Disusun oleh:
1. Elsya.M.F.Waromi
2. Diana. L. Wambrisauw
3. Saul. D. Kosay
4. Demianus. Sita
5. Frits. Abidondifu
6. Fernando. Awandoi
7. Kina. Kuaisa
8. Nita. Wudjangge
9. Yemite.Gire
10. Samuel.E.M.Demetouw
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kanker laring adalah keganasan pada laring. Kanker laring banyak
dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang
laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok,
bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam
berat.Kanker laring dapat menyebabkan kematian. Kematian dapat
terjadi tergantung stadium dan lokasinya. Pengangkatan kanker
laring stadium IV membuat pasien bisa bertahan sampai 10 tahun,
tetapi kalau sudah menyebar ke organ tubuh lain bisa menyebabkan
kematian sebelum 10 tahun.
Menurut Meyer terdapat 12.000 kasus karsinoma laring setiap
tahun di Amerika dan lebih dari 50% berasal dari pita suara, tetapi
di Finlandia dan beberapa negara Eropa 2/3 bagian dari karsinoma
laring merupakan karsinoma supraglotis sedang 113 bagiannya dari
glotis. Bailey mendapatkan 75% dari karsinoma laring berasal dari
pita suara. Di Indonesia, tumor laring di pita suara mencapai satu
persen dari semua keganasan. Di SMF THT RSUD Dr. Suetomo
kami mendapatkan sebanyak 153 panderita (1991- 1995) dan 77
penderita (2000-2001). Sedangkan menurut laporan dari Bambang
dkk. di Semarang (1972-1976), Empu dkk. diBandung (1975-
1978), Sigit di Jakarta (1967-1979) dan Abdurrachman di Jakarta
(1980-1984) masing-masing mendapatkan kasus sebanyak
69,35,162 dan 118. (Robinson,2007). Kasus Ca Laring banyak
terdapat di Indonesia dan juga dapat menyebabkan kematian, hal
tersebutlah yang membuat penulis ingin mengangkat masalah
tentang Ca laring dalam makalah ini yang akan dibahas dalam Bab
– Bab berikut.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui proses asuhan
keperawatan pada karsinoma laring.
2. Tujuan khusus
- Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada Ca Laring.
- Mengetahui proses pengkajian pada asuhan keperawatan Ca
Laring.
- Mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul pada Ca Laring.
- Mengetahui intervensi yang akan dilakukan pada Ca Laring
- Mengetahui evaluasi dari Ca Laring
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Karsinoma laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara
(laring) atau daerah lain di tenggorokan.Karsinoma laring adalah
keganasan pada laring yang meliputi bagian supraglotik, glotis, dan
subglotis. Jadi dapat disimpulkan bahwa karsinoma laring adalah
suatu keganasan yang menyerang bagian leher tepatnya pada kotak
suara (laring).
B. Etiologi Ca Laring
Pada karsinoma laring etiologinya tidak diketahui, namun memiliki
beberapa faktor resiko diantaranya :
- Merokok
- Debu serbuk kayu
-. Kimia toksik
- Logam berat
- Alkohol
- Polusi industri
C. Manifestasi Klinis
- Suara serak
- Kesulitan menelan (disfagia) atau
- Kesulitan bernapas (dispanea), dan
- Napas bau.
D. Patofisiologi
Faktor predisposisi
(alkohol, rokok, radiasi)
↓
proliferasi sel laring
↓
Diferensiasi buruk sel laring
↓
Ca. Laring
E. Komplikasi
Berdasarkan pada data pengkajian. potensial komplikasi yang
mungkin terjadi termasuk:
1. Distres pernapasan (hipoksia, obstruksi jalan napas, edema trakea)
2. Hemoragi
3. Infeksi
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laringoskop
Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor.
2. Foto thoraks
Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik
dan metastasis di paru.
3. CT-Scan
Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang
rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar
getah bening leher.
