Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK
TENTANG PERKEMIHAN
(URETRITIS PADA ANAK)

Dosen Pengampu :
Disusun Oleh Kelompok 6:
1. Diana L. Wambrisauw
2. Dorkas Kwano
3. Jhon Kristofel Deda
4. Vernando Israel Awandoi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


PRODI D III KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jayapura, februari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih(Agus Tessy, 2001). Infeksi Saluran Kemih (ISK)
adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih(Enggram, Barbara, 1998).
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik
pada anak-anak, remaja, dweasa maupun umur lanjut. Akan tetapi dari dua jenis kelamin
tersebut ternyata wanita lebih sering terkena dari pada pria dengan angka populasi umur kurang
lebih 5-15%. Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli : rtesiko dan beratnya meningkat dengan
kondiisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan,
pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998). Infeksi traktus
urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti
juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum
pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus
urinarius. Akibatnya UTI pada pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini
menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius. Infeksi Saluran
Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius.
Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen,
limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan hematogen. Secara asending yaitu:

1).Masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana pada
wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih
tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus
urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

2).Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal Secara hematogen yaitu: sering terjadi pada
pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara
hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga
mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang
mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-
lain.
BAB II
KONSEP TEORITIS

KONSEP DASAR MEDIK


1.1      DEFINISI
Uretritis adalah peradangan / inflamasi pada uretra atau suatu infeksi yang menyebar keatas /
asending.

1.2      ETIOLOGI
• Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe)
• Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik / Urea Plasma Urelytikum)
•  Tindakan invasif
•  Iritasi batu ginjal
•  Trihomonas vaginalis
•  Organisme gram negatif :
-     Escherichia coli
-     Entero bakteri
-     Pseudomonas
-     Klebsiella dan Proteus

1.3 KLASIFIKASI
1. Uretritis Akut
Biasanya terjadi karena asending infeksi, atau sebaliknya oleh karena prostat mengalami infeksi.
Keadaan ini sering diderita oleh kaum pria.

# Tanda dan gejala :


- Mukosa merah dan edema.
- Terdapat cairan eksudat yang purulent.
- Ada ulserasi pada uretra.
- Ada rasa gatal yang menggelitik
- Pada pria pembuluh darah kapiler melebar, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok nanah
- Pada wanita jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita
gonorhoe.

# Pemeriksaan Diagnostik :
Dilakukan pemeriksaan terhadap sekret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.

# Tindakan Pengobatan :
a. Pemberian antibiotika
b. Bila terjadi striktura, dilakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougie.

# Komplikasi :
1. Prostatitis
2. Peri uretral abses yang dapat sembuh, kemudian menimbulkan striktura atau
Fistul uretra.

2. Uretritis Kronis
# Penyebab :
- Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut.
- Prostatitis kronis.
- Striktura uretra.

# Tanda dan gejala :


- Mukosa terlihat granuler dan merah
- Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum miksi pertama.

# Prognosa :
Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung kemih, ureter & ginjal.
# Tindakan pengobatan :
- Pemberian antibiotik
- Banyak minum untuk melarutkan bakteri (+ 3000 cc/ hari).

# Komplikasi :
1.      Radang dapat menjalar ke prostate
2.      Prostatitis
Prostatitis bakterial akut terjadi dengan gejala-gejala infeksi saluran kemih bagian bawah,
nyeri di perineum atau obstruksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan prostat yang membengkak
dan lunak. Urinalisis biasanya menunjukkan piuria dan bakteriuria dengan hasil kultur
uropatogen yang khas.

1.4  MANIFESTASI KLINIK UMUM


1. Mukosa memerah dan edema
2. Terdapat cairan exudat yang purulent
3. Ada ulserasi pada uretra
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik
5. Adanya pus pada awal miksi
6. Nyeri pada saat miksi
7. Kesulitan untuk memulai miksi
8. Nyeri pada abdomen bagian bawah

1.5 PATOFISIOLOGI
- Invasi kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis
- Iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak dan
permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.
Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja / dapat merambat ke atas melalui
uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah / getah bening, tetapi
ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat
mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibakan penimbunan
cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat menyebabkan atrofi hebat pada
parenkim ginjal / hidronefrosis. Disamping itu obstruksi yan6g terjadi di bawah kandung kemih
sering disertai refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah
jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan
kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.

