Anda di halaman 1dari 24

ASPIRASI BENDA ASING

LAPORAN PENDAHULIUAN
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan GADAR MABEN
yang dibina oleh Ibu Ns. Dewi Rachmawati M.Kep

Oleh :

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA


P17230184099

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN BLITAR
september 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian

Aspirasi benda asing merupakan suatu kedaruratan medis yang dapat


menyebabkan terbesar 3,8%. Sebanyak 80% kasus terjadi pada anak – anak berusia
kurang dari empat tahun. Yang sering tertelan adalah kacang, biji tumbuhan, pulpen,
peluit, dll (Cindya klarisa & Elvie Zulka KR, 2014) dalam kapita selekta
Aspirasi benda asing dapat berupa bahan organik maupun anorganik. Bahan
organik yang paling sering ditemukan adalah kacang tanah (Fachzi Fitri & M. Rusli
Pulungan, 2011)
Aspirasi benda asing ialah masuknya benda yang berasal dari luar tubuh atau
dari dalam tubuh ke saluran napas. Benda asing pada saluran napas merupakan
keadaan darurat yang memerlukan penanganan segera (Puspa Zuleika & Abla
Ghanie, 2016)

2. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
1. Faktor Personal : usia, jenis kelamin, pekerjaan kondisi sosial, dan tempat
tinggal
2. Kegagalan mekanisme proteksi : dalam keadaan tertidur, kesadaran
menurun, alkoholisme, epilepsi
3. Faktor fisik : kelainan neurologik, proses menelan yang tidak sempurna
4. Faktor dental, medical, surgical : Tindakan ekstrasi gigi
5. Factor kejiwaan : gangguan psikis
3. Patofisiologi

Faktor predisposisi

Terjadi aspirasi benda


asing

Terjadi peradangan

Terdapat jaringan Ujung saraf paru


granulasi tertekan

Proses nekrosis Gangguan Rasa


Nyaman : nyeri

Produksi sputum
berlebih
Difusi ventilasi
terganggu
Reflek Batuk

Gangguan
Bersihan jalan
Pertukaran Gas
nafas tidak
efektif
4. Manifestasi Klinis

1. Fase permulaan atau fase Inisial. Tiba-tiba batuk hebat , rasa tercekik, sesak
nafas, rasa tersumbat di tenggorok (garling), bicara gagap, dan obstruksi jalan
nafas.
2. Fase kedua atau fase asimptomatik.setelah melewati fase pertama , diikuti
interval asimptotik dikarenakan BA tersangkut dan refleks – refleks melemah
diakhiri hilangnya gejala akut. Fase ini menjadi fase yang paling berbahaya
karena dapat menyebabkan terlambatnya diagnosis atau mungkin diabaikan.
Dampak berlangsung dari hitungan jam hingga minggu.
3. Fase ketiga atau fase komplikasi. BA menyebabkan komplikasi karena erosi atau
obstruksi yang menyebabkan pneumonia, atelectasis, hempotisis, dan abses
paru.
5. Pemeriksaan Penunjang Kegawatdaruratan
1. Foto X-Ray Thorax
2. CT – SCAN
3. Bronkoskopi
6. Pertolongan pertama Kegawatdaruratan
1. Pada anak kurang dari satu tahun , pegang dengan posisi terbalik dengan kepala
di bawah. Diharapkan BA dibatukan keluar
2. Manuver hemlich yang digunakan untuk orang dewasa. Khususnya pasien
dengan sumbatan total. Bila sumbatan parsial bisa menimbulkan resiko
sumbatan total.ekstrasi endoskopi sangat direkomendasikan pada saat kondisi
terkontrol
3. Pada pasien yang berrdiri. Penolong berdiri di belakang pasien letakkan kepalan
tangan kanan diatas prosesus xipoid. Lakukan penekanan kebelakang dan ke
atas
4. Pada pasien yang terbaring tumpukan tubuh pada lutut pasien. Lalu letakkan
kepalan tangan di prosesus xipoid dan tekan ke bawah dan ke atas ke paru paru.
Penting untuk menjaga posisi muka pasien lurus dengan leher yang tidak
ditekukuk ke samping untuk memastikan jalan nafasdi dalam garis lurus
7. Penatalaksanaan

