan gangguan jantung miokarditis
bervariasi, antara lain :

• Demam

• Nyeri dada mirip angina pectoris dan pericarditis

• Palpitasi

• Sesak napas

a. Pemeriksaan Fisik

1) B1 (Breathing) : Sesak nafas.

2) B2 (Blood) : Demam, takikardia, nyeri dada

3) B3 (Brain) : Kesadaran compos mentis, pasien mengalami sakit kepala, pusing karena suplai O2
dan darah ke otak menurun.

4) B4 (Bladder) : Penurunan jumlah/frekuensi urine.

5) B5 (Bowel) ; Mual muntah, anoreksia, tidak nafsu makan, dan penurunan berat badan.

6) B6 (Bone) :Tidak ada kelainan tulang, kelamahan pada otot saat aktivitas, tidak dapat tidur,
kelamahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

b. Tanda Penting

• Takikardi

• Kardomegali (cepat terjadi)

• Bunyi jantung melemah

• Irama gallopTanda-tanda gagal jantung, terutama gagal jantung kanan.


c.Pengkajian Pola

Pengkajian pola pada pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi :

1.Aktivitas / istirahat

•Gejala : kelelahan, kelemahan.

•Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas.

2.Pernapasan

•Gejala : napas pendek (napas pendek kronis memburuk pada malam hari).

•Tanda : DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi mengi ; takipnea, krekels, dan ronkhi ;
pernapasan dangkal.

3.Sirkulasi

•Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.

•Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali, frivtion rub, murmur,
irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway.

4.Eliminasi

•Gejala : riwayat penyakit ginjal/ gagal ginjal ; penurunan frekuensi/ jumlsh urine.

•Tanda : urin pekat gelap.

5.Nyeri

•Gejala : nyeri seperti tertimpa beban bert dan terasa terbakar

•Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.

6.Keamanan

•Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis; trauma dada; penyakit keganasan/ iradiasi
thorakal; dalam penanganan gigi; pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/ GU), penurunan sistem
immune, SLE atau penyakit kolagen lainnya.

•Tanda : demam.

d.Pemeriksaan Khusus

1.Pemeriksaa EKG : Tidak khas

•ST-T changes inferior

•Gangguan konduksi jantung


2.Foto Toraks : Tidak khas

Pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura.

1)Ekokardiografi :

•Pembesaran jantung kiri

•Dapat di bedakan dengan kardiomiopati hipertrofi dan mitral stenosis.

B.DIAGNOSA

Manifestasi klinis miokarditis sangat variatif. Diagnosis banding sindrom koroner akut harus
selalu dipikirkan dan disingkirkan terlebih dulu karena prevalensinya yang sering dan
manifestasi yang sangat mirip dengan miokarditis.

Sindrom Koroner Akut

Pasien miokarditis dan sindrom koroner akut sama-sama dapat mengeluhkan nyeri dada. Kedua
penyakit ini sama-sama bisa menyebabkan elevasi segmen ST dan peningkatan biomarka
jantung. Kedua penyakit ini dapat dibedakan melalui angiografi jantung dan cardiac magnetic
resonance.
Dilated Cardiomyopathy

Dilated cardiomyopathy (DCM) dapat disebabkan oleh miokarditis, namun juga dapat
disebabkan oleh banyak penyebab yang lain seperti penyakit genetik, endokrin, dan nutrisi.

Kardiomiopatia Takotsubo

Kardiomiopati Takotsubo adalah kardiomiopati yang dapat menyerupai sindrom koroner akut,
biasanya disertai dengan stress psikologis atau fisik yang tinggi, dan perbaikan secara cepat 4-8
minggu setelah kejadian.
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A

Umur : 10 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : hindu

Status : Belum menikah

Suku bangsa : Indonesia/bali

Alamat : Jln perumahan pemda entrop

Pekerjaan: Pelajar

2. Penanggung jawab

Nama : Ny.N.S

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : hindu

Hubungan dengan klien: Anak

Pekerjaan : IRT (ibu rumah tangga)

RIWAYAT KESEHATAN

1. KELUHAN UTAMA

Pasien merasa Nyeri dan sesak

2. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Pasien mulai merasa sesak saat sedang bermain bola atau melakukan aktivitas yang berat dan juga
merasa sesak saat menghirup asap rokok namun pasien tidak terlalu memikirkan kondisi tersebut hingga
suatu saat pasien merasa sesak dan juga nyeri di dada saat berolahraga dan tak kunjung hilang sehingga
ibu pasien langsung membawa pasien untuk di periksa di Rs.
3. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

Pasien mengatakan bahwa dia memiliki RW Epilepsi

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Tidak ada

II.RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Kehidupan sosial pasien sangat baik,pasien lebih dekat dengan ibunya, hubungan pasien dengan orang
lain baik komunikasi klien juga jelas.

