Oleh:
Jessica Sirait
1930912320063
Pembimbing:
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Definisi..................................................................................................3
B. Epidemiologi.........................................................................................3
C. Etiologi..................................................................................................4
D. Patofisiologi...........................................................................................5
E. Manifestasi Klinis..................................................................................6
F. Kriteria Diagnosis..................................................................................11
G. Penatalaksanaan.....................................................................................14
H. Prognosis...............................................................................................17
I. Pencegahan............................................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................35
BAB V PENUTUP............................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................42
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Modifikasi kriteria Jones tahun 2015 oleh AHA...................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
yang digolongkan pada kelainan vaskular kolagen atau kelainan jaringan ikat.
Proses rematik ini merupakan reaksi peradangan yang dapat mengenai banyak
organ tubuh terutama jantung, sendi dan sistem saraf pusat. Demam rematik akut
adalah sinonim dari demam rematik dengan penekanan akut, sedangkan yang
seluruh dunia, dan mengenai semua umur tapi 90% dari serangan pertama terdapat
pada umur 5-15 tahun sedangkan yang terjadi dibawah umur 3-5 tahun sangat
jarang.2
Yang sangat penting dari penyakit demam rematik akut ini adalah dalam hal
berat. Penyakit demam rematik dapat mengakibatkan gejala sisa (sequel) yang
amat penting pada jantung sebagai akibat berat ringannya karditis selama serangan
akut demam rematik. Cukup banyak dilaporkan insiden dari kekambuhan demam
November 2001 yang diterbitkan tahun 2004 angka mortalitas untuk PJR 0,5 per
100.000 penduduk di Negara maju hingga 8,2 per 100.000 penduduk di negara
1
Diperkirakan
2
sekitar 2.000-332.000 penduduk yang meninggal diseluruh dunia akibat penyakit
tersebut.3
pengetahuan tentang demam rematik dan penyakit jantung rematik yang terjadi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
yang digolongkan pada kelainan vaskular kolagen atau kelainan jaringan ikat.
Proses rematik ini merupakan reaksi peradangan yang dapat mengenai banyak
organ tubuh terutama jantung, sendi dan sistem saraf pusat. Demam rematik akut
adalah sinonim dari demam rematik dengan penekanan akut, sedangkan yang
dimasuk demam rematik inaktif adalah pasienpasien dengan demam rematik tanpa
menahun.2
B. Epidemiologi
rematik akut, tetapi demam rematik akut ini banyak terdapat pada anak-anak dan
orang usia muda (5-15 tahun). Ada dua keadaan terpenting dari segi
epidemiologic pada demam rematik akut ini yaitu kemiskinan dan kepadatan
penduduk. Tetapi pada saat wabah demam rematik tahun 1980 di Amerika
4
terserang juga pada kelompok ekonomi menengah dan atas. Setelah perang dunia
kedua dilaporkan bahwa di Amerika dan Eropa insiden demam rematik menurun,
negara berkembang.3
rematik di Eropa dan Amerika menurun sedangkan di negara tropis dan sub tropis
masih terlihat peningkatan yang agresif , seperti kegawatan karditis dan payah
jantung yang meningkat. 1 Ternyata insiden yang tinggi dari karditis adalah pada
anak muda dan terjadinya kelainan katup jantung adalah sebagai akibat
bahwa demam rematik adalah penyebab utama terjadinya penyakit jantung untuk
usia 5-30 tahun. Demam rematik dan penyakit jantung rematik adalah penyebab
utama kematian akibat penyakit jantung untuk usia dibawah 45 tahun dan juga
untuk semua umur. Komplikasi terberat demam rematik bila mengenai organ
jantung. Komplikasi jantung terjadi pada 30- 70% serangan demam rematik
pertama dan 73-90% seluruh serangan. Penyakit jantung rematik disebabkan oleh
kerusakan katup jantung, yaitu katup mitral (65-70%) dan katup aorta (25%).3
C. Etiologi
sekuel dari infeksi streptokokus grup A pada faring tetapi bukan pada kulit.