1.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


- Kultur urine : Mengidentifikasi organisme penyebab
- Urine analisis/urinalisa : Memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan endapan sel darah
merah dengan keterlibatan ginjal
- Darah lengkap
- Sinar-X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomali struktur nyata.
- Pielogram intravena (IVP) : Mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas struktur.
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
1.      Identitas
   Usia: Semua usia bisa terkena penyakit ini, biasanya lebih sering pada umur >45 thun.
  Jenis kelamin : Perempuan lebih rentan terkena uretritis dibanding laki-laki.
Alamat/tempat tinggal : Tempat/daerah yeng sering terjadi/sebagai faktor resiko peyebaran,
seperti daerah lokalisasi, daerah perairan, dsb.

2.      Riwayat Penyakit


Riwayat penyakit sekarang : Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dan panas pada daerah
kelamin terutama pada saat berkemih, kadang juga disertai darah dan nanah.
Riwayat penyakit dahulu : Penyebab penyakit biasanya akibat dari penyakit DM,
Riwayat penyakit sekarang : Penyakit keluarga biasanya seperti : DM,

3.      Observasi & Pemeriksaan Fisik


1.      Observasi Tanda-tanda Vital
-       S : Suhu meningkat (biasanya antara 37,5-38,5 C)
-       N : Nadi meningkat (biasanya >100 x/mnt)
-       RR : Pernafasan normal (18-20 x/mnt)
-       TD : Tekanan darah normal (110/70-130/90 mmHg)

2.      Pemeriksaan Fisik


a). Pemeriksaan S.Pernafasan
- Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis pubis)
b). Pemeriksaan S.Kardiovaskuler
- Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler
c). Pemeriksaan S.Persepsi-sensori
- Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori
d). Pemeriksaan S.Muskulus
- Tidak ada gangguan pada sisitem muskulus
e). Pemeriksaan S.Pencernaan
- Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis pubis/perut bagian bawah.
f). Pemeriksaan S.Perkemihan
- Nyeri dan panas saat berkemih
- Terjadi disuria, hematuria, & piuria
- Mukosa memerah dan edema
- Terdapat cairan eksudat yang purulent
- Ada ulserasi pada uretra
- Adanya rasa gatal yang menggelitik
- Adanya pus pada awal miksi
- Kesulitan untuk memulai miksi
- Nyeri pada abdomen bagian bawah
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. DATA SUBYEKTIF

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn.S

Umur : 13 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Status : Belum menikah

Suku bangsa : Indonesia/jawa

Alamat : Jln perumahan pemda entrop

Pekerjaan: Pelajar

2. Penanggung jawab

Nama : Ny.N

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Hubungan dengan klien: Anak

Pekerjaan : IRT (ibu rumah tangga)

RIWAYAT KESEHATAN

1. KELUHAN UTAMA

Pasien merasa nyeri dan panas saat berkemih dan juga berkemih di sertai darah dan nanah

2. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Pasien sering merasa nyeri dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih,
Pasien merasa tubuh terasa panas dan juga dia berkemih di sertai darah dan nanah sehingga
keluarga pasien membawa pasien ke Rs
3. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Tidak ada
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada

II.RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Kehidupan sosial pasien sangat baik,pasien lebih dekat dengan ibunya, hubungan pasien dengan orang
lain baik komunikasi klien juga jelas.

III.RIWAYAT SPIRITUAL

Pasien beragama islam,pasien taat beribadah dan menjalankan kepercayaannya,keluarga juga slalu
support pasien dengan melaksakan ibadah.

IV.RIWAYAT SEKSUALITAS

Tidak ada

V.PEMERIKSAAN FISIK

A. KEADAAN UMUM KLIEN


Lemah
B. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
Suhu:38,5 C
Nadi:110x/menit
Respirasi: 22x/menit
Tekanan darah:120/80 mmhg
SPO2: 100%

Pemeriksaan Fisik
a). Pemeriksaan S.Pernafasan
- Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis pubis)
b). Pemeriksaan S.Kardiovaskuler
- Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler
c). Pemeriksaan S.Persepsi-sensori
- Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori
d). Pemeriksaan S.Muskulus
- Tidak ada gangguan pada sisitem muskulus
e). Pemeriksaan S.Pencernaan
- Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis pubis/perut bagian bawah.
f). Pemeriksaan S.Perkemihan
- Nyeri dan panas saat berkemih
- Terjadi disuria, hematuria, & piuria
- Mukosa memerah dan edema
- Terdapat cairan eksudat yang purulent
- Ada ulserasi pada uretra
- Adanya rasa gatal yang menggelitik
- Adanya pus pada awal miksi
- Kesulitan untuk memulai miksi
- Nyeri pada abdomen bagian bawah

