Anda di halaman 1dari 18

TEORI-TEORI KEPERAWATAN

Ayu Wina Egasari (P17230183071)


Vicky Permata Sari Ning Yateno (P17230184085)
Pungki Dwi Irawan (P17230184091)
Prinanda Nurfadila Surya Distama (P17230184099)
1. Teori Peplau
- Teori Hildegrad Peplau(1952) berfokus pada individu, perawat, dan
proses interaktif(Peplau 1952); yang menghasilkan hubungan antara
perawat dank lien(Torres,1986;Marriner-Tomey,1994). Berdasarkan
teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatn adalah proses interpersonal dan terapeutik.
- Teori Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi
perawat-klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui
hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan
kebutuhan klien(Beeber, Anderson dan Sills, 1990).
2. Teori Hendeson
- Teori keperawatn Virginia Henderson (Harmer dan Henderson, 1955)
mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia.
- Henderson (1964) mendefinisikan keperawatan sebagai: membantu
individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
aktivitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu
mengerjakannya tanpa bantuan bila ia miliki kekuatan, kemauan, dan
pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara
membantu mendapatkan kembali kemandi-riannya secepat mungkin.
3. Teori Abdellah
- Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah et al.
(1960) meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia
untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, social, dan
spiritual baik klien maupunkeluarga.
- Perawat adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah dan juga
sebagai pembuat keputusan .
- Perawat merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien secara
individual, yang mungkin terjadi dalam bidang-bidang;
1. Kenyamanan, kebersihan, dan keamanan.
2. Keseimbnangan fisiologi.
3. Faktor-faktor psikologi dan social.
4. Faktor-faktor fisiologi dan komunitas.
4. Teori Orlando
- Teori Olando secara radikal mengubah fokus keperawatan dari
diagnos medis klien dan kegiatan-kegiatan otomatis ke perilaku klien
menurut kebutuhan klien yang mendesak dan ditentukan jika
kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan
(Schmieding,1995).
5. Teori Levine
- Teori keperawatn Myra evine dirumuskan pada tahun 1973, Levine
percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas
konservasi, dengan konservasi energi sebagai pertimbangan utama
(Fawcett,1989).
- Tujuan keperawatan menurut teori Levine: untuk melakukan
konservasi kegiatan yang ditujuakan untuk menggunakan sumber daya
yang dimiliki klien secara optimal.
6. Teori Johnson
- Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan(1968) berfokus pada
bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana
stress actual atau potensial dapat mempengaruhi kemampuan
berdaptasi.
- Tujuan keperawatan menurut teori Johnson: untuk mengurangi stress
sehingga klien dapat berherak lebih mudah melewati proses
penyembuhan.
7. Teori rogers
- Martha Rogers (1970) memandang keperawatan sebagai ilmu dan
mendukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu
keperawatan mengembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan
fisiologis, begitu juga dengan ilmu keperawatn itu sendiri.
- Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil penemuan
terbaru mengenai keperawatan. Keperawatn merupakan ilmu tentang
humanistik.
8. Teori orem
Dorothea Orem(1971) mengembangkan definisi keperawatan yang
menekankan pada pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
Tujuan keperawatan menurut teori Orem: untuk erawat dan membantu
klien mebcapai perawatan diri secara total.
9. Teori King
Tujuan yang ingindicapaidariteori Imogene King (1971, 1981, 1978)
berfokuspadainteraksitigasistem: sistem personal, sistem interpersonal,
dansistem social. Ketiganyamembentukhubungan personal anatraperawat
dank klien. Hubungan perawat dan klien merupakan sarana dalam
pemberian asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis
yang ditampilakan oleh perawat dan klien dipengaruhi oleh perilaku satu
dengan yang lain, demikian juga oleh system asuhan keperawatan yang
berlaku (King, 1971, 1981).
10. Teori Neuman
Betty Neuman(1972) meyakini bahwa keperawatn memperhatikan
manusia secara utuh.
11. Teori Roy
Sesuai dengan model Roy, tujuan dari keperawatan dalam membantu
seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis,
konsepdiri,fungsi peran dan hubungan interdepedensiselamatsehatdansakit
(Marriner-Tomery, 1994). Perawat menentukan apakah kebutuhan di atas
menyebabkan timbulnya masalah bagi klien dan mengkaji bagaimana
klien beradaptasi terhadap hasil tersebut. Kemudian asuhan keperawatan
diberikan dengan tujuan untuk membantu klien beradaptasi.
12. Teori Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979, 1985, 1988).
Berupaya untuk mendefinisikan hasil dari aktivitas kperawatan yang
berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan. Tindakan
keperawatan mengacu langsung pada pemahaman lhubungan antara sehat,
sakit da perilaku manusia. Keperawatn memperhatikan peningkatan dan
mengembalikan kesehatan serta pencegahan terjadiny a penyakit.
