Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SISTEM KARDIOVASKULER

ENDOKARDITIS
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Sistem Kardiovaskuler

Pembimbing: Ns. Ana Fitria Nusantara, S. Kep


Ns. Widdiya Adi S. Kep
Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Agus Anas Safa
2. Latifatul Choiriyah
3. Nining Husnawiyah
4. Nur Aini
5. Rahman Hakim al Habsi

Program Study S1-Keperawatan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2013

KATA PENGANTAR
Atas karunia Allah SWT akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang asuhan keperawatan dengan judul Endokarditis
yang disusun dalam rangka Mata Ajar Sistem Kardiovaskuler
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari keterbatasan kemampuan
baik dalam pengalaman maupun pengetahuan serta waktu yang tersedia sehingga
kami yakin dalam penyajian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun
demikian kami telah berusaha secara maksimal dengan memanfaatkan bantuan
dari berbagai pihak . Bantuan diperoleh dari semua staf dosen sampai tersusunnya
makalah ini. Untuk itu perkenankan pada kesempatan ini kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Ns. Ana Fitria Nusantara, S. Kep dan Ns.Widdiya
Adi, S.Kep, sebagai pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan selama penyusunan makalah ini.

Genggong, 23 November 2013


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...............................................................................
1.2. Rumusan masalah ..........................................................................
1.3. Tujuan umum..................................................................................
1.4. Tujuan khusus.................................................................................
1.5. Manfaat penulisan...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan fisiologi jantung..........................................................
2.2 Definisi Endokarditis .....................................................................
2.3 Etiologi Endokarditis.......................................................................
2.4 Patofisiologi Endokarditis ...............................................................
2.5 Tanda dan gejala Endokarditis ........................................................
2.6 Klasifikasi Endokarditis ..................................................................
2.7 Pemeriksaan laboratorium pada Endokarditis .................................
2.8 Komplikasi dari Endokarditis .........................................................
2.9 Penatalaksanaan dari Endokarditis...................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................
3.2 Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Endokarditis

merupakan

penyakit

yang

disebabkan

oleh

infeksi

mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditis


biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan. Penyakit ini
didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan,
maupun penyakit jantung yang didapat.
Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga
disebut endokariditis bakterial. Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh
bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur,
virus, dan lain-lain.
Etiologi Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans
yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum
ditemuklan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis infeksi disebabkan oleh
strptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans 50 %
penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber infeksi.
Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus
aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya
adalah streptokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob,
jamur, virus, ragi (Michael, 2011)
Faktor-faktor predisposisi dan faktor pencetus. Faktor predisposisi diawali
dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat berupa penyakit jantung
rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung
sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof
obstruksi.
Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain
pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik
ginekologik dan radang saluran pernapasan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1

Bagaimana anatomi dan fisiologi jantung ?

1.2.2

Apa definisi Endokarditis ?

1.2.3

Apa saja etiologi Endokarditis ?

1.2.4

Bagaimana patofisiologi Endokarditis ?

1.2.5

Sebutkan tanda dan gejala Endokarditis ?

1.2.6

Sebutkan klasifikasi Endokarditis ?

1.2.7

Sebutkan pemeriksaan laboratorium pada Endokarditis ?

1.2.8

Sebutkan komplikasi dari Endokarditis ?

1.2.9

Bagaimana penatalaksanaan dari Endokarditis ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan umum
Setelah makalah ini dibuat, diharapkan bagi penyusun dan
pembaca, dapat memahami tentang LP dan askep Endokarditis dari segi
definisi, etiologi, tanda dan gejala, Endokarditis penatalaksanaan,
patofisiologi, pengkajian, diagnose keperawatan, serta rencana intervensi.
1.3.2 Tujuan khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi jantung


Untuk mengetahui definisi Endokarditis
Untuk mengetahui etiologi Endokarditis
Untuk mengetahui patofisiologi Endokarditis
Untuk mengetahui tanda dan gejala Endokarditis
Untuk mengetahui klasifikasi Endokarditis
Untuk mengetahui pemeriksaan laboratorium pada Endokarditis