Untuk anak yang berusia kurang dari 1 tahun, back slaps atau chest thrust dapat
dilakukan dengan letak kepala anak di bawah. Untuk yang berusia di atas 1 tahun, Heimlich
maneuver direkomendasikan. Manuver ini bertujuan untuk mendorong diafragma ke atas
sehingga meningkatkan tekanan intratorakal dan tekanan intratrakeal yang dapat
mendorong benda asing tersebut. Namun, teknik ini tidak luput dari komplikasi yang
mungkin terjadi.

Sejak adanya bronkoskopi, angka mortalitas kasus tertelannya benda asing menurun
menjadi 1%. Peningkatan kualitas dan teknik pembedahan, instrumentasi dan anestesi juga
mendukung keberhasilan bronkoskopi.

Sejak tahun 2000, standar penatalaksanaan kasus aspirasi benda asing pada pediatrik
adalah rigid bronkoskopi dengan anestesi umumTerdapat 2 jenis bronkoskopi, yaitu fleksibel
dan rigid, di mana tipe rigid dibagi lagi menjadi ventilating dan Venturi. Bronkoskopi fleksibel
digunakan untuk ekstraksi benda asing yang berada di jalan napas distal dan bronkus atas
karena diameternya yang kecil dan fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan dengan
bronkoskop rigid (Caroline Wullur & Marsudi Rasman, 2016)
ASPIRASI BENDA ASING
ASUHAN KEPERAWATAN
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan GADAR MABEN
yang dibina oleh Ibu Ns. Dewi Rachmawati M.Kep

Oleh :

PRINANDA NURFADILA SURYA DISTAMA


P17230184099

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN BLITAR
september 2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Tgl / Jam : 13 – 09 – 2020 18.30 No RM : 25072019

Triage : Diagnosa medis : Pneumonia

Transportasi : Ambulasi / Mobil Pribadi / lain – lain

I
Nama : An.F Suku / Bangsa : Indonesia
D
E Jenis Kelamin : Perempuan Status : Perkawinan
N
T Umur : 10 tahun Sumber informasi : Ny. P
I
Agama : islam Penanggung Jawab : Ny. P
T
A Pendidikan : SD Hubungan : Orang Tua
S
Pekerjaan : pelajar Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Desa Sumberagung Alamat : Desa Sumberagung


Kecamatan Selorejo Kecamatan Selorejo
A Kesadaran : composmetis
I GCS : 456
R Keluhan : Px datang dengan keluhan batuk, sesak nafas dan nyeri saat
W bernafas. setelah 3 hari sebelumnya mengalami kejadian tersedak kacang
A Jalan Napas : tidak efektif
Y Obstruksi : ada (obstruksi jalan nafas atas)
Suara Nafas : Wheezing
Produksi Sputum : 10-30cc/ hari
Frekuensi pernafasan : 30 x/menit
Suspeck Cervical Injury :
Reflek Mual Muntah : tidak ada
Keterangan :

Masalah : Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif


B Nafas : Spontan
R Gerakan dinding dada : Simetris
E RR : 30x / mnt
A Sesak nafas : ada
T Deviasi trakea : Tidak ada
H Retraksi otot bantu nafas : tidak terkaji
I Pernafasan cuping hidung : ada
N Pernafasan : Pernafasan dada
G Irama nafas : dangkal
Pola nafas : Tidak teratur
Jenis :
Perkusi :Sonor
Suara nafas : whezzing
PCO2 : 21,3mmHg
Nadi : 90 x / menit

