Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK S (USIA 10 TAHUN) DENGAN PENYAKIT JANTUNG REMATIK

“Disusun untuk memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners

Departemen Anak di Ruang 7B RSSA Malang”

Disusun Oleh :

PUPUT NOVIA KUMALASARI


190070300111030
Kelompok 1A

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
1. PENGERTIAN
Penyakit jantung reumatik merupakan proses imun sistemik sebagai reaksi terhadap
infeksi streptokokus hemolitikus di faring (Brunner & Suddarth, 2001).
Penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronik yang
merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A
yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengansatu atau lebih gejala mayor yaitu
Poliarthritis migrans akut, Karditis, Koreaminor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum
(Lawrence M. Tierney, 2002).
Penyakit jantung rematik adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada katup
jantung akibat serangan karditis rematik akut yang berulang kali (Arif Mansjoer, 2002).
Penyakit jantung rematik (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai
jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh
organisme streptococcus hemolitic-β grup A (Sunoto Pratanu, 2000).
Penyakit jantung rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya rheumatic heart disease
(RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral sebagai akibat adanya gejala sisa dari
demam rematik.

2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah reaksi autoimun
(kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus β
hemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik
demam reumatik serangan pertama maupun demam reumatik serangan ulang.
Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus grup A pada tenggorok selalu mendahului
terjadinya demam rematik, baik pada serangan pertama maupun serangan ulang.
Telah diketahui bahwa dalam hal terjadi demam rematik terdapat beberapa predisposisi
antara lain :
Faktor-faktor pada individu :
a. Faktor genetik
Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik
menunjkan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi
monoklonal dengan status reumatikus.
b. Jenis kelamin
Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak
laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin,
meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
c. Golongan etnik dan ras
Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang
demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang
kulit putih. Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor
lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan
merupakan sebab yang sebenarnya.
d. Umur
Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam
reumatik / penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur
antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada
anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau
setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi
streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan bahwa penderita
infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.
e. Keadaan gizi dan lain-lain
Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah
merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.
f. Reaksi autoimun
Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel
streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini
mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.
g. Serangan demam rematik sebelumnya.
Serangan ulang demam rematik sesudah adanya reinfeksi dengan Streptococcus
beta-hemolyticus grup A adalah sering pada anak yang sebelumnya pernah mendapat
demam rematik.
Faktor-faktor lingkungan :
a. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk
terjadinya demam reumatik. Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah
maju, jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial ekonomi
yang buruk sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat,
rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang
menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk
perawatan kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang
memudahkan timbulnya demam reumatik.
b. Iklim dan geografi
Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan
didaerah yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah
tropis pun mempunyai insidens yang tinggi, lebih tinggi dari yang diduga semula.
Didaerah yang letaknya agak tinggi agaknya insidens demam reumatik lebih tinggi
daripada didataran rendah.
c. Cuaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran
nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.
3. MANIFESTASI KLINIK
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung reumatik dapat dibagi
dalam 4 stadium.
Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup
Keluhan :
a. Demam
b. Batuk
c. Rasa sakit waktu menelan
d. Muntah
e. Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat.
Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus
dengan permulaan gejala demam reumatik, biasanya periode ini berlangsung 1 – 3 minggu,
kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.
Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini
timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan
menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Gejala peradangan umum :
1. Demam yang tinggi
2. Lesu
3. Anoreksia
4. Berat badan menurun
5. Kelihatan pucat
6. Epistaksis
7. Athralgia
8. Rasa sakit disekitar sendi
9. Sakit perut
10. Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan
jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan
gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung,
gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pasa fase ini baik penderita
demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami
reaktivasi penyakitnya.
4. PATOFISIOLOGI
Demam reumatik adalah penyakit radang yang timbul setelah
infeksistreptococcus golongan beta hemolitik A. Penyakit ini menyebabkan lesi
patologik jantung, pembuluh darah, sendi dan jaringan sub kutan.Demam reumatik
dapat menyerang semua bagian jantung. Meskipun pengetahuan tentang penyakit ini
serta penelitian terhadap kuman Beta Streptococcus HemolyticusGrup A sudah
berkembang pesat, namun mekanisme terjadinya demam reumatik yang pasti belum
diketahui. Pada umumnya para ahli sependapat bahwa demam remautik termasuk
dalam penyakit autoimun.

5. PATHWAY
(terlampir)

6. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada Penyakit Jantung Reumatik (PJR) diantaranya
adalah gagal jantung, pankarditis (infeksi dan peradangan di seluruh bagian jantung),
pneumonitis reumatik (infeksi paru), emboli atau sumbatan pada paru, kelainan katup
jantung, dan infark (kematian sel jantung).
a. Dekompensasi Cordis
Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya
sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic termasuk
pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja otot jantung yang berlebihan, biasanya
karena kelainan struktur jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau
gabungan kedua faktor tersebut.
Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan digitalis
dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik) dan
yang paling penting mengobati penyakit primer.
b. Pericarditis
Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang
yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard

7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan demam reumatik aktif atau reaktivasi kembali diantaranya adalah
1. Tirah baring dan mobilisasi (kembali keaktivitas normal) secara bertahap
Tirah baring Mobilisasi bertahap
Kelompok Klinis
(minggu) (minggu)
- Karditis (  -  )
- Artritis    ( + ) 2 2
- Karditis     ( + )
- Kardiomegali (-) 4 4
-   Karditis (  +  )
-   Kardiomegali(+) 6 6
-   karditis ( +  )
-   Gagal jantung (+ ) >6 > 12
2. Eradikasi terhadap kuman streptokokus dengan pemberian penisilin benzatin 1,2 juta
unit IM bila berat badan > 30 kg dan 600.000-900.000 unit bila berat badan < 30 kg, atau
penisilin 2x500.000 unit/hari selama 10 hari. Jika alergi penisilin, diberikan eritromisin
2x20 mg/kg BB/hari untuk 10 hari. Untuk profilaksis diberikan penisilin benzatin tiap 3
atau 4 minggu sekali. Bila alergi penisilin, diberikan sulfadiazin 0,5 g/hari untuk berat
badan < 30 kg atau 1 g untuk yang lebih besar. Jangan lupa menghitung sel darah putih
pada minggu-minggu pertama, jika leukosit < 4.000 dan neutrofil < 35% sebaiknya obat
dihentikan. Diberikan sampai 5-10 tahun pertama terutama bila ada kelainan jantung
dan rekurensi.
3. Antiinflamasi (antiperadangan). Antiperadangan seperti salisilat dapat dipakai pada
demam reumatik tanpa karditis (peradangan pada jantung)
Salisilat biasanya dipakai pada demam rematik tanpa karditis, dan ditambah
kortikosteroid jika ada kelainan jantung. Pemberian salisilat dosis tinggi dapat
menyebabkan intoksikasi dengan gejala tinitus dan hiperpnea. Untuk pasien dengan
artralgia saja cukup diberikan analgesik.
Pada artritis sedang atau berat tanpa karditis atau tanpa kardiomegali, salisilat
diberikan 100 mg/kg BB/hari dengan maksimal 6 g/hari, dibagi dalam 3 dosis selama 2
minggu, kemudian dilanjutkan 75 mg/kg BB/hari selama 4-6 minggu kemudian.
Kortikosteroid diberikan pada pasien dengan karditis dan kardiomegali. Obat
terpilih adalah prednison dengan dosis awal 2 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis dan
dosis maksimal 80 mg/hari. Bila gawat, diberikan metilprednisolon IV 10-40 mg diikuti
prednison oral. Sesudah 2-3 minggu secara berkala pengobatan prednison dikurangi 5
mg setiap 2-3 hari. Secara bersamaan, salisilat dimulai dengan 75 mg/kg BB/hari dan
dilanjutkan selama 6 minggu sesudah prednison dihentikan. Tujuannya untuk
menghindari efek rebound atau infeksi streptokokus baru.

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah
a)      LED tinggi sekali
b)      Lekositosis
c)      Nilai hemoglobin dapat rendah
2. Pemeriksaan bakteriologi
a) Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.
b) Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti
hyaluronidase.
3. Radiologi
a) Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada
jantung.
4. Pemeriksaan Echokardiogram
a) Menunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi
5. Pemeriksaan Elektrokardiogram
a) Menunjukan interval P-R memanjang.

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
1.    Identitas Klien
Timbul pada umur 5-15 th, wanita dan pria = 1 : 1
Sering ditemukan pada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena, lingkungan sosial
juga ikut berpengaruh.
2.    Keluhan utama: Sakit persendian dan demam.
3.    Riwayat penyakit sekarang
Demam, sakit persendian, karditis, nodus noktan timbul minggu, minggu pertama, timbul
gerakan yang tiba-tiba.
4.    Riwayat penyakit dahulu: Fonsilitis, faringitis, autitis media.
5.    Riwayat penyakit keluarga: Ada keluarga yang menderita penyakit jantung
6.    ADL
a.    Aktivitas/istrahat
Gejala      :  Kelelahan, kelemahan.
Tanda       :  Takikardia, penurunan TD, dispnea dengan aktivitas.
b.    Sirkulasi
Gejala      :  Riwayat penyakit jantung kongenital, IM, bedah jantung. Palpitasi, jatuh
pingsan.
Tanda       :  Takikardia, disritmia, perpindahan TIM kiri dan inferior, Friction rub,
murmur,  edema, petekie, hemoragi splinter.
c.    Eliminasi
Gejala      :  Riwayat penyakit ginjal, penurunan frekuensi/jumlah urine.
Tanda       :  Urine pekat gelap.
d.   Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala      :  Nyeri pada dada anterior yang diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan
menelan, berbaring; nyeri dada/punggung/ sendi.
Tanda       :  Perilaku distraksi, mis: gelisah.
e.    Pernapasan
Gejala      :  dispnea, batuk menetap atau nokturnal (sputum mungkin/tidak produktif).
Tanda       :  takipnea, bunyi nafas adventisius (krekels dan mengi), sputum banyak dan
berbercak darah (edema pulmonal).
f.     Keamanan
Gejala      :  Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun.
Tanda       :  Demam.
7.    Pemeriksaan
a.       Pemeriksaan Umum
Keadaan umum lemah
Suhu : 38 – 390
Nadi cepat dan lemah
BB: turun
TD: sistol, diastole
b.      Pemeriksaan fisik
a.        Kepala dan leher meliputi keadaan kepala, rambut, mata.
b.        Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae takipnos
serta takhikardi
c.       Abdomen pembesaran hati, mual, muntah.
d.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
LED
Hb
Leukosit
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan hapus tenggorokan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.   Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan katup
mitral ( stenosis katup )
2.   Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses
inflamasi, destruksi sendi.
3.   Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan asam lambung akibat kompensasi sistem saraf simpatis
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan.
5. Peningkatan suhu tubuh b/d proses inflamasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Diagnosa I Tujuan: 1.     Kaji frekuensi nadi, 1.    Memonitor adanya
Penurunan curah Setelahdiberikan asuhan RR, TD secara perubahan sirkulasi
jantung keperawatan,penurunan teratur setiap 4 jam. jantung sedini mungkin
berhubungandengan adany curah jantung dapat  dan terjadinya takikardia-
a gangguan pada diminimalkan. disritmia sebagai
penutupan katup mitral Kriteria hasil: 2.      kompensasi
( stenosiskatup ) 1.    Menunjukkan tanda- Kaji perubahan warna meningkatkan curah
tanda vital dalam batas kulit terhadap jantung
yang dapat diterima sianosis dan pucat. 2.    Pucat menunjukkan
(disritmia terkontrol atau adanya penurunan
hilang). perfusi perifer terhadap
2.    bebas gejala gagal 3.     Batasi aktifitas tidak adekuatnya curah
jantung (mis : parameter secara adekuat. jantung. Sianosis terjadi
hemodinamik dalam batas sebagai akibat adanya
normal, haluaran urine obstruksi aliran darah
adekuat). 4.     Berikan kondisi pada ventrikel.
3.    Melaporkan penurunan psikologis lingkungan3.    Istirahat memadai
episode dispnea,angina. yang tenang. diperlukan untuk
Ikut serta dalam akyivitas memperbaiki efisiensi
yang mengurangi beban kontraksi jantung dan
kerja jantung. 5.      Kolaborasi untuk menurunkan komsumsi
pemberian oksigen O2 dan kerja berlebihan.
6.     Kolaborasi untuk4.    Stres emosi
pemberian digitalis menghasilkan
vasokontriksi yang
meningkatkan TD dan
meningkatkan kerja
jantung.
5.    Meningkatkan sediaan
oksigen untuk fungsi
miokard dan mencegah
hipoksia.
6.    Diberikan untuk
meningkatkan
kontraktilitas miokard
dan menurunkan beban
kerja jantung.
Diagnosa II Tujuan   : nyeri dapat 1.   Kaji keluhan 1.     R/ membantu dalam
Nyeri akut/kronis berkurang/hilang nyeri, catat lokasi memetukankebutuhan
berhubungan dengan Kriteria hasil: dan intensitas dan manajemen nyeri
distensi jaringan oleh1)   Menunjukkan nyeri ( skala 0- dan keefektifan program.
akumulasi cairan/proses berkurang/hilang 10).Catat faktor
inflamasi, destruksi sendi. 2)   Terlihat rileks, dapat yang memcepat 
tidur/istirahat dan tanda sakit 2.     Pada penyakit yang
3)   Berpartisipasi dalam non verbal. berat torah baring sangat
aktifitas sesuai 2.   Biarkan pasien diperlukan untuk
kemampuan. mengambil posisi membatasi nyeri/cidera
yang nyaman. berlanjut.
3.     Menigkatkan relaksasi,
3.     Beri obat mengurangi ketegangan
sebelum otot/spasme.
aktifitas/latihan 4.     Gejala kardinal
yang menunjukkan keadaan
direncanakan. fisik dari organ-organ
vital tubuh, juga dapat
4.     Observasi memberikan gambaran
gejala kardinal. kondisi pasien.
Diagnosa III Tujuan : 1.     Kaji status 1.     Menyediakan data
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan nutrisi( perubahan dasar untuk memantau
nutrisi ; kurang dari tindakan keperawatan BB< pengukuran perubahan dan
kebutuhan tubuh masalah antropometrik dan mengevaluasi intervensi
berhubungan dengan ketidakseimbangan  nilai HB serta protein 2.    Membantu dalam
peningkatan asam lambung nutrisi kurang dari 2.     Kaji pola diet nutrisi mempertimbangkan
akibat kompensasi sistem kebutuhan dapat teratasi. klien( riwayat diet, penyusunan menu
saraf simpatis Kriteria hasil : makanan kesukaan) sehingga klien berselera
Klien mengatakan makan
mual dan anoreksia3.     Kaji faktor yang 3.    Menyediakan informasi
berkuarang / hilang, berperan untuk mengenai faktor yang
masukan makanan menghambat asupan harus ditanggulangi
adekuat dan kelemahan nutrisi ( anoreksia, sehingga asupan nutrisi
hilang. BB dalam rentang mual) adekuat.
normal. 4.    Membantu mengurangi
4.     Anjurkan makan produksi asam
dengan porsi sedikit lambnung/HCl akibat
tetapi sering dan faktor-faktor perangsang
tidak makan dari luar tubuh
makanan yang
merangsang 5.    Membantu mengurangi
pembentukan Hcl produksi HCL oleh epitel
seperti terlalu panas, lambung
dingin, pedas
5.     Kolaborasi untuk 6.    Mendorong
pemberian obat peningkatan selera
penetral asam makan.
lambung seperti
antasida
6.     Kolaborasi untuk
penyediaan makanan
kesukaan yang
sesuai dengan diet
klien
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi setiap diagnosa yang diangkat
dengan memperhatikan kemampuan pasien dalam mentolerir tindakan yang akan dilakukan.