8. Untuk mengetahui komplikasi dari Endokarditis


9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Endokarditis

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa, baik penyusun maupun
pembaca adalah untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk
penyakit
1.4.2 Bagi institusi
Makalah ini bagi institusi pendidikan kesehatan adalah untuk
mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik
dalam menelaah suatu fenomena kesehatan yang spesifik
menyerang kardiovaskuler ini.
1.4.3 Bagi masyarakat
Makalah ini bagi masyarakat adalah sebagai penambah wawasan
terhadap fenomena kesehatan yang saat ini menjadi momok
tersendiri di kalangan dunia kesehatan, baik dalam maupun luar
negeri, sehingga mereka tahu bagaimana mereka menyikapinya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Jantung

Anatomi
Jantung terdiri dari 3 lapisan :
1. perikardium (lapisan luar)
2. miokardium (lapisan tengah)
3. endokardium (lapisan dalam)
Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotelial yang melapisi
pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung

Endokard

merupakan lapisan tipis yang meliputi seluruh permukaan dalam jantung.


Struktur dan ketebalan endokard bervariasi dari satu ruang ke ruang yang lain
dan dari regio ke regio yang lain dalam satu ruang. Endokard lebih tebal pada

atrium dibandingkan dengan ventrikel dan lebih tebal pada ruang sisi kiri
daripada sisi kanan. Endokard berkembang dengan baik pada alur keluar
ventrikel kiri, membentuk lima lapisan yang jelas 1). Lapisan endokard, 2)
jaringan ikat dalam, 3) jaringan elastik, 4) otot polos, 5) lapisan jaringan ikat
luar. Ketebalan total endokard pada saluran keluar ventrikel kiri adalah 200
namun juga ada yang setebal 50 m pada regio lain di daerah ini. Endokard
tertebal ditemukan pada atrium kiri dimana tebalnya mencapai 900 m. Dengan
peningkatan usia, ketebalan endokard meningkat dan menjadi lebih baik opak
karena proliferasi elastin dan kolagen.
Jaringan ikat endokard bersambungan dengan interstisium miokard dan
daun katup. Integritas endokard penting karena merupakan alat untuk
menurunkan deposisi platelet dan pembentukan trombus, selain menurunkan
kemungkinan deposit dan multiplikasi mikroorganisme yang menyebabkan
endokarditis infektif.
Penebalan endokard terlokalisasi dapat disebabkan oleh ketidakteraturan
hemodinamik katup jantung.
Fungsi endokardium
Endokardium melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katup
pada kedua sisinya. Terdiri dari selapis sel endotel, di bawahnya terdapat
lapisan jaringan ikat, licin dan mengkilat.
2.2 Definisi Endokarditis
Endokarditis merupakan infeksi katup dan permukaan endotel jantung
yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain dan
menyebabkan deformitas bilah katup (Muttaqin, 2009).
Endokarditis merupakan penyakit yang disebabkan infeksi mikroba pada
lapisan endotel jantung, ditandai oleh vegetasi yang biasanya terdapat pada
katup jantung, namun dapat terjadi pada endokardium di tempat lain
(Mansjoer, 2000).
Endokarditis adalah suatu infeksi yang melibatkan endokardium yang
utuh atau rusak atau katup jantung protesa (Edward K. Chung, 1995).

2.3 Etiologi Endokarditis


Endokarditis disebabkan oleh beberapa bakteri maupun mikroorganisme
yang merupakan agen infeksius yang menyerang lapisan jantung. Bakteri
yang menyebabkan endokarditis antara lain:
1. Streptococcus viridans yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran
napas bagian atas
2. Staphylococcus aureus
3. Streptococcus faecalis, sumber bakteri berasal dari aborsi dan kateterisasi
genitourinarius
Faktor Predisposisi :
1. Respon Imunologis terhadap infeksi
2. Peubahan metabolism akibat penuaan
3. Prosedur diagnostic infasif

2.4 Patofisiologi Endokarditis


Faktor Predisposisi :
Respon
Imunologis
terhadap infeksi
Peubahan metabolism
akibat penuaan
Prosedur
diagnostic
invasif