4. Biopsi laring
Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi
anatomik yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa
G. Penatalaksanaan
Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan
radiasi dan pengangkatan laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih
berdasar stadiumnya.Radiasi diberikan pada stadium 1 dan
4.Alasannya mempunyai keuntungan dapat mempertahankan suara
yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang sudah
lanjut,lebih-lebih jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher. Oleh
karena itu radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita dengan
lesi yang kecil saja tanpa pembesaran kelenjar leher. Kasus yang ideal
adalah pada tumor yang terbatas pada satu pita suara, dan masih
mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan keadaan
yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat
dipertahankannya suara yang normal.Fiksasi pita suara menunjukkan
penyebaran sudah mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar
kedaerah supraglotik atau subglotik, lesi ini masih dapat diobati
dengan radioterapi, tetapi dengan prognosis yang lebih buruk.
Penderita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran
kelenjar limfe leher, pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan
diseksi radikal kelenjar leher.Dalam hal ini masuk stadium 2 dan 3.
Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan subglotik.Pada penderita ini
kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu diantara tiga
penderita akan sembuh sempurna.
Laringektomi diklasifikasikan kedalam :
1. Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan
hanya satu pita suara dan trakeotomi sementara yang di lakukan untuk
mempertahankan jalan napas. Setelah sembuh dari pembedahan suara
pasien akan parau.
2. Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker
termasuk pita suara satu benar dan satu salah.Bagian ini diangkat
sepanjang kartilago aritenoid dan setengah kartilago
tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan parau
setelah pembedahan.
3. Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada
epiglotis atau pita suara yang salah, dilakukan diseksi leher radikal
dan trakeotomi. Suara pasien masih utuh atau tetap normal.Karena
epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat makanan peroral
meningkat.
4. Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian
besar laring, memerlukan pengangkatan laring, tulang hihoid,
kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan otot penghubung ke
laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma )
trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi
makanan peroral, dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan
saluran udara – pencernaan.Suatu sayatan radikal telah dilakukan
dileher pada jenis laringektomi ini.Hal ini meliputi pengangkatan
pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot
sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius,
kelenjar salifa submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis
(Sawyer, 1990).Operasi ini akan membuat penderita tidak dapat
bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang dermikian dapat diatasi
dengan mengajarkan pada mereka berbicara menggunakan esofagus
(Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak sebaik bila penderita
berbicara dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan berbicara
dengan esofagus perlu bantuan seorang binawicara.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. 1 Pengkajian
Alasan masuk
Sesak tiga minggu sebelumnya didahului serak dua tahun yang lalu
dan semakin memberat.
Keluhan Utama
sesak,tenggorokan sakit dan tersedak waktu makan
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien sesak dan parau saat di rumah dan dibawa kedokter oleh
istrinya. Di curigai pasien astma dan dokter memberikan obat oral
astma, ternyata tidak ada perubahan dan bertambah sesak kemudian
pasien dibawah ke rumah sakit umum marthen indey dan kemudian di
rujuk ke RSUD DOK 2 JAYAPURA tanggal 24 maret 2002 jam
17.00.
Setelah di kaji pasien sesak,stridor positip,foto servikal : soft tissu
mass colli dengan penyempitan trakea. Foto thorax : bekas KP dan
Bronchitis.Diagnosa medik sementara diduga kanker laring. Klien
langsung dipersiapkan untuk tracheostomi untuk mengatasi sumbatan
jalan napas,
sekaligus dilakukan biopsi untuk pemeriksaan PA.Informed consend
ditanda tangani oleh istri Tn. Meseri.Tindakan dilakukan jam 18.00
dan selesai 18.15. Post trecheostomi pasien tidak sesak, batuk tidak
ada, terpasang kanule logam pada cincin trakea 3-4, sadar
baik,terpasang infus RL 1000 cc/24 jam dan D 5% 1500 cc/24
jam,terpasang O2 masker 6 liter..
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah menderita TBC paru lima tahun yang lalu. Dari hasil
foto thorax ( medik ) di identifikasi bekas KP non aktif
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kakek,nenek,saudara kandung ibu/bapak,saudara kandung pasien
tidak ada yang sakit. Demikian juga dengan penyakit keturunan.
