Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyakami bisa menyelesaikan tugas Keperawatan Anak II “Asuhan
Keperawatan Pada Anak dengan Rheumatoid Heart Desease “tentang .
Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangunsangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini memberikaninformasi bagi semua dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN .......................................................................................................2
B. ETIOLOGI...............................................................................................................2
C. EPIDEMOLOGI......................................................................................................5
D. PATOFISIOLOGI...................................................................................................5
E. PATHWAY.............................................................................................................6
F. MANIFESTASI KLINIS ........................................................................................7
G. KOMPLIKASI.........................................................................................................7
H. PENATALAKSANAAN ........................................................................................7
A. PENGKAJIAN .......................................................................................................8
B. DIAGNOSA ...........................................................................................................10
C. INTERVENSI .........................................................................................................10
D. IMPLEMENTASI ..................................................................................................12
E. EVALUASI ............................................................................................................13
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................14
A. KESIMPULAN....................................................................................................... 14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rematoid heart disease (RHD) merupakan penyebab terpenting dari
penyakit jantung yang di dapat, baik pada anak maupun pada dewasa.
Rematoid fever adalah peradangan akut yang sering diawali oleh peradangan
pada farings. Sedangkan RHD adalah penyakit berulang dan kronis. Pada
umumnya seseorang menderita penyakit rematoid fever akut kirakira dua
minggu sebelumnya pernah menderita radang tenggorokan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan Reumatoid Heart Desease ?
b. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari Rematoid Heart Desease ?
C. Tujuan
a. Mengetahui konsep dasar dari Reumatoid heart desease .
b. Mengetahui Asuhan Keperawatan dari Rematoid Heart Desease .
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penyakit jantung reumatik merupakan proses imun sistemik sebagai
reaksi terhadap infeksi streptokokus hemolitikus di faring (Brunner &
Suddarth, 2001). Penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan
sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi
Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya
belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis
migrans akut, Karditis, Koreaminor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum
(Lawrence M. Tierney, 2002)
Penyakit jantung rematik adalah penyakit yang ditandai dengan
kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis rematik akut yang
berulang kali (Arif Mansjoer, 2002). Penyakit jantung rematik (RHD) adalah
suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh,
terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme
streptococcus hemolitic-β grup A (Sunoto Pratanu, 2000). Rheumatic Heart
Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup
jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral
(stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik
(DR).
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi
kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran,
terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa
dari Demam Rematik (DR).
B. Etiologi
Demam reumatik, seperti halnya dengan penyakit lain merupakan
akibat interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor lingkungan. Penyakit
ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh Beta
Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda dengan glomerulonefritis yang
berhubungan dengan infeksi streptococcus di kulit maupun di
2
saluran nafas, demam reumatik agaknya tidak berhubungan dengan infeksi
streptococcus di kulit.
1. Faktor-faktor pada individu
a. Faktor genetic
Adanya antigen limfosit manusia (HLA) yang tinggi. HLA
terhadap demam rematik menunjukkan hubungan dengan aloantigen
sel B spesifik dikenal dengan antibody monoklonal dengan status
reumatikus.
b. Jenis kelamin
Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita
dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar
menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun
manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis
kelamin.
d. Umur
Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada
timbulnya demam reumatik/penyakit jantung reumatik. Penyakit ini
paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak
sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-
5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah
20 tahun.Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi
streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan
bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-
6 tahun.
3
e. Keadaan gizi dan lain-lain
Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat
ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya
demam reumatik.
f. Reaksi autoimun
Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara
polisakarida bagian dinding selstreptokokus beta hemolitikus group A
dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya
miokarditis dan valvulitis pada reumatik
fever.
c. Cuaca
4
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens
infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam
reumatik juga meningkat.
C. Epidemologi
RHD terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam
rematik di diagnosa setiap tahunnya, khususnya pada kelompok anak usia 6-
15 tahun. Cenderung terjangkit pada daerah dengan udara dingin, lembab,
lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya kurang memadai. Sementara
di negara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena tingkat
perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna.
Dari data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus
RHD rata-rata 3,44 ℅ dari seluruh jumlah penderita yang dirawat. Secara
Nasional mortalitas akibat RHD cukup tinggi dan ini merupakan penyebab
kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40 tahun.
D. Patofisiologi
Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang
disebabkan oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus yang
menyerang pada pharynx. Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak
kurang dari 20 produk ekstrasel yang terpenting diantaranya ialah streptolisin
O, streptolisin S, hialuronidase, streptokinase, di fosforidin nukleotidase,
deoksiribonuklease serta streptococca erythrogenic toxin. Produk- produk
tersebut merangsang timbulnya antibodi.
Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang
berlebihan terhadap beberapa produk tersebut. Sensitivitas sel B antibodi
memproduksi antistreptococcus yang membentuk imun kompleks. Reaksi
silang imun kompleks tersebut dengan sarcolema kardiak menimbulkan
respon peradangan myocardial dan valvular. Peradangan biasanya terjadi pada
katup mitral, yang mana akan menjadi skar dan kerusakan permanen.
Demam reumatik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada pengobatan atau
pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi saluran nafas atas oleh kelompok
kuman A betahemolytic. Mungkin ada predisposisi genetik, dan ruangan yang
sesak khususnya di ruang kelas atau tempat tinggal yang dapat meningkatkan
risiko. Penyebab utama morbiditas dan mortalitas adalah fase akut dan kronik
dengan karditis.
5
E. Phatway
6
F. Manifestasi Klinis
Gejala jantung yang muncul tergantung pada bagian jantung yang
terkena. Katup mitral adalah yang sering terkena, menimbulkan gejala gagal
jantung kiri sesak napas dengan krekels dan wheezing pada paru. Beratnya
gejala tergantung pada ukuran dan lokasi lesi. Gejala sistemik yang terjadi
akan sesuai dengan virulensi organisme yang menyerang. Bila ditemukan
murmur pada seseorang yang menderita infeksi sistemik, maka harus dicurigai
adanya infeksi endocarditis.
Penderita umumnya megalami sesak nafas yang disebabkan
jantungnya sudah mengalami gangguan, nyeri sendi yang berpindah- pindah,
bercak kemerahan di kulit yang berbatas, gerakan tangan yang tak beraturan
dan tak terkendali (korea), atau benjolan kecilkecil dibawah kulit. Selain itu
tanda yang juga turut menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan berat
badan, cepat lelah dan tentu saja demam.
G. Komplikasi
Penyakit jantung rematik merupakan komplikasi dari demam rematik
dan biasanya terjadi setelah serangan demam rematik. Insiden penyakit
jantung rematik telah dikurangi dengan luas penggunaan antibiotic efektif
terhadap streptokokal bakteri yang menyebabakan demam rematik.
H. Penatalaksanaan
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim
Medis akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi
seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan
diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin. Penderita
Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan terapi.
Penderita dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medik
untuk mengatasi keluhannya.
Penderita yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi
invasif. Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta
memerlukan biaya yang relatif mahal dan memerlukan follow up jangka
panjang.
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan
terakhir, nomor registrasi, tanggal MRS, pekerjaan pasien, dan nama
penanggungjawab.
2. Riwayat Keperawatan
a. Awalan serangan
Asal mula perkembabangan suatu penyakit
b. Keluhan Utama
Yang menjdi keluhan utama yang saat ini di derita si pasien
8
e. Persepsi kesehatan pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya,
higienitas pasien sehari-sehari kurang baik.
f. Kognitif atau perceptual pasien masih dapat menerima informasi
namun kurang berkonsentrasi karena tekanan darah menurun, denyut
nadi meningkat, dada berdebar-debar.
g. Persepsi diri atau konsep diri pasien mengalami gangguan konsep diri
karena kebutuhan fisiologisnya terganggu sehingga aktualisasi diri
tidak tercapai pada fase sakit.
h. Peran hubungan pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
dan peran pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan.
i. Manajemen koping atau stress pasien mengalami kecemasan yang
berangsur-angsur dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki
koping yang adekuat.
j. Keyakinan atau nilai pasien memiliki kepercayaan, pasien masih tahap
belajar beribadah.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Psikologis yakni keadaan umum yang tampak lemah,
kesadarancomposmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat
dan lemah, adanya sesak nafas, nyeri abdomen, mual, anoreksia,
penurunan hemoglobin, kelemahan otot, akral dingin.
b. Pemeriksaan sistematik
Inspeksi : Mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut
dan bibirkering, berat badan menurun, dada berdebar-debar.
Perkusi : Adanya distensi abdomen dan nyeri tekan sendi.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis, denyut nadi meningkat.
Auskultasi : Terdengarnya suara bising katup, perubahan suara
jantung.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Radiologi
c. Pemeriksaan Echokardiogram
d. Pemeriksaan Elektrokardio gram
9
B. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung
b. Ketidak efektifan pola nafas
c. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung
d. Intoleransi aktifitas
C. Intervensi
D. Implementasi
Diagnosa Implementasi NOC
Penurunan curah jantung Cardiac pump effektivenss
Circulation sttues
Vital sign status
Kriteria hasil
Tanda-tanda vital dalam
rentang normal
Dpata mentoleransi aktivitas ,
tidakm ada kelelahan
Tidak adanya edema paru
Tidak adanya penurunan
kesadaran
Ketidak efektifan pola napas Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway
patensi
Vital sign Status
Kriteria Hasial
Mendemostrasika batuk efektif
dan suara napas yang bersih
tidak ada sianosis dan dyspnea.
Menunjukkan jalan napas yang
paten ( Klien tidak merasa
tercekik, irama napas ,
frekuensi napas dalam rentang
normal , tidak ada suara napas
yang abmormal )
Tanda –tanda vital dalam
rentang normal
Resiko penurunan perfusi jaringan Cardiac Pump effectiveness
jantung Circulation statues
Vital sign status
Kriteria hasil
Tekanan systole dan diastole
dalam rentang yang di harapkan
CVP dalam batas normal
Nadi perifer kuat dan simetris
bunyi jantung abnormal tidak
ada 12
nyeri dada tidak ada
kelelahan yang kestrime tidak
ada
Intoleransi Aktifitas Energy conservation
Aktivity Tolerance
Self care : ADLs
Kriteria Hasil
Berpartisipasi dalam aktivitas
fisik tanpa di sertai peningkatan
tekanan darah , nadi , RR
mampu melakukan katifitas
sehari hari dengan mandiri
tanda-tanda vital normal
Sirkulasin Status baik
Status REspirasi: Pertukaran
gas dan ventilasi adekuat
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan,
dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan dari
evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan
tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang .
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rematoid heart disease (RHD) merupakan penyebab terpenting dari
penyakit jantung yang di dapat, baik pada anak maupun pada dewasa.
Rematoid fever adalah peradangan akut yang sering diawali oleh
peradangan pada farings. Sedangkan RHD adalah penyakit berulang dan
kronis. Pada umumnya seseorang menderita penyakit rematoid fever akut
kirakira dua minggu sebelumnya pernah menderita radang tenggorokan.
Ada faktor mayor dan minor dalam penyakit RHD.
14
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall , Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6,
Smeltzer, Suzanna C. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan
15