E. EVALUASI KEPERAWATAN
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Terjadi penurunan episode dispnea, angina.
3. Mulai dapat beraktivitas secara mandiri.
4. Nyeri hilang/ terkontrol, klien tampak tenang
5. Berat Badan dalam batas normal
6. Klien dapat beraktivitas secara mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Corwin, Elizabeth J. 2008. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC. Jakarta.
Jumiarni Ilyas,dkk (2006), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Pusat Pendidikan
Tenaga Kesahatan Dep. Kes RI, Jakarta
LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak (2007), Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soetomo, Surabaya
Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 1. Media Aesculapius. Jakarta.
Ngastiyah  (2007), Perawatan Anak Sakit, Edisi III EGC ,Jakarta.
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit Ed. 6 Vol 1.
EGC. Jakarta.
Slamet suyono, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.3. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.
Suriadi, SKep, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto. Tim
Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.
PATHWAY RHD
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN ANAK
Nama Mahasiswa : Puput Novia Kumalasari Tempat Praktik : Ruang 7B

NIM : 190070300111030 Tgl. Praktik : 6-11 Januari 2010

A. Identitas klien
Nama : An. S No. Register : 113xxxxx
Usia : 10 tahun Tanggal Masuk : 26/12/2019
Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal Pengkajian : 08/01/2019
Alamat : Batu
Nama orang tua : Ny. L
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa

B. Status kesehatan sekarang


1. Keluhan utama
 Saat MRS : Batuk
 Saat Pengkajian : Saat pengkajian pasien tidak mengeluhkan sakit, makan minum
baik, sesak (-), demam (-), mual (-), muntah (-), batuk sedikit
2. Kualitas keluhan : Tidak terkaji
3. Faktor pencetus : PJR
4. Faktor pemberat : kelelahan
5. Upaya yang telah dilakukan :
Berobat ke RSSA
6. Diagnose medis :
- Penyakit jantung rematik
- TR sedang +PR ringan
- Dilatasi LA-LV
- Gizi buruk marasmus
- Batuk kronis
- Pneumonia
C. Riwayat kesehatan saat ini
Klien datang dengan keluhan batuk sudah 2 bulan. Batuk berdahak kadang disertai dengan
darah. Batuk darah 3-4x dalam 1 minggu, dan dalam 1 hari bisa batuk darah 1-2x. Klien
juga mengeluh sesak. Sesak muncul bersamaan dengan batuk. Keluarga klien mengataka
klien sering sesak ketika berlari dan sesak bertambah berat saat batuk. 2 bulan ini juga
muncul demam. Demam hilang timbul dengan suhu paling tinggi 38 oC. Klien kemudian
dirawat inap di ruang 7B

D. Riwayat kesehatan terdahulu


1. Penyakit yang pernah dialami
a. Kecelakaan (jenis dan waktu) : Tidak ada
b. Operasi (jenis dan waktu) : Tidak ada
c. Penyakit
 Kronis : PJR (sejak Februari 2018)
 Akut : batuk pilek
d. Terakhir MRS : ± 1 tahun lalu
2. Alergi : tidak ada

E. Riwayat kehamilan dan persalinan


1. Prenatal : Ibu klien mengatakan klien adalah anak ke 4 dari 4 bersaudara. Tidak
ada masalah selama kehamilan HT (-) dan DM (-). Ibu rutin memeriksakan
kehamilannya ke dokter kandungan tiap bulan, pijat perut (-), jamu (-), demam (-),
selama hamil ayah merokok.
2. Natal : Persalinan secara normal ditolong dokter kandungan. Cukup bulan, An
S lahir dengan berat 3100 gram. Lahir tidak langsung menangis, biru dan sesak. An. S
kemudian dirawat selam 3 hari
3. Postnatal : Setelah persalinan, bayi mendapatkan perawatan, diberikan suntikan
vitamin K dan Hb0 sesuai dengan prosedur. Masa nifas ibu normal dan tidak ada
keluhan. ASI sampai dengan 1 bulan, sufor usia 1 bulan sampai 1 tahun, nasi keluarga
usia 1 tahun sampai sekarang.
4. Imunisasi : ibu klien mengatakan imunisasi dasar sudah lengkap

F. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


1. Pertumbuhan : BB saat ini 25 kg, TB= 128 cm, Lila= 16 cm, LK= 49 cm IMT= BB:TB² =
15,25
2. Perkembangan :
Saat ini usia 10 tahun kelas 4 SD, dapat mengangkat kepala usia 4 bulan, berjalan usia
12 bulan dan berbicara pada usia 15 bulan.
Riwayat keluarga:
Ibu klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang pernah memiliki penyakit
seperti yang diderita anak S sekarang. Tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit HT dan DM, maupun penyakit menular seperti TBC. Namun ayah anak S telah
meninggal pada tahun 2009 karena serangan jantung mendadak.

An. S
10 th

Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan --- : Tinggal serumah

: Klien : Cerai

G. Lingkungan Rumah
1. Kebersihan : Bersih
2. Bahaya kecelakaan : Tidak ada risiko kecelakaan karena tinggal di gang
3. Polusi : Tidak dekat dengan pabrik, sedikit polusi
4. Ventilasi : Baik, dirumah terdapat banyak jendela dan sering dibuka
5. Pencahayaan : Terang

H. Pola aktifitas
Jenis Rumah Rumah Sakit
Makan/minum mandiri mandiri
Mandi mandiri mandiri
Berpakaian mandiri mandiri
Toileting mandiri mandiri
Mobilitas di tempat tidur mandiri mandiri
Bermain mandiri mandiri

I. Pola nutrisi
Jenis Rumah Rumah Sakit
Jenis makanan Sumber karbohidrat, sayur, Diet TKTP A(B)
lauk (nabati dan hewani)
Frekuensi makan 2x/ hari 3x/ hari
Porsi yang dihabiskan 1 porsi 1 porsi
Nafsu makan Baik Baik
Pantangan Tidak ada Gorengan
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Jenis minuman Air putih, teh Air putih + F100 3x200 cc
Frekuensi minum 8x/ hari 6-7x/ hari
Jumlah minuman Kurang lebih 800 mL Kurang lebih 1100 mL

J. Pola eliminasi
1. BAB
Jenis Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 2 x sehari 1 x sehari
Konsistensi Padat Padat
Warna/bau kecoklatan/ bau khas feses kecoklatan/ bau khas feses
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya menangani Tidak ada Tidak ada

2. BAK
Jenis Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 3-4x/ hari 3-4x/ hari
Warna/bau Kuning jernih, bau khas urin Kuning jernih, bau khas urin
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya menangani Tidak ada Tidak ada
K. Pola istirahat tidur
1. Tidur siang
Jenis Rumah Rumah sakit
Lama tidur Tidak tidur siang karena Tidak tidur siang karena
sekolah bermain
Kenyamanan setelah tidur - -

2. Tidur malam
Jenis Rumah Rumah Sakit
Lama tidur 8-9 jam 8-9 jam
Kenyamanan setelah tidur Nyaman Nyaman
Kebiasaan sebelum tidur Cuci kaki & sikat gigi Cuci kaki & sikat gigi
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

L. Pola kebersihan diri


Jenis Rumah Rumah Sakit
Mandi 2 kali sehari 2x/hari
Frekuensi
Menggunakan sabun Ya Ya
Keramas 2 hari sekali 3 hari sekali
Frekuensi
Penggunaan shampoo Ya Ya
Menggosok gigi mandiri Mandiri
Frekuensi 3x/ hari 3x/ hari
Penggunaan pasta gigi Ya Ya
Frekuensi ganti baju 2x/ hari mandiri 2x/ hari mandiri
Frekuensi memotong kuku 1x/ minggu 1x/ minggu mandiri
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya untuk mengatasi Tidak ada Tidak ada

M. Pola koping keluarga


1. Pengambil keputusan : Ibu dan nenek
2. Masalah terkait dengan anak di RS atau penyakit : membagi waktu untuk menjaga anak
di rumah sakit dan menjaga warung di rumah
3. Yang biasa dilakukan keluarga apabila mengalami masalah: menyelesaikan secara
bersama-sama secara musyawarah dan berdoa
4. Harapan setelah anak menjalani perawatan : keluarga berharap agar anak segera
sembuh dan dapat cepat pulang
5. Perubahan yang dirasakan setelah anak sakit : An. S jadi tidak bisa sekolah

N. Konsep diri
1. Gambaran diri : Seorang anak laki-laki
2. Ideal diri : Pasien berharap setelah keluar dari RS dapat masuk sekolah lagi
seperti biasanya dan bertemu teman-teman di sekolah
3. Harga diri : Pasien mengatakan tidak malu dengan sakitnya saat ini
4. Peran : Seorang apelajar kelas 4 SD
5. Identitas diri : Seorang anak laki-laki usia 10 tahun kelas 4 SD

O. Pola peran dan hubungan


1. Peran dalam keluarga : anak
2. Sistem pendukung keluarga : ibu, nenek dan saudara
3. Kesulitan dalam keluarga : harus membagi waktu untuk mengurus An. S yang
dirawat di rumah sakit
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan anak di rumah
sakit: tidak ada
5. Upaya yang dilakukan: berdoa demi kesembuhan anak

P. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
 Kesadaran : 456, compos mentis
 Tanda-tanda vital
o Tekanan darah :-
o Nadi : 92x/menit
o Suhu : 36,7 C
o RR : 20x/menit
 Panjang badan : 128 cm Berat Badan: 25 Kg
2. Kepala & leher
a. Kepala
 Inspeksi : penyebaran rambut merata, warna hitam, tidak ada luka, wajah
tampak bengkak
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Mata
 Inspeksi : Mata simetris, tidak anemis, sklera tidak ikterik
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Hidung
 Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada devisiasi septum nasal, tidak ada
sekret
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Mulut, tenggorokan dan Leher
 Inspeksi : mukosa bibir lembab, tidak ada luka pada bibir dan mukosa.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan di leher
e. Telinga
 Inspeksi : bersih, tidak ada serumen, tidak ada pembengkakan, simetris
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Thorak dan dada
a. Paru
 Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, penggunaan otot bantu napas tidak
ada,
 Palpasi : gerakan dinding dada simetris
 Perkusi : resonan
 Auskultasi :
Ronkhi (-/-) Whezing (-/-)
b. Jantung
 Inspeksi : tidak terlihat pulsasi ictus kordis di ICS 5
 Palpasi : pulsasi iktus kordis teraba di ICS 5 midclavikulka sinistra
 Perkusi : Bunyi jantung dullnes, batas jantung masih dalam batas normal,
tidak ada pembesaran jantung
 Auskultas: bunyi SI dan SII tungal,reguler, murmur (+), tidak ada gallop
4. Payudara dan ketiak
 Inspeksi : simetris, tidak ada lesi
 Palpasi : tidak ada masa, benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar, tidak
ada nyeri tekan
5. Punggung dan tulang belakang : simetris, tidak terdapat lesi
6. Abdomen
 Inspeksi : simetris, tidak ada luka
 Palpasi : tidak teraba masa, tidak ada nyeri
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus (+)
7. Genetalia dan anus
 Inspeksi : tidak memakai kateter, BAK BAB spontan
8. Ekstremitas
 Atas : tidak terdapat lesi, tidak terdapat edema, mampu bergerak aktif
 Bawah : tidak terdapat lesi, tidak terdapat edema, mampu bergerak aktif
9. Sistem neurologi
Kesadaran: compos mentis
GCS: 456
Reflek cahaya +/+
10. Kulitdan kuku
 Kulit : turgor kulit baik, akral hangat
 Kuku : normal, tidak ada sianosis, CRT<2 detik
Q. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab Terlampir

Foto Thoraks AP : 28-12-2019

- Hasil: foto thorax tidak tampak kelainan, bentuk dan ukuran jantung normal

Ekokardiografi : 8-8-2019

- Hasil: TR sedang, MR berat, PR ringan, Dilatasi LA-LV, Rheumatic Heart


Disease

R. Terapi
- P.O digoxin 2x0,125 mg
- P.O Captopril 12,5 mg 3x1 tab
- P.O spironolacton 2x12,5mg
- P.O NAC 3x200 mg
- Parasetamol 3x375 mg k/p
- Vit A 1x5000 iu
- Vit BC 1x1 tab
- Vit C 1x100 mg
- Vit E 1x100 iu
- Asam folat1x1 tab
- Zinc 1x20 mg
- KSR 3x250 mg
- Diit tinggi kalori tinggi protein 3x1 porsi
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Ruang : 7B RSSA
Nama Pasien : An S
Diagnosa : PJR
Tanggal : 28-12-2019
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Hematologi
Hemoglobin (HGB) 12,10 g/dL 13,4 - 17,7
Eritrosit (RBC) 4,73 106 /µL 4,0 - 5,5
Leukosit (WBC) 15,55 103 /µL 4,3 - 10,3
Hematokrit 36,90% 40 – 47
Trombosit (PLT) 295 103 /µL 142 - 424
MCV 70,80 fL 80 – 93
MCH 24,80 pg 27 – 31
MCHC 32,80 g/dL 32 – 36
RDW 14,90 % 11,5 – 14,5
PDW 9,3 fL 9 – 13
MPV 8,8 fL 7,2 – 11,1
P-LCR 15,6 % 15,0 – 25,0
PCT 0,4 % 0,150 – 0,400
NRBC Absolute 0,01 103 /µL 0
NRBC Percent 0,1 % 0
Hitung jenis :
Eosinofil 3,7 % 0-4
Basofil 0,1 % 0–1
Neutrofil 49,4 % 51 – 67
Limfosit 39,6 % 25 – 33
Monosit 6,4% 2- 5
Eosinofil Absolut 0,04 103 /µL
Basofil Absolut 0,04 103 /µL
Neutrofil Absolut 7,30 103 /µL
Limfosit Absolut 5,25 103 /µL
Monosit Absolut 0,86 103 /µL 0,16-1
Immature Granulosit (%) 1,20 %
Immature Granulosit 0,16 103 /µL
Kimia klinik
INFLAMASI
CRP Kuantitatif 4,23 mg/dL < 0,3
IMUNOSEROLOGI
ASTO Negatif Negatif bila <200
Virus
IgE total 116,10 IU/mL < 200
ANALISIS DATA

NO TANDA & GEJALA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1 Ds : - Pasien riwayat penyakit jantung rematik Ketidakseimbangan
DO : nutrisi: kurang dari
- Badan tampak kurus kebutuhan tubuh
- IMT 15,25 (cenderung Peradangan jantung
rendah)
- BB 25 kg
- TB 128 cm Kompensasi saraf simpatis

GI track

Kerja lambung meningkat

HCl meningkat

Mual, penurunan nafsu makan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
2 Faktor risiko: Risiko penurunan curah jantung
- Riwayat penyakit
jantung rematik
- Auskultasi jantung
murmur
3 Faktor risiko: Risiko infeksi
- leukositosis
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA


Dx MUNCUL TERATASI TANGAN

1 8/1/2020 Ketidakseimbangn nutrisi: kurang dari kebutuhan


tubuh b.d. status nutrisi kurang

2 8/1/2020 Risiko penurunan curah jantung b.d. riwayat


penyakit jantung rematik

3 8/1/2020 Resiko infeksi dibuktikan dengan leukositosis


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan & kriteria hasil intervensi


1 Ketidakseim Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, NIC: Manajemen nutrisi
bangan status nutrisi dapat membaik 1. Idenifikasi adanya alergi atau
nutrisi: Kriteria hasil : sesuai indicator skala NOC
kurang dari intoleransi makanan pada
NOC : Status Nutrisi
kebutuhan
pasien
tubuh Indikator 1 2 3 4 5
2. Monitor jumlah makanan dan
Intake <1/4 porsi 1/4 - 1/2 <1/2 - 3/4 <3/4 - 1 ≥1 porsi minuman yang dikonsumsi
makanan porsi porsi porsi 3. Tentukan preferensi makanan
pasien
4. Instruksikan pada pasien mengenai
Intake <500 ml 500-1000 1000- 1500- 1800-
ml 1500 ml 1800 ml 2000 ml kebutuhan nutrisi
minuman
5. Pastikan makanan tersaji dalam
tampilan yang menarik dan
dalam suhu optimal untuk
dikonsumsi
6. Dorong keluarga untuk
membawa makanan favorit
pasien
7. Monitor peningkatan /
penurunan berat badan
2 Risiko Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 3x24jam diharapkan NIC: Manajemen pengobatan
penurunan tidak terjadi penurunan curah jantung 1. tentukan obat apa yang
curah Kriteria hasil : sesuai indicator skala NOC
jantung NOC : perfusi jaringan: kardiak diperlukan dan kelola menurut
resep
Indikator 1 2 3 4 5
Denyut nadi <50 / > 110- 101-110 50-59/91- 60-90 2. tentukan kemampuan pasien
120 119 100 untuk mengobati diri sendiri
Hasil ronsen Penyimpa Cukup Penyimpa Penyimpan normal
dengan cara yang tepat
jantung ngan berat ngan gan ringan
3. monitor pasien mengenai efek
berat sedang
teraputik dan efek samping obat
4. kaji ulang pasien/keluarga secara
berkala mengenai jenis dan
jumlah obat yang dikonsumsi
5. pantau kepatuhan mengenai
regimen pengobatan
NIC: Monitor tanda vital
1. monitor nadi dan status
pernafasan
2. catat adanya fluktuasi yang luas
pada tekanan darah
NIC: Pengajaran: proses penyakit
1. Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi
2. Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai tindakan untuk
mencegah/meminimalkan efek
samping penanganan dari
penyakit
3 Risiko infeksi Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam diharapkan pasien NIC : Kontrol infeksi
dapat terhindar dari infeksi 1. cuci tangan sebelum dan sesudah
Kriteria hasil : sesuai indicator skala NOC
kegiatan perawatan pasien
NOC : Keparahan infeksi
2. Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala infeksi
indikator 1 2 3 4 5
Nyeri Skala >7 Skala 5-6 Skala 3-4 Skala 1-2 skala 0 dan kapan harus melaporkannya
Peningkatan >25 21-25 16-20 12-15 <4,7 -11 kepada tenaga kesehatan
3 3 3 3 3
jumlah sel 10 /uL 10 /uL 10 /uL 10 /uL 10 /uL 3. Ajarkan pasien dan keluarga
darah putih bagaimana cara menghindara
Demam >38 37,8-37,9 37,7 37,6 36,5-37,5
infeksi
Malaise bedrest Sangat lemas Sedikit Tidak
lemas lemas lemas 4. Tingkatkan intake nutrisi dengan
tepat
Hilang nafsu berat Cukup sedang ringan nafsu
5. Dorong untuk beristirahat
makan berat makan
baik

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : An. S No. Register : 113xxxxx


Diagnosa medis : Penyakit jantung rematik Tanggal :08/01/2020
Tanggal No. Dx Jam Implementasi Respon klien
08/01/202 1 08.00 - 1. Menimbang berat badan dan monitor kecendrungan S:
0 selesai kenaikan/penurunan BB - Pasien mengatakan makan
2. Memonitoring jumlah makanan yang dikonsumsi
tidak habis karena kurang nafsu
3. Mengkaji riwayat alergi
4. Menginstruksikan keluarga untuk membawa makan
makanan/minuman yang disukai O:
- Makan malam yang
dihabiskan sekitar ¾ porsi
- Klien mengatakan tidak
mempunyai riwayat alergi
08/01/202 2 08.00- 1. Berkolaborasi pemberian terapi oral captopril 12,5 mg 3x1 S: pasien mengatakan selalu rutin minum
0 selesai tab obat yang diresepkan agar bisa cepat
2. Memonitor pasien mengenai efek teraputik dan efek pulang
samping obat Pasien dan keluarga mengatakan paham
3. Mengkaji ulang pasien/keluarga secara berkala mengenai atas penjelasan yang diberikan
jenis dan jumlah obat yang dikonsumsi O:
4. Memantau kepatuhan mengenai regimen pengobatan - GCS 456
5. memonitor tekanan darah, nadi dan status pernafasan - Keadaan umum: baik
6. Mencatat adanya fluktuasi yang luas pada tekanan darah - Nadi: 88x/menit
7. Menjelaskan mengenai tindakan yang harus dilakukan untuk - Suhu: 36,7 C
mencegah kekambuhan - RR: 20x/menit

08/01/202 3 08.00 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan S: pasien mengatakan paham untuk
0 pasien melaporkan dengan segera jika ada
2. Mengajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala tanda-tanda infeksi seperti demam,
infeksi dan kapan harus melaporkannya kepada tenaga nyeri, kemerahan
kesehatan seperti demam, adanya kemerahan, nafsu makan O:
menurun, badan lemas dan nyeri - GCS 456
3. Mengajarkan pasien dan keluarga bagaimana cara - Keadaan umum: baik
menghindara infeksi minimal dengan mencuci tangan - Leukosit: 13,49 103 /µL
4. Meningkatkan intake nutrisi dengan tepat (diit tinggi kalori - Suhu: 36,7
tinggi protein 3x1 porsi)
5. Anjurkan pasien untuk istirahat dengan cukup
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA KLIEN : An S TANGGAL : 09-01-2020


DX. MEDIS : Penyakit jantung rematik RUANG : 7B RSSA
S O A P I E
- K - BB = 25 kg Ketidak- Melanjutkan intervensi - Kolaborasi dengan ahli S:
eluarga - TB = 128 cm seimbangan sesuai NIC: Manajemen gizi untuk preferensi Keluarga mengatakan makanan
mengataka nutrisi: Nutrisi makanan pasien yang dihabiskan sekitar ¾ porsi,
n nafsu kurang dari 1. Tentukan preferensi - Mengajarkan pada minum sekitar 2 gelas ukuran
makan kebutuhan makanan pasien pasien dan keluarga sedang (400 ml)
sempat tubuh 2. Monitor jumlah tentang kebutuhan
menurun makanan dan minuman nutrisi O:
setelah yang dikonsumsi - Menganjurkan pada - BB = 25 kg
operasi 3. Instruksikan pada pasien keluarga untuk - TB = 128 cm
- K mengenai kebutuhan membawa makanan A:
eluarga nutrisi kesukaan klien Masalah teratasi sebagian
mengataka 4. Dorong keluarga untuk P:
n klien membawa makanan Lanjutkan inervensi sesuai NIC
tidak suka favorit pasien Manajemen Nutrisi
makan
sayur
tertentu