Masalah : Gangguan Pertukaran Gas


C Nadi : teraba
I Frekuensi : 90 x / menit
R Tekanan darah : 100/-70 mmHg
C RR : 30x / mnt
U SUHU : 37°C
L
A Pucat : Tidak
T Sianosis : Tidak
I CRT : <2 detik
O Akral : Hangat
N Pendarahan : tidak ada
Turgor : Elastis
Rirawat kehilangan cairan berlebihan : Tidak Ada

Keterangan :
Masalah :

D Kesadaran : composmentis
I GCS : E: 4 V:5 M:6
S Pupil : 3/3 miosis Isokor
A Repleks Cahaya : positif
B Repleks Fisiologis :
I Repleks Patologis :
L Kekuatan Otot : 555 555
I 555 555
T
Y Keterangan :

Masalah :
F Interprestasi EKG :
I
V
E Saturasi O2 : 97,8%
Pemasangan NGT : tidak terpasang NGT
I
N
T
E Hasil laboratorium :
R
- pH 7,254, p02 113,1 mmHg,
V
E - pC02 21,3mmHg, HCO3 9,5mEq/L,

S - BE-14,9mEq/L,
I - saturasi O2 97,8% dengan pemberian O2 4 liter/menit selama 1,5
jam,
- Na 146 mEq/L,
- K 5,3 mEq/L.
Terapi Medis :
- O2 4liter / menit
- dekstrosa 5% dengan NaCl 0,9% (3:1)
- KCl 10mEq/kolf (16 tetes/menit/makro)

Keterangan :
Masalah :
G
Nyeri :
I
V P : Pasien mengatakan nyeri saat bernafas. 3 sebelumnya mengalami
E tersedak kacang

C Q : nyeri terasa seperti nyut-nyutan dan tidak nyaman, pasien Nampak


O gelisah dan sedikit meringis saat bernafas.
M
R : nyeri dirasakan pada bagian dada kanan/kiri dan tenggorokan
F
O S : Skala nyeri 3
R
T T : Saat bernafas / saat sesak nafas bersifat hilang timbul

Masalah : Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri


H Kepala dan wajah :
E Inspeksi : - kepala : tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada ketombe,
A persebaran rambut merata , warna rambut hitam
D - Wajah : bentuk wajah simetris , tidak ada acne, mata simetris
kanan dan kiri , konjungtiva ananemis, sclera anikterik , pupil 3/3
T miosis isokor reflek kedip (+), reflek cahaya (+) , mukosa bibir
O kering.
Leher : tidak ada edema , tidak ada bendungan vena jugularis , arteri karotis
T teraba
O
E Dada :
- Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada
lesi ,
- Frekuensi Pernafasan : 30 x /menit
- Irama nafas : dangkal
- Palpasi : tactil vokal premitus teraba
- Perkusi : tidak terkaji
- Auskultasi : Pul : whezzing (+)
Ekstermitas :
- Atas : akral dingin , CRT kembali <2 detik , turgor kulit tidak elastis,
nadi 83x/mnt ,pulsasi nadi lemah , infuse ditangan kanan
Bawah : warna kulit pucat ,akral hangat , tidak ada varises vena, tidak ada
lesi , CRT <2 detik
ANALISA DATA

Etiologi /
Tanggal Data Penunjang Masalah
Penyebab
13 DO : Bersihan Jalan aspirasi benda asing
September Pasien mengeluh batuk, Nafas Tidak
2020 sesak nafas setelah 3 hari Efektif
Terjadi peradangan
sebelumnya mengalami
kejadian tersedak kacang
Terdapat jaringan
granulasi
DS :
1. Jalan Napas :
Proses nekrosis tidak efektif
2. Obstruksi : ada
(obstruksi jalan
Produksi sputum
berlebih nafas atas)
3. Suara Nafas :
Wheezing
Reflek Batuk 4. Produksi Sputum :