13. Teori Patricia Benner
Dalam teori ini meyatakan bahwa selalu ada lebih banyak situasi daripada
yang diprediksi teori. Praktek keperawatan yang terampil melebihi batas-
batas teori formal. Pengalaman konkret memfasilitasi pembelajaran
tentang ekskresi dan nuansa makna dalam suatu situasi. Pengetahuan yang
tertanam dalam praktik dapat mengarah pada penemuan dan menafsirkan
teori, mendahului dan memperluas teori dan mensintesis dan
menyesuaikan teori dalam praktik keperawatan yang peduli.
Benner telah mengambil persetujuan hermeneutic untuk mengungkap
pengetahuan dalam keperawatan klinis Dunlop(1986) menyatakan,
“Ketika dia melakukan ini, latihan. Dunlop juga mencatat bahwa
pendekatan Benner “tidak memberikan kita kebenaran universal tentang
kepedulian pada umumnya atau tentang keperawatan secara khusus-
memang itu tidak membuat ketegangan seperti itu”(p.668) 50 dengan
sepenuh hati.
14. Marilyn anne ray
Orang, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan diintegrasikan ke
dalam struktur Teori Peduli Birokrasi. Teori ini menyiratkan hubungan
dialektis (tesis, antitesis, sintesis) di antara manusia (orang dan perawat),
dimensi spiritual-etika caring dan struktural (keperawatan, lingkungan)
dimensi birokrasi atau budaya organisasi (teknologis, ekonomi, politik,
hukum, dan sosial). Bagi Ray, dialektika kepedulian dan birokrasi
disintesis menjadi teori kepedulian birokrasi. Birokrasi peduli, margin
sintetis antara dimensi manusia dan struktural, adalah di mana perawat,
pasien, dan administrator mengintegrasikan orang, keperawatan,
kesehatan, Pernyataan Teoretis dan lingkungan Pernyataan teoritis dalam
Teori Kepedulian Birokrat adalah sebagai berikut I.
Makna caring sangat berbeda, tergantung pada strukturnya (sosial
budaya, pendidikan, politik, ekonomi, fisik, teknologi, hukum). Teori
substantif dari Differential Caring menemukan bahwa kepedulian dalam
keperawatan adalah kontekstual dan dipengaruhi oleh struktur atau budaya
organisasi. Dengan demikian arti kepedulian bervariasi di bagian gawat
darurat, unit perawatan intensif, unit onkologi, dan area lain di rumah sakit
dan dipengaruhi oleh peran dan posisi yang dipegang seseorang. Makna
kepedulian muncul sebagai perbedaan karena tidak ada definisi atau arti
dari kepedulian yang teridentifikasi (Ray, 1984, 1989; Ray, 2010b).
Pernyataan teoretis yang menggambarkan teori substansial dari
Differential Caring dirumuskan sebagai di rumah sakit, caring diferensial
adalah proses sosial dinamis yang muncul sebagai akibat dari berbagai
nilai, keyakinan, dan perilaku yang diungkapkan tentang makna
kepedulian. Differential Caring berhubungan dengan persaingan
(kerjasama, humanistik sosial, agama / spiritual, dan kekuatan etis serta
kekuatan politik, ekonomi, hukum, dan tekno- logis dalam budaya
organisasi yang dipengaruhi oleh kekuatan sosial di dalam Amerika yang
dominan (dunia). ] budaya” caring bereaucratic serta spritual / etis
diberikan sejauh mana maknanya dapat derstood dalam kaitannya dengan
struktur organisasi (Davidson, Ray, & Turkel, 2011; Ray, 1989, 2001,
2006; Ray & Turkel, 2010). Secara teoritis (lihat Gambar 8-2). semuanya
diresapi dengan pengasuhan spiritual-etis oleh integratifnya dan
hubungannya dengan struktur organisasi (misalnya politik, pendidikan).
Peduli etis spiritual adalah bagian dan keseluruhan, sebagaimana setiap
struktur organisasi adalah bagian dan keseluruhan. Setiap bagian
mengamankan tujuan dan maknanya dari bagian lain.
Pemahaman tentang pengasuhan spiritual-etis dalam sistem
organisasi birokrasi, sebagai formasi holografik, memfasilitasi
peningkatan hasil pasien dan transformasi kesejahteraan lingkungan
manusia (M. Ray, komunikasi pribadi, 13 April 2008; Ray, 2010a). 3.
Merawat adalah konstruk primordial dan kesadaran keperawatan.
Kepedulian spiritual-etis dan struktur organisasi pada Gambar 8-2, ketika
terinte- grasi, terbuka, dan interaktif, utuh dan beroperasi dengan pilihan
sadar. Pembuatan pilihan perawat terjadi dengan minat kemanusiaan di
hati, menggunakan prinsip-prinsip etika sebagai kompas dalam
delibration. Ray (2001) menyatakan, "pengasuhan etis Spiritual untuk
keperawatan tidak mempertanyakan apakah atau tidak peduli dalam sistem
yang kompleks, tetapi mengisyaratkan bagaimana pertimbangan yang
tulus dan akhirnya fasilitasi pilihan untuk kebaikan orang lain dapat atau
harus diselesaikan" (hal. 429).
