Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI DALAM KONTEKS KELUARGA

Oleh :

Prinanda Nurfadila Surya Distama


NIM : P17230184099

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN BLITAR


POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
MALANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HIPERTENSI DALAM KONTEKS KELUARGA

a. KONSEP HIPERTENSI

1. Pengertian
Hipertensi merupakan masalah utama yang secara umum diderita oleh masyarakat. Faktor risiko
penyakit hipertensi adalah penyakit kardiovaskular, jantung, gagal ginjal, dan stroke. Akibat kurangnya
deteksi dini dan kesadaran masyarakat sehingga hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak dialami
oleh masyarakat (Aprilia, 2020).
2. Etiologi
1. Faktor penyebab hipertensi menurut Safitri (2020)
a. Faktor usia
Umur yang bertambah akan menyebabkan bertambahnya tekanan darah, karena dengan
bertambahnya usia dapat mempengaruhi pengaturan metabolisme kalsium. Sehingga
mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan berakibat tekanan darah meningkat.
b. Gaya hidup
Gaya hidup dapat meningkatkan resiko terkena hipertensi. Seperti gaya hidup tidak sehat
mengkonsumsi makanan siap saji, tidak mau berolah, kurang minum air putih dapat
menyebabkan hipertensi.
c. Merokok
Merokok dapat menyebabkan hipertensi. zat yang terdapat dalam tembakau terutama nikotin
dapat merangsang saraf simpatis dan dapat memicu kerja jantung lebih cepat sehingga peredaran
darah mengalir lebih cepat dan terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga mengakibatkan
peningkatan tekanan darah (irene dkk, 2019).
3. Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis Hipertensi Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016),
tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan darah tidak
teratur.
2) Gejala yang lazim Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun
4. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO (World Health Organization Society Of Hypertension)
Tabel 2.1 klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO dalam Mardiana (2020)
Kategori Tekanan darah Sistolik Tekanan darah Diastolik
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prahipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 >160 mmHg >100 mmHg
5. Penatalaksanaan
1. Tepapi Farmakologis menurut Mardiana (2020) meliputi :
a. Diuretika
Merupakan golongan obat antihipertensi, yang diberikan pertama kali dengan proses
pengeluaran cairan tubuh melalui urine. Tetapi pengontrolan konsumsi potasium harus
dilakukan karena potasium kemungkinan terbuang dalam cairan urine. (Putri, 2018).
b. Penghambat Adrenergik
Penghambat adrenargik yaitu sekelompok obat yang terdiri dari alfablocker, beta-blocker,
alfa-beta-blocker labetanol yang menghambat sistem syaraf simpatis (Putri, 2018).
c. Calsium Channel Blocker
Obat yang digunakan untuk mengontrol hipertensi melalui proses relaksasi pembuluh
darah yang juga memperlebar pembuluh darah (Putri, 2018).
2. Non farmakologis
a. Diet rendah garam
Tujuan diet rendah garam adalah sebagai penghilang retensi (penahan) air dalam
jaringan tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Walaupun rendah garam,
komposisi makanan harus tetap diperhatikan dan mengandung cukup zat-zat gizi,
baik kalori, protein, mineral, maupun vitamin yang seimbang (Safitri, 2020)
b. Diet rendah kolesterol
Bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan menurunkan berat badan
bagi penderita yang kegemukan. Perbanyak makan makanan sayur dan buah. Hindari
makan makanan yang berlemak seperti daging, gorengan, seafood dan hindari santan
serta makanan yang manis- manis (Safitri, 2020)
c. Diet tinggi serat
Penderita tekanan darah tinggi dianjurkan setiap hari mengonsumsi makanan
berserat tinggi seperti jambu biji, belimbing, jambu bol, kedondong, anggur, markisa,
papaya, jeruk, manga, apel, semangka, dan pisang. Dan sayuran, seperti daun
bawang, kecipir muda, jamur, bawang putih, daun dan kulir melinjo, buah kelor,
daun kacang Panjang, kacang Panjang, daun katuk, daun singkong, daun ubi jalar,
daun seledri, lobak, tomat, kangkong, toge, buncis, pare, kol, wortel, bayam dan sawi
(Safitri, 2020).
d. Olah raga
Olahraga sebaiknya dilakukan teratur dan bersifat aerobic, karena kedua sifat
inilah yang dapat menurunkan tekanan darah (Safitri, 2020).
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboraturium
- HB/Ht : untuk mengjkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat
mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN / Kreatinin ; memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
- Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran
kadar ketokolamin
- Urinalisasi : darah, protein, glukosa mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM
2. Ct Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah
satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal, perbaikan ginjal
5. Photo dada : menunjukkan dekstruksi klarifikasi pada area katup, pembesaran jantung
7. Patwhay
B. KONSEP RENCANA ASKEP KLIEN HIPERTENSI DALAM KONTEKS KELUARGA