VI.AKTIFITAS SEHARI HARI

A. NUTRISI

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Selera makan Baik Kurang baik
Menu makan Nasi,lauk,buah dan sayuran Bubur,sayur,buah,telur
Frekuensi makan 3x sehari 2x sehari
Makanan pantangan - -
Pembatasan pola makan - -
Cara makan Baik Baik
Ritual saat makan - -

B. CAIRAN

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Jenis minuman Air,jus,the,susu air
Frekuensi minum 6x sehari 3x sehari
Kebutuhan cairan 6 gelas/hari 3 gelas/perhari
Cara pemenuhan Gelas Gelas

C. ELIMINASI

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Tempat pembuangan wc wc
Frekuensi 3x sehari 2x sehari
Konsisten padat padat
Kesulitan - -
Obat pencahar - -

D. ISTIRAHAT TIDUR

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Jam tidur: siang 2 jam 1 jam
malam 8 jam 5 jam
Pola tidur Baik Kurang baik
Kebiasaan sebelum tidur - -
Kesulitan tidur - -

E. OLAHRAGA

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Program olahraga - -
Jenis dan frekuensi - -

F. PERSONAL HYGIENE

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Mandi 3x sehari 2x sehari
Cuci rambut 1x seminggu -
Gunting kuku 1x seminggu -
Gosok gigi 2x sehari 1x sehari

G. AKTIFITAS

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Kegiatan sehari hari
Pengaturan jadwal harian
Penggunaan alat bantu
aktivitas
Kesulitan pergerakan tubuh

VIII.KLASIFIKASI DATA

DS DO
-Pasien mengatakan sering mengeluh nyeri dan -Ekspresi wajah meringis, menahan nyeri
-  Px sering memegang kelamin, sering
panas pada daerah kelamin terutama pada saat
memegang perut bagian bawah & sering
berkemih menggaruk-2 daerah kelamin
-adanya secret/lendir
- Pasien mengeluh tubuh terasa panas
-mukosa merah dan edema pada uretra/saluran
-Pasien mengatakan dia berkemih di sertai darah kemih.
-urine berwarna merah
dan nanah
Ttv:
SB:38,5 C
N:110x/menit
RR:22x/menit
TD:120/80 mmhg
SPO2:100%
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Nyeri b/d proses peradangan
2.      Hipertermi b/d proses peradangan
3.      Resiko infeksi b/d penyebaran patogen secara sistemik
4.      Gangguan eliminasi urine b/d obstruksi/edema/proses peradangan pada saluran kemih.

INTERVENSI
Dx 1. Nyeri b/d proses peradangan
Tujuan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil

Tujuan : Rasa nyeri bisa   a). Mandiri : -Untuk membantu


berkurang / hilang 1.      Kaji tingkat nyeri, lokasi & mengevaluasi tempat
Kriteria Hasil : intensitas obstruksi & penyebab nyeri
1.     -Klien mengungkapkan nyeri 2.      Berikan tindakan nyaman,
berkurang/hilang seperti pijatan.
2.     -Tidak ada nyeri abdomen -Meningkatkan relaksasi &
bawah / daerah simpisis pubis menurunkan tegangan otot
3.     - Mukosa uretra tidak 3.      Alihkan perhatian pada hal
memerah / edema yang menyenangkan
4.     - Tidak ada nyeri saat berkemih -Relaksasi, menghindari
5.     - Ekspresi wajah tenang terlalu merasakan nyeri
4.      Pantau pola berkemih
secara berkala
-mengidentifikasi indikasi
kemajuan / pengunduran
gejala / penyakit.
b). Kolaborasi :
1. Berikan analgetik -Analgetik memblok
sesuai kebutuhan & evaluasi lintasan nyeri, sehingga
keberhasilannya mengurangi nyeri