Keluarga yang meninggal adalah kakek dan nenek karena usia tua.
1.2 Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Pasien kanker laring post trakeostomi dan biopsi tanggal 24 maret
2002 dan tanggal 1 april 2002 keadaan umum tidak sesak, tidak
nyeri,tidak batuk,suara hilang,berkomunikasi dengan bahasa
isyarat,terpasang kanule logam pada stoma yang dibuat pada trakea.
2. Tanda-tanda vital
Suhu 36 derajad / axilla,nadi 88X /menit teratur, tensi 130/70 mmHg
lengan kiri posisi berbaring,respirasi rate 20 X menit normal.
3. Body system
3.1 Pernapasan ( B 1 : Breathing )
Pernapasan melalui trakea yang dibuat lubang ( trakeostomi ). Bentuk
dada simetris,lendir ada dan dilakukan nebuliser dan suktion oleh
perawat ruangan.
3.2 Cardiovaskuler ( B2 : Bleeding )
Tidak ada nyeri dada, palpitasi tidak ada, tidak ada pusing,udema
tidak ada, dan tidak ada udema.
3.3 Persyarafan ( B3 : Brain )
Composmentis,GCS : 15, Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6. Kepala dan
wajah tidak ada cedera, Mata dan sklera normal,conjuntiva merah
muda,pupil isokor dan normal. Leher ada pembesaran kelenjar
limfe,ada stoma pada leher ( trakeostomi ) untuk mengatasi sumbatan
jalan napas atas.Reflek patela normal. Persepsi sensori pendengaran
kiri-kanan normal,penglihatan normal,perabaan normal.
3.4 Perkemihan-Eliminasi Uri ( B4 : Bladder )
Produksi urin kurang lebih 1500-1800 cc/24 jam.Kadang jika banyak
minum maka kencing banyak,warna kuning tua dan bau normal.
Tidak ada masalah dalam perkemihan.
3.5 Pencernaan-Eliminasi Alvi ( B5 : Bowel )
Oral higiene baik,mulut bersih,tidak ada ulkus atau tumor,tenggorok
normal,abdomen tidak ada pembesaran hepar dan limpa,bunyi perkusi
timpani atau normal,bunyi peristaltik normal,BAB 1-2X/hari
konsistensi padat-lunak. Tidak ada masalah dengan BAB. Tidak
menggunakan obat pencahar.
3.6 Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
Kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak ada parese,paralise dan
hemiparese. Extremitas atas dan bawah tidak ada kelainan. Tulang
belakang tidak ada ceera. Warna kulit sawo matang,akral
hangat.Tidak ada masalah pada warna kulit dan turgor baik.
3.7 Sistem Endokrin
Tidak mendapat atau menggunakan terapi hormon,goiter tidak
ada,tidak ada polidipsi,poliphagi dan poliuri. Tidak ada exopthalmus.
1.6 Therapy
Amox 3x500mg,asam mefenamad 3x500 mg,diit TKTP,nebuliser dan
suction.
1.3 Analisa Data
2.2 Intervensi
No DIAGNOSA INTERVENSI KRITERIA HASIL
1 Kerusakan komunikasi -Kaji apakah klien Mengidentifikasi dan
verbal berhubungan mempunyai gangguan merencanakan pilihan
dengan CA pada pita komunikasi lain. metode berbicara,
suara dan hambatan -Diskusikan dengan memperlihatkan
fisik ( selang pasien mengapa kemampuan untuk
trakeostomi ) terhadap kemampuan mengucapka mengekspresikan diri.
kemampuan kata-kata atau bicara
mengucapkan kata- hilang.
kata.
-Anjurkan metode
komunikasi alternatif.
-Yakinkan bahwa
kemampuan bicara akan
kembali.
-Jika tidak, jelaskan
alternatif metode
komunikasi yang
tersedia.