1. PENGKAJIAN
a. Aktifitas/Istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda :
1) Frekuensi jantung meningkat
2) Perubahan irama jantung
3) Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala:
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda:
1) Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan untuk diagnosis.
2) Nadi: Denyutan jelas dari kerotis, jugularis, radialis.
3) Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin
4) (vasokonstriksi perifer), pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda vasokonstriksi)
5) Kulit pucat, sianosis dan diaforesis (kongesti, hipoksemia),
6) kemerahan.
c. Integritas ego
Gejala:
1) Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
2) euphoria, atau marah kronik (dapat mengindikasikan
3) kerusakan serebral)
4) Faktor-faktor stress multiple (hubungan keuangan yang
5) berkaitan dengan pekerjaan)
6) Tanda: 1) Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian
7) tangisan yang meledak
8) Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sektor
9) mata), gerakan fisik cepat, pernafasan menghela,
10) peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala:
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa
yang lalu).
e. Makanan/Cairan
Gejala:
1) Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
2) garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang
3) digoreng, keju, telur), gula-gula yang berwarna hitam,
4) kandungan tinggi kalori.
5) Mual, muntah
6) Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/menurun)
7) Riwayat penggunaan diuretik
Tanda:
1) Berat badan normal atau obesitas
2) Adanya oedema
f. Neurosensori
Gejala:
1) Keluhan pening/pusing
2) Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam)
3) Episode kebas, dan atau kelemahan pada satu sisi tubuh
4) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur)
5) Episode epistaksis
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala:
1) Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
2) Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada arteri ekstremitas
bawah)
3) Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya
4) Nyeri abdomen atau massa (feokromositoma)
h. Pernafasan
Gejala:
1) dispneu yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja
2) takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal
3) batuk dengan atau tanpa sputum
4) riwayat merokok
Tanda:
1) distress respirasi/penggunaan obat aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan (krekles/mengi)
2) Sianosis
i. Keamanan
Gejala:
1) gangguan koordinasi atau cara berjalan
2) episode parestesia unilateral transion
3) hipotensi postural
j. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala:
1) faktor-faktor risiko keluarga: hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, diabetes mellitus,
penyakit serebrovaskuler/ginjal.
2) Pengguaan pil KB atau hormone lain; penggunaan obat atau alkohol (Doenges, 2000;
Ruhyanudin, 2007).
2. DIAGNOSA
1. Gangguan tidur b.d Kontrol tidur ditandai dengan mengeluh sulit tidur, seing terjaga.
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma) ditandai dengan
klien mengeluh nyeri
3. Intoleranasi aktivitas b.d kelemahan yang ditandai dengan klien mengeluh Lelah dan merasa
lemah
3. RENCANA TINDAKAN
1. Kriteria Hasil
1. Gangguan tidur b.d Kontrol tidur ditandai dengan mengeluh sulit tidur, seing terjaga.
Dilakukan perawawatan sleama 3 x 24 jam diharapkan gangguan poloa tidur dapat teratasi
dengan kriteria hasil
a. Keluhan sulit tidur menurun
b. Keluhan sering terjaga menurun
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma) ditandai dengan
klien mengeluh nyeri
Dilakukan perawawatan sleama 3 x 24 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria
hasil
a. Keluhan nyeri menurun
b. Frekuensi nadi menurun
c. Wajah tidak tampak meringis
3. Intoleranasi aktivitas b.d kelemahan yang ditandai dengan klien mengeluh Lelah dan merasa
lemah
Dilakukan perawawatan sleama 3 x 24 jam diharapkan intoleransi aktivitas dapat teratasi dengan
kriteria hasil
a. Frekuensi nadi menurun
b. Saturasi oksigen meningkat
c. Keluhan Lelah menurun
2. Rencana Tindakan
1. Gangguan tidur b.d Kontrol tidur ditandai dengan mengeluh sulit tidur, seing terjaga
Observasi
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Rasional : untuk mengetahui bagaimana pola aktivitas dan tidur pada klien
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
Rasional : ununtuk mengetahui apa yang menjadi penghambat untuk klien tidur
c. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis. kopi, teh, alkohol,makanan
mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)
Rasional : untuk mengetahui makanan apa yang bisa menghambat klien untuk tidur
d. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
e. Rasional : Untuk mengetahui obat apa yang dikonsumsi klien untuk membantunya agar tidur