10-30cc/ hari
5. Frekuensi
Bersihan jalan
nafas tidak pernafasan : 30
efektif x/menit
13 DO : Gangguan aspirasi benda asing
September Pasien mengatakan sesak Pertukaran Gas
2020 nafas
Terjadi peradangan

DS :
1. Suara nafas :
whezzing
2. PCO2 : 21,3mmHg
3. Nadi 90 x / menit

13 DO : Gangguan rasa aspirasi benda asing


September Pasien mengatakan nyeri nyaman : Nyeri
2020 saat bernafas dan tidak
Terjadi peradangan
nyaman

Ujung sarafDS
paru
:
tertekan
1. Tampak gelisah
2. Tampak sedikit
meringis
Gangguan Rasa
Nyaman : nyeri3. Skala nyeri 3

Proses nekrosis

Terdapat
Produksi
Difusi
Gangguan
ventilasi
jaringan
sputum
Pertukaran
granulasi
terganggu
berlebihGas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. F
Umur : 10 Tahun
No. Register : 25072019
No. Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan TT
1. 13 September Bersihan jalan nafas tidak efektif
Behubungan dengan Benda Asing
2020
dalam Jalan Nafas

Gangguan Pertukaran Gas


2. 13 September
Berhubungan Dengan
2020 Ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi

3. 13 Sebtember Gangguan Rasa Nyaman : nyeri


Berhubungan Dengan Gejala
2020
Penyakit
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. F


Umur : 10 Tahun
No. Register : 25072019
N Hari / Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Keperawatan Rasional
o. Tangg Keperawatan
al
1. 13 Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi 1. Observasi
nafas tidak efektif
Septem keperawatan selama 3 x - Monitor pola napas - Untuk
Behubungan
ber dengan Benda 24 jam. Bersihan Jalan (frekuensi, mengetahui
Asing dalam Jalan
2020 Nafas Efektif dengan kedalaman, usaha frekuensi,
Nafas
kriteria hasil : napas) kedalaman,
1. Jalan Napas : - Monitor bunyi napas usaha napas
efektif (mis. Gurling, mengi,
- Unyuk
2. Obstruksi : wheezing, ronkhi
mengethaui
menurun kering)
adnya bunsi
3. Suara Nafas : - Monitor sputum
napas
wheezing menurun (Jumlah, warna,
4. Jumlah Sputum aroma) tambahan