2 Gangguan citra diri - Ciptakan hubungan interaksi dengan orang
berhubungan dengan saling percaya perawat- lain lebih meningkat,
kehilangan klien. kontak mata dengan
kemampuan -Diskusikan arti ekspresi yang
mengucapkan kata-kata kehilangan fungsi bicara rileks,tidak
atau bicara dan identifikasi persepsi cemas,mengatakan
atau harapan yang akan melalui metode tulisan
datang. dan partisipasi aktif
-Catat reaksi emosi klien dalam perawatan diri.
dan tetap berinteraksi
dengan klien.
- Ajarkan klien dan ikut
sertakan keluarga dalam
perawatan kanule
trakeostomi,suction dan
nebulizer.
3 Kecemasan -Kaji faktor penyebab Melalui metode tulisan
berhubungan dengan kecemasan. klien mengungkapkan
takut akan kecacatan -Monitor tingkat pikiran dan
fungsi bicara. kecemasan klien dan perasaannya secara
tanda vital. terbuka,melaporkan
berkurangnya
- Jelaskan apa yang cemas,berkurangnya
terjadi selama periode pre takut,berkurang atau
dan paska operasi. tidak tegang,berdiskusi
-Yakinkan klien bahwa dan berinteraksi
kemampuan bicara akan dengan orang lain dan
kembali. mampu memecahkan
masalah.
2.3 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO HARI/TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
(WAKTU)
1 Rabu,2/4-2002 Kerusakan -Mengkaji apakah ada Jam 10.30
08.00 komunikasi gangguan penglihatan S : Keluaga dan
verbal dan pendengaran. klien (lewat
berhubungan Klien tidak anggukan )
dengan CA pada mengalami gangguan mengatakan
pita suara dan penglihatan dan dapat mengerti.
hambatan fisik mendengarkan dan O : Anggukan
(selang berespon sesuai kepala,klien
trakeostomi ) dengan apa yang menulis
terhadap ditanyakan perawat. pesan,kadang
kemampuan Tes pendengaran menggunakan
mengucapkan dengan alat belum bahasa isyarat
kata-kata dilakuakan. untuk
- Mendiskusikan menyampaikan
dengan pasien bahwa kebutuhannya.
08.30 bicara tidak bisa A : Klien dapat
karena pita suara tidak berkomunikasi
bisa menutup dan verbal lewat
terpasang selang tulisan untuk
trakeostomi dengan menyampaikan
menunjukkan gambar. kebutuhannya
dan mengerti
-Menjelaskan banyak apa yang
metode alternatif dikatakan
untuk bicara perawat.
mis.bahasa isyarat dan P : Intervensi
tulisan dengan dihentikan
menyiapkan kertas
dan pensil.
-Meyakinkan
kemampuan
mengucapkan kata-
kata akan kembali dan
jika tidak ada
alternatif pemecahan
2 Rabu,2/4-2002 Gangguan citra masalahnya dengan Jam : 11.00
09.00 diri terapi wicara S : Dengan
berhubungan dengan bicara metode tulisan
dengan esofageal atau klien
kehilangan isyarat. mengatakan
kemampuan Meningkatkan lebih suka
mengucapkan hubungan saling dinebulizer dan
kata-kata atau percaya.Mendiskus suction pada
bicara ihkan bahwa malam hari.
kehilangan bicara O : Ada kontak
bukan berarti klien mata,klien
dikucilkan dan tampak
dianggap tidak cemas,kuatir dan
berarti tetapi tetap tegang.
diperlakukan dan A : Masalah
dihargai sebagai belum teratasi.
individu yang utuh P : Intervensi
secara dipertahankan.
biopsikososio dan
spiritual. Klien
tampak saat
berinteraksi
cemas,kuatir dan
ekpresi wajah tidak
rileks.Tiap jam
06.00 pagi pasien
dinebuliser dan
disuction oleh
perawat jaga
malam.
BAB IV
PENUTUP
Pada bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil dari asuhan
keperawatan pada Tn.Meseri dengan Karsinoma laring (Ca laring)
yang dirawat di ruang rawat inap RSUD DOK 2 JAYAPURA mulai
dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan
yang dilaksanakan pada tanggal 23-24 april 2002.