Terapeutik:
a. Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
Rasional : Agar klien merasa nyaman dengan tempat todurnya sehingga dapat membantu untuk
klien dapat tidur
b. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
Rasional : agar pada malam hari klien merasa ngantuk dan dapat tidur
c. Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
Rasional : agar klien dapat tidur dengan nyenyak
d. Tetapkan jadwal tidur rutin
Rasional : agar klien dapat tidur secara terjadwal
Edukasi
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
Rasional : agar klien dapat memahami tentang pentingnya tidur
b. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
Rasional : agar klien dapat terbiasa dengan jacwal tidur yang sesuai
c. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
Rasional : agar dapat membantu klieqn untuk dapat tidur
d. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya
Rasional : agar klien dapat rileks dan tenang.
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma) ditandai dengan klien
mengeluh nyeri
Observasi
a. Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Rasional : agar mengetahui Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
pada klien
b. Identifikasi skala nyeri
Rasional : agar mengetahui skala nyeri
c. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Rasional : agar dapat mengetahui apa yang memperberat dan memperingan nyeri

Terapeutik

a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Rasional : agar membantu mengatasi rasa nyeri
b. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Rasional : agar membantu mengatasi rasa nyeri
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
Rasional : agar pasien nyaman

Edukasi

a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


b. Rasional : agar klien dapat mengetahui penyebab, periode, dan pemicu nyeri
c. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Rasional : agar klien dapat mengerti bagaimana strategi meredakan nyeri
d. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Rasional : agar klien dapat mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


Rasional : aagr membantu proses penyembuhan klien
3. Intoleranasi aktivitas b.d kelemahan yang ditandai dengan klien mengeluh Lelah dan merasa lemah
Observasi
a. Identifikasi deficit tingkat aktivitas
Rasional : unruk mengetahui tangka aktivitas klien
b. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
Rasional : untuk mengetahui kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
c. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
Rasional : agar dapat mengetahui sumber daya apa untuk aktivitas yang diinginkan
d. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
Rasional : untuk mengetahui strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas paad Klien

Terapeutik

a. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
Rasional : agar pasien merasa nyaman
b. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Rasional : untuk membiasakan gerak agar persendian tidak kaku
c. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Rasional : agar menjaga keamanan dan kenyamanan klien

Edukasi

a. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu


Rasional : agar klien dapat memahami metode aktivitas fisik sehari - hari
b. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
Rasional : agar klien dapat memahami cara melakukan aktivitas yang dipilih
c. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi dan
Kesehatan
Rasional : agar klien dapat melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga
fungsi dan Kesehatan
d. Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Rasional : agar klien dapat termotivasu dalam melakukan aktivitas

Anda mungkin juga menyukai