DISEASE
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1 Kelas 4B
Tentunya ada hal-hal yang menunjang penulis untuk membuat makalah ini
dengan tujuan untuk memenuhi tugas penilaian mata kuliah Keperawatan Anak 2.
Penulis mohon maaf apabila makalah ini memiliki kekurangan dan penulis
menyadari masih perlu ditingkatkan lagi mutunya. Karena itu, penulis sangat
mengharapkan akan pemberian saran dan kritik yang membangun.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PEMBAHASAN...................................................................................1
A. Definisi......................................................................................1
B. Etiologi......................................................................................1
C. Patofisiologi..............................................................................2
D. Epidemologi..............................................................................3
E. Manifestasi................................................................................3
F. Komplikasi................................................................................4
G. Pemeriksaan penunjang.............................................................5
H. Penatalaksanaan........................................................................6
I. Patway Keperawatan Sesuai Dengan Skenario Kasus Penyakit
Rheumatic Heart Disease.................................................................6
J. Analisa Data..............................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18
ii
BAB I
PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
1
Bakteri gram positif ini merupakan bagian dari kelompok
streptococcus grub A beta hemolitikus. Streptococcus grub A menyebaban
berbagai infeksi. Salah satu yang palinh sering ditemukan pada anak usia
5-15 tahun adalah faringitis. Rute utama penyebab infeksi saluran
pernapasan atas tersebut adalah melalui droplet. (Watkins et al., 2018)
C. Patofisiologi
2
mempunyai susunan antigen mirip antigen Streptococcus beta hemolitycus
grup A. Hal inilah yang menyebabkan reaksi autoimun.
D. Epidemologi
3
E. Manifestasi
4
akibat perubahan vaskular SSP)
F. Komplikasi
1. Dekompensasi Cordis
G. Pemeriksaan penunjang
5
mengidentifikasi kerusakan pada jantung yang terkait dengan penyakit
jantung rematik.
2. Elektrokardiogram (EKG): Tes ini mencatat aktivitas listrik jantung. EKG
dapat membantu mengidentifikasi kelainan jantung yang terkait dengan
penyakit jantung rematik.
3. Pemeriksaan darah: Tes darah dapat membantu dalam mengidentifikasi
adanya peradangan pada tubuh yang terkait dengan penyakit jantung rematik,
seperti kadar CRP (C-reactive protein) dan ESR (erythrocyte sedimentation
rate).
4. Pemantauan tekanan darah: Pemantauan tekanan darah dapat embantu
mengidentifikasi tekanan darah tinggi yang terkait dengan penyakit jantung
rematik.
5. Tes fungsi paru: Kondisi jantung rematik dapat mempengaruhi fungsi paru-
paru pada anak. Tes fungsi paru dapat membantu dalam mengevaluasi
kerusakan pada paru-paru dan mengukur kapasitas vital paru. (Saxena, 2013)
H. Penatalaksanaan
pasien dengan rheumatic heart disease secara garis besar bertujuan untuk
mengeradikasi bakteri Streptococcus beta hemolyticus grup A, menekan inflamasi
dari respon autoimun, dan memberikan terapi suportif untuk gagal jantung
kongestif. Setelah lewat fase akut, terapi bertujuan untuk mencegah rheumatic
heart disease berulang pada anak-anak dan memantau komplikasi serta gejala sisa
dari rheumatic heart disease kronis pada saat dewasa. Selain terapi
medikamentosa, aspek diet dan juga aktivitas pasien harus dikontrol. Selain itu,
ada juga pilihan terapi operatif sebagai penanganan kasus-kasus parah.
6
I. Patway Keperawatan Sesuai Dengan Skenario Kasus Penyakit
Rheumatic Heart Disease
7
J. Analisa Data
Data Fokus
8
Dispnea, batuk, (L.02008) PND, peningkatan CVP).
perbesaran batas 1. Gambaran Identifikasi tanda/gejala
jantung, EKG aritmia sekunder penurunan curah
peningkatan menurun jantung (meliputi:
venous pressure 2. Lelah menurun peningkatan berat badan,
(JVP) 3. Dispnea hepatomegaly, distensi vena
(D.0008) menurun jugularis, palpitasi, ronkhi
(PPNI, 2016) 4. Batuk menurun basah, oliguria, batuk, kulit
5. Edema pucat)
menurun Monitor tekanan darah
6. Distensi vena (termasuk tekanan darah
jugularis ortostatik, jika perlu)
menurun Monitor intake dan output
(PPNI, 2018b) cairan
Monitor berat badan setiap
hari pada waktu yang sama
Monitor saturasi oksigen
Monitor keluhan nyeri dada
(mis: intensitas, lokasi,
radiasi, durasi, presipitasi
yang mengurangi nyeri)
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor aritmia (kelainan
irama dan frekuensi)
Monitor nilai laboratorium
jantung (mis: elektrolit,
enzim jantung, BNP,
NTpro-BNP)
Monitor fungsi alat pacu
jantung
Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum dan
9
sesudah aktivitas
Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum
pemberian obat (mis: beta
blocker, ACE Inhibitor,
calcium channel blocker,
digoksin)
Terapeutik
Posisikan pasien semi-
fowler atau fowler dengan
kaki ke bawah atau posisi
nyaman
Berikan diet jantung yang
sesuai (mis: batasi asupan
kafein, natrium, kolesterol,
dan makanan tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis
atau pneumatik intermitten,
sesuai indikasi
Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk modifikasi
gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress,
jika perlu
Berikan dukungan
emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik
10
sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan
harian
Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
(PPNI, 2018a)
2. Bersihan jalan setelah dilakukan
Manajemen jalan nafas (I.01011)
nafas tidak efektif tindakan
Observasi
b.d Hipersekresi keperawatan
Monitor pola napas
jalan nafas d.d diharapkan bersihan
(frekuensi, kedalaman,
batuk berdahak, jalan nafas
usaha napas)
sputum berlebih, meningkat dengan
Monitor bunyi napas
Dispnea, KH : (L.01001)
tambahan (misalnya:
terdengar ronkhi 1. Batuk efektif
gurgling, mengi, wheezing,
(D.0149) meningkat
ronchi kering)
2. Produksi
Monitor sputum (jumlah,
sputum
warna, aroma)
menurun
Terapeutik
3. Dispnea
Pertahankan kepatenan jalan
menurun
napas dengan head-tilt dan
4. Ronkhi
chin-lift (jaw thrust jika
menurun
curiga trauma fraktur
11
servikal)
Posisikan semi-fowler atau
fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsep McGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
Ajarkan Teknik batuk
efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
12
x/menit (D.0130) (L.14134) penggunaan inkubator)
1. Suhu tubuh Monitor suhu tubuh
membaik Monitor kadar elektrolit
2. Takipnea Monitor haluaran urin
menurun Monitor komplikasi akibat
hipertermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang
dingin
Longgarkan atau lepaskan
pakaian
Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hyperhidrosis (keringat
berlebih)
Lakukan pendinginan
eksternal (mis: selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu
13
4. Intoleransi Setelah dilakukan
Manejemen Energi (I.05178)
aktivitas b.d tindakan
Observasi
ketidak keperawatan
Identifikasi gangguan fungsi
seimbangan diharapkan
tubuh yang mengakibatkan
antara suplai dan toleransi aktivitas
kelelahan
kebutuhan meningkat dengan
Monitor kelelahan fisik dan
oksigen d.d cepat KH : (L.05047)
emosional
lelah saat 1. Keluhan lelah
Monitor pola dan jam tidur
beraktivitas, menurun
Monitor lokasi dan
dyspnea 2. Dispnea saat
ketidaknyamanan selama
saat/setelah aktivitas
melakukan aktivitas
aktivitas, menurun
Terapeutik
frekuensi nafas 3. Dispnea
Sediakan lingkungan
meningkat 42 setelah
nyaman dan rendah stimulus
x/menit (D.0056) aktivitas
(mis: cahaya, suara,
menurun
kunjungan)
4. Frekuensi
Lakukan latihan rentang
nafas membaik
gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
14
Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
15
Terapeutik
Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis:
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
Ajarkan Teknik
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
16
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
17
Berikan pujian pada
pasien/keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang
bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
Jelaskan peningkatan asupan
kalori yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Marijon, E., Mirabel, M., Celermajer, D. S., & Jouven, X. (2018). Rheumatic Heart
Disease Alliance. Rheumatic Heart Disease. The Lancet (Vol. 392).
18
http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/02/Recheck_william_done_20
16_02_09_07_21_58_313.pdf
Watkins, D. A., Beaton, A. Z., Carapetis, J. R., Karthikeyan, G., Mayosi, B. M.,
Wyber, R., Yacoub, M. H., & Zühlke, L. J. (2018). Rheumatic Heart
Disease Worldwide: JACC Scientific Expert Panel. In Journal of the
American College of Cardiology (Vol. 72, Issue 12, pp. 1397–1416).
Elsevier USA. https://doi.org/10.1016/j.jacc.2018.06.063
19