III.RIWAYAT SPIRITUAL
Pasien beragama hindu,pasien taat beribadah dan menjalankan kepercayaannya,keluarga juga slalu
support pasien dengan melaksakan ibadah.

IV.RIWAYAT SEKSUALITAS
Tidak ada

V.PEMERIKSAAN FISIK

A. KEADAAN UMUM KLIEN


Lemah
B. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
Suhu:38 C
Nadi:105x/menit
Respirasi: 23x/menit
Tekanan darah:115/80 mmhg
SPO2: 100%

C. SISTEM PERNAPASAN
 Hidung simetris
 Bentuk dada normal
 Suara napas ronchi
 Gerakan dada simetris

D. SISTEM CARDIO VASKULER


 Conjungtiva anemia
 Bibir pucat
 Rasa pusing
 Ukuran jantung normal
 Suara jantung gallop
VI.AKTIFITAS SEHARI HARI
A. NUTRISI
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Selera makan Baik Kurang baik
Menu makan Nasi,lauk,buah dan sayuran Bubur,sayur,buah,telur
Frekuensi makan 3x sehari 2x sehari
Makanan pantangan - -
Pembatasan pola makan - -
Cara makan Baik Baik
Ritual saat makan - -

B. CAIRAN
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Jenis minuman Air,jus,the,susu air
Frekuensi minum 6x sehari 3x sehari
Kebutuhan cairan 6 gelas/hari 3 gelas/perhari
Cara pemenuhan Gelas Gelas

C. ELIMINASI
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Tempat pembuangan wc wc
Frekuensi 3x sehari 2x sehari
Konsisten padat padat
Kesulitan - -
Obat pencahar - -

D. ISTIRAHAT TIDUR
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Jam tidur: siang 2 jam 1 jam
malam 8 jam 5 jam
Pola tidur Baik Kurang baik
Kebiasaan sebelum tidur - -
Kesulitan tidur - -

E. OLAHRAGA
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Program olahraga Bola kaki -
Jenis dan frekuensi - -
F. PERSONAL HYGIENE
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Mandi 3x sehari 2x sehari
Cuci rambut 1x seminggu -
Gunting kuku 1x seminggu -
Gosok gigi 2x sehari 1x sehari

G. AKTIFITAS
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Kegiatan sehari hari
Pengaturan jadwal harian
Penggunaan alat bantu
aktivitas
Kesulitan pergerakan tubuh

VII. DATA PENUNJANG LAB

1.Pemeriksaa EKG : Tidak khas

•ST-T changes inferior

•Gangguan konduksi jantung

2.Foto Toraks : Tidak khas

Pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura.

1)Ekokardiografi :

•Pembesaran jantung kiri

•Dapat di bedakan dengan kardiomiopati hipertrofi dan mitral stenosis.

VIII.KLASIFIKASI DATA

DS DO
Ibu pasien mengatakan pasien sering merasa Pasien terlihat lemas,pucat dan demam
sesak apa lagi saat melakukan aktivitas,pasien Ttv:
meringis karena nyeri di dada membuat pasien Sb:38 C
sulit beraktivitas N:105x/menit
RR:23x/menit
TD: 115/80 mmhg
SPO2:100%

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial
berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :

1.Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penrunan cardiac output.

2.Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.

3.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan
curah jantung.