Dx2.      Hipertermi b/d proses peradangan


Tujuan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil

Tujuan : Suhu tubuh normal    -Kaji timbulnya demam -Untuk mengidentifikasi pola
(36,5-37,2 C) -Observasi tanda-tanda vital demam pasien
Kriteria Hasil : (suhu, nadi, tekanan darah, & -Tanda vital merupakan
1.     -Pasien bebas dari demam pernafasan) acuan untuk mengetahui
2.      Pasien mengatakan tubuh tidak - Anjurkan pasien untuk banyak kaeadaan umum pasien
terasa panas minum -Peningkatan suhu tubuh
3.      - Mukosa uretra tidak
4.    - Berikan kompres hangat mengakibatkan penguapan
memerah / edema R/ : tubuh meningkat sehingga
4.      -Suhu tubuh dan nadi normal perlu diimbangi dengan
5.      Ekspresi wajah tenang/tidak asupan cairan yang banyak
menyeringai -Dengan vasodilatasi dapat
meningkatkan penguapan
yang dapat mempercepat
penurunan suhu tubuh.

Dx3.Resiko infeksi b/d penyebaran patogen secara sistemik


Tujuan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil

Tujuan : Tidak ada tanda –    a). Mandiri : -Menurunkan resiko


tanda infeksi -Tingkatkan kebersihan yang kontaminasi silang
Kriteria Hasil : baik pada pasien, keluarga dan -Demam dengan peningkatan
1.      Urine
- berwarna orange tenaga kesehatan nadi dan pernafasan & tanda
jernih / normal -Awasi / pantau tanda-tanda vital merupakan acuan untuk
2.     -Urine tidak mengandung / vital mengetahui kaeadaan umum
bercampur darah dan nanah -Dorong peningkatan pasien
pemasukan cairan -Meningkatkan hidrasi untuk
-Berikan perawatan parineal membilas bakteri
-Dapat mencegah
kontaminasi uretra
b). Kolaborasi :
-Lakukan tindakan untuk -Asam urine menghalangi,
memelihara asam urine membunuh / mengurangi
(Tingkatkan masukan sari buah tumbuhnya kuman,
berri dan berikan obat-obat peningkatan masukan sari
untuk meningkatkan asam buah dapat berpegaruh dalam
urine) pengobatan infeksi.
-Berikan antibiotik sesuai
kebutuhan & evaluasi -Dapat
keberhasilannya mencegah/mengurangi
kolonisasi periuretra agar
tidak terjadi kekambuhan
infeksi.

Dx4.      Gangguan eliminasi urine b/d obstruksi/edema/proses peradangan pada saluran


kemih.
Tujuan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan : Px dapat    a). Mandiri : -Memberikan dan
mempertahankan pola -Awasi pemasukan dan mengetahui informasi
eliminasi urine / BAK secara pengeluaran karakteristik urine tentang fungsi ginjal dan
adekuat -Dorong peningkatan adanya komplikasi
Kriteria Hasil : pemasukan cairan -Meningkatkan hidrasi untuk
1.      Klien dapat berkemih / b). Kolaburasi : membilas bakteri
BAK secara lancar -Awasi pemeriksaan -Pengawasan terhadap
2.      Klien tidak kesulitan saat laboratorium (elektrolit, BUN, disfungsi ginjal
berkemih keratinin)
3.      Pola eliminasi membaik,
tidak terjadi tanda-tanda
gangguan berkemih (seperti :
disuria, piuria, & hematuria)

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada bab ini penulis dapat menyimpulkan antara lain: Pada pengkajian penulis menyimpulkan data
melalui kejadian kasus secara luas,wawancara, pemeriksaan fisik, riwayat atau adanya faktor-faktor
resiko, manifestasi klinik infeksi saluran kemih, psikologi pasien, tidak dilakukan karena penulis tidak
mengkaji langsung pada klien , melainkan penulis hanya mendapat data dari ilustrasi kasus yang di
dapat.Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran
kemih(Enggram, Barbara, 1998). Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun
perempuan dari semua umur baik pada anak-anak, remaja, dweasa maupun umur lanjut. Akan tetapi
dari dua jenis kelamin tersebut ternyata wanita lebih sering terkena dari pada pria dengan angka
populasi umur kurang lebih 5-15%. Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan
yang disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli : rtesiko dan beratnya meningkat dengan kondiisi
seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen
uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998). Infeksi traktus urinarius pada pria
merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita.

Anda mungkin juga menyukai