tergantung
5
infeksinya, yaitu 0,3 sampai 3 persen. Faktor predisposisi yang penting meliputi
riwayat keluarga yang menderita demam rematik, status sosial ekonomi rendah
(kemiskinan, sanitasi yang buruk), dan usia antara 6 sampai 15 tahun (dengan
D. Patofisiologi
yang mirip dengan antigen yang dimiliki oleh bakteri Streptokokus Grup A
betahemolitikus (molecular mimicry) seperti pada jantung, sendi, otak dan otot
polos.5
jantung, otak, sendi dan kulit. Karditis akibat rematik sering disebut sebagai
pankarditis, dengan miokarditis sebagai bagian yang paling utama. Saat ini,
diketahui bahwa komponen katup yang mungkin sama atau lebih penting
serum tidak mengalami peningkatan. Pada penyakit jantung rematik tidak hanya
terjadi kerusakan pada daun katup akibat timbulnya vegetasi pada permukaannya,
namun seluruh katup mitral mengalami kerusakan (dengan pelebaran annulus dan
6
Katup mitral merupakan katup yang paling sering dan paling berat
mengalami kerusakan dibandingkan dengan katup aorta dan lebih jarang pada
katup trikuspid dan pulmonalis. 3,4 Lesi patognomonis demam rematik adalah
badan Aschoff sebagai diagnostic histopatologik. Sering ditemukan juga pada saat
tidak adanya tanda-tanda keaktifan kelainan jantung dan dapat bertahan lama
setelah tanda-tanda gambaran klinis menghilang atau masih ada keaktifan laten.
rematik biasanya terkena ketiga lapisan endokard, miokard dan perikard secara
bersamaan atau sendiri-sendiri atau kombinasi. Pada endokard yang terkena utama
adalah katup-katup jantung dan 50% mengenai katup mitral. Pada keadaan dini
demam rematik akut katup-katup ini akan merah, edema dan menebal dengan
vegetasi yang disebut sebagai verruceae. Setelah agak tenang katup-katup yang
terkena menjadi tebal, fibrotic, pendek dan tumpul yang menimbulkan stenosis.5
E. Manifestasi Klinis
Kriteria tersebut dibagi menjadi tiga bagian : (1) lima gejala mayor, (2) empat
gejala minor, dan (3) bukti pemeriksaan laboratorium yang mendukung adanya
Kriteria Mayor
1. Karditis
7
penderita pada fase akut dan dapat menyebabkan kelainan katup sehingga terjadi
klinik berdasarkan adanya salah satu tanda berikut: (a) bising baru atau perubahan
sifat bising organik, (b) kardiomegali, (c) perikarditis, dan gagal jantung
muncul pertama kali, sementara tanda dan gejala perikarditis serta gagal jantung
2. Polyarthritis
panas, dan keterbatasan gerak aktif pada dua sendi atau lebih. Artritis pada demam
rematik paling sering mengenai sendi-sendi besar anggota gerak bawah. Kelainan
ini hanya berlangsung beberapa hari sampai seminggu pada satu sendi dan
tindih pada beberapa sendi pada waktu yang sama; sementara tanda-tanda radang
mereda pada satu sendi, sendi yang lain mulai terlibat. Perlu diingat bahwa artritis
yang hanya mengenai satu sendi (monoartritis) tidak dapat dijadikan sebagai suatu
criteria mayor. Selain itu, agar dapat digunakan sebagai suatu kriteria mayor,
dan kenaikan laju endap darah, serta harus didukung oleh adanya titer ASTO atau
3. Chorea
Chorea secara khas ditandai oleh adanya gerakan tidak disadari dan tidak
bertujuan yang berlangsung cepat dan umumnya bersifat bilateral, meskipun dapat
8
juga hanya mengenai satu sisi tubuh. Manifestasi demam rematik ini lazim
disertai kelemahan otot dan ketidakstabilan emosi. Chorea jarang dijumpai pada
penderita di bawah usia 3 tahun atau setelah masa pubertas dan lazim terjadi pada
manifestasi demam rematik yang muncul secara lambat, sehingga tanda dan gejala
lain kemungkinan sudah tidak ditemukan lagi pada saat korea mulai timbul.
