Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PENYAKIT JANTUNG REMATIK (RHD)

Dosen Pembimbing :
Aida Novitasari, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Penyusun :
1. Ega Pamilu Putri P27820118010
2. Nur Jannah P27820118018
3. Audrey Savira Alviansyah P27820118032

Tingkat 2 Reguler A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO
SURABAYA
TAHUN 2019/2020
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Anak dengan makalah berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Anak dengan Penyakit Jantung Rematik. Terima kasih kami ucapkan
kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi yang telah diberikan.
Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah dan diskusi anggota. Kami sadari
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaanya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya
bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-
teman dan kami khususnya.

Surabaya, Maret 2020

Penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar ....................................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan .............................................................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................................
Bab 2 Pembahasan ..............................................................................................................
2.1 Definisi ...................................................................................................................
2.2 Etiologi ...................................................................................................................
2.3 Patofisiologi ............................................................................................................
2.4 Pathway...................................................................................................................
2.5 Manifestasi Klinis ...................................................................................................
2.6 Penatalaksanaan Medis............................................................................................
2.7 Teori Asuhan Keperawatan ....................................................................................
Bab 3 Penutup .....................................................................................................................
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................
3.2 Saran .......................................................................................................................
Daftar Pustaka .....................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penyakit Jantung Rematik (Rheumatic Heart Disease) merupakan Penyakit jantung
didapat yang sering ditemukan pada anak. Penyakit jantung reumatik merupakan
kelainan katup jantung yang menetap akibta demam reumatik akut sebelumnya,
terutama mengenai katup mitral (75%), aorta (25%), jarang mengenai katup trikuspid,
dan tdiak pernah menyerang katup pulmonal. Penyakit jantung rematik dapat
menimbulkan stenosis atau insufisiensi atau keduanya.
Setiap tahunnya rata rata ditemukan 55 kasus dengan demam rematik akut (DRA) dan
(RJP) Diperkirakan prevalensi PJR di indonesia sebesar 0,3-0,8 anak sekolah 5-15
tahun. Angka kejadian tinggi di negara berkembang berhubungan dengan sosial
ekonomi yang rendah, pelayanan kesehatan yang kurang memadai, infeksi tenggrorok
yang tidak diobati, atau penanganan yang lambat, lingkungan yang padat,
indrustrialisasi, dan urbanisasi.
Suatu kondisi dimana terjadi kerusakan permanen pada katup jantung yang disebabkan
oleh demam rematik. Demam rematik adalah suatu penyakit peradangan autoimun yang
mengenal jaringan konektif jantung, tulang, jaringan subkutan dan pembuluh darah pada
pusat sistem persyarafan, sebagai akibat dari infeksi beta –Streptococcus hemolyticus
grup A. Gejala demam rematik pada katup jantung yang menimbulkan kerusakan katup
jantung.. Serangan dapat berulang(rekuren), biasanya mengikuti pola umur, sering
terjadi pada masa anak dan jarang muncul setelah umur 25 tahun.
Penanganan pasien dengan penyakit jantung rematik secara garis besar bertujuan
untuk mengeradikasi bakteri Streptococcus beta hemolitycus grup A, menekan inflamasi
dari respon autoimun, dan memberikan terapi suportif untuk gagal jantung kongestif.
Setelah lewat fase akut, terapi bertujuan untuk mencegah PJR berulang pada anak –
anak dan memantau komplikasi serta gejala sisa dari PJR kronis pada saat dewasa.
Selain terapi medikamentosa, aspek diet dan juga aktivitas pasien harus dikontrol.
Selain itu ada juga pilihan terapi operatif sebagai penanganan kasus – kasus yang parah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi penyakit jantung rematik ?
2. Apa etiologi dari penyakit jantung rematik ?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit jantung rematik?
4.
1.3 Tujuan
BAB 2
Pembahasan
2.1 Definisi
Penyakit jantung rematik (Rheumatik Heart Disease) adalah penyakit peradangan
sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi
streptococcus hemolyticus grup A yang perjalanannya belum diketahui, dengan satu
atau lebih gejala mayor yaitu poliarthritis migrans akut, karditis, koreaminor, nodul
subkutan dan eriterna marginatum (Lawrence M. Tierney,2002).
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada
katup jantung akibat serangan karditis rematik rematik akut yang berulang kali (Arif
Mansjoer,2002).
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat,
Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh
kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang
mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran
tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurang terarah
menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan
mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami
perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup
tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
2.2 Klasifikasi
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung reumatik dapat dibagi
dalam 4 stadium.
1. Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup
A. Keluhannya :
1) Demam
2) Batuk
3) Rasa sakit waktu menelan
4) Muntah
5) Diare
6) Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat
2. Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus
dengan permulaan gejala demam reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1 - 3
minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan
kemudian.
3. Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini
timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan
menifestasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Gejala peradangan umum :
7) Demam yang tinggi
8) Lesu
9) Anoreksia
10) Lekas tersinggung
11) Berat badan menurun
12) Kelihatan pucat
13) Epistaksis
14) Athralgia
15) Rasa sakit disekitar sendi
16) Sakit perut
4. Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa
kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup dan
tidak menunjukkan gejala apa-apa. Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan
gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta
beratnya kelainan. Pasa fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit
jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.
2.3 Etiologi
Demam reumatik, seperti halnya dengan penyakit lain merupakan akibat interaksi
individu, penyebab penyakit dan faktor lingkungan. Penyakit ini berhubungan erat dengan
infeksi saluran nafas bagian atas oleh Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda
dengan glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi streptococcus di kulit maupun
disaluran nafas, demam reumatik agaknya tidak berhubungan dengan infeksi
streptococcus dikulit.
Faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya demam reumatik dan
penyakit jantung reumatik terdapat pada individunya sendiri serta pada keadaan
lingkungan.
1. Faktor-faktor pada individu :
a. Faktor genetik
Adanya antigen limfosit manusia (HLA) yang tinggi. HLA terhadap demam
rematik menunjukkan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan
antibodimonoklonal dengan status reumatikus.
b. Jenis kelamin
Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan
anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan
jeniskelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada
satujenis kelamin.
c. Golongan etnik dan ras
Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang
demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan
orang kulit putih. Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai
faktor lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau
bahkanmerupakan sebab yang sebenarnya.
d. Umur
Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya
demamreumatik/penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai
anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa
ditemukan padaanak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak
berumur 3 tahun atausetelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan
insidens infeksistreptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz
menemukan bahwapenderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-
6 tahun.
e. Keadaan gizi dan lain-lain
Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan
apakahmerupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.
f. Reaksi autoimun
Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding
selstreptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub
mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.
2. Faktor-faktor lingkungan :
a. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai
predisposisiuntuk terjadinya demam reumatik. Insidens demam reumatik di
negara-negara yangsudah maju, jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk
dalam keadaan sosialekonomi yang buruk, sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-
rumah denganpenghuni padat, rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk
segera mengobatianak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang
rendah sehingga biayauntuk perawatan kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal
ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam reumatik.
b. Iklim dan geografi
Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak
didapatkandidaerah yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan
bahwadaerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi, lebih tinggi dari yang
didugasemula. Didaerah yang letaknya agak tinggi agaknya insidens demam
reumatik lebihtinggi daripada didataran rendah.
c. Cuaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran
nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.
2.4 Patofisiologi
Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang disebabkan oleh
kelompok kuman A beta – hemolitik streptococcus yang menyerang faring.
Streptococccus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 ekstrasel;yang
terpentik diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S, hialuronidase, streptokinase,
difosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta streptococal erythrogenic toxin.
Produk peoduk tersebut merangsang timbulnya antibodi. Terjadi diduga akibat
kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa produk tersebut.
Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus yang membentuk imun
kompleks. Reaksi silang imun kompleks tersebut dengan sarcolema kardiak
menimbulkan respon peradangan Myocardial dan vulvular. Peradangan biasanya terjadi
pada katup mitral, yang mana akan terjadi skar dan kerusakan permanen. Terjadi 2 – 6
minggu setelah tidak ada pengobatan atau pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi
saluran nafas atas oleh kelompok kuman A betahemolytic.
2.5 Pathway
2.6 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik pada DR akut dibedakan atas manifestasi mayor dan minor.
a. Manifestasi Mayor
1. Karditis.
Karditis reumatik merupakan proses peradangan aktif yang mengenai
endokardium, miokardium, dan pericardium. Gejala awal adalah rasa lelah,
pucat, dan anoreksia. Tanda klinis karditis meliputi takikardi, disritmia,
bising patologis, adanya kardiomegali secara radiology yang makin lama
makin membesar, adanya gagal jantung, dan tanda perikarditis.
2. Artritis.
Arthritis terjadi pada sekitar 70% pasien dengan demam reumatik, berupa
gerakan tidak disengaja dan tidak bertujuan atau inkoordinasi muskuler,
biasanya pada otot wajah dan ektremitas.
3. Eritema marginatum.
Eritema marginatum ditemukan pada lebih kurang 5% pasien. Tidak gatal,
macular, dengan tepi eritema yang menjalar mengelilingi kulit yang tampak
normal.tersering pada batang tubuh dan tungkai proksimal, serta tidak
melibatkan wajah.
4. Nodulus subkutan.
Ditemukan pada sekitar 5-10% pasien. Nodul berukuran antara 0,5 – 2 cm,
tidak nyeri, dan dapat bebas digerakkan. Umumnya terdapat di permukaan
ekstendor sendi, terutama siku, ruas jari, lutut, dan persendian kaki.
b. Manifestasi Minor
1. Mempunyai riwayat menderita demam reumatik /penyakit jantung
reumatik.
2. Athralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi dan
pasien kadang-kadang sulit menggerakkan tungkainya.
3. Demam tidak lebih dari 390C.
4. Leukositosis.
5. Peningkatan Laju Endap Darah (LED).
6. C-Reaktif Protein (CRF) positif.
7. P-R interval memanjang.
8. Peningkatan pulse denyut jantung saat tidur (sleeping pulse).
9. Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO). (positif antistretolysin titer O),
astistreptokinase, anti hyaluronidase.
2.7 Penatalaksanaan Medis

2.8 Teori Asuhan Keperawatan


BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka
Lawrence M. Tierney, J. (2002). Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit
Dalam).Jakarta : Salemba Medika
Suriadi, Rita Yuliani. (2001). Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta:PT FAJAR
INTERPRATAMA

Anda mungkin juga menyukai