Mikroorganisme bakteri :
Streptococcus viridans
Staphylococcus aureus
Streptococcus faecalis

Invasi bakteri ke endotel jantung


Hipersensitivitas membran
Inflamasi
Peradangan pada endotel jantung
Endokarditis

Penimbunan
Leukosit
Pembentukan
modul dan
jaringan parut
Kerusakan bilah
jantung
Penutupan katup
tidak sempurna
Regurgitasi dan
stenosis katup
mitral

Aliran darah
Peningkatan
tekanan atrium
kiri
Peningkatan
tekanan pulmonal

Aliran darah
tidak adekuat
keotak
Suplai O2
Hipoksia
Pusing

Kongesti
Pulmonal
Gangguan
Pertukaran

Gangguan
Perfusi Jaringan
Anaerobik
metabolisme

Dipsnea
Penurunan Curah
Intoleransi
Aktivitas

Pola Nafas
Tidak Efektif

Kekurangan
ATP
Malaise

2.5 Tanda dan Gejala Endokarditis


1. Embolisasi pertumbuhan vegetatif jantung yang disebabkan oleh
toksisitas infeksi akibat bakteri maupun organisme yang menyerang
jantung
2. keluhan umum yang dirasakan adalah malaise, anoreksia, penurunan
berat badan, nyeri punggung dan persendian
3. demam intermiten
4. hemoragi splinter dibawah kuku jari dan jari kaki, peteki pada
konjungtiva dan membran mukus
5. munculnya bintik roth
6. manifestasi pada jantung yang dialami adalah kardiomegali, gagal
jantung kongestif, dan bising jantung yang menginikasikan kerusakan
pada katup
7. manifestasi pada sistem saraf yaitu, sakit kepala, iskemia serebal
transien, lesi neurologis fokal, dan stroke
8. emboli yang dapat menyebabkan pneumoni kambuhan, dan abses paru
yang selanjutnya mengakbatkan sesak napas, krekels, dan mengi.
sedangkan pada ginjal hematuria dan gagal ginjal.
2.6 Klasifikasi Endokarditis
Gejala klinis endokarditis, sangat bervariasai dari yang ringan hingga yang
terberat, yaitu Endokarditis Akut, dan Endokarditis Subakut,
1. Endokarditis Akut biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan demam tinggi
38,9-40,9 Celsius, denyut jantung yang cepat, kelelahan dan kerusakan
katup jantung yang cepat dan luas.

2. Endokarditis Sub Akut bisa menimbulkan gejala beberapa bulan sebelum


katup jantung rusak atau sebelum terbentuknya emboli. Gejalanya berupa
kelelahan, demam ringan 37,2-39,2 Celsius, penurunan berat badan,
berkeringat dan anemia.

2.7 Pemeriksaan Laboratorium pada Endokarditis


1. Laboratorium
a. Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED
meningkat, immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama
globulin positf, total hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam
serum menurun, kadar bilirubin sedikit meningkat.
b. Pemeriksaan umum urine ditemukan adanya proteinuria dan hematuria
secara mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro organisme dari
darah . Biakan harus diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut
dua / lima hari diambil sebanyak 10 ml dibiakkan dalam waktu agak
lama (1 - 3 minggu) untuk mencari mikroorganisme yang mungkin
berkembang agak lambat. biakkan bakteri harus dalam media yang
sesuai. darah diambil sebelum diberi antibiotik .Biakan yang positif uji
resistansi terhadap antibiotik.
2. Ekokardiograf
Diperlukan untuk:
a. Melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar ( > 5
mm)
b. Melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif
c. Mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolap
mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub mitral )
d. Penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya
destrruktif katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan
penggantian katub.
3. EKG
Pemeriksaan (EKG) menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok
konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi.

2.8 Komplikasi dari Endokarditis


1. Gagal jantung kongestif
2. Stenosis atau regurgitasi katup
3. Kerusakan jantung dan aneurisma
4. Emboli
5. Gejala-gejala neurologis (dapat berupa stroke, kejang-kejang)
2.9 Penatalaksanaan dari Endokarditis
A. Farmakologi
Pemberian antibiotik sesuai dengan bakteri yang menyerang pada
endokarditis (contoh : penisilin G pada streptococus)
Pemberian obat-obatan apabila terjadi gagal jantung seperti digitalis,
diuretic, dan vasodilator
B. Nonfarmakologi
Tindakan pembedahan dilakukan apabila:
a. Terjadi komplikasi gagal jantung kongestif
b.