Intervensi Keperawatan
Dx 1.Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kardiak output

Tujuan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
Tujuan : Gangguan perfusi 1. Beri oksigen sesuai Membantu meningkatkan
jaringan teratasi dalam waktu kebutuhan cardiac output
3x24 jam.
Kriteria Hasil : RR 30-60 2. Observasi frekuensi dan
Frekuensi dan bunyi
x/menit, Nadi 120-140 x/menit, bunyi jantung
jantung yang normal
Suhu 36,5-37oC, Sianosis (-),
mengindikasikan aliran
Ekstremitas hangat.
darah lancar yang berarti
perfusi jaringan kembali
normal.

3. Observasi adanya sianosis. Adanya sianosis atau


kebiruan menunjukkan
adanya gangguan perfusi
jaringan.

Memantau perkembangan
kondisi pasien
4. Observasi TTV.
Meningkatkan cardiac
output
5. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi.
Dx 2. Nyeri b.d inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan
Tujuan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan : Nyeri hilang / Kolaborasi
terkontrol 1. Pemberian obat-obatan Dapat menghilangkan nyeri,
Kriteria Hasil : Nyeri sesuai indikasi (agen menurunkan respons
berkurang atau hilang dan klien nonsteroid : aspirin, Indocin; inflamasi, menurunkan
tampak tenang. antipiretik; steroid). demam; steroid diberikan
untuk gejala yang lebih
berat.

2. pemberian oksigen suplemen Memaksimalkan


sesuai indikasi. ketersediaan oksigen untuk
menurunkan beban kerja
jantung

3. Berikan lingkungan yang Tindakan ini dapat


tenang dan tindakan menurunkan
kenyamanan misalnya: ketidaknyamanan fisik dan
perubahan posisi, gosokkan emosional pasien.
punggung, penggunaan
kompres hangat/ dingin,
dukungan emosional.

4. Berikan teknik distraksi Mengarahkan kembali


yang tepat. perhatian, memberikan
distraksi dalam tingkat
aktivitas individu.

5. Menitoring keluhan nyeri Pada nyeri ini memburuk


dada dan faktor pemberat pada inspirasi dalam,
atau penurun. Perhatikan gerakkan atau berbaring dan
petunjuk nonverbal dari hilang dengan duduk tegak/
ketidaknyamanan, misalnya: membungkuk.
berbaring dengan diam/
gelisah, tegangan otot,
menangis.
Dx 3. Intoleransi aktivitas b.d inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan
curah jantung
Tujuan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan : pasien memiliki 1. Bantu pasien dalam program Saat inflamasi/ kondisi dasar
cukup energi untuk latihan progresif bertahap teratasi, pasien mungkin
beraktivitas. sesegera mungkin untuk mampu melakukan aktivitas
Kriteria hasil : Perilaku turun dari tempat tidur, yang diinginkan, kecuali
menampakan kemampuan mencatat respons tanda vital kerusakan miokard
untuk memenuhi kebutuhan dan toleransi pasien pada permanen/ terjadi
diri, Pasien mengungkapkan peningkatan aktivitas. komplikasi.
mampu untuk melakukan
beberapa aktivitas tanpa 2. Mengkaji respons pasien Miokarditis menyebabkan
dibantu, Koordinasi otot, tulang terhadap aktivitas. inflamasi dan kemungkinan
dan anggota gerak lainya baik.. kerusakan fungsi sel-sel
miokardial.

3. Mempertahankan tirah Meningkatkan resolusi


baring selama periode inflamasi selama fase akut.
demam dan sesuai indikasi.

4. Kolaborasi pemberian Memaksimalkan


oksigen suplemen sesuai ketersediaan oksigen untuk
indikasi. menmgimbangi konsumsi
oksigen yang terjadi dengan
aktifitas

5. Memantau frekuensi/ irama Membantu menentukan


jantung, TD, dan frekuensi derajat dekompensasi
pernapasan sebelum dan jantung dan pulmonal.
Penurunan TD, takikardia,
setelah aktivitas dan selama disritmia, dan takipnea
diperlukan. adalah indikatif dari
kerusakan toleransi jantung
terhadap aktivitas.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya miokarditis
disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan
efek toksik bahan-bahan kimia radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi
toksik. Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit.
Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan
infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis hialin.

Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun ada beberapa enybab yaitu : Bakteri,
Jamur, Virus, Parasit, Obat-obatan, Bahan kimia, Penyakit lainnya.

Anda mungkin juga menyukai