4. Eritema Marginatum
Merupakan wujud kelainan kulit yang khas pada demam rematik dan tampak
sebagai makula yang berwarna merah, pucat di bagian tengah, tidak terasa gatal,
berbentuk bulat atau dengan tepi yang bergelombang dan meluas secara
dan terutama timbul di daerah badan, pantat, anggota gerak bagian proksimal,
tetapi tidak pernah ditemukan di daerah wajah. Kelainan ini dapat bersifat
sementara atau menetap, berpindah-pindah dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
yang lain, dapat dicetuskan oleh pemberian panas, dan memucat jika ditekan.
Tanda mayor demam rematik ini hanya ditemukan pada kasus yang berat.7
5. Nodulus Subcutan
Nodulus subcutan pada umumnya hanya dijumpai pada kasus yang berat dan
vertebralis. Nodul ini berupa massa yang padat, tidak terasa nyeri, mudah
digerakkan dari kulit di atasnya, dengan diameter dan beberapa milimeter sampai
9
sekitar 2 cm. Tanda ini pada umumnya tidak akan ditemukan jika tidak terdapat
karditis.6
Kriteria Minor
kriteria minor apabila tercatat dengan baik sebagai suatu diagnosis yang
didasarkan pada kriteria obyektif yang sama. Akan tetapi, riwayat demam rematik
atau penyakit jantung rematik inaktif yang pernah diidap seorang penderita
seringkali tidak tercatat secara baik sehingga sulit dipastikan kebenarannya, atau
Artralgia adalah rasa nyeri pada satu sendi atau lebih tanpa disertai
peradangan atau keterbatasan gerak sendi. Gejala minor ini harus dibedakan
dengan nyeri pada otot atau jaringan periartikular lainnya, atau dengan nyeri sendi
malam hari yang lazim terjadi pada anak-anak normal. Artralgia tidak dapat
digunakan sebagai kriteria minor apabila poliartritis sudah dipakai sebagai kriteria
mencapai 39°C, terutama jika terdapat karditis. Manifestasi ini lazim berlangsung
sebagai suatu demam derajat ringan selama beberapa minggu. Demam merupakan
pertanda infeksi yang tidak spesifik, dan karena dapat dijumpai pada begitu
banyak penyakit lain, kriteria minor ini tidak memiliki arti diagnosis banding yang
bermakna.9
Peningkatan kadar reaktan fase akut berupa kenaikan laju endap darah,
peradangan atau infeksi. Ketiga tanda reaksi fase akut ini hampir selalu ditemukan
1
mayor
1
yang ditemukan. Perlu diingat bahwa laju endap darah juga meningkat pada kasus
anemia dan gagal jantung kongestif. Adapun protein C reaktif tidak meningkat
pada anemia, akan tetapi mengalami kenaikan pada gagal jantung kongestif. Laju
endap darah dan kadar protein C reaktif dapat meningkat pada semua kasus
konduksi pada nodus atrioventrikel dan meskipun sering dijumpai pada demam
rematik, perubahan gambaran EKG ini tidak spesifik untuk demam rematik.
Selain itu, interval P-R yang memanjang juga bukan merupakan pertanda yang
untuk demam rematik, sebagai salah satu bukti yang mendukung adanya infeksi
Streptokokus. Titer ASTO dianggap meningkat apabila mencapai 250 unit Todd
pada orang dewasa atau 333 unit Todd pada anak-anak di atas usia 5 tahun, dan
dapat dijumpai pada sekitar 70% sampai 80% kasus demam rematik akut. Infeksi
tenggorokan. Biakan positif pada sekitar 50% kasus demam rematik akut.
1
F. Kriteria Diagnosis
didapatkan minimal dua gejala mayor atau satu gejala mayor dan dua gejala
streptokokus. Dua gejala mayor selalu lebih kuat dibandingkan satu gejala mayor
gejala minor ketika menggunakan karditis dan arthritis sebagai gejala mayor.
merupakan peringatan bahwa demam rematik akut mungkin tidak terjadi pada
pasien (kecuali bila ditemukan adanya khorea). Murmur innocent (Still’s) sering
salah interpretasi sebagai murmur dari regurgitasi katup mitral (MR) dan oleh
karenanya merupakan penyebab yang sering dari kesalahan diagnosis dari demam
rematik akut. Murmur dari MR merupakan tipe regurgitan sistolik (berawal dari
rematik.
rematik.
1
3. Kadang-kadang, pasien dengan demam rematik rekuren mungkin tidak
berikut6:
1. Kriteria Major:
ekokardiografi Doppler, bahkan jika tidak ada tanda klinis dari karditis yang
diulangi. Populasi berisiko menengah dan tinggi: juga klinis dan/atau karditis dan
2. Kriteria minor:
Populasi risiko rendah: parameter inflamasi dan tingkat demam ditentukan dengan
memerlukan konfirmasi dari dua kriteria utama atau satu kriteria mayor dan dua
kriteria utama atau satu utama dan dua kriteria minor atau tiga kriteria minor.
1
Tabel 1. Modifikasi Kriteria Jones tahun 2015 oleh American Heart
Association6,9
Diagnosis Banding
simetris tanpa adanya arthritis yang berpindah, kepucatan pada sendi yang
terkena, tidak ada bukti infeksi streptokokus, perjalanan penyakit yang lebih
indolen, dan tidak adanya respon awal terhadap terapi salisilat selama 24 sampai
48 jam.1
kadang-kadang perlu dibedakan. Infeksi virus yang disertai arthritis akut (rubella,
1
orang dewasa. Penyakit-penyakit hematologi seperti anemia sel sabit dan
Tanda klinis ringan dari karditis menghilang secara cepat dalam jangka waktu
mingguan, tetapi pada pasien dengan karditis berat baru hilang setelah 2-6 bulan.
Khorea secara bertahap berkurang setelah 6 sampai 7 bulan atau lebih lama dan
G. Penatalaksanaan
darah lengkap, reaktan fase akut (LED, protein C-reaktif), kultur tenggorok, titer
anti streptolisin O (dan titer antibodi kedua, terutama pada pasien dengan khorea),
mg/kgBB perhari dalam dua sampai empat dosis selama 10 hari. Terapi anti-
inflamasi atau supresi dengan salisilat atau steroid tidak boleh diberikan sampai
ditegakkan, diperlukan
1
edukasi kepada pasien dan orang tuanya tentang perlunya pemakaian antibiotik
menangani endokarditis infektif. Jangka waktu tirah baring bergantung pada tipe
dan keparahan dari gejala dan berkisar dari seminggu (untuk arthritis) hingga
beberapa minggu untuk karditis berat. Tirah baring diikuti periode untuk ambulasi
kembali ke sekolah. Aktivitas bebas diperbolehkan bila laju endap darah sudah
kembali ke normal, kecuali pada anak dengan kerusakan jantung yang cukup
berat.9
* kardiomegali diragukan
** kardiomegali ringan
*** kardiomegali yang nyata atau gagal jantung
Tabel 2. Lama Tirah baring pasien Demam Rematik Berdasarkan Klinis
Terapi dengan agen anti inflamasi harus dimulai sedini mungkin saat demam
rematik akut sudah didiagnosis. Untuk karditis ringan hingga sedang, penggunaan
mg/kgBB perhari yang dibagi dalam 4 sampai 6 dosis. Kadar salisilat yang
adekuat di dalam darah adalah sekitar 20-25 mg/100 mL. Dosis ini dilanjutkan
terapi dikurangi secara bertahap selama 4-6 minggu selagi monitor reaktan fase
akut.10
1
Untuk arthritis, terapi aspirin dilanjutkan selama 2 minggu dan dikurangi
secara bertahap selama lebih dari 2 sampai 3 minggu. Adanya perbaikan gejala
sendi dengan pemberian aspirin merupakan bukti yang mendukung arthritis pada
berat dengan onset akut. Digoksin digunakan dengan hati-hati, dimulai dengan
setengah dosis rekomendasi biasa, karena beberapa pasien dengan karditis rematik
unit, sebagai awalan eradikasi streptokokus dan juga setiap 28 hari untuk
pencegahan rekurensi, seperti pada pasien dengan gejala rematik lainnya. Tanpa
profilaksis sekitar 25% pasien dengan khorea (tanpa adanya karditis) berkembang
menjadi penyakit katup jantung rematik pada follow-up 20 tahun berikutnya. Pada
setiap 6-8 jam), haloperidol (dimulai dengan dosis 0,5 mg dan ditingkatkan setiap
steroid.10
1
H. Prognosis
serangan awal dapat menghilang pada 10-25% pasien. Penyakit katup sering
I. Pencegahan
a. Pencegahan primer
berkembang menjadi subklinis faringitis dan oleh karena itu tidak berobat lebih
lanjut. Sementara itu, 30% pasien lainnya berkembang menjadi demam rematik
b. Pencegahan sekunder
Pasien dengan riwayat demam rematik, termasuk dengan gejala khorea dan pada
menderita
1
demam rematik akut harus diberikan profilaksis. Sebaiknya, pasien menerima
2
BAB III
LAPORAN
KASUS
I. Identitas
Nama : An. M. A. Y.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat & tanggal lahir : Banjarmasin, 8 Januari 2009
Umur : 11 tahun 10 bulan
Nama Ayah : Tn. S Nama Ibu : Ny. SR
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SD Pendidikan : MTsN
Alamat : Jl. Teluk Mesjid, Kandangan
Agama : Islam
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
II. Anamnesis
bulan. Nyeri pinggang memberat ketika bergerak, perubahan posisi dan berkurang
saat istirahat. 1 minggu kemudian terdapat nyeri hilang timbul pada sendi lutut
kiri hingga tidak dapat digerakan. Bengkak (-), panas (-), merah (-) dan tidak
menjalar. Kemudian nyeri berpindah pada sendi lutut kanan selama 15 hari
2
seminggu setelah
2
nyeri pada lutut kiri sembuh. Memar dan kemerahan pada tumit kanan muncul
secara bersamaan saat nyeri sendi lutut kanan. Keluhan lain demam, mual, muntah
dan nyeri sendi lain disangkal. Pasien hanya berobat ke tukang urut dan saat
dirumah belum ada upaya untuk mengatasi keluhan. Saat ini, pasien berjalan
Keluhan tidak membaik sekitar satu bulan saat di puskesmas lalu dirujuk
ke RS Hasan Basri dan dirujuk ke Poli Orthopedi RSUD Ulin hanya mendapatkan
sirup antinyeri namun keluhan tidak membaik dirujuk ke Poli Anak. Satu minggu
kemudian muncul nyeri hebat pada kedua lutut, sehingga anak mengangis
Pasien pernah masuk rumah sakit karena jatuh dan dahi pasien dijahit.
4. Riwayat Antenatal
kesehatan tetapi jadwalnya tidak pasti. Ibu menyangkal pernah menderita sakit
saat hamil. Menurut pengakuan ibu, gizi ibu tercukupi yaitu makan nasi, lauk,
5. Riwayat Natal
Anak lahir secara spontan pervaginam. Berat badan lahir 3000 gram dan
panjang lahir 51 cm. Anak lahir cukup bulan ditolong oleh bidan di Kandangan.
6. Riwayat Neonatal
Saat lahir langsung menangis, resusitasi (-), kuning pada kulit (-).
7. Riwayat Perkembangan
2
Tiarap : usia 6 bulan
Riwayat perkembangan anak saat ini sudah kelas 6 SD dan tidak ada gangguan
proses pembelajaran.
8. Riwayat Imunisasi
9. Riwayat Makanan
Usia 0 – 24 bulan : ASI eksklusif setiap anak ingin menyusu (>15x sehari) dan
MPASI berupa bubur sun, 3x sehari, ¼ mangkuk kecil, namun dominan ASI.
Pasien alergi ayam dan tidak suka mengonsumsi buah, sayur tetapi suka
2
10. Riwayat Keluarga
Ikhtisar keturunan:
Garis Ayah Garis Ibu
Ket :
: Perempuan : Laki-laki
: Pasien : Sakit
Susunan keluarga :
No. Nama Umur L/P Keterangan
1. Tn. S 36 tahun L Sehat
2. Ny. SR 42 tahun P Sehat
3. An. M. A. Y 11 tahun P Sakit
Pasien tinggal bersama ayah tiri yang bekerja sebagai penjahit dan ibu
tambang dan pabrik. Sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
2
III. Pemeriksaan Fisik
2
Leher : Pada vena jugularis teraba pulsasi, tekanan tidak
meningkat, pembesaran KGB leher tidak ada, kaku
kuduk tidak ada, massa tidak ada.
7. Toraks:
a. Dinding dada/ paru
Inspeksi : bentuk simetris, retraksi tidak ada, dispneu tidak
ada, pernapasan simetris.
Palpasi : fremitus vokal simetris.
Perkusi : sonor di semua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikular, suara nafas tambahan tidak
ada.
b. Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat.
Palpasi : tidak ditemukan adanya thrill, apeks teraba lokasi
dua jari dibawah papilla mammae kiri (ICS 5 linea
midclavicular sinistra).
Perkusi : Batas kanan : ICS 4 linea parasternalis kanan
Batas kiri : ICS 5 linea midklavikula kiri
Batas atas : ICS 2 linea parasternalis kiri
8. Abdomen
Inspeksi : bentuk supel, ulkus (-), skars (-).
2
11. Genitalia
Laki-laki, scrotum (+/+) testis (+/+)
12. Anus
Paten
13. Status Gizi
BB/U : CDC P<5 severely
underweight TB/U : CDC P5 – P10
stunted
BB/TB : CDC 69% severely Malnutrition
IV. Pemeriksaan Penunjang
2
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Eosinofil# 0.04 <3.00 ribu/ul
Neutrofil# 3.66 2.50-7.00 ribu/ul
Limfosit# 2.21 1.25-4.00 ribu/ul
Monosit# 0.53 0.30-1.00 ribu/ul
HFLC# 40 /ul
HFLC % 1 %
2
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Basofil# 0.02 <1.00 ribu/ul
Eosinofil# 0.02 <3.00 ribu/ul
Neutrofil# 8.74 2.50-7.00 ribu/ul
Limfosit# 0.34 1.25-4.00 ribu/ul
Monosit# 0.16 0.30-1.00 ribu/ul
IMUNO-SEROLOGI
ASTO 800 <200 IU/ml
reaktif
3
Pemeriksaan X-Ray
V. Resume
Nama : An. M. A. Y
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 11 tahun
Keluhan utama : Sakit pinggang
Uraian :
3
Pasien rujukan dari RS Hasan Basri mengeluhkan nyeri pinggang selama 3
bulan. Nyeri pinggang memberat ketika bergerak, perubahan posisi dan berkurang
saat istirahat. 1 minggu kemudian terdapat nyeri hilang timbul pada sendi lutut
kiri hingga tidak dapat digerakan. Bengkak (-), panas (-), merah (-) dan tidak
menjalar. Kemudian nyeri berpindah pada sendi lutut kanan selama 15 hari
seminggu setelah nyeri pada lutut kiri sembuh. Memar pada tumit kanan muncul
secara bersamaan saat nyeri sendi lutut kanan. Keluhan lain demam, mual, muntah
dan nyeri sendi lain disangkal. Pasien hanya berobat ke tukang urut dan saat
dirumah belum ada upaya untuk mengatasi keluhan. Saat ini, pasien berjalan
dengan alat bantu.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis (GCS E4 V5 M6)
CRT : <3 detik
Tensi : 100/60 mm/Hg
Nadi : 98 kali/menit, regular, kuat angkat
Suhu : 36,9°C
Pernapasan : 20 kali/menit
SpO2 : 98% tanpa O2
Antropometri :
Berat badan : 20 kg
Tinggi badan : 135 cm
Lingkar lengan atas : 6 cm
Lingkar kepala : 14 cm
3
Mulut : Lembap, sianosis (-).
(-) Toraks
VIII. Prognosis
IX. Usulan/Saran
3
X. Penatalaksanaan
lebih lanjut
Po Vit B complex 1x1 tablet; PO Vit C 1x100 mg; Vit D 1x1 mg, asam
XI. Follow Up
Tanggal 23/11/2020
3
Extremitas: art genu ROM terbatas, nyeri (<), edem (-), hiperemis (-),
akral hangat
P) Venflon
PO Eritromycin 2x250 mg
PCT 3x500 mg
Omeprazole 1x20 mg
Aspilet 3x500 mg
Vit B complex 1x1 tablet; Vit C 1x100 mg; Vit D 1x1 cth; asam folat 1x1mg
Observasi TTV/KU
Tanggal 24/11/2020
3
Extremitas: art genu ROM terbatas, nyeri (<), edem (-), hiperemis (-),
akral hangat
P) Venflon
PO Eritromycin 4x250 mg
PCT 3x500 mg
Omeprazole 1x20 mg
Aspilet 3x500 mg
Vit B complex 1x1 tablet; Vit C 1x100 mg; Vit D 1x1 cth; asam folat 1x1mg
Observasi TTV/KU
Tanggal 25/11/2020
3
Extremitas: art genu ROM terbatas, nyeri (<), edem (-), hiperemis (-),
akral hangat
P) Venflon
PO Eritromycin 4x250 mg
PCT 3x500 mg
Omeprazole 1x
20 mg
Aspilet 3x500 mg
Vit B complex 1x1 tablet; Vit C 1x100 mg; Vit D 1x1 cth; asam folat 1x1mg
RENCANA BLPL
3
BAB IV
PEMBAHASA
N
Pada laporan kasus ini dibahas sebuah kasus anak laki-laki usia 11 tahun 10
bulan dengan diagnosis Polyarthritis et causa Demam Rematik Akut yang dirawat
di ruang anak RSUD Ulin Banjarmasin. Pasien datang dengan keluhan Utama
nyeri pinggang sejak 3 bulan yang lalu. Berikut ringkasan riwayat penyakit
sekarang:
Nyeri pinggang muncul hilang timbul sejak kurang lebih 3 bulan, memberat
Satu minggu kemudian muncul nyeri pada sendi lutut kiri, nyeri bersifat
hilang timbul dan tidak menjalar, bertambah nyeri bila digerakkan, gerak lutut
Keluhan demam disangkal orang tua tidak pernah mengukur suhu tubuh anak.
Satu minggu setelahnya nyeri dirasakan di lutut sebelah kanan bersifat hilang
timbul, keluhan tidak membaik dengan membeli obat antinyeri, kaki masih
Satu bulan yang lalu ke Puskesmas untuk berobat dan di rujuk ke RS Ceria,
Pada tanggal 12 November 2020 anak mengeluhkan nyeri hebat pada kedua
kaki lalu dirujuk Ke RSUD ulin untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
3
Keluhan anak saat ini masih merasakan nyeri pada kedua lutut yang bersifat
hilang timbul, tidak menjalar, bengkak pada lutut tidak ada, kaku sendi dipagi
berupa nyeri sendi yang berpindah tempat. Nyeri sendi teruatama terjadi pada
sendi-sendi besar seperti art. Genu dan art. Intervertebralis. Gejala-gejala yang
muncul tersebut salah satunya dapat diduga sebagai gejala yang menandakan
adanya kelaianan pada sistem Muskuloskeletal. Dari hasil anamnesis dan evaluasi
arthritis TB, dan kemungkinan menderita demam rematik tidak didapatkan dari
anamnesis. Pasien yang mengeluhkan adanya nyeri sendi ini menunjukkan telah
terjadi reaksi inflamasi berupa arthritis yang merupakan proses kelautan dari
infeksi SBHGA, menurut literatur gejala ini muncul 7 sampai 10 hari post
mungkin akan
Pasien sudah tidak dalam dalam keadaan demam yakni 36,8 °C. Pemeriksaan pada
Evaluasi status gizi pasien menunjukkan pasien sedang dalam keadaan status
gizi buruk tipe marasmik, sehingga menunjukkan bahwa pasien sedang dalam
3
terdapat hubungan antara kondisi nutrisi dengan tingkat kejadian demam rematik
kekebalan tubuh, dan beberapa penyakit autoimun dianggap sebagai akibat dari
genetik.11
beberapa individu seperti itu seharusnya memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk
mencapai angka 100/100.000 penduduk, dengan skala global 500.000 kasus baru
dan jumlah kematian sebanyak 230.000 kasus hampir setengah jumlah kasus
baru.9
diagnosis Demam Rematik Akut yakni yakni dengan melacak gejala yang muncul
dengan Kriteria Jones, untuk kriteria mayor yang harus diselidiki adalah
nodule. Kriteria minor yang dapat digali yaitu demam >38.0 C pada populasi
pemanjangan interval PR pada EKG. Selain kriteria mayor dan minor diatas juga
wajib ditemukan adanya bukti infeksi SBHGA berupa swab tenggorok atau
peningkatan titer ASTO pada pasien.9 Pada pasien ini temuan yang ada
4
berdasarkan kroteri Jones yaitu:
4
1. Polyarthritis ( Mayor )
3. Polyarthralgia (Minor)
dan bukti infeksi SBHGA maka diagnosis Demam Rematik Akut dapat
ditegakkan. Pada kasus ini juga diperiksa X-ray pada art genu bilateral dan art.
berupa aspirin dengan rentang dosis 60 mg/kg/hari yang terbagi menjadi beberapa
dosis dan disesuaikan dengan kondisi klinis pasien. Pada pasien ini diberikan
dan omeprazole 20mg PO per 24 jam, untuk mengontrol kondisi gaster. Pasien
Demam Rematik juga diberikan antibiotik dengan lini pertama golongan penicillin
yaitu Benzatin Penicillin G dengan dosis 12Jt IU IM dosis tunggal untuk BB>40
kg dan 600.000IU IM dosis tunggal untuk BB<40 kg. Lini kedua untuk terapi
Selain itu penilaian kondisi penyerta lain seperti Carditis dan gejala
kurva
4
munculnya gejala-gejala lain. Status urin pasien juga harus dipantau karena pasien
yang telah mengalami reaksi molekular mimikri sangat rentan terhadap GNAPS,
dan beberapa organ lain. Terganggunya organ-organ vital ini akan sangat
dan tidak adanya bukti karditis dari hasil ekokardiografi dan tidak adanya bukti
peradangan akut pada artikulatio genu maka pasien diputuskan untuk rawat jalan.
Pada pasien yang telah mengalami riwayat Demam Rematik Akut harus dilakukan
pencegahan sekunder agar tidak jatuh kedalam kondisi Penyakit Jantung Rematik
durasi tergantung kondisi klinis pasien. Berdasarkan kasus ini tanpa adanya bukti
4
carditis maka pasien diberikan injeksi sampai umur 21 tahun (durasi 10 tahun
Selain itu untuk mencegah timbulnya kondisi demam rematik akut dapat
tonsilofaringitis akut dengan pilihan obat yang tertera pada Tabel 4 dibawah ini12.
4
BAB V
Penutup
diagnosis Demam Rematik Akut yang dirawat di ruang anak RSUD Ulin
dan minor. Tatalaksana Demam Rematik AKut pada pasien dengan terutama
Penyakit Jantung Rematik dimasa mendatang sebagai akibat dari proses inflamasi
4
DAFTAR PUSTAKA
1. Cotran RS, Kumar VN, Stanley RL. Robbins pathologic basis of disease.
at the children’s hospital, Riyadh, Saudi Arabia. Journal of the Saudi Heart
Association. 2009;21(4):215–220.
24.
6. Gewitz MH, Baltimore RS, Tani LY, et al. Revision of the Jones criteria
8. Cilliers AM. Rheumatic fever and its management. British Medical Journal.
2006;333(7579):1153–1156.
4
9. Szczygielska I, Hernik E, Kołodziejczyk B, Gazda A, Maślińska M, Gietka
Reumatologia. 2018;56(1):37–41.
10. Katritsis DG, Katritsis D, Gersh BJ, Camm AJ. Clinical cardiology: current
11. Zaman MM. Childhood nutrition and prevention of rheumatic fever. Global
Heart. 2015;10(1):83.