Vegetasi yang besar

c. Emboli sistemik yang berulang


d. Abses pada katup atau endokard jantung.
C. Peran perawat
Sebagai seorang perawat kita harus memberikan edukasi tentang
endokarditis kepada pasien dan keluarga dengan tujuan agar pasien dan
keluarga dapat membantu dalam proses penyembuhan,

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengakjian
3.1.1

Anamnesa

1. Identitas Pasien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, no telepon, status
pernikahan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, No RM, Tgl
masuk, Tgl pengkajian, sumber informasi, nama klg dekat yg bisa
dihubungi, status, alamat, no telepon, pendidikan, pekerjaan.
2. Keluhan Utama
Pada fase awal keluhan utama biasanya terasa sesak nafas dan nyeri
tenggorokkan. Sesuai perkembangan penyakit endokarditis yang
mengganggu katup jantung, keluhan sesak nafas dan kelemahan
menjadi alsan klien untuk meminta pertolongan kesehatan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengkajian riwayat kesehatan sekarang, meliputi :
a. Apakah tedapat adanya penurunan respons imunologis terhadap
infeksi seperti pada klien HIV atau AIDS
b. Apakah klien mengalami perubahan metabolism akibat penuaan
c. Apakah klien pernah mendapat prosedur diagnostic invasive
secara intravena
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Mengkaji apakah klien sebelumnya pernah menderita infeksi
tenggorokkan, infeksi sinus akut, riwayat minum obat, dan adanya
efek samping yang terjadi dimasa lalu dan juga Riwayat penyakit
dahulu yang sering dialami pasien adalah mempunyai riwayat
penyakit demam rematik

5. Riwayat Keluarga
Keluarga mempunyai penyakit yang menurun atau menular.

3.1.2

Pemeriksaan fisik

1. B1 (brathing)
Sesak napas
Akibat pengeluaran tenaga yang berlebihan dan disebabkan oleh
kenaikan tekanan akhir diastolik dan ventrikel kiri yang
meningkatkan tekanan vena pulmonalis.
2. B2 (blood/kardiovaskuler)
a. Inspeksi : dilakukan terhadap adanya parut. Keluhan lokasi
nyeri biasanya berada di daerah substernal atau nyeri di atas
perikardium. Penyebab dapat meluas di dada dan klien sering
mengalami ketidakmampuan menggerakkan bahu dan tangan.
b. Palpasi : denyut nadi perifer melemah, panas tinggi (38,9-40C
atau 101-104F).
c. Perkusi : batas jantung terjadi pergseran untuk kasus lanjut
pembesaran jantung
d. Auskultasi : tekanan darah biasanya turun akibat penurunan
volume sekuncup.
3. B3 (brain/persyarafan)
Sakit tenggorokan
Nyeri sendi dan punggung
Sakit kepala
Iskemia cereblal sementara
Stoke
4. B4 (bladder/sistem perkemihan)
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan.
Perawat perlu memonitor adanya oliguria pada klien dengan infark

miokardium akut (IMA) karena merupakan tanda awal syok


kardiogenik.
5. B5 (bowel/sistem pencernaan)
Mual dan muntah
Tidak adanya nafsu makan
Berat badan turun
Pembesaran dan nyeri tekan kelenjar limfe dan nyeri abdomen
(lebih sering pada anak)
6.

B6 (bone/muskuluskeletal)
Gejala kelemahan
Kelelahan
Tidak dapat tidur
Pola hidup menetap
Jadwal olahraga tidak teratur

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut b.d merangsang mediator nyeri
2. Pola nafas tidak efektif b.d dipsnea
3. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal
4. Penurunan curah jantung b.d regurgitasi dan stenosis katup mitral
5. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d pusing
6. Kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d pengeluaran cairan berlebih
7. Intoleransi aktivitas b.d malaise
8. Malaise b.d kekurangan ATP\
3.3 Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut b.d merangsang mediator nyeri
Tujuan

:Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam


nyeri klien berkurang atau hilang.