15. Helen C
Teori Modeling dan Role Modelling didasarkan pada hubungan
antara penyelesaian tugas-tugas perkembangan dan pemenuhan kebutuhan
dasar; antara kepuasan kebutuhan dasar, keterikatan objek dan kerugian,
dan tugas pengembangan; dan butuh kepuasan. Tiga asas teoritis generik
merupakan hubungan teoritis yang tersirat dalam teori sebagai berikut:
 "Sejauh mana tugas-tugas perkembangan diselesaikan tergantung
pada sejauh mana kebutuhan manusia terpenuhi" (Erickson,
Tomlin, & Swain, 2002, hlm. 87).
 "Tingkat kebutuhan yang dipenuhi oleh keterikatan objek
tergantung pada ketersediaan objek tersebut dan sejauh mana
mereka memberikan kenyamanan dan keamanan terhadap
ancaman dan kecemasan" (Erickson, Tomlin, & Swain, 1983, hal.
90) .
 "Dor potensi individu memobilisasi resorces, keadaan seseorang
copingis secara langsung sesuai dengan APAM, secara langsung
terkait dengan tingkat kepuasan kebutuhan seseorang" (Erickson,
Tomlin, & Swain, 2002, hal. 91).
16. Rosemarie
Prinsip Parse (1981, 1998, 2012) adalah pernyataan dari teori
manusiawi. Setiap prinsip saling terkait dengan sembilan konsep
manusiawi (1) pencitraan, (2) Menilai, (3) Languaging, (4) Mengungkap-
menyembunyikan, (5) memungkinkan-membatasi, (6) menghubungkan-
memisahkan, (7) powering, ( 8) berasal, dan (9) mentransformasi (gambar
21-1). Proyek penelitian menghasilkan struktur yang lebih lanjut
menentukan hubungan antara konsep-konsep teoritis. Sebagai contoh,
Naef dan Bournes (2009) mempelajari pengalaman menunggu orang-
orang dalam daftar untuk menerima transplantasi paru-paru, dan
mempresentasikan struktur teoritis berikut: "Pengalaman menunggu yang
tinggal adalah membatasi pencitraan-pencitraan powering yang
menghubungkan- memisahkan "(Naef & Bournes, 2009, p. 145).
17. Gladys
Symphonology digolongkan sebagai grand theory karena ruang
lingkupnya yang luas. Tujuan struktur teori besar terkait dengan
pandangan spesifik dari disiplin (Walker & Avant, 2011). Grand teori
lebih luas dari model konseptual dan dapat digunakan sebagai model untuk
memandu praktek dan penelitian (Fawcett & Garity, 2009). Para penulis
mengembangkan Symphonology Theory bukan dari perkembangan alami
karya lain, tetapi dari pengakuan kebutuhan untuk teoritis yang terkait
dengan pengiriman etika perawatan kesehatan..
18. Margaret
Teori, kesehatan sebagai perluasan kesadaran, berasal dari Roger (1970)
ilmu manusia kesatuan. Roger mengasumsikan keutuhan, pola, dan
mengenai unidirectionality adalah dasar dari teori Newman (M. Newman,
komunikasi pribadi, 2004). Gabungan fusi dari pertentangan (Acton, 1967)
membantu Newman mengkonsep fusi kesehatan dan penyakit ke dalam
konsep kesehatan yang baru. Penjelasan Bentov (1977) tentang kehidupan
sebagai proses perluasan kesadaran mendorong Newman untuk
menegaskan konsep barunya tentang kesehatan sebagai proses perluasan
kesadaran (M. Newman, komunikasi pribadi, 2004).
Teori implikasi Bohm (1980) mendukung postulat Newman bahwa
penyakit adalah manifestasi dari pola kesehatan. Newman (1994)
menyatakan bahwa dia mulai memahami "penyakit pola dasar, tak terlihat,
dan keterkaitan dan kemahahadiran dari semua yang ada" (p, xxvi). Young
(1976) teori evolusi manusia menunjuk peran pengenalan pola untuk
Newman. Dia menjelaskan bahwa ide-ide Young memberikan dorongan
baginya untuk mengintegrasikan konsep-konsep dasar dari teori,
pergerakan, ruang, waktu, dan kesadarannya yang baru, ke dalam
penggambaran kehidupan dan kesehatan yang dinamis (Newman,
memberikan penegasan dan perluasan intuisinya mengenai sifat kesehatan
(Newman, 1994). Newman memasukkan teori struktur disipatif Prigogine
(1976) sebagai penjelasan untuk waktu kehadiran keperawatan ketika
pasien berfluktuasi dari satu tingkat organisasi ke tingkat yang lebih tinggi
(M. Newman, komunikasi pribadi, 2004).