normal 100 ml 2. Terapeutik - Untuk


- Posisikan semi- mengetahui
5. Frekuensi fowler atau fowler Jumlah, warna,
pernafasan : - Lakukan Fisioterapi aroma sputum
normal 20 x /menit dada, jika perlu, 2. Terapeutik
- Lakukan - Posisi ini berguna
penghisapan lender Terhadap
kurang dari 15 detik Penurunan
- Keluarkan sumbatan Sesak Nafas
benda padat dengan Pada Pasien
forsep McGill - Untuk
- Beri Oksigen mengembalikan
3. Edukasi dan memelihara
- Ajarkan Teknik batuk fungsi otot- otot
efektif pernafasan dan
4. Kolaborasi membantu
- Kolaborasi membersihkan
pemberian sekret dari
brondilaktor, bronkus dan
ekspektoran, mencegah
mukolitik jika perlu penumpukan
sekret.
- Untuk
membersihkan
lender yang
Setelah dilakukan tindakan dapat
Gangguan keperawatan selama 3 x 1. Observasi menyumbat
Pertukaran Gas
13 24 jam. Gangguan - Monitor frekuensi, saluran
2. Septem Berhubungan Pertukaran Gas tidak irama, kedalaman pernafasan
Dengan
ber terjadi dengan kriteria hasil dan upaya napas - Untuk
Ketidakseimbanga
2020 n ventilasi-perfusi : - Monitor Pola Nafas mengeluarkan
1. Suara nafas : (seperti baradipnea, benda asing yang
whezzing menurun takipnea, daoat
2. PCO2 : 35 - 45 hiperventilasi, menyumbat
3. Nadi : 70 x/menit Kussmaul, saluran
Cheynestokes, Biot, pernapasan
ataksik) - Meningkatkan
- Monitor kemampuan pengiriman oksig
batuk efektif en ke paru untuk
- Monitor adanya kebutuhan
produksi sputum sirkulasi
- Monitor adanya 3. Edukasi
sumbatan jalan - Agar klien dapat
napas mengetahui cara
- Auskultasi bunyi batuk yang benar
napas dan dapat
- Monitor saturasi mengeluarkan
oksigen skret
- Monitor hasil x-ray 4. Kolaborasi
2. Terapeutik - Untuk membantu
- Atur interval proses
pemantauan respirasi penyembuhan
sesuai kondisi pasien pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauan 1. Observasi
3. Edukasi - Untuk
- Jelaskan tujuan dan mengetahui
prosedur frekuensi, irama,
pemantauan kedalaman dan
- Informasikan hasil upaya napas
pemantauan, jika - Untuk
perlu mengetahui Pola
Nafas
- Untuk
mengetahui
Teknik
kemampuan
batuk efektif pada
pasien
- Untuk
mengetahui
Setelah dilakukan tindakan adanya produksi
keperawatan selama 3 x 1. Observasi sputum
13 24 jam. Gangguan Rasa - Monitor Status - Untuk
Septem Nyaman : nyeri menurun oksigenasi mengetahui
ber Gangguan Rasa adanya
3. 2020 Nyaman : nyeri dengan kriteria hasil : 2. Terapeutik sumbatan jalan
Berhubungan
1. Tidak gelisah - Tempatkan pada napas
Dengan Gejala
Penyakit 2. Tidak meringis matras / tempat tidur - Untuk
3. Skala nyeri 2 terapeutik yang tepat mengetahui bunyi
- Tempatkan Objek napas
yang sering - Untuk
digunakan dalam mengetahui
jangkauan saturasi Oksigen
- Tempatkan bel atau - Untuk
lampu panggilan mengetahui hasi
dalam jangkauan Foto X -RAY
- Sediakan matras 2. Terapeutik
yang kokoh/padat - Untuk membantu
- Atur posisi semi- proses
fowler kesembuhan
- Posisikan untuk klien dan
mempermudah respirasi sesuai
ventilasi/perfusi dengan
3. Edukasi kebutuhan
- Informasikan saat - Agar memiliki
akan dilakukan catatan
perubahan posisi perkembangan
klien
3. Edukasi
- Agar pasien
memahami
prosedur
Tindakan
keperawatan
yang diberikan
- Agar pasien
mengetahui
perkembangan
maupun
penurunan
kesehatannya
1. Observasi
- Untuk
mengetahui
kebutuhan
oksigen yang
sesuai untuk
pasien
2. Teraputik
- Agar pasien
nyaman
- Untuk
mempermudah
perawatan
- Untuk memanggil
perawat tanpa
harus berjalan ke
ruang perawat
- Agar matras tidak
mudah rusak
- Agar pasien
nyaman dan
dapat
mengurangi
sesak
- Untuk
memoermudah
ventilasi perfusi
3. Edukasi
- Agar pasien
mengetahui
apabila perawat
akan memindah
posisinya
DAFTAR RUJUKAN

F Fitri & MR Pulungan. 2011. Ektraksi Benda Asing (Kacang Tanah) Di Bronkus
Dengan Bronkoskop Kaku.
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/93
Diakses 13 september 2020

P Zuleika, A Ghanie. 2016. Penatalaksanaan Enam Kasus Aspirasi Benda


Asing Tajam di Saluran Trakheobronkial.
https://repository.unsri.ac.id/24665/ diakses 13 September 2020
Tanto,,, C. 2014. Kapita Selekta Kedokderan Edisi 4. Jakarta Media Aesculapius

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan. DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan. DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.
DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai