Oleh:
Pembimbing:
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
BAB IV PEMBAHASAN................................................................... 30
BAB V PENUTUP............................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 42
LAMPIRAN....
.......................................................................................... 44
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
dialami akibat masuknya cairan yang cukup banyak ke dalam saluran nafas atau
permukaan air (terendam) atau air yang terpercik ke wajah (terbenam).1 Dalam
kasus tenggelam, terendamnya seluruh tubuh dalam cairan tidak diperlukan. Yang
diperlukan adalah adanya cukup cairan yang menutupi lubang hidung dan mulut
sehingga kasus tenggelam tidak hanya terbatas pada perairan yang dalam seperti
laut, sungai, danau, atau kolam renang, tetapi mungkin pula terbenam dalam
kubangan atau selokan dimana hanya bagian muka yang berada di bawah
Kasus tenggelam sering terjadi pada saat rekreasi air, seperti kolam renang
dan bak mandi, selain itu salah satu faktor risiko penting yaitu konsumsi alkohol
di daerah yang dekat dengan air dapat meningkatkan kejadian tenggelam ataupun
dunia atau 500.000 kematian setiap tahunnya disebabkan oleh tenggelam. WHO
juga mencatat pada tahun 2004 di seluruh dunia terdapat 388.000 orang
akibat cedera tidak disengaja. Menurut Global Burden of Disease (GBD), angka
1
2
tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan angkutan air, dan bencana
lainnya. Insiden paling banyak terjadi pada negara berkembang, terutama pada
kematian di dunia di antara anak laki-laki berusia 5-14 tahun. Di Amerika Serikat,
Kematian karena asfiksia sering terjadi, baik secara wajar maupun tidak wajar,
sehingga tidak jarang dokter diminta bantuannya oleh pihak polisi/penyidik untuk
yang disebabkan adanya air yang menutup jalan saluran pernapasan sampai ke
paru-paru. Bila pada asfiksia yang lain tidak terjadi perubahan elektrolit dalam
darah, sedangkan pada tenggelam perubahan tersebut ada, baik tenggelam dalam
air tawar (fresh water drowning) maupun tenggelam dalam air asin (salt water
drowning).4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
saluran nafas atau paru-paru. Dalam kasus tenggelam, terendamnya seluruh tubuh
dalam cairan tidak diperlukan. Yang diperlukan adalah adanya cukup cairan yang
menutupi lubang hidung dan mulut sehingga kasus tenggelam tidak hanya terbatas
pada perairan yang dalam seperti laut, sungai, danau, atau kolam renang, tetapi
mungkin pula terbenam dalam kubangan atau selokan dimana hanya bagian
muka yang berada di bawah permukaan air. Sedangkan hampir tenggelam (near
drowning) adalah keadaan gangguan fisiologi tubuh akibat tenggelam, tetapi tidak
terjadi kematian.3
B. Cara Kejadian
1. Kecelakaan
jatuh ke laut, sungai ataupun danau. Pada anak-anak, kecelakaan sering terjadi di
kolam renang atau galian tanah berisi air. Faktor-faktor yang sering menjadi
2. Bunuh diri
3
4
Peristiwa bunuh diri dengan menjatuhkan diri ke dalam air sering kali
terjadi. Terkadang tubuh pelaku diikat dengan pemberat agar supaya tubuh dapat
3. Pembunuhan
laut atau memasukkan kepala ke dalam bak berisi air. Pada kasus korban
tenggelam yang sudah membusuk, identifikasi amat sukar atau sudah tidak
diketahui tempat kejadiannya, tidak ada saksi, maka tidak dapat diklasifikasikan
C. Epidemiologi
dari 500.000 kematian setiap tahunnya disebabkan oleh tenggelam. WHO juga
mencatat pada tahun 2004 di seluruh dunia terdapat 388.000 orang meninggal
karena tenggelam dan menempati urutan ketiga kematian di dunia akibat cedera
yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan angkutan air, dan bencana lainnya.
Insiden paling banyak terjadi pada negara berkembang, terutama pada anak-anak
berumur kurang dari 5 tahun. Selain umur, faktor risiko lain yang berkontribusi
laki-laki yang memiliki angka kematian dua kali lipat terhadap perempuan,
penggunaan alkohol atau penyalahgunaan obat pada 50% kasus yang melibatkan
5
perburukan dari kondisi medis sebelumnya (kejang, sakit jantung, pingsan) dan
percobaan bunuh diri.1 Di Indonesia sendiri, data yang diperoleh dari RS. Dr.
Desember 2010.6,7
D. Patofisiologi
karbondioksida.8,9
Jika tubuh kekurangan oksigen maka gejala klinik yang akan terjadi
1. Dispneu
Pada stadium ini gerakan pernafasan menjadi lebih cepat dan berat, denyut
nadi lebih cepat, tekanan darah naik serta sianosis. Gejala-gejala tersebut terjadi
akibat rangsangan pusat pernafasan di medulla oleh kurangnya oksigen pada sel
2. Konvulsi
6
dengan spasme opistotonik. Pupil melebar jantung menjadi lebih lambat. Hal ini
disebabkan karena adanya paralysis pada pusat saraf yang letaknya lebih tinggi.9,10
3. Apneu
sehingga gerakan nafas menjadi sangat lemah atau berhenti. Penderita menjadi
tidak sadar dan dalam keadaan ini dapat terjadi pengeluaran sperma, urin atau
feces.9,10
4. Stadium akhir
Pada stadium ini terjadi paralysis secara lengkap dari pusat pernafasan.
Sebelum pernafasan berhenti sama sekali dapat terlihat gerakan nafas oleh otot-
Tenggelam
Asfiksia
Inspirasi dalam
Kebutuhan udara
Refleks Batuk
disebabkan oleh :
1. Refleks vagal
Air yang masuk dengan deras ke nasofaring dan atau laring dapat
Kematian yang terjadi karena refleks vagal terjadi sangat cepat dan pada
2. Spasme laring
Spasme laring lebih sering terjadi bila korban tenggelam dengan cara
tengadah sehingga air masuk dengan mudah melalui hidung mencapai laring lalu
timbul spasme laring. Pada pemeriksaan post mortem dapat ditemukan adanya
tanda-tanda asfiksia tetapi pada paru tidak didapatkan air atau benda-benda air.11,12
3. Edema pulmonum
Pada tenggelam di air asin akan terjadi difusi garam ke sistem vaskuler
sehingga kadar natrium, klorida dan magnesium yang meningkat. Kemudian air
4. Fibrilasi ventrikel
Air yang masuk ke paru akan cepat merembes ke jaringan paru dan
garam mineral darah yang hebat. Adanya anoksia dan penurunan kadar natrium
elektrolit dalam air tawar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah. Ketika
air tawar masuk ke dalam paru-paru (alveoli), dengan cepat air tawar berpindah
dari tempat alveoli ke sistem vaskuler melalui membran alveoli karena perbedaan
tekanan osmotik antara air tawar di alveoli paru dan plasma darah. Air tawar
sekitar 50 ml% permenit sehingga akan terjadi hemodilusi darah, air masuk ke
dalam aliran darah sekitar alveoli dan mengakibatkan pecahnya sel darah merah
ini dengan melepaskan ion kalium dari serabut otot jantung sehingga kadar ion
ion kalium dan kalsium dalam serabut otot jantung dapat mendorong terjadinya
menit.7
9
Air asin bersifat hipertonis, dimana konsentrasi elektrolit cairan air asin
lebih tinggi daripada dalam darah, sehingga air akan ditarik dari sirkulasi
E. Klasifikasi Tenggelam
dibedakan atas tenggelam kering (dry drowning) dan tenggelam tipe basah (wet
drowning).5
Tenggelam tipe kering paling banyak terjadi pada anak-anak dan dewasa
saat tenggelam. Selain itu, air tidak teraspirasi masuk ke traktus respiratorius
bawah atau ke lambung. Kematian terjadi secara cepat, merupakan akibat dari
refleks vagal yang dapat menyebabkan henti jantung atau akibat dari spasme
laring karena masuknya air secara tiba-tiba ke dalam hidung dan traktus
Pada tenggelam tipe basah (wet drowning) terjadi aspirasi cairan. Aspirasi
1-3 ml/kgBB air akan signifikan dengan berkurangnya pertukaran udara. Aspirasi
air sampai paru menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah paru. Air tawar
Pada wet drowning, yang mana terjadi inhalasi cairan, korban menahan
Dapat terjadi regurgitasi dan aspirasi isi lambung kemudian adanya laringospasme
yang diikuti dengan pemasukan air. Setelah itu, korban kehilangan kesadaran dan
jantung.5
dapat dibedakan menjadi tenggelam di air tawar dan tenggelam di air asin.
a. Air Tawar
Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar, sehingga terjadi
hemodilusi yang hebat sampai 72% yang berakibat terjadinya hemolisis. Oleh
karena terjadi perubahan biokimiawi yang serius, dimana kalium dalam plasma
meningkat dan natrium berkkurang, juga terjadi anoksia yang hebat pada
sirkulasi, menjadi berlebihan sehingga terjadi penurunan tekanan sistol dan dalam
waktu beberapa menit terjadi fibrilasi ventrikel. Jantung untuk beberapa saat
masih berdenyut dan lemah, terjadi anoksia serebri yang hebat yang dapat
b. Air Asin
12
Pada tenggelam di air laut terjadi pertukaran eletrolit dari air asin ke darah
edema pulmo yang hebat dalam waktu yang singkat dan peningkatan hematokrit
sirkulasi aliran darah menjadi lambat dan anoksia pada miokardium yang
menimbulkan payah jantung dan kematian terjadi kuurang lebih 8-9 menit setelah
tenggelam.5
napas dan paru karena adanya cairan yang masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan
Kematian terjadi setelah korban menghirup air. Jumlah air yang dapat mematikan,
jika dihirup paru-paru adalah sebanyak 2 liter untuk orang dewasa dan 30-40 ml
untuk bayi.12,13
2. Atypical drowning
adanya cairan dalam saluran napas. Karena tidak khasnya tanda otopsi pada
Pada keadaan ini cairan tidak masuk ke dalam saluran pernapasan, akibat
spasme laring. Menurut teori adalah bahwa ketika sedikit air memasuki laring atau
trakea, tiba-tiba terjadi spasme laring yang dipicu oleh vagal refleks. Lendir tebal,
busa, dan buih dapat terbentuk, menghasilkan plug fisik pada saat ini. Dengan
asfiksia, dan akan menyebabkan kematian. Istilah dry drowning digunakan untuk
ditemukan adanya cairan dalam saluran pernapasan dan paru-paru. Cairan tidak
ditemukan karena sudah diserap masuk ke dalam sirkulasi pulmonal. Hal ini
berarti istilah dry drowning/dry-lung drowning ialah bila tenggelam dalam air
Pada kondisi ini, tenggelam terjadi pada air dengan ketinggian yang
dangkal, tapi cukup untuk menenggelamkan bagian mulut atau hidung. Biasanya
terjadi akibat kecelakaan pada orang cacat atau anak kecil, epilepsi, keadaan
Terjadi dengan tiba-tiba pada korban tenggelam di air yang sangat dingin
(< 20oC atau 68oF) akibat reflek vagal yang menginduksi disaritmia yang
Pada jenis ini, korban yang sudah ditolong dari dalam air tampak sadar dan
bisa bernapas sendiri tetapi secara tiba-tiba kondisinya memburuk. Pada kasus ini
terjadi perubahan kimia dan biologi paru yang menyebabkan kematian terjadi
lebih dari 24 jam setelah tenggelam di dalam air. Kematian terjadi karena
(asidosis metabolik).12,13
F. Diagnosis
15
mekanisme kematian dapat ditentukan. Hal penting yang perlu ditentukan pada
d. Sidik jari
e. Pemeriksaan gigi
2. Pemeriksaan luar
a. Mayat dalam keadaan basah berlumuran pasir dan benda-benda asing lainnya
bendungan.
d. Kutis anserinus pada ekstremitas akibat kontraksi otot erector pilli yang dapat
e. Washer woman hand. Telapak tangan dan kaki berwarna keputihan dan
f. Cadaveric spasm. Merupakan tanda vital yang terjadi pada waktu korban
berusaha menyelamatkan diri., dengan cara memegang apa saja yang terdapat
dalam air.
3. Pemeriksaan dalam
a. Pada tindakan membuka bagian leher dan rongga thorax tampak jalan nafas
atas dan bawah terisi oleh buih halus. Terkadang peristiwa muntah sewaktu
b. Ukuran paru menjadi lebih besar, pertemuan pada garis tengah di depan
dinding dada dan tulang iga yang akan menimbulkan indentasi pada
permukaan paru. Pada saat paru dikeluarkan keadaannya tidak dalam keadaan
17
kolaps. Pada alvelolinya terdapat udara dan air. Pada pengirisan, permukaan
kering tetapi terdapat sejumlah air, terkadang berbuih, dapat keluar dari
paru seperti ini dikenal sebagai Emfisema Aquasum dan Trocenes Odem.
aerasi yang lebih tinggi, daerah berwarna merah muda dan abu-abu
perifer paru oleh karena adanya gerakan pernafasan aktif. Dengan adanya
tekanan hidrostatik, air dapat masuk ke dalam jalan nafas. Jika air yang
masuk hanya sedikit, maka akan mengumpul pada bagian lobus bawah paru
karena adanya gaya gravitasi. Drowning Lung dapat timbul bila korban
berada pada kedalaman 3 meter selama 65 jam atau 2 meter selama 20 jam.
Berat paru-paru pada kasus tenggelam di air tawar tidak jauh berbeda
dibanding dengan kasus tenggelam di air asin, yaitu 700 gram dan dengan
standar deviasi menjadi sekitar 200 gram. Dapat juga ditemukan paru-paru
yang biasa karena cairan tidak masuk dalam alveoli atau cairan sudah masuk
d. Lambung dapat sangat membesar, berisi air, alga, lumpur dan sebagainya
4. Test Konfirmasi
a. Pemeriksaan diatome
Diatome adalah alga atau ganggang bersel satu dengan dinding terdiri dari
silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam kuat. Bila seseorang mati karena
tenggelam maka cairan bersama diatome akan masuk ke dalam saluran pernafasan
atau pencernaan kemudian diatome akan masuk ke dalam aliran darah melalui
kerusakan dinding kapiler pada waktu korban masih hidup dan tersebar ke seluruh
jaringan.12 Diatom dapat ditemukan dalam paru, ginjal, hepar, dan sumsum tulang.
Metode ini baik untuk menentukan apakah orang masih hidup pada waktu
tenggelam. Ada 4 cara yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan diatom ini,
yaitu :12,16
dengan air bersih iris bagian perifer ambil sedikit cairan perasan dari jaringan
perifer paru, taruh pada gelas objek tutup dengan kaca penutup. Lihat dengan
mikroskop.
pada masing-masing sisi dari jantung, dengan cara memeriksa gaya berat spesifik
dari kadar elektrolit antara lain kadar sodium atau clorida dari serum masing-
masing sisi. Test ini baru dianggap reliable jika dilakukan dalam waktu 24 jam
a) Test Gettler
Menunjukan adanya perbedaan kadar klorida dari darah yang diambil dari
jantung kanan dan jantung kiri. Pada korban tenggelam di air laut kadar klorida
darah pada jantung kiri lebih tinggi dari jantung kanan. Perbedaan kadar elektrolit
lebih dari 10% dapat menegakkan diagnosa. Pemeriksaan tidak berarti bila ada
b) Pemeriksaan Gettler
Na plasma meningkat.
c) Tes Durlacher
Penentuan perbedaan berat plasma jantung kanan dan kiri. Pada semua
kasus tenggelam berat jenis plasma jantung kiri lebih tinggi daripada jantung
kanan oleh karena itu tidak dipakai membedakan tenggelam di air tawar atau asin.
Tes dilakukan dengan cara memeriksa air dari paru atau lambung secara
mikroskopis. Kegunaan tes ini adalah untuk membedakan apakah air dalam paru
berasal dari luar atau dari proses edema serta untuk mencocokkan air dalam paru
dengan air dilokasi tempat tenggelam yaitu dengan meneliti spesies ganggang
diatome.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. RR
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mulawarman Gg. Sasgo No. 11 RT. 33/03 Kel. Teluk
B. ANAMNESIS
terjadi pada hari Rabu tanggal 13 April 2022 sekitar jam 15.00 WITA di
C. HASIL PEMERIKSAAN
I. Pemeriksaan Luar
1. Keadaan Jenazah
kantong jenazah bewarna hitam ukuran seratus dua puluh kali dua ratus
21
22
dibuka tampak jenazah dalam keadaan memakai baju lengan pendek bahan katun
warna hijau ukuran M, dan celana pendek bahan jeans warna hitam dengan
terpasang kutang bahan brukat warna hitam ukuran XL, di bawahnya terdapat
korset wanita bahan brukat warna hitam ukuran L/70, di bawahnya lagi terdapat
handuk bahan katun warna merah muda ukuran seratus sembilan puluh dua kali
tujuh puluh lima sentimeter yang dikunci dengan klip kertas warna hitam pada
sebelah kiri handuk. Terpasang ikat pinggang bahan kulit warna hitam merek
Lois ukuran seratus dua puluh dua kali lima sentimeter. Setelah celana jeans
pendek dibuka terdapat celana dalam wanita delapan lapis, lapisan pertama
celana dalam wanita bahan brukat warna hitam ukuran tiga puluh koma lima kali
dua puluh tujuh sentimeter, lapisan kedua terdapat celana dalam wanita bahan
jersey tebal warna hitam ukuran tiga puluh tiga kali lima belas sentimeter,
lapisan ketiga terdapat celana legging wanita warna hitam ukuran dua puluh
tujuh kali lima puluh delapan koma lima sentimeter, lapisan keempat terdapat
celana dalam wanita bahan jersey warna hitam ukuran tiga puluh satu kali dua
puluh enam sentimeter, lapisan kelima terdapat celana dalam wanita bahan
jersey warna hitam ukuran tiga puluh satu kali dua puluh sentimeter, lapisan
keenam terdapat celana dalam wanita bahan katun dengan pinggiran brukat
warna hitam ukuran tiga puluh satu kali tiga puluh satu sentimeter, lapisan
ketujuh terdapat celana dalam wanita bahan jersey warna hitam ukuran tiga
puluh empat kali Sembilan belas sentimeter, lapisan kedelapan bandana wanita
bahan wol warna merah muda ukuran tiga puluh tujuh kali sepuluh sentimeter
23
yang menutupi batang penis, lapisan kesembilan terdapat celana dalam wanita
bahan jersey dengan brukat warna hitam ukuran tiga puluh koma lima kali dua
puluh tujuh sentimeter dengan bolongan dibagian tengah seukuran batang penis
dan buah zakar, dan didalamnya terdapat pembalut wanita ukuran dua puluh
menghadap ke depan. Lengan atas kanan membentuk sudut empat puluh lima
derajat terhadap sumbu tubuh. Lengan bawah kanan membentuk sudut seratus
tiga puluh lima derajat terhadap lengan atas kanan. Tangan kanan menekuk
telapak tangan menghadap atas jari-jari. Lengan atas kiri membentuk sudut
empat puluh lima derajat terhadap sumbu tubuh. Lengan bawah kiri membentuk
sudut seratus tiga puluh lima derajat terhadap lengan atas kiri. Tangan kiri
membentuk sudut sepuluh derajat terhadap sumbu tubuh. Tungkai bawah kanan
membentuk sudut seratus tujuh puluh derajat terhadap tungkai atas kanan.
Telapak kaki kanan menghadap kekiri dengan jari-jari lurus kearah depan.
Tungkai atas kiri membentuk sudut sepuluh derajat terhadap sumbu tubuh.
Tungkai bawah kiri membentuk sudut seratus tujuh puluh derajat terhadap
tungkai atas kiri. Telapak kaki kiri menghadap kekanan dengan jari-jari lurus
kearah depan.
3. Kaku jenazah
4. Lebam jenazah
5. Pembusukan jenazah
lebih hitam dari sekitar, disertai kulit ari yang mengelupas dan pelebaran
6. Ukuran jenazah
Panjang badan seratus tujuh puluh tiga sentimeter, berat badan tidak
dilakukan pengukuran.
7. Kepala
a. Rambut
c. Dahi
d. Mata kanan
Mata menonjol keluar dengan ukuran nol koma lima kali nol koma lima
panjang nol koma tiga sentimeter. Selaput bening mata kemerahan, lain-
lainnya keruh.
e. Mata kiri
25
Mata menonjol keluar dengan ukuran nol koma lima kali nol koma lima
panjang nol koma tiga sentimeter. Selaput bening mata kemerahan, lain-
lainnya keruh.
f. Hidung
g. Mulut
Dalam keadaan terbuka lima sentimeter. Bibir atas dan bawah terlihat
hitam ukuran satu sentimeter. Lidah menjulur tergigit dua sentimeter dari
gigi, tidak ada luka. Gigi tidak lengkap pada bagian kanan atas gigi
geraham kecil satu sisa akar, gigi geraham kecil dua tidak ada, gigi
geraham besar dua sisa akar, gigi geraham besar tiga tidak ada. Pada
bagian kanan bawah, gigi geraham besar satu tidak ada, gigi geraham
besar dua dan tiga sisa akar. Pada bagian kiri atas gigi geraham besar satu,
dua, tiga tidak ada, taring dua setengah akar. Pada bagian kiri bawah gigi
geraham besar dua tidak ada. Pada mulut keluar cairan kemerahan disertai
busa.
h. Dagu
i. Pipi
j. Telinga
Kedua daun telinga tampak utuh, simetris, tidak terdapat luka dan tidak
26
8. Leher
9. Dada
10. Perut
Dinding perut satu sentimeter lebih tinggi dari dada. Tidak terdapat luka
dan memar.
Jenis kelamin laki-laki, rambut kelamin warna hitam dan bercampur putih,
keriting, panjang empat koma lima sentimeter, mudah dicabut. Buah zakar
a. Lengan Atas
b. Lengan Bawah
c. Tangan
Tampak lebih kaku dari sekitar (cadaveric spasm). Telapak tangan tampak
lebih keriput seperti orang sehabis mencuci pakaian (wash woman hand).
a. Lengan Atas
27
b. Lengan Bawah
c. Tangan
Tampak lebih kaku dari sekitar (cadaveric spasm). Telapak tangan tampak
lebih keriput seperti orang sehabis mencuci pakaian (wash woman hand).
a. Paha
b. Tungkai Bawah
c. Kaki
Tampak lebih kaku dari sekitar (cadaveric spasm). Telapak kaki tampak
a. Paha
b. Tungkai Bawah
c. Kaki
Tampak lebih kaku dari sekitar (cadaveric spasm). Telapak kaki tampak
28
16. Punggung
17. Pantat
18. Dubur
IV. KESIMPULAN
1. Telah diperiksa jenazah laki-laki, panjang badan seratus tujuh puluh tiga
pembusukan lanjut.