19. Madeleine
ajaran adalah posisi yang dipegang atau pemberian yang digunakan teori
dengan teori. Dalam mengembangkan teori perawatan budaya, empat
prinsip utama dikonseptualisasikan dan dirumuskan (Leininger, 2002c,
2006):
a. Budaya ekspresi perawatan, makna, pola, dan praktik yang beragam,
namun ada kesamaan bersama dan beberapa atribut universal.
b. Pandangan dunia terdiri dari beberapa faktor struktur sosial (misalnya,
agama, ekonomi, nilai-nilai budaya, etnohistory, konteks lingkungan,
bahasa, dan pengaruh kritis yang penting dan profesional dari pola
perawatan budaya untuk memprediksi kesehatan, kesejahteraan,
penyakit, penyembuhan, dan cara orang menghadapi cacat dan
kematian.
c. Emic generik (rakyat) dan perawatan etik profesional dalam konteks
lingkungan yang berbeda dapat sangat mempengaruhi hasil kesehatan
dan penyakit.
d. Dari analysus influencer yang tercatat sebelumnya, tiga tindakan utama
dan panduan keputusan diprediksi akan memberikan cara-cara untuk
memberikan perawatan budaya yang budaya kongruen, aman dan
bermakna bagi budaya. Tiga mode aksi dan keputusan berbasis budaya
adalah sebagai berikut: (1) Pelestarian atau pemeliharaan Kepedulian
Budaya, (2) Perawatan Budaya atau negosiasi, dan (3) Pemeliharaan
budaya atau restrukturisasi. Mode keputusan dan tindakan yang
digunakan pada perawatan budaya diprediksi sebagai faktor kunci
untuk mencapai perawatan yang kongruen, aman, dan bermakna.
 Leininger telah mempertahankan bahwa dokumentasi dari prinsip-
prinsip ini diperlukan untuk menyediakan perawatan yang berarti dan
memuaskan bagi orang-orang, dan mereka diprediksi akan menjadi
pemberi pengaruh yang kuat pada perawatan berbasis budaya.
20. Nola
Model ini menggambarkan sifat beragam dari orang yang
berinteraksi dengan lingkungan saat mereka mengejar kesehatan. HPM
memiliki fokus berorientasi pada pendekatan kompetensi-0r (Pender,
1996). Promosi kesehatan dimotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan untuk mewujudkan Promosi Kesehatan Dalam Praktek
Keperawatan, Pender (1982) menegaskan bahwa proses biopsikososial
yang kompleks memotivasi individu untuk terlibat dalam perilaku yang
diarahkan menuju peningkatan kesehatan. Empat belas pernyataan teoritis
yang berasal dari model muncul dalam edisi keempat buku, Promosi
Kesehatan Dalam Praktek Keperawatan (pender, Murdaugh, & Parsons,
2002).
21. Anne Boykin
Pernyataan Teoritis Kerangka filosofis yang luas dari teori ini
menjamin kesesuaiannya dalam berbagai situasi keperawatan. Sebagai
teori umum, Nursing as Care sesuai untuk berbagai peran keperawatan,
seperti praktik individu, praktik kelompok atau institusi, dan berbagai
tempat pelatihan seperti perawatan akut, perawatan jangka panjang,
administrasi keperawatan, dan pendidikan keperawatan.
Asumsi dasar Keperawatan sebagai pendukung pernyataan dan konsep
teoritis mereka adalah sebagai berikut: (1) Menjadi manusia berarti
menjadi peduli, dan (2) tujuan disiplin dan profesi adalah untuk mengenal
orang dan memelihara mereka sebagai orang yang peduli dan
menumbuhkan orang dalam perhatian. Asumsi-asumsi ini menimbulkan
konsep menghormati orang sebagai individu yang peduli dan menghormati
apa yang penting bagi mereka. Ide dasar rasa hormat dan karakterisasi
hubungan dan merupakan tempat awal untuk semua perawat untuk peduli
dan dan adalah tempat awal untuk semua kegiatan mengasuh keperawatan.
22. Arsersi Roy
Model Teoritis Asersi Roy berfokus pada konsep adaptasi orang
tersebut. Konsepnya tentang keperawatan, orang, kesehatan, dan
lingkungan semuanya terkait dengan konsep sentral ini. dia orang terus
mengalami rangsangan lingkungan. Pada akhirnya, respons dibuat dan
adaptasi terjadi. Respons ini dapat berupa proses Kontrol Input atau
adaptif respon tidak efektif. Respon adaptif meningkatkan integritas dan
membantu orang untuk mencapai tujuan adaptasi yaitu, mereka mencapai
kelangsungan hidup, pertumbuhan, penguasaan reproduksi dan
transformasi. Itu adalah tanggapan efektif gagal untuk mencapai atau
mengancam tujuan adaptasi. Keperawatan memiliki tujuan unik untuk
membantu upaya adaptasi seseorang dengan mengelola lingkungan.
Hasilnya adalah pencapaian tingkat kesehatan yang optimal oleh orang
tersebut (Andrews & Roy, 1986; Randell, Tedrow, & Van Landingham,
1982; Roy, 1970, 1971, 1980, 1984; Roy & Roberts, 1981).
Sebagai sistem kehidupan yang terbuka, orang itu mencerminkan
masukan atau rangsangan dari lingkungan dan peningkatan diri. Tingkat
adaptasi ditentukan oleh efek gabungan dari fokal, kontekstual, dan
rangsangan sisa. ketika merespon secara positif terhadap perubahan
lingkungan. Respon adaptif ini mempromosikan integritas orang, yang
mengarah pada kesehatan. Respons yang tidak efektif terhadap rangsangan
menyebabkan gangguan integritas orang tersebut ( Andrews & Roy, 1970,
1971, 1980; Roy & McLeod, 1981)
Ada dua subsistem yang saling terkait dalam model Roy (gambar
17-1). Subsistem proses primer, fungsional, atau kontrol terdiri dari
regulator dan cognator. Subsistem sekunder, subsistem efektor terdiri dari
empat mode adaptif berikut: (1) kebutuhan fisiologis, (2) konsep diri, (3)
fungsi peran, dan (4) kesalingtergantungan (Andrews & Roy, 1986,
Limandri. 1986; Mastal, Hammond, & Roberts, 1982; Meleis, 1985, 2007;
Riehl d & Roy, 1980; Roy, 1971, 1975).
Roy memandang regulator dan cognator sebagai hal yang harus
diatasi. Subsistem penanggulangan regulator, dengan cara mode adaptif
fisiologis, "merespons secara otomatis melalui saraf, kimia, dan endokrin”
23. The Peaceful End-of-Life
The Peaceful End-of-Life. Teori yang diinformasikan oleh
sejumlah kerangka teoritis (Ruland & Moore, 1998). Hal ini terutama
didasarkan pada model struktur tahu, proses, dan hasil dari Donabedian,
yang sebagiannya dikembangkan dari teori sistem umum. Teori sistem
umum meresap dalam jenis lain dari teori keperawatan, dari model
konseptual ke rentang menengah dan ke dalam teori rentang mikro -
indikator kegunaannya dan dalam menjelaskan kompleksitas perawatan
kesehatan interaksi adalah tions dan organisasi. Dalam Teori The Peaceful
End-of-Life, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien yang sakit
parah dan semua orang penting lainnya) yang menerima perawatan dari
para profesional pada perawatan akut unit rumah sakit, dan proses
didefinisikan sebagai tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang
untuk mempromosikan hasil positif dari hal-hal berikut: (I) bebas dari rasa
sakit, (2) mengalami kenyamanan, (3) mengalami martabat dan rasa
hormat, (4) merasa damai, dan ( 5) mengalami kedekatan dengan orang
lain yang signifikan dan mereka yang peduli.
Pendefinisian teoritis kedua adalah teori preferensi (Brandt, 1979),
yang telah digunakan oleh Hilosophers untuk menjelaskan dan deine qusiu
1990), sebuah konsep yang di slgnifieant di School of Nurs (Sandoe. A in
aursing dari penelitian dan praktek lite, Di tmed seorang master kehidupan
yang baik didefinisikan sebagai mendapatkan apa pendekatan keperawatan
kesehatan yang weenus khususnya cience (1993) di oflite care.Hal ini
dapat diterapkan pada kedua aee yang telah ia ajarkan pada putra dan
persona yang tidak mampu yang telah mencapai level sebelumnya dalam
penelitian setelah x Moore diputuskan dokumentasi yang terkait dengan
pembuatan akhir kalkun Kualitas hidup, oleh karena itu, def dievaluasi
sebagai manifestasi dari penilaian empiris satiafactio dari hasil seperti
gejala lega dan kepuasan Tou dengan kapal hubungan antarpribadi.,
Memasukkan preferensi pasien ke kesehatan keputusan perawatan
Rosemary Ellis dianggap tepat (Rulan tahun lamanya di Bakken , 2001;
Ruland, Kresevic, & Lorensen, red Moore an dan diperlukan fors alat
elektronik untuk (Ruland & Moore, 2001) 997 ses dan hasil s Dipengaruhi
ł di devel eories (Good 8: Ruland & ada beberapa definisi atau contoh
yang bagus. Konstruksi Cl Teori ini diturunkan dalam kursus teori
doktoral di mana Ruland adalah seorang mahasiswa dan Moore adalah
ulty. Teori-teori tingkat menengah baru saja muncul, dan ditantang untuk
berpikir tentang penggunaan masa depan dan pengembangan teori
jangkauan menengah untuk ilmu keperawatan dan praktik. Para siswa
mendiskusikan sumber-sumber pengetahuan dari mana mereka dapat
memperoleh teori nada tengah, seperti pengetahuan empiris, pengetahuan
praktik klinis, dan pengetahuan yang disintesis. Setiap siswa dibentuk oleh
nd & Moore, sebuah model sumber pengetahuan pilihan. Ruland baru saja
terlibat dalam sebagian besar sistem keperawatan diminta untuk
menurunkan teori rentang tengah dari Bein yang memaparkan proyek
besar untuk mengembangkan standar praktik klinis untuk mengakhiri
kehidupan dengan sekelompok perawat perawat di Norwegia. Standar ini
disintesis ke dalam teori akhir kehidupan yang damai oleh Ruland erange
dan kegunaannya int Ini dan kemudian disempurnakan dengan bantuan
Moore erac- adalah contoh teori rentang tengah yang dikembangkan oleh
mahasiswa doktor End-of-Life saat mereka belajar knowledg nily system
others) bahwa metode pengembangan. Teori ini juga merupakan contoh
pengembangan teori tingkat menengah menggunakan ce sebagai sumber.
24. Beland selesai
Dari presentasi Beland (1971) tentang teori sebab-akibat spesifik
dan berbagai faktor, Levine belajar sudut pandang sejarah penyakit dan
belajar bahwa cara orang berpikir tentang penyakit berubah seiring waktu.
Beland diarahkan oleh Levines memperhatikan banyak penulis yang
menjadi berpengaruh dalam pemikirannya, termasuk Goldstein (1963),
Hall (1966), Sherrington (1906), dan Dubos (1961, 1965). Levine
menggunakan definisi Gibson (1966) tentang sistem perseptual, Erikson
(1964) perbedaan antara total dan keseluruhan, teori stres Selye (1956),
dan Bates (1967) dari lingkungan eksternal. Levine bangga bahwa Rogers
(1970) adalah editor pertamanya. Dia mengakui kontribusi Nightingale
pada pemikirannya tentang "aktivitas penjaga" observasi yang digunakan
oleh perawat untuk "menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kesehatan
dan kenyamanan" (Levine, 1992, hal. 42)
25. Afaf Ibrahim selesai
Sumber teoritis untuk teori transisi banyak. Pertama, latar belakang
Meleis dalam keperawatan, sosiologi, interaksionisme simbolis, dan teori
peran dan latar belakang pendidikannya menyebabkan perkembangan teori
transisi seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam bab ini. memang,
temuan dan pengalaman dari proyek-proyek penelitian, program
pendidikan, dan praktek klinis di rumah sakit stting komunitas telah sering
menjadi sumber untuk pengembangan teoritis dalam keperawatan (Im,
2005). Tinjauan literatur yang sistematis dan ekstensif sebagai sumber lain
untuk pengembangan teori Transisi seperti yang disarankan oleh walker
dan avant (1995, 2005) untuk mengumpulkan pengetahuan yang ada
tentang fenomena keperawatan.
Upaya kolaboratif di antara para peneliti yang menggunakan
kerangka teori transisi dan teori transisi rentang menengah dalam studi
mereka adalah sumber untuk pengembangan teori transisi. Akhirnya,
proses mentoring Meleis’ bisa menjadi sumber lain untuk pengembangan
teori transisi. Meleis’ mentoring dari Schumacher menyebabkan tinjauan
literatur yang terintegrasi melalui teori transisi pertama yang diusulkan
(Schumacher & Meleis, 1994). Juga, Teori Transisi versi terbaru seperti
yang dijelaskan sebelumnya dalam Teori Transisi oleh Meleis Sawyer, Im,
Schumacher dan Messias pada tahun 2000 bisa juga dianggap sebagai
produk mentoring siswa dalam pekerjaan teoretis yang sedang
berlangsung.

26. Khatarine selesai


Teori kenyamanan mengandung tiga bagian (asersi prosisional)
untuk diuji secara terpisah atau secara keseluruhan.
Bagian I menyatakan bahwa intervensi yang menghibur, ketika efektif,
menghasilkan peningkatan kenyamanan bagi penerima (pasien dan
keluarga), dibandingkan dengan baseline pra intervensi. Penyedia
perawatan dapat dianggap sebagai penerima jika institusi membuat
komitmen untuk kenyamanan pengaturan kerja mereka. Intervensi
kenyamanan memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti istirahat,
homeostasis, komunikasi terapeutik, dan pengobatan sebagai terapi
holistik. Intervensi kenyamanan biasanya bersifat non-teknis dan
melengkapi pemberian perawatan teknis.
Bagian Il menyatakan bahwa peningkatan kenyamanan penerima
hasil perawatan dalam meningkatkan keterlibatan dalam perilaku
pencarian kesehatan yang dinegosiasikan dengan penerima.