Kriteria hasil :
-

Nyeri hilang

grimace (-)
klien tampak tenang

Intervensi dan Rasional :


No.
1.

Intevensi
Rasional
Catat karakteristik nyeri, lokasi, Variasi penampilan dan perilaku
intensitas, lama dan penyebarannya

2.

karena

nyeri

terjadi

sebagai temuan pengkajian


Kaji/ hubungan faktor fisik/ emosi Faktor
yang
berpengaruh
dari keadaan seseorang

3.

klien

Instruksikan

pasien

terhadap keberadaan/ persepsi


nyeri tersebut
untuk Pengenalan

segera

melaporkan nyeri dengan segera meningkatkan intervensi dini


jika nyeri itu muncul

dan dapat menurunkan beratnya


serangan

4.

Kolaborasi pemberian obat sesuai


dengan indikasi :
Zat

antiinflasmasi

nonsteroid, Digunakan

seperti morfin

antiinflamasi,

sebagai
analgesic,

dan

pengaruh antipiretik
2. Pola nafas tidak efektif b.d dipsnea

Tujuan

o Memperbaiki atau mempertahankan pola pernapasan normal


o Pasien mencapai fungsi paru-paru yang maksimal.

Kriteria hasil

o Pasien menunjukkan frekuensi pernapasan yang efektif.


o Pasien bebas dari dispnea, sianosis, atau tanda-tanda lain distress
pernapasan


No.
1

Intervensi dan Rasional :


Tindakan/ intervensi
Berikan posisi fowler atau semi

Rasional
Memaksimalkan ekspansi paru,

fowler

menurunkan kerja pernapasan, dan

Ajarkan teknik napas dalam

menurunkan resiko aspirasi


Membantu meningkatkan difusi

dan atau pernapasan bibir atau

gas dan ekspansi jalan napas kecil,

pernapasan diafragmatik abdo-

memberika

men bila diindikasikan

kontrol

Obserfasi

TTV

(RR

atau

frekuensi permenit)

pasien

terhadap

beberapa
pernapasan,

membantu menurunkan ansietas.


Mengetahui
keadekuatan
frekuensi

pernapasan

dan

keefektifan jalan napas


3. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal

Tujuan

: setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2x24 jam,

diharapkan tingkat oksigen yang adekuat untuk keperluan tubuh dapat


dipertahankan.

Kriteria hasil :
o Klien tidak mengalami sesak napas.
o Tanda-tanda vital dalam batas normal
o Tidak ada tanda-tanda sianosis.
o PaO2 dan PaCO2 dalam batas normal
o Saturasi O2 dalam rentang normal

Intervensi dan Rasional :

No.
1

Intervensi

Rasional

Mandiri
Pantau frekuensi, kedalaman
Berguna dalam evaluasi derajat
pernapasan.Catat
otot

aksesori,

penggunaan
nafas

bibir,

distress

pernapasan

dan/

atau

kronisnya proses penyakit.

tidakmampuan bicara/ berbin2

cang.
Tinggikan kepala tempat tidur,

Pengiriman

bantu pasien untuk memilih

diperbaiki dengan posisi duduk

oksigen

dapat

posisi

yang

bernapas.

mudah

untuk

tinggi dan latihan nafas untuk

nafas

menurunkan kolaps jalan nafas,

Dorong

perlahan atau nafas bibir sesuai


kebutuhan
3

atau

dispnea dan kerja nafas.

toleransi

individu.
Awasi secara rutin kulit dan

Sianosis mungkin perifer (terlihat

warna membrane mukosa.

pada kuku) atau sentral (terlihat


sekitar bibir/ atau daun telinga).
Keabu-abuan dan diagnosis sentral
mengindi-kasikan

Dorong mengeluarkan sputum;

hipoksemia.
Kental, tebal,

penghisapan bila diindikasikan.

sekresi

beratnya
dan

adalah

banyaknya

sumber

utama

gangguan pertukaran gas pada


jalan nafas kecil. Penghisapan
dibutuhkan
5

bila

batuk

tidak

Auskultasi bunyi nafas, catat

efektif.
Bunyi nafas mugkin redup karena

area penurunan aliran udara

aliran udara atau area konsolidasi.

dan/ atau bunyi tambahan.