4. Saat kematian diperkirakan kurang lebih tiga sampai lima hari sebelum
waktu pemeriksaan.
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, seorang laki-laki berusia 47 tahun ditemukan dan diduga
tenggelam pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022 di Pelabuhan Basirih Sungai
tanggal 13 April 2022, mulai pukul 17.00-17.30 WITA di ruang otopsi RSUD
Ulin Banjarmasin.
dengan cermat meliputi segala sesuatu yang terlihat, tercium, teraba serta benda-
benda yang menyertai jenazah. Tujuan pemeriksaan luar jenazah adalah untuk
kematian ini sangat mungkin sebagai suatu kematian yang tidak wajar sehingga
mayat, meliputi pemeriksaan terhadap bagian luar dan dalam. Ada dua macam
untuk dapat memperoleh informasi sebab kematian korban yang meyakinkan dan
31
32
undang-undang (UU) dengan surat dari penyidik. Beberapa tujuan dalam autopsi
benda penyebab serta identitas pelaku kejahatan, membuat laporan tertulis yang
melindungi orang yang tidak bersalah dan membantu dalam penentuan identitas
dilakukan sedini mungkin, harus dilakukan lengkap, harus dilakukan sendiri oleh
dokter serta pemeriksaan dan pencatatan harus seteliti mungkin. Autopsi sendiri
harus dilakukan sedini mungkin, karena dengan lewatnya waktu, pada tubuh
mayat dapat terjadi perubahan yang mungkin akan menimbulkan kesulitan dalam
serologi forensik dan lain-lain. Pemeriksaan yang tidak lengkap, yaitu autopsi
parsial atau needle necropsy dalam rangka pemeriksaan ini tidak dapat
tersebut di atas. Autopsi forensik harus dilakukan oleh dokter dan tidak dapat
dilakukannya autopsi ini, dapat dituntut berdasarkan UU yang berlaku. 10,18,20 Pada
permintaan dari surat penyidik hanya dilakukan pemeriksaan luar saja, yang
penyidik.
dilakukan pemeriksaan identifikasi dari pakaian dan perkiraan usia dari jenazah.
tanda-tanda kematian yang terdapat pada jenazah seperti livor mortis (lebam
34
mayat), rigor mortis (kaku mayat), dan dekomposisi (tanda pembusukan). Pada
jenazah didapatkan adanya pembusukan pada seluruh tubuh dan kaku mayat,
postmortem) adalah perubahan warna merah keunguan pada daerah tubuh yang
terjadi karena akumulasi darah dari pembuluh darah kecil yang dipengaruhi oleh
gravitasi. Lebam mayat biasanya muncul antara 30 menit sampai 2 jam setelah
dalam 8-12 jam. Sementara rigor mortis atau kekakuan dari tubuh mayat setelah
Kaku mayat biasanya muncul 2-4 jam setelah kematian dimulai dari otot-otot
yang lebih kecil seperti rahang, dan berurutan menyebar ke kelompok otot besar
seperti pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, lengkap dalam 6-12 jam.
yang sama. Pada kematian karena tenggelam, rigor mortis dapat muncul
menyeluruh hanya dalam 2 sampai 3 jam.10,18,20 Pada kasus ini kaku jenazah dan
lebam jenazah tidak didapatkan karena sudah tertutupi oleh pembusukan lanjut.
kehitaman, bagian muka lebih hitam dari sekitar, disertai kulit ari yang
terbentuk oleh dua proses yaitu autolisis (penghancuran sel dan organ oleh enzim
tampak kira-kira 24 jam pasca kematian, berupa warna kehijauan pada perut
kanan bawah, secara bertahap akan menyebar ke seluruh perut dan dada serta
35
Menurut hukum Casper, media tempat mayat berada juga berperan dalam
dalam udara, air, dan tanah adalah 1:2:8. Dari pembusukan yang ditemukan
pemeriksaan luar terhadap jenazah. Pada kasus korban tenggelam yang sudah
membusuk seperti pada korban ini, identifikasi amat sukar, maka sulit
pembunuhan.10,18,20,21
yang memperkuat diagnosis mati tenggelam yaitu, (1) kulit tubuh mayat terasa
basah, dingin, pucat dan pakaian basah, (2) lebam mayat biasanya sianotik
kecuali mati tenggelam di air dingin berwarna merah muda, (3) kulit telapak
tangan/ telapak kaki mayat pucat (bleached) dan keriput (washer woman’s
paha dan bahu mayat, (5) terdapat buih halus pada hidung atau mulut mayat
(scheumfilz froth), (6) bila mayat kita miringkan, cairan akan keluar dari
setempat berada dalam genggaman tangan mayat.10,18,20,22 Pada kasus ini terdapat
terdapat tanda-tanda (1) kulit tubuh mayat terasa basah, dingin, pucat dan
pakaian basah, (2) kulit telapak tangan dan telapak kaki mayat pucat (bleached)
dan keriput (washer woman’s hand/feet), (3) terdapat cutis anserine/ goose skin
pada kulit perut mayat, (4) terdapat buih halus pada mulut mayat (scheumfilz
36
froth), (5) saat mayat dimiringkan cairan keluar dari mulut mayat, (6) terdapat
cadaveric spasm pada tangan kanan dan kiri serta kaki kanan dan kaki kiri.
(1) Paru-paru mayar membesar dan mengalami kongesti, (2) Saluran napas
mayat berisi buih, kadang-kadang berisi lumpur, pasir, atau rumput air, (3)
lambung mayat berisi banyak cairan, (4) terdapat benda asing dalam saluran
napas masuk sampai ke alveoli, dan (5) organ dalam mayat mengalami
kongesti.10,18
besar atau menggelembung tetapi ringan, dan pinggir depan biasanya overlap di
depan hati. Namun, dapat ditemukan paru-paru yang biasa karena cairan tidak
masuk ke dalam alveoli atau cairan sudah masuk ke aliran darah (melalui proses
imbibisi). Paru berwarna merah jambu pucat dan dapat mengalami emfisema.
Ketika paru tersebut dipindahkan dari dada, paru tetap mempertahankan bentuk
normalnya dan cenderung tidak kolaps. Ketika memotong paru yang mengalami
emfisema kering akan terdengar bunyi krepitasi yang mudah dinilai. Setelah
seperti sebelum dipotong dan cenderung berdiri tegak. Ketika jaringan dipotong
dan ditekan antara ibu jari dan keempat jari lainnya terdapat sedikit buih dan
tidak ada cairan dan gas, kecuali jika terdapat edema. Dengan demikian, paru
37
seperti balon, lebih berat, sampai menutupi jantung. Pada pengirisan terdapat
banyak cairan, beratnya kadang melebihi 2.000 gram. Karena paru sangat edema
maka tepi depan paru overlap di depan mediastinum sehingga berbentuk seperti
mengkilap. Paru lembab dan konsistensinya seperti agar-agar dan hilang dengan
penekanan. Ketika paru dipindahkan dari tubuh dan ditempatkan pada meja
datar. Ketika dipotong, tidak ada suara krepitasi yang terdengar dan bahkan
maka akan ditemukan paru dipenuhi cairan. Dengan demikian kasus tenggelam
subpleura dan bula emfisema jarang ditemukan dan bukan merupakan tanda khas
benda air yang masuk ke saluran pernafasan dapat dibuktikan dengan membuka
Jika dari pemeriksaan ditemukan benda-benda air seperti pasir, kerikil, lumpur,
tumbuhan air dan lain-lain maka dapat dipastikan bahwa korban masih hidup
sebelum tenggelam. Organ lain seperti otak, ginjal, hati, dan limpa dapat
38
yang dapat dilakukan pada kasus tenggelam, yaitu (1) percobaan getah paru
(lonset proef), pemeriksaan ini berguna untuk mencari benda asing seperti
lumpur, pasir, tumbuhan dan telur cacing di dalam getah paru-paru mayat, syarat
membusuk, (2) Pemeriksaan diatom (destruction test), tes ini berguna untuk
ganggang bersel satu. Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan paru mayat
segar. Bila mayat telah membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan
ginjal, otot skelet atau sumsum tulang paha. Pemeriksaan diatom pada hati dan
limpa kurang bermakna sebab berasal dari penyerapan abnormal dari saluran
metode destruksi (digesti asam) pada paru dilakukan dengan mengambil dari
jaringan perifer paru sebanyak 100 gram, masukkan ke dalam labu Kjeldahl dan
tambahkan asam sulfat pekat sampai jaringan paru terendam, diamkan lebih
kurang setengah hari agar jaringan hancur. Kemudian dipanaskan dalam lemari
asam sambil diteteskan asam nitrat pekat sampai terbentuk cairan jernih,
diatom cukup banyak, 4-5/LPB atau per 10-20 per satu sediaan atau pada
39
sumsum tulang cukup ditemukan hanya satu. Menurut Simpson, tes diatom
terkadang negatif, bahkan pada kasus-kasus yang jelas-jelas tenggelam pada air
yang banyak diatom dan telah banyak hasil positif palsu yang terjadi karena
alasan teknis.18,20
3) Pemeriksaan Kimia Darah (Gettler Test), merupakan tes yang bertujuan untuk
memeriksa kadar NaCl dan kalium, dengan begitu dapat ditentukan korban
tenggelam di air tawar atau di air asin. Tes Gettler menunjukan adanya
perbedaan kadar klorida dari darah yang diambil dari jantung kanan dan jantung
kiri. Pada korban tenggelam di air laut kadar klorida darah pada jantung kiri
lebih tinggi dari jantung kanan, dan sebaliknya pada korban tenggelam di air
tawar. Perbedaan kadar elektrolit lebih dari 10% dapat menegakkan diagnosa.
Pemeriksaan tidak berarti bila ada atrial atau ventrikel septal defek. (4)
40
orang yang mengalami asfiksia akan timbul gejala yang dapat dibedakan dalam 4
fase, yaitu:10,18
1. Fase Dispnea
Penurunan kadar oksigen sel darah merah dan penimbunan CO2 dalam
amplitude dan frekuensi pemapasan akan meningkat, nadi cepat, tekanan darah
meninggi dan mulai tampak tanda-tanda sianosis terutama pada muka dan tangan.
2. Fase Konvulsi
Akibat kadar CO2 yang naik maka akan timbul rangsangan terhadap
susunan saraf pusat sehingga terjadi konvulsi (kejang), yang mula-mula berupa
kejang klonik tetapi kemudian menjadi kejang tonik, dan akhirnya timbul spasme
juga menurun. Efek ini berikatan dengan paralisis pusat yang lebih tinggi dalam
3. Fase Apnea
dapat berhenti. Kesadaran menurun dan akibat relaksasi sfingter dapat terjadi
pengeluaran cairan sperma, urine, dan tinja. Pada jenazah ini ditemukan tinja yang
keluar.
4. Fase Akhir
setelah kontraksi otomatis otot pemapasan kecil pada leher. Jantung masih
bervariasi. Umumnya berkisar antara 4-5 menit. Fase 1 dan 2 berlangsung lebih
kurang 3-4 menit, tergantung dari tingkat penghalang oksigen, bila tidak 100%
maka waktu kematian akan lebih lama dan tanda-tanda asfiksia akan lebih jelas
dan lengkap.10,18
42
BAB V
PENUTUP
Banjarmasin Kasat Pol Airud, maka dilakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah
tanda-tanda mati lemas akibat masuknya air ke dalam saluran pernapasan tanpa
Perkiraan waktu kematian adalah antara 3-5 hari sebelum pemeriksaan dilakukan.
43
DAFTAR PUSTAKA
5. Prawedana HK, Suarjaya PP. Bantuan hidup dasar dewasa pada near
drowning di tempat kejadian. Bagian/SMF Ilmu Anesthesiologi dan Terapi
Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah, Denpasar. 2011.
8. Saukko P, Knight B. Knight's Forensic Pathology. 4th Ed. New York: Taylor
& Francis Group. 2016.
11. Dolinak D, Matshes EW, Lew EO. Section 9: Drowning. Forensic Pathology
Principles and Practice. California: ELSEVIER; 2005.
13. David S, et al. ”Drowning”. The New England Journal of Medicine. 2012.
44
45
15. Gede PA. Kematian Mendadak Akibat Tenggelam: Laporan Kasus. J-Medika.
Denpasar. 2014; 3(5): 351-61.
17. Abraham S, Arif RS, Bambang PN, Gatot S, Intarniati, Pranarka K, et al.
Tanya Jawab Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro; 2009.
18. SMF Forensik dan Medikolegal FK ULM Banjarmasin. ROMAN’S edisi 45.
Banjarmasin: FK ULM-RSUD Pendidikan Ulin Banjarmasin; 2021.
19. Henky, Yulanti K, Alit IBP, Rustyadi D. Ilmu kedokteran forensik dan
medikolegal. Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana; 2017.
20. Sauko P, Bernard K. Knight’s Forensic Pathology. 3nd Ed. London: Oxford
University Press; 2004.
21. Putra AAGA. Kematian akibat tenggelam: Laporan kasus. Jurnal Medika
Udayana. 2014; 3(5): 1-8.
22. Wulur, Rifino A. Gambaran temuan autopsi kasus tenggelam di BLU RSU
Prof. Dr. R. D. Kandou manado periode Januari 2007 - Desember 2011. E-
CliniC. 2013.
LAMPIRAN
46
47
48
49
50
51
52