Bagian III menyatakan bahwa peningkatan keterlibatan dalam perilaku
pencarian kesehatan menghasilkan peningkatan kualitas perawatan,
menguntungkan lembaga dan kemampuannya untuk mengumpulkan bukti
praktik terbaik dan kebijakan terbaik.
Kolcaba percaya bahwa perawat ingin berlatih perawatan komplek
dan bahwa itu dapat dengan mudah digabungkan dengan setiap tindakan
yang mengganggu. Dia mengusulkan bahwa jenis latihan kenyamanan
mempromosikan kreativitas perawat yang lebih besar, serta kepuasan
pasien yang tinggi. Dalam rangka untuk meningkatkan kenyamanan,
perawat harus memberikan intervensi yang tepat dan mendokumentasikan
hasil rekam pasien. Namun, ketika intervensi unit yang tepat diberikan
dalam cara yang disengaja dan disengaja, kenyamanan masih belum dapat
ditingkatkan. Ketika kenyamanan belum ditingkatkan sepenuhnya,
perawat kemudian mempertimbangkan variabel intervening untuk
menjelaskan mengapa manajemen kenyamanan tidak bekerja. Variabel
seperti itu mungkin rumah yang kasar, kurangnya sumber keuangan,
diagnosis yang menghancurkan, untuk gangguan kognitif yang membuat
intervensi yang paling tepat dan tindakan yang menghibur tidak efektif.
Manajemen kenyamanan atau perawatan yang menenangkan
termasuk intervensi, tindakan yang menghibur, tujuan peningkatan
kenyamanan, dan pemilihan perilaku mencari kesehatan yang tepat oleh
pasien, keluarga, dan perawat mereka. Dengan demikian, manajemen
kenyamanan diusulkan untuk menjadi proaktif, berenergi, disengaja, dan
dirindukan oleh penerima perawatan di semua pengaturan. Untuk
memperkuat peran perawat sebagai agen kenyamanan, dokumentasi
perubahan kenyamanan sebelum dan sesudah intervensi mereka sangat
penting. Untuk penggunaan klinis, Kolcaba menyarankan pasien untuk
menilai kenyamanan mereka dari 0 hingga 10, dengan 10 adalah
kenyamanan yang paling tinggi dalam situasi perawatan kesehatan yang
diberikan. Dokumentasi ini dapat menjadi bagian dari basis data elektronik
di setiap institusi (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006).
27. Cheryl selesai
Pernyataan teoritis dalam teori Beck terwakili dengan baik di
seluruh tulisannya.. Dia mengakui pentingnya pekerjaan Sichel dan
Driscoll (1999) terkait dengan faktor-faktor biologis yang terlibat dalam
depresi postpartum dalam asertions berikut:
Otak secara biokimia dapat mengakomodasi berbagai stressor, baik
yang berhubungan dengan biologi internal maupun kejadian eksternal.
Kejadian yang menusuk (internal atau eksternal), terutama dalam jangka
panjang, menyebabkan gangguan regulasi biokimia di otak. Semakin
banyak penghinaan ke otak, semakin deregulasi otak menjadi semakin
kronis. Karena otak yang sudah dideregulasi ditantang lagi dengan stressor
baru (internal atau eksternal). Ada kemungkinan gangguan mood dan
psikiatri yang serius akan terjadi.
Otak perempuan yang unik dan normal, dan kimia hormonal
menghasilkan kerentanan terhadap gangguan suasana hati pada saat-saat
kritis dalam hidup mereka, termasuk setelah melahirkan.

28. Kristen
The Swanson's Theory of Caring (Swanson, 1991, 1993, 1999b)
secara empiris diturunkan melalui penyelidikan fenomenologis. Ini
menawarkan penjelasan yang jelas tentang apa artinya bagi perawat untuk
berlatih dengan cara yang peduli dan menekankan bahwa tujuan
keperawatan adalah promosi kesejahteraan. Swanson (1991)
mendefinisikan kekhawatiran sebagai "suatu cara pengasuhan yang
berkaitan dengan orang lain yang dihargai terhadap seseorang yang merasa
memiliki komitmen pribadi dan tanggung jawab pribadi" (p. 162).