Adanya mengi mengindikasikan


secret. Krekel basah menyebar
menunjukkan

Awasi

tingkat

pada

intertisial/ dekompensasi jantung.


Penurunan getaran fibrasi diduga

Palpasi fremitus.

ada
7

cairan

kesadaran/

pengumpulan

udara terjebak.
Gelisah dan

cairan

ansietas

atau
adalah

status mental. Selidiki adanya

manifestasi umum pada hypoxia,

perubahan.

GDA memburuk disertai bingung/


somnolen menunjukkan disfungsi
sersbral yang berhubungan dengan

toleransi

hipoksemia.
Selama distress pernapasan berat/

aktifitas. Berikan lingkungan

akut/ refraktori pasien secara total

Evaluasi

tingkat

yang tenang dan kalem. Batasi

tak mampu melakukan aktifitas

aktifitas pasien atau dorong

sehari-hari karena hipoksemia dan

untuk tidur/

dispnea.

istirahat dikursi

Istirahat

selama fase akut. Mungkinkan

aktifitas perawatan masih penting

pasien

aktifitas

dari program pengobatan. Namun,

secara bertahap dan tingkatkan

program latihan ditujukan untuk

sesuai toleransi individu.

meningkatkan

melakukan

ketahanan

kekuatan

tanpa

dispnea

berat,

dan

menye-babkan
dan

dapat

Awasi tanda vital dan irama

meningkatkan rasa sehat.


Tachycardia,
disritmia,

jantung

perubahan tekanan darah dapat


menunjukkan

diselingi

efek

dan

hipoksemia

sistemik pada fungsi jantung.


Kolaborasi
Awasi/ gambarkan seri GDA
PaCO2
biasanya
meningkat
dan nadi oksimetri.

(bronchitis, enfisema) dan pao2


secara umum menurun, sehingga
hipoksia terjadi dengan derajat
lebih

kecil

atau

lebih

besar.

Catatan: PaCO2 normal atau


meningkat menandakan kegagalan
perna-pasan yang akan datang
2

tambahan

selama asmatik.
Dapat memperbaiki/ mencegah

yang sesuai dengan indikasi

memburuknya hypoxia. Catatan:

hasil GDA dan toleransi pasien.

emfisema

Berikan

oksigen

kronis,

mengatur

pernapasan pasien ditentukan oleh


kadar

CO2

dan

mungkin

dieluarkan dengan peningkatan


PaO2 berlebihan.
3

Berikan penekanan SSP (misal:

Digunakan

ansietas,

ansietas/

sedative,

atau

untuk

mengontrol

gelisah yang mening-

narkotik) dengan hati-hati.

katkan

konsumsi

oksigen/

kebutuhan, eksaserbasi dispnea.


Dipantau
4

Bantu

instubasi,

pertahankan

ketat

karena

dapat

berikan/

terjadi gagal nafas.


Terjadinya/ kegagalan nafas yang

ventilasi

akan datang memerlukan penye-

mekanik,dan pindahkan UPI


sesuai instruksi pasien.

BAB IV

lamatan hidup.

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung( lapisan
yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme
yang masuk.
Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak
adalah streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan staphylococcus
aureus untuk endokarditis infektif akut.
4.2 Saran
Endocarditis merupakan infeksi dari mikroorganisme. kapan terjangkit
miokarditis itu tidak bisa ditebak. tapi yang pasti ada baiknya kalau kita selalu
memeriksakan kesehatan jantung kita secara berkalah agar kita bisa
mengetahui jika ada gangguan pada jantung.

DAFTAR PUSTAKA

Baradero,Mary et all.2008.Klien dengan Gangguan Kardiovaskular.Jakarta:EGC


Doenges Mariyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasikan perawatan Pasien. Jakarta :
EGC
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovasculer. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer C suzanne, Bare Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah..
Jakarta : EGC
Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai