Anda di halaman 1dari 9

Veronica Debora, Reni Zuraida, Diana Mayasari | Penatalaksanaan Holistik Pada Remaja Laki-Laki Usia 15 Tahun dengan Urtikaria

Kronis
Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik

Penatalaksanaan Holistik pada Remaja Laki-Laki dengan Urtikaria Kronik


Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik
Veronica Debora1, Reni Zuraida2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Urtikaria adalah kelainan kulit yang ditandai oleh peninggian kulit mendadak dan/atau disertai angioedema. Urtikaria kronik
ditandai dengan berulangnya gatal-gatal/angioedema lebih dari enam minggu. Penyakit tersebut merupakan masalah klinis
yang umum dan penting dalam perawatan dan pengobatan sehingga menjadi tantangan diagnostik dan terapeutik. Studi ini
merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah. Data
sekunder didapat dari rekam medis pasien. Pada kunjungan pertama didapatkan keluhan pasien yaitu muncul bentol-bentol
kemerahan terasa gatal di bagian leher, dada, punggung, kedua lengan dan kedua paha. Faktor risiko internal pada pasien
yaitu kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit yang dialami, serta faktor penyebab/faktor yang memengaruhinya
dan cara pencegahan penyakit yang dialami, pola berobat kuratif, lifestyle: sering berenang di sungai pada siang hari,
kebiasaan mandi yang kurang bersih dan tidak teratur. Faktor risiko eksternal pada pasien yaitu keluarga berobat ke
layanan kesehatan jika keluhan sudah mengganggu (kebersihan di sekitar luar rumah kurang), lingkungan tempat tinggal
dan tempat bermain pada daerah pemukiman yang padat dan dikelilingi persawahan. Kunjungan kedua dilakukan intervensi
dengan metode family conference menggunakan media leaflet bergambar. Kunjungan ketiga didapatkan keluhan bentol-
bentol kemerahan dan rasa gatal berkurang karena pasien diberi terapi farmakologis berupa loratadine 10 mg dan
dexamethasone 0,5 mg. Pasien sudah memiliki pola gaya hidup yang lebih baik seperti menjaga kebersihan diri sendiri dan
lingkungan. Terdapat peningkatan pengetahuan pasien tentang penyakit yang dialami, serta faktor penyebab/faktor yang
memengaruhinya dan cara pencegahan penyakit yang dialami, ditandai dengan meningkatnya skor post test sebesar 6
poin.

Kata Kunci: Angioedema, penatalaksanaan holistik, rangsangan fisik, remaja, urtikaria kronis

Holistic Management Of Adolescent Boys with Chronic Urticaria Without


Angioedema et causa Physical Stimulation
Abstract
Urticaria is skin disease characterized by the sudden appearance of wheals and/or angioedema. Chronic urticarial is
characterised by the recurrence of hives/angioedema for >6 weeks. The disease is a common and important clinical
problem in care and treatment so that it becomes a diagnostic and therapeutic challenge. This study is a case report.
Primary data obtained through history taking, physical examination, and home visits. Secondary data were obtained from
the patient's medical record. At the first visit, the patient’s complaints were obtained which appeared reddish bumps on
the neck, chest, back, both arms and thighs. Internal risk factors in patients are the lack of patient knowledge about the
disease they are experiencing, as well as the causes/factors that influence it and how to prevent the disease, curative
treatment patterns, lifestyle: frequent swimming in the river during the day, bathing habits that are less clean and irregular .
External risk factors for patients are families seeking medical treatment if complaints are already disturbing (hygiene
around the outside of the house is lacking), neighborhoods and playgrounds in dense residential areas surrounded by rice
fields. The second visit was an intervention with a family conference method using pictorial leaflet media. The third visit
showed complaints of redness and red itching due to the patient taking loratadine 10 mg and dexamethasone 0.5 mg.
Patients already have better lifestyle patterns such as maintaining personal hygiene and the environment. There is an
increase in patient knowledge about the disease experienced, as well as the causes / factors that influence it and how to
prevent the disease experienced, characterized by an increase in post-test scores by 6 points.

Keywords: , Adolescent, angioedema, chronic urticaria, holistic managementphysical stimulation

Korespondensi: Veronica Debora, alamat Perumahan Grand Galaxy City Cluster Victoria Garden 2 No 7, Bekasi Selatan,
Jawa Barat, HP 08176839789, e-mail veiveidebora@gmail.com

Pendahuluan urtikaria merupakan keluhan dermatologis


Urtikaria merupakan salah satu umum, 15-25% populasi penduduk dalam
manifestasi keluhan alergi pada kulit yang waktu tertentu dalam hidupnya pernah
paling sering dikeluhkan oleh pasien.1 Keluhan mengalaminya.2 Kelainan kulit ini ditandai

Medula | Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020 | 727


Veronica Debora, Reni Zuraida, Diana Mayasari | Penatalaksanaan Holistik Pada Remaja Laki-Laki Usia 15 Tahun dengan Urtikaria Kronis
Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik

dengan edema kulit superfisial setempat trauma, suhu, sinar atau getaran.13
dengan ukuran bervariasi dan sering dikelilingi Berdasarkan faktor pencetusnya urtikaria fisik
oleh halo eritem yang disertai rasa gatal atau dibagi menjadi urtikaria dermografika, delayed-
panas, akibat keluarnya plasma dari pembuluh pressure urticaria, urtikaria dingin, urtikaria
darah.3 panas, urtikaria solaris, dan urtikaria getaran.13
Prevalensi urtikaria di dunia berkisar Penatalaksanaan utama pada semua
antara 0,3-11,3% tergantung populasi yang bentuk urtikaria adalah pemberian
diteliti.4 Prevalensi hospitalisasi akibat urtikaria antihistamin dengan pilihan utama
dan angioedema makin meningkat di Australia. antihistamin H1. Di samping itu, sedapat
Hospitalisasi akibat urtikaria 3 kali lebih tinggi mungkin dapat ditemukan faktor penyebab
pada anak usia 0-4 tahun. Peningkatan atau pencetus, sehingga dapat dihindari atau
hospitalisasi akibat urtikaria paling sering pun dihilangkan.14,15
dijumpai pada usia 5-34 tahun, sedangkan Oleh karena itu perlu adanya dukungan
hospitalisasi akibat angioedema tinggi pada tenaga kesehatan berupa perorangan ataupun
usia >65 tahun. Urtikaria lebih sering instansi yang membantu dalam rangka tidak
ditemukan pada wanita usia 35-60 tahun (usia hanya tindakan kuratif, tetapi juga promotif
rata-rata 40 tahun).5 Di Indonesia, prevalensi dan preventif. Pelayanan kesehatan primer
urtikaria belum diketahui pasti. Penelitian di memegang peranan penting pada penyakit
Palembang tahun 2007 pada 3000 remaja usia urtikaria dalam hal penegakan diagnosis
14-19 tahun, mendapatkan prevalensi urtikaria pertama kali, terapi yang tepat, dan edukasi
sebesar 42,78%.6 Sebanyak 8-20% populasi komunitas dalam pencegahan penyakit dan
diperkirakan pernah atau akan menderita menularnya penyakit ke komunitas, karena
urtikaria dalam perjalanan hidupnya dan penyakit ini mudah sekali relaps.3
sebanyak 0,1% akan berkembang menjadi Masalah kesehatan mengenai penyakit
urtikaria kronis spontan.7,8 Prevalensi urtikaria urtikaria dapat dilakukan berdasarkan lima
kronis lebih kecil dibandingkan urtikaria akut, tingkat pencegahan (five levels of prevention)
yaitu 1,8% pada dewasa dan berkisar antara yaitu: Promosi kesehatan (Health promotion),
0,1-0,3% pada anak.9 Prevalensi urtikaria kronis Perlindungan khusus (Specific protection),
pada dewasa berdasarkan durasinya adalah: 6- Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early
12 minggu (52,8%), 3-6 bulan (18,5%), 7-12 diagnosis and prompt treatment), Pembatasan
bulan (9,4%), 1-5 tahun (8,7%), >5 tahun cacat (Disability limitation) dan Rehabilitasi
(11,3%).5 (Rehabilitation) yang diselesaikan dengan
Berdasarkan waktu, urtikaria mempunyai pendekatan individual, penatalaksanaan klinis
dua bentuk yaitu urtikaria akut (UA) yang dan pendekatan keluarga serta komunitas
berlangsung kurang dari enam minggu dan untuk menurunkan faktor resiko.3
urtikaria kronik (UK) yang berlangsung lebih Untuk mencapai derajat kesehatan
dari enam minggu. Urtikaria akut sering terjadi masyarakat yang baik haruslah dimulai dari
pada anak-anak..10,11 Penyebab paling umum keluarga. Keluarga bisa menjadi pelaku rawat
untuk urtikaria akut adalah obat-obatan, yang baik bagi masing-masing anggota
vitamin, suplemen, makanan, food additive, keluarganya. Oleh karena itu, diperlukan
minuman, infeksi, kontak alergi, bahan inhalasi, pendekatan kedokteran keluarga secara
transfusi darah, vaksinasi.12 Urtikaria kronik holistik, komprehensif dan kontinu untuk
biasanya penyebabnya bukan lagi karena alergi mengidentifkasi faktor resiko dan melakukan
makanan. Ada beberapa sumber yang bisa penatalaksanaan yang tepat bagi pasien dan
menimbulkan urtikaria kronik, yaitu faktor keluarga.
nonimunologik (bahan kimia, paparan fisik, zat
kolinergik, infeksi dan penyakit infeksi) dan Kasus
faktor imunologik.13,10 Sebesar 50% urtikaria Seorang laki-laki usia 15 tahun datang
kronik adalah urtikaria fisik yang terjadi karena berobat diantar oleh ibunya ke puskesmas
adanya 1 atau lebih rangsangan fisik berupa dengan keluhan muncul bentol-bentol

Medula | Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020 | 728


Veronica Debora, Reni Zuraida, Diana Mayasari | Penatalaksanaan Holistik Pada Remaja Laki-Laki Usia 15 Tahun dengan Urtikaria Kronis
Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik

kemerahan terasa gatal di bagian leher, dada, kali sehari dan menggunakan sabun. Pasien
punggung, kedua lengan dan kedua paha sejak menggunakan handuk sendiri setiap mandi.
± 2 bulan yang lalu. Rasa gatal muncul hilang Pasien adalah seorang pelajar SMA yang
timbul tidak ada waktu tertentu dan menurut aktif mengikuti kegiatan sekolah. Pasien juga
pasien memberat jika cuaca terlalu panas atau termasuk dalam siswa yang berprestasi di
cuaca terlalu dingin. sekolahnya. Pasien memiliki pola makan sehari
Awalnya muncul bentol kemerahan yang berjumlah 3 kali, dan dalam porsi yang cukup.
terasa gatal sudah dirasakan sejak ± 1 tahun 9 Makanan yang dikonsumsi bervariasi. Pasien
bulan yang lalu setelah terkena cuaca yang lebih sering memakan masakan rumah.
panas ataupun yang dingin. Kemudian pasien Sumber karbohidrat berasal dari nasi dan
membeli bedak cair yang dibeli di apotek dan protein berasal dari protein hewani dan nabati
mengoleskannya setiap 3 kali sehari sehabis yaitu telur, ayam, ikan, tahu, dan tempe.
mandi. Lalu bentol-bentol serta gatalnya hilang. Pasien juga mengonsumi sayur baik tumis
Bentol-bentol merah disertai gatal kemudian maupun sebagai lalapan. Pasien juga
muncul lagi pada ± 1 tahun 7 bulan yang lalu, mengonsumsi buah-buahan terutama buah
awalnya muncul di leher, kemudian menyebar mangga dan pisang sebagai buah kesukaan
ke dada, punggung belakang, kedua tangan, pasien. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol
dan kedua paha. Gatal timbul jika udara terlalu ataupun rokok.
panas dan dingin. Pasien adalah anak pertama dari dua
Pasien tidak memiliki riwayat demam, bersaudara, bentuk keluarga pasien adalah
lemas dan lesu sebelum timbulnya keluhan. keluarga inti (nuclear family) yaitu terdiri dari
Pasien mengatakan kalau ± 2 bulan yang lalu suami, istri, dan anak kandung.
sebelumnya pasien suka berenang di tempat
pemandian dekat sekolahnnya. Pada saat
pasien setelah berenang sering kali pasien tidak
membersihkan diri dengan baik sehingga
badan pasien menjadi gatal-gatal. Setelah itu,
ibu pasien memberikan obat bedak cair yang
dibelinya sendiri, lalu gatal-gatalnya
menghilang.
Pasien mengatakan ini merupakan
keluhan yang ketiga kali pasien rasakan. Pada
saat ± 4 bulan yang lalu saat turun hujan pasien
bermain ke sungai bersama teman-temannya. Genogram An. DD
Keesokan harinya pasien mengeluhkan timbul Tanggal Pembuatan : 17 Januari 2019
bentol-bentol kemerahan disertai rasa nyeri Nama Pembuat : Veronica Debora
dan gatal di betis kanan dan kiri bagian dalam. Gambar 1 Genogram Keluarga An.DD
Kemudian pasien berobat ke puskemas dan
diberikan obat tablet yang dimakan 1 kali Hubungan pasien dengan ibu, ayah dan
sehari namun pasien lupa nama obatnya adik pasien sangat baik terbukti dengan pasien
dengan hasil sembuh tanpa bekas. sering berkomunikasi dan bercerita tentang
Pasien tidak memiliki riwayat alergi pengalamannya dan teman-temannya di
makanan dan obat. Riwayat keluarga dengan sekolah kepada anggota keluarganya. Pasien
penyakit yang sama disangkal oleh ibu pasien. mengaku tidak memiliki masalah dalam
Pasien sangat menyukai berenang namun keluarganya sampai membuat sedih dan stress,
dikarenakan ibunya takut kalau penyakit pasien kehidupan keluarga dalam satu rumah
itu disebabkan oleh berenang sehingga pasien harmonis dan komunikasi keluarga cukup baik.
sering dilarang ibunya untuk ikut teman- Pada pemeriksaan fisik didapatkan
temannya berenang. Pasien rutin mandi dua keadaan umum pasien: tampak sakit ringan;
tekanan darah: 110/70 mmHg; nadi:

Medula | Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020 | 729


Veronica Debora, Reni Zuraida, Diana Mayasari | Penatalaksanaan Holistik Pada Remaja Laki-Laki Usia 15 Tahun dengan Urtikaria Kronis
Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik

96x/menit; laju pernafasan: 20x/menit; suhu: hilang tanpa bekas, rasa gatal
36,8°C; berat badan: 55 kg; tinggi badan: 161 menghilang serta tidak muncul lagi.
cm. IMT 21,19 yaitu termasuk status gizi baik 2. Aspek Klinik
(normal). Kepala, telinga, hidung, mulut, paru, Urtrikaria Kronik Tanpa Angioedema et
jantung, abdomen dalam batas normal. causa Rangsangan Fisik (ICD10-L.50)
3. Aspek Risiko Internal
a Pengetahuan pasien dan keluarga yang
kurang tentang penyakit yang dialami,
serta faktor penyebab/faktor yang
memengaruhinya dan cara pencegahan
penyakit yang dialami
b Pola berobat kuratif
c Lifestyle: sering berenang di sungai
pada siang hari, kebiasaan mandi yang
kurang bersih dan tidak teratur.
4. Aspek Risiko Eksternal
1 Keluarga berobat ke layanan kesehatan
jika keluhan sudah mengganggu
Family Map An. DD 2 Lingkungan tempat tinggal dan tempat
Tanggal Pembuatan : 17 Januari 2019 bermain pada daerah pemukiman yang
Nama Pembuat : Veronica Debora padat dan dikelilingi persawahan serta
kebersihan disekitar luar rumah yang
Gambar 2 Hubungan antar keluarga An.DD
kurang.
Status dermatologis: pada regio colli 5. Derajat Fungsional
posterior, thorax posterior, brachii anterior Derajat fungsional 1. Pasien mampu
sinistra et dextra, dan cruris anterior sinistra et melakukan perawatan diri sama seperti
dekstra terdapat gambaran lesi papul eritema sebelum sakit.
dan urtika, jumlah multiple, bentuk bulat,
berukuran lentikular hingga numular, berbatas Pembahasan
tegas. Pada pasien ini tidak dilakukan Studi kasus dilakukan pada pasien laki-
pemeriksaan penunjang. laki usia 15 tahun dengan keluhan muncul
Diagnosis pasien ini menggunakan bentol-bentol kemerahan terasa gatal di bagian
diagnosis holistik. leher, dada, punggung, kedua lengan dan
kedua paha sejak ± 2 bulan yang lalu. Rasa
1. Aspek Personal gatal muncul hilang timbul tidak ada waktu
a Alasan Kedatangan: keluhan berupa tertentu dan menurut pasien memberat jika
muncul bentol-bentol kemerahan cuaca terlalu panas atau cuaca terlalu dingin.
terasa gatal di bagian leher, dada, Awalnya muncul bentol kemerahan yang terasa
punggung, kedua lengan dan kedua gatal sudah dirasakan sejak bulan maret tahun
paha sejak ± 2 bulan yang lalu rasa 2017 yang lalu, muncul setelah terkena cuaca
gatal muncul hilang timbul tidak ada yang panas ataupun yang dingin. Bentol-bentol
waktu tertentu dan menurut pasien merah disertai gatal kemudian muncul lagi
memberat jika cuaca terlalu panas atau pada bulan Oktober 2018. Pada pemeriksaan
cuaca terlalu dingin. fisik didapatkan adanya papul eritema dan
b Kekhawatiran: Khawatir bahwa bentol- urtika. Penegakan diagnosis urtikaria kronis
bentol semakin banyak, melebar dan pada pasien berdasarkan kriteria WAO Journal
tertular ke orang lain, tidak sembuh 2012. Kriteria pada pasien meliputi ditemukan
dan semakin parah. edema sentral dengan ukuran bervariasi, dan
c Harapan: Bentol-bentol kemerahan bisa disertai eritema di sekitarnya, terasa gatal
dapat diobati menjadi sembuh dan atau kadang-kadang sensasi terbakar, dan

Medula | Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020 | 730


Veronica Debora, Reni Zuraida, Diana Mayasari | Penatalaksanaan Holistik Pada Remaja Laki-Laki Usia 15 Tahun dengan Urtikaria Kronis
Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik

umumnya dapat hilang dalam 1-24 jam, ada menghindari faktor resiko dan pencetus yang
yang < 1 jam. Sehingga dapat ditegakkan tidak adekuat seperti rangsangan fisik (sinar
diagnosa urtikaria kronis pada pasien.9 Pada matahari dan cuaca yang dingin) sehingga
kunjungan pasien ke puskesmas, pasien dapat menyebabkan lesi yang rekuren dan
diberikan terapi medikamentosa dengan mengganggu kualitas hidup pasien.17
Antihistamin-H1 generasi kedua yaitu Hal ini juga terjadi akibat pengetahuan
Loratadine 10 mg diminum 1 kali sehari selama yang kurang tentang penyakit yang dialami
7 hari. Obat ini dikonsumsi terutama saat gatal pasien, kurangnya higienitas tubuh, dan
dan pada malam hari sebelum tidur. sanitasi lingkungan yang terganggu. Pasien
Antihistamin-H1 generasi kedua diberikan pada sering beraktifitas di luar rumah saat siang hari
pasien urtikaria untuk mengurangi rasa gatal sehingga sering berkeringat, saat pulang ke
pada sehingga selain dapat mengurangi gejala rumah pasien biasanya tidak mandi lagi dan
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. hanya mengganti baju saja. Pasien juga
Urtikaria kronis adalah semua urtikaria memiliki kebiasaan mandi yang kurang bersih
yang berulang paling sedikit dua kali dalam yaitu jarang menggunakan sabun. Pasien juga
seminggu selama enam minggu berturut-turut. sering berenang saat sinar matahari sedang
16,17
Rasa gatal yang hebat hampir selalu terik dan pasien juga sering bermain di luar
merupakan keluhan subjektif urtikaria kronis, rumah menggunakan pakaian tidak berlengan
dapat juga timbul rasa terbakar atau rasa saat udara dingin. Pelaksanaan pembinaan
tertusuk. Secara klinis tampak lesi urtika pada pasien ini dilakukan dengan
(eritema dan edema setempat yang berbatas mengintervensi pasien beserta keluarga
tegas) dengan berbagai bentuk dan ukuran. dengan kunjungan sebanyak 3 kali, dimana
Kadang-kadang bagian tengah lesi tampak pada kunjungan rumah pertama dilakukan
lebih pucat. Bila terlihat urtika dengan bentuk pendekatan dan perkenalan terhadap pasien
papular, patut dicurigai adanya gigitan dan keluarganya serta menerangkan maksud
serangga atau sinar ultraviolet sebagai dan tujuan kedatangan, diikuti dengan
penyebab. Bila lesi melibatkan jaringan yang anamnesis tentang keluarga dan perihal
lebih dalam sampai dermis dan subkutis atau penyakit yang telah diderita.
submukosa, akan terlihat edema dengan batas Dari hasil kunjungan tersebut, sesuai
difus dan disebut angioedema. Rasa gatal konsep Mandala of Health, dari segi perilaku
umumnya tidak dijumpai pada angioedema, kesehatan pasien masih mengutamakan kuratif
namun terdapat rasa terbakar. Angioedema daripada preventif dan memiliki pengetahuan
sering dijumpai di kelopak mata dan bibir. Bila yang kurang tentang penyakit yang diderita.
angioedema terjadi di mukosa saluran nafas Pasien mengeluh muncul bentol-bentol
dapat terjadi sesak nafas, suara serak dan kemerahan disertai rasa gatal sejak ± 2 bulan
rhinitis. Angioedema di saluran cerna yang lalu yang akan berkurang saat pasien
bermanifestasi sebagai rasa mual, muntah, mengoleskan bedak cair sehabis mandi. Pasien
kolik abdomen, dan diare.3 mengeluh rasa gatal yang timbul jika tidak
Ada banyak faktor penyebab urtikaria dioleskan bedak cair dan pasien juga mengeluh
dan angioedema seperti toleransi terhadap muncul bentol-bentol kemerahan yang
makanan, infeksi, obat-obatan, trauma fisik semakin melebar. Pasien berharap dapat
dan penyakit sistemik, namun 70-95% sembuh seperti keadaan orang sehat kembali.
penyebabnya masih belum diketahui terutama Pasien jarang melakukan pengobatan ke pusat
pada urtikaria kronik.18,19 Hal ini seringkali kesehatan dan lebih memilih membeli obat di
menimbulkan masalah fisik, psikis maupun apotek. Pasien tidak mengetahui tujuan dari
sosial dalam kehidupan penderita sehari-hari melakukan pengobatan dini guna mencegah
sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya.10 kekambuhan dari penyakit yang diderita
Faktor resiko urtikaria kronis pada pasien yang pasien. Sasaran utama pengobatan urtikaria
terdapat pada pasien ini adalah sifat penyakit kronis adalah meningkatkan kualitas hidup
yang berulang serta kepatuhan terhadap pasien dengan mengatasi keluhan dan gejala,

Medula | Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020 | 731


Veronica Debora, Reni Zuraida, Diana Mayasari | Penatalaksanaan Holistik Pada Remaja Laki-Laki Usia 15 Tahun dengan Urtikaria Kronis
Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik

mencegah kekambuhan gejala, menormalkan terhadap pasien. Pada kunjungan kedua ini
fungsi dan kehidupan sosialnya. Pada juga dilakukan pemeriksaan tanda vital dan
lingkungan psikososial, pasien merasa bahagia pemeriksaan fisik terhadap pasien dan
dengan keadaan keluarganya saat ini, didapatkan keadaan umum pasien: tampak
hubungan dengan anggota keluarganya juga sakit ringan; tekanan darah: 110/70 mmHg;
terbilang sangat dekat dan jarang mengalami nadi: 96x/menit; laju pernafasan: 20x/menit;
masalah yang berkepanjangan. Sehingga hal ini suhu: 36,8°C; berat badan: 55 kg; tinggi badan:
dapat mendukung pasien dalam menjalani 161 cm. IMT 21,19 yaitu termasuk status gizi
pengobatan yang dapat dilihat dari seluruh baik (normal). Kepala, telinga, hidung, mulut,
anggota keluarga memberikan dukungan paru, jantung, abdomen dalam batas normal.
dalam pengobatan pasien. Pada status dermatologis: pada regio colli
Uang untuk memenuhi kebutuhan posterior, thorax posterior, brachii anterior
rumah tangga berasal dari ayah pasien yang sinistra et dextra, dan cruris anterior sinistra et
bekerja sebagai supir dan ibu pasien yang dekstra terdapat gambaran lesi papul eritema
memiliki usaha warung sehingga tidak terdapat dan urtika, jumlah multiple, bentuk bulat,
gangguan fungsi ekonomi dalam keluarga. berukuran lentikular hingga numular, berbatas
Mengenai jaminan kesehatan pasien memiliki tegas. Pada kunjungan kedua ini dilakukan
asuransi BPJS namun pasien jarang intervensi dengan tujuan untuk mengurangi
menggunakannya untuk melakukan bentol-bentol kemerahan dan rasa gatal yang
pengobatan atas penyakitnya sehingga pasien berulang. Intervensi dengan menggunakan
disarankan untuk melakukan pengobatan atas media berupa leaflet bergambar dengan
penyakitnya jika terdapat keluhan. Dari sisi metode family conference yang dihadiri oleh
lingkungan rumah, hubungan pasien dan kedua orang tua dan adik pasien yang turut
keluarganya dengan tetangga sekitar terjalin serta mendampingi dan mendengarkan apa
baik sehingga dapat terhindar dari stress yang disampaikan pada pasien.
psikososial yang dapat memperberat penyakit Pretest dilakukan terlebih dahulu dan
pasien. kemudian dilanjutkan dengan intervensi. Pada
Pasien memiliki pola makan sehari pretest diajukan sepuluh pertanyaan terkait
berjumlah 3 kali, dan dalam porsi yang cukup. penyakit urtikaria yang diderita pasien.
Makanan yang dikonsumsi bervariasi. Pasien Terdapat sepuluh pertanyaan pilihan ganda
lebih sering memakan masakan rumah. yang harus dikerjakan pasien. Pertanyaan
Sumber karbohidrat berasal dari nasi dan terkait dengan definisi, penyebab, gejala,
protein berasal dari protein hewani dan nabati faktor pencetus, faktor resiko, gambar penyakit
yaitu telur, ayam, ikan, tahu, dan tempe. urtikaria, lokasi, cara pencegahan, bahaya
Pasien juga mengonsumi sayur baik tumis pengunaan obat sembarang, dan dampak
maupun sebagai lalapan. Pasien juga mengonsumsi makan yang menyebabkan
mengonsumsi buah-buahan terutama buah alergi. Setelah pasien mengerjakan pretest,
mangga dan pisang sebagai buah kesukaan nilai yang didapat pasien adalah tiga. Nilai ini
pasien. Buah-buahan kaya akan antioksidan menunjukkan bahwa pengetahuan pasien
sehingga dapat membantu mencegah mengenai penyakitnya masih sangat rendah.
terjadinya inflamasi akibat radikal bebas dan Sehingga perlu diintervensi dan diedukasi
membantu menghilangkan racun yang dapat untuk meningkatkan pengetahuannya.
menyebabkan alergi.17 Keadaan rumah pasien Pada intervensi dijelaskan tentang
sudah cukup ideal, cukup luas, dan tidak penyakit urtikaria yakni mengenai pengertian,
bertingkat. Keadaan ventilasi dalam rumah penyebab, gejala klinis, faktor resiko dan
cukup baik. Pencahayaan di dalam rumah pencetus, dimana saja lokasinya, jenis urtikaria,
sudah cukup baik serta higienitas rumah cukup cara mengobati dan cara mencegahnya, serta
baik. juga menjelaskan tentang pentingnya
Pada kunjungan rumah kedua dengan melakukan pemeriksaan tes kulit dan
tujuan dilakukan perencanaan intervensi pemeriksaan laboratorium pada penyakit

Medula | Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020 | 732


Veronica Debora, Reni Zuraida, Diana Mayasari | Penatalaksanaan Holistik Pada Remaja Laki-Laki Usia 15 Tahun dengan Urtikaria Kronis
Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik

urtikaria. Pasien juga diajarkan untuk menjaga ekonomi dan pemenuhan kebutuhan keluarga,
kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk perilaku kesehatan keluarga, dan lingkungan.6
sanitasi serta pola hidup yang sehat akan Identifikasi dan eliminasi faktor
mempercepat kesembuhan dan mencegah penyebab/pencetus membutuhkan diagnotik
kekambuhan urtikaria. Pencegahan urtikaria yang menyeluruh dan tepat. Jika didapatkan
adalah memberikan edukasi kepada pasien dan perbaikan setelah eliminasi faktor diduga
keluarga mengenai pentingnya menjaga penyebab, faktor ini baru bisa disimpulkan
personal hygiene, terutama mandi dengan sebagai penyebab jika terjadi kekambuhan
bersih yaitu rutin 2 kali sehari dan setelah tes provokasi.22
menggunakan sabun serta menggunakan Pada kebanyakan kasus urtikaria dapat
handuk sendiri, lalu juga pasien disarankan dikelola dengan pengobatan sistemik
untuk menggunakan pakaian yang berlengan pemberian Antihistamin-H1 non-sedatif/
panjang dan celana yang panjang untuk generasi kedua (azelastine, bilastine, cetirizine,
menutupi tubuh pada saat udara terlalu panas desloratadine, ebastine, fexofenadine,
ataupun terlalu dingin serta menghindari levocetirizine, loratadine, mizolastine, dan
bermain air hujan saat hujan dan berenang di rupatadine) memiliki efikasi sangat baik,
sungai. Hal ini penting untuk dilakukan untuk keamanan tinggi, dan dapat ditoleransi dengan
mencegah terjadinya kekambuhan penyakitnya. baik, sehingga saat ini digunakan sebagai terapi
Pada pemeriksaan penunjang biasanya lini pertama. Apabila keluhan menetap dengan
ditemukan tidak adanya perbedaan klinik dan pemberian antihistamin-H1 non-sedatif selama
histologik yang jelas antara penderita urtikaria 2 minggu, dosis antihistamin-H1 nonsedatif
kronik yang mempunyai dan yang tidak dapat ditingkatkan sampai 4 kali lipat dosis
mempunyai autoantibodi yang menunjukkan awal yang diberikan. Antihistamin generasi
bahwa terjadinya degranulasi sel mast kulit pertama sudah jarang digunakan, hanya
mungkin lebih penting dalam menentukan direkomendasikan sebagai terapi tambahan
gambaran klinik dibandingkan penyebabnya. urtikaria kronis yang tidak terkontrol dengan
Kendatipun demikian kemungkinan akan lebih antihistamin generasi kedua. Antihistamin
banyak pasien yang memperlihatkan generasi pertama sebaiknya diberikan dosis
autoantibodi fungsional dibandingkan yang tunggal malam hari karena mempunyai efek
diketahui sekarang jika uji yang lebih sensitif sedatif.7 Pemberian kortikosteroid digunakan
untuk pendeteksiannya telah tersedia.16 Pada hanya pada urtikaria akut atau eksaserbasi
pemeriksaan darah tepi dan hitung jenis akut urtikaria kronis.22 Belum ada konsensus
leukosit pasien urtikaria kronis dapat yang mengatur pemberian kortikosteroid,
digunakan sebagai petunjuk. Apabila terdapat disarankan dalam dosis terendah yang
eosinophilia merupakan indikasi pemeriksaan memberikan efek dalam periode singkat.23
parasit dalam tinja. Bila pemeriksaan darah Salah satu kortikosteroid yang disarankan
tepi dalam batas normal dapat dilanjutkan adalah prednison 15 mg/hari, diturunkan 1 mg
dengan pemeriksaan penunjang lain dengan setiap minggu.7
challenge test dengan makanan dan bahan Pada pasien diberikan obat sistemik
pewarna dan pengawet. Apabila pemeriksaan berupa Loratadine tablet 1x10 mg diminum
challenge test negatif dapat dilakukan ASST selama 14 hari (jika gatal) dan Dexametasone
dan Histamin Release Assay (HRA).20,21 tablet 2x0,5 mg diminum selama 7 hari.
Dalam menatalaksana pasien, seorang Pada kunjungan rumah ketiga dilakukan
dokter perlu memperhatikan pasien seutuhnya, evaluasi terhadap hasil intervensi yang telah
tidak hanya tanda dan gejala penyakit namun dilakukan sebelumnya. Hasil edukasi yang
juga psikologisnya. Pembinaan keluarga yang dilakukan dua minggu setelah intervensi
dilakukan pada kasus ini tidak hanya mengenai didapatkan bentol-bentol dengan dasar
penyakit pasien, tetapi juga mengenai kemerahan sudah berkurang dan membaik,
masalah-masalah lainnya seperti fungsi gatal juga sudah tidak dirasakan. Keluarga
pasien juga mengaku pasien mengalami

Medula | Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020 | 733


Veronica Debora, Reni Zuraida, Diana Mayasari | Penatalaksanaan Holistik Pada Remaja Laki-Laki Usia 15 Tahun dengan Urtikaria Kronis
Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik

perubahan perilaku yaitu mandi dua kali sehari punggung, kedua lengan dan kedua
secara bersih dan digosok menggunakan sabun paha
serta menggunakan handuk sendiri. Pasien b Kekhawatiran: Pasien sudah tidak
meminum obat sesuai anjuran dokter, mulai khawatir lagi dan lebih percaya diri
menghindari penyebab penyakitnya yakni karena gatal dan bentol kemerahan
sekarang jika udara terlalu panas akibat sinar sudah mulai berkurang
matahari yang terik, pasien menggunakan c Harapan: Bentol-bentol kemerahan
pakaian yang tertutup saat keluar atau lebih menghilang tanpa bekas dan rasa gatal
memilih berdiam diri di rumah serta pasien menghilang sehingga harapan sudah
sudah jarang berenang bersama teman- tercapai.
temannya di sungai dan tidak lagi bermain air 2 Aspek Klinik
hujan. Hal ini juga didukung oleh perilaku Urtrikaria Kronik Tanpa Angioedema et
anggota keluarga lain yang mendampingi dan causa Rangsangan Fisik (ICD10-L.50)
mendukung pasien untuk mengingatkan pasien 3 Aspek Risiko Internal
untuk meminum obat, mengingatkan pasien a Pengetahuan pasien dan keluarga yang
untuk menghindari penyebab penyakitnya dan meningkat tentang penyakit yang
mengingatkan pasien untuk rutin mandi dan dialami, serta faktor penyebab/faktor
bersih. yang memengaruhinya dan cara
Selain itu pasien diberikan post test, pencegahan penyakit yang dialami
yang pertanyaannya sama dengan materi (terjadi peningkatan pengetahuan
pretest dan media intervensi. Post test sebesar 6 poin).
dilakukan untuk menilai apakah telah terdapat b Pola berobat tidak kuratif lagi
perubahan dari segi pengetahuan pasien c Lifestyle: Tidak berenang di sungai lagi,
mengenai penyakit urtikaria yang ia derita. kebiasaan mandi yang bersih
Setelah dilakukan penilaian, pasien mendapat menggunakan sabun dan teratur 2 kali
nilai sembilan dari 10 pertanyaan yang sehari, menggunakan pakaian yang
diajukan. Hal tersebut menunjukkan terdapat tertutup saat keluar atau lebih memilih
peningkatan pengetahuan pasien mengenai berdiam diri di rumah
penyakit yang diderita. d Meminum obat sesuai anjuran dokter
4 Aspek Risiko Eksternal
Simpulan a Keluarga berobat ke layanan kesehatan
Pada pasien ini telah dilakukan dengan rutin
penatalaksanaan urtikaria kronis secara holistik b Lingkungan tempat tinggal dan tempat
dan komprehensif melalui patient center, bermain pada daerah pemukiman yang
family focus, dan community oriented. Pada padat dan dikelilingi persawahan sudah
pasien dan keluarga diberikan intervensi cukup baik serta kebesihan di sekitar
menggunakan metode family conference dan luar rumah sudah cukup baik.
media leaflet bergambar. Pada evaluasi 5 Derajat Fungsional
terdapat perubahan yang lebih baik pada Derajat fungsional 1. Pasien mampu
kondisi klinis dan perilaku pasien setelah melakukan perawatan diri sama seperti
diberikan intervensi. sebelum sakit.
Diagnosis pada pasien ini menggunakan
diagnosis holistik akhir yang terdiri dari:
Daftar Pustaka
1 Aspek Personal 1. Baskoro A, Soegiarto G, Effendi C, Konthen
a Alasan Kedatangan: Bentol-bentol PG. Urtikaria dan Angioedema. Buku Ajar
kemerahan sudah mulai berkurang Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Keenam.
serta rasa gatal juga sudah tidak Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
dirasakan di bagian leher, dada, Indonesia; 2014.
2. Vella WD, Hutomo M. Urtikaria: Berkala

Medula | Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020 | 734


Veronica Debora, Reni Zuraida, Diana Mayasari | Penatalaksanaan Holistik Pada Remaja Laki-Laki Usia 15 Tahun dengan Urtikaria Kronis
Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik

Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Jakarta: Dermatology in General Medicine. 9th ed.
Fakultas Kedokteran Universitas New York: McGraw-Hill; 2018:330–43.
Indonesia; 2010. 14. Fortina B, Fontana E. Update on
3. Aisah S, Evita HE. Urtikaria dan antihistamine treatment for chronic
Angioedema. Dalam: Djuanda A, Hamzah urticaria in children. Curr Treat Options
M, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Allergy. 2014; 1(3): 287–98.
Kelamin, Edisi ketujuh. Jakarta: Fakultas 15. Morillas LS, Rojas PE, Reano M, Sanz,
Kedokteran Universitas Indonesia; 2016: Laguna M. Urticaria due to antihistamines.
311-14. J Investig Allergol Clin Immunol. 2011;
4. Kennedy JL, Staling AP, Plats-Milss TA, 21(1): 66–68.
Oliveira WM, Workman L, James HR. 16. Kocaturk E, Clive G. Is chronic urticaria
Galactose - alpha - 1,3 - galactose and more than skin deep. Clinical and
delayed anaphylaxis, angioedema and Translational Allergy. 2019; 9:1-9.
urticaria in children. Pediatrics. 2013; 17. Kabulrachman. Penyakit kulit alergi:
131:878-84. Beberapa masalah dan usaha
5. Seo JH, Jae WK. Epidemiology of urticaria penanggulangannya. Pidato pengukuhan.
including physical urticaria and Semarang: BP Undip; 2012:28-35.
angioedema in korea. Korean J Intern Med. 18. Cherrez O, Vanegas E, Felix M, Mata V,
2019; 34(2):418-25. David C, Simancas R, et al. Etiology of
6. Tjekyan S. Prevalensi urtikaria di kota chronic urticaria: the ecuadorian
palembang tahun 2007 (The Prevalence of experience. WAO Journal. 2018; 11(1):1-8.
Urticaria in Palembang 2007). Jurnal 19. Krupa S, Mukesh R, Eliz AR. Etiological
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. approach to chronic urticaria. Indian
2012; 20(1):1-6. Journal of Dermatology. 2010; 55(1):33-38.
7. Borges MS, Asero R, Ansotegui IJ, Baiardini 20. Confino-Cohen R, Chodick G, Shalev V,
I, Bernstein JA, Canonica GW, et al. Leshno M, Kimhi O, Goldberg A. A chronic
Diagnosis and treatment of urticaria and urticaria and autoimmunity: associations
angioedema: A worldwide perspective. found in a large population study. J Allergy
WAO Journal. 2012; 5(11):125-47. Clin Immunol. 2012; 129:1307-313.
8. Sachdeva S, Gupta V, Amin SS, Tahseen M. 21. Adelman DC, Thomas BC, Jonathan C.
Chronic urticaria. Indian J Dermatol. 2011; Urticaria and Angioedema. Manual of
56(6):622-28. Allergy and Immunology. 2012:243-58.
9. Greenberger PA. Chronic urticaria: new 22. Zuberbier T, Aberer W, Asero R, Bindslev-
management options. WAO Journal . Jensen C, Brzoza Z, Canonica GW, et al.
2014; 7:1-6. The EAACI/GA(2)LEN/EDF/WAO guideline
10. Itakura A, Yumiko T, Naoko K, Michihiro H. for the definition, classification, diagnosis,
Impact of chronic urticaria on quality of and management of urticaria: the 2013
life and work in Japan: Results of a real- revision and update. Allergy. 2014;
world study. J Dermatol: 2018; 45(8): 963– 69:868-87.
70. 23. Asero R, Tedeschi A. Usefulness of a short
11. Kanani A, Betschel SD, Warrington R. course of oral prednisone in
Urticaria and angioedema. Allergy Asthma antihistamine-resistant chronic urticaria: A
Clin immunol. 2018; 14(2): 116–27. retrospective analysis. J Invest Allergol Clin
12. Bernstein JA, Lang DM, Khan DA. The Immunol. 2010 ;20:386-90.
diagnosis and management of chronic
urticaria and angioedema. J Allergy Clin
Immunol. 2014; 133(5): 1270–277.
13. Kaplan AP. Urticaria and Angioedema. In:
Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K,
Fitzpatrick TB, et al., editors. Fitzpatrick’s

Medula | Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020 | 735

Anda mungkin juga menyukai