Menurut Swanson, komponen mendasar dan universal dari
keperawatan yang baik adalah merawat kesejahteraan biopsikososial dan
spiritual klien. Swanson (1993) menegaskan bahwa kepedulian didasarkan
pada pemeliharaan keyakinan dasar pada manusia, didukung oleh
mengetahui realitas klien, yang disampaikan dengan hadir secara
emosional dan fisik, dan diberlakukan dengan melakukan dan
memungkinkan klien. Proses peduli tumpang tindih dan mungkin tidak ada
dalam pemisahan. Masing-masing merupakan komponen integral dari
struktur pengasuhan yang menyeluruh (Gambar 35-1). Swanson (1993)
telah mencatat bahwa repertoar caring therapeutics perawat pemula
mungkin terbatas dan dibatasi oleh pengalaman. sebaliknya, teknik dan
pengetahuan yang tertanam dalam merawat perawat berpengalaman adalah
rumit dan halus, sehingga perhatian mungkin tidak diperhatikan oleh
pengamat yang tidak tahu. Namun, Swanson (1993) menegaskan bahwa,
terlepas dari pengalaman bertahun-tahun keperawatan, kepedulian akan
hilang sebagai satu set proses sekuensial (subkonsepsi) yang dibuat oleh
sikap filosofis perawat sendiri (mempertahankan keyakinan), memahami
(mengetahui), pesan verbal dan nonverbal yang disampaikan kepada klien
(bersama dengan), tindakan terapeutik (melakukan dan memungkinkan),
dan konsekuensi dari kepedulian (hasil klien yang dituju).

29. Teori Tidal


Model pasang surut didasarkan pada empat praktik dimana barker
dikembangkan dalam iocem dengan “kelompok focus perawat ahli (Bark
tempat ini di validasi oleh grouia pertengahan minggu. Tujuhpuluh atau
lebih dari sekelompok pasien pskiatri yang dipimpin oleh barker. Selama
bertahun-tahun pengguna layanan kesehatan mental, Dr. Irene Whitehill.
Keperawatan psikiatri adalah kegiatan manusia yang interaktif dan
berkembang. Lebih peduli dengan perkembangan masa depan orang
tersebut dari pada asal usul atau penyebab distress mental mereka saat ini.
Pengalaman tekan mental yang terkait dengan gangguan kejiwaan diwakili
melalui gangguan public atau laporan peristiwa pribadi yang hanya
diketahui oleh orang yang bersangkutan. Perawat membantu orang
mengakses, meninjau dan mengilang kembali pengalam-pengalaman ini.
Perawat dan orang-orang dalam perawatan terlihat dalam hubungan
berdasarkan pengaruh timbal balik. Perubahan adalah konstan, dan dalam
hubungan ada perubahan dalam hubungan dan di dalam bartispasi dalam
hubungan itu.
Pengalaman penyakit diterjemahkan kedalam berbagai gangguan
kehidupan sehari-hari dan tanggapan manusia terhadap masalah dalam
kehidupan (Barker Whitehill, 1997). Tempat ini dibingkai dalam
perspektif filosofis dan teoritis yang lebih luas, terutama penuataan
fenomena logis bahwa orang-orang memiliki pengalaman merekahnya
orang yang dapat mengetahui pengalaman mereka dan artinya. Tekanan
mental adalah kekuatan simbolis yang hanya diketahui dalam istilah
fenomenologis, kepada orang yang terlibat. pengalaman yang di alami
adalah media tempat kita menerima pesan penting tenteng kehidupan kita
dan artinya (Barker, 2001). Barker melihat tekanan mental sebagai bagian
dari keseluruhan orang. Bukan sesuatu yang terpisah dari wujud “Normal”
mereka. The tidal model mengansumsikan dan menegaskan bahwa orang
tahu apa kebutuhan mereka, atau dapat dibantu utuk mengenali atau
mengakui mereka dari waktu kewaktu. Dari potensi yang di perdayakan
secara minimal, orang-orang dapat dibantu untuk memenuhi kebutuhan ini
dalam istilah “pendek”.
Perawat dan orang lain dalam dunia social seseorang berhungan
dengan perilaku yang di ekspresikan. Penyakit mental melemahkan dan
“orang yang mengalami salah satu dari segudang ancaman terhadap
identitas pribadi atau social mereka, yang biasa disebut penyakit mental
atau masalah kesehatan mental, mengalami ancaman manusia yang
membiuat mereka rentan”. Namun “kebanyakan orang cukup sehat untuk
dapat bertindak untuk diri mereka sendiri dan untuk mempengaruhi secara
konstruktif arah hidup mereka” (Barker, 2003, Hal 6-7). Pemulihan
dimungkinkan dan orang memiliki sumber daya pribadi dan antar pribadi
yang memungkinkan proses pemulihan ini (Barker, 2001).
30. Martinsen
Sumber Teoritis Apa latar belakang teoritis Martinsen? Dalam
analisisnya tentang profesi keperawatan di awal 1970-an, Martinsen
melihat kepada tiga filsuf khususnya: filsuf Jerman, politisi, dan ahli teori
sosial Karl Marx (1818-1883); Filsuf Jerman dan pendiri fenomenologi
Edmund Husserl (1859 ke 1938); dan filsuf dan fenomenolog Prancis dari
badan Merleau-Ponty (1908 hingga 1961). Belakangan, ia memperluas
sumber teorinya untuk memasukkan filsuf, teolog, dan sosiolog lainnya.

Anda mungkin juga menyukai