- - GCS 456 Risiko 1. tentukan obat apa yang 1. Berkolaborasi S: pasien mengatakan selalu rutin
- Keadaan penurunan diperlukan dan kelola pemberian terapi minum obat yang diresepkan agar
umum: baik curah menurut resep oral captopril 12,5 bisa cepat pulang
- Nadi: jantung 2. tentukan kemampuan mg 3x1 kapsul O:
88x/menit pasien untuk 2. Tentukan - GCS 456
- Suhu: 36,7 C mengobati diri sendiri kemampuan pasien - Keadaan umum: baik
- RR: dengan cara yang tepat untuk mengobati diri - Nadi: 86x/menit
20x/menit 3. monitor pasien sendiri dengan cara - Suhu: 36,5 C
mengenai efek yang tepat RR: 20x/menit
teraputik dan efek 3. Memonitor pasien A: masalah teratasi sebagian
samping obat mengenai efek
P: Lanjutkan intervensi dan
4. pantau kepatuhan teraputik dan efek
mengenai regimen samping obat memonitor tanda vital pasien
pengobatan 4. Memantau
5. monitor tekanan darah, kepatuhan mengenai
nadi dan status regimen pengobatan
pernafasan 5. Memonitor tekanan
6. catat adanya fluktuasi darah, nadi dan
yang luas pada tekanan status pernafasan
darah 6. Mencatat adanya
fluktuasi tekanan
darah

Pasien - GCS 456 Risiko infeksi 1. cuci tangan sebelum 1. Mencuci tangan S: pasien mengatakan tidak ada
mengatakan - Keadaan dan sesudah kegiatan sebelum dan keluhan, tidak ada nyeri, badannya
umum: baik sesudah kegiatan tidak lemas dan tidak demam
tidak merasa perawatan pasien
- Leukosit: perawatan pasien
demam, nyeri, 13,49 103 /µL 2. Ajarkan pasien dan 2. Mengajarkan pasien O:
dan tidak - Suhu: 36,7 keluarga mengenai dan keluarga - GCS 456
mengenai tanda dan - Keadaan umum: baik
lemas tanda dan gejala
gejala infeksi dan - Leukosit: 13,49 103 /µL
infeksi dan kapan kapan harus - Suhu: 36,5
harus melaporkannya melaporkannya
kepada tenaga A: masalah teratasi sebagian
kepada tenaga
kesehatan seperti P: Lanjutkan intervensi dan
kesehatan demam, adanya
memonitor tanda gejala infeksi
3. Ajarkan pasien dan kemerahan, nafsu
makan menurun,
keluarga bagaimana
badan lemas dan
cara menghindara nyeri
infeksi 3. Mengajarkan pasien
dan keluarga
4. Tingkatkan intake
bagaimana cara
nutrisi dengan tepat menghindara infeksi
5. Dorong untuk minimal dengan
beristirahat mencuci tangan
4. Meningkatkan intake
nutrisi dengan tepat
(diit tinggi kalori
cukup protein 3x1
porsi)
5. Anjurkan pasien
untuk istirahat
dengan cukup
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN : An S TANGGAL : 10-01-2020
DX. MEDIS : Penyakit jantung rematik RUANG : 7B RSSA
S O A P I E
- K - BB = 25 kg Ketidak- Melanjutkan intervensi - Kolaborasi dengan ahli S:
eluarga - TB = 128 cm seimbangan sesuai NIC: Manajemen gizi untuk preferensi Keluarga mengatakan makanan
mengataka nutrisi: Nutrisi makanan pasien yang dihabiskan sekitar ¾ porsi,
n nafsu kurang dari 1. Tentukan preferensi - Mengajarkan pada minum sekitar 2 gelas ukuran
makan kebutuhan makanan pasien pasien dan keluarga sedang (400 ml)
sempat tubuh 2. Monitor jumlah tentang kebutuhan
menurun makanan dan minuman nutrisi O:
setelah yang dikonsumsi - Menganjurkan pada - BB = 25 kg
operasi 3. Instruksikan pada pasien keluarga untuk - TB = 128 cm
- K mengenai kebutuhan membawa makanan A:
eluarga nutrisi kesukaan klien Masalah teratasi sebagian
mengataka 4. Dorong keluarga untuk P:
n klien membawa makanan Lanjutkan inervensi sesuai NIC
tidak suka favorit pasien Manajemen Nutrisi
makan
sayur
tertentu

- - GCS 456 Risiko 1. tentukan obat apa yang 1. Berkolaborasi S: pasien mengatakan selalu rutin
- Keadaan penurunan diperlukan dan kelola pemberian terapi minum obat yang diresepkan agar
umum: baik curah menurut resep oral captopril 12,5 bisa cepat pulang
- Nadi: jantung 2. tentukan kemampuan mg 3x1 kapsul O:
88x/menit pasien untuk 2. Tentukan - GCS 456
- Suhu: 36,7 C mengobati diri sendiri kemampuan pasien - Keadaan umum: baik
- RR: dengan cara yang tepat untuk mengobati diri - Nadi: 86x/menit
20x/menit 3. monitor pasien sendiri dengan cara - Suhu: 36,5 C
mengenai efek yang tepat RR: 20x/menit
teraputik dan efek 3. Memonitor pasien A: masalah teratasi sebagian
samping obat mengenai efek
P: Lanjutkan intervensi dan
4. pantau kepatuhan teraputik dan efek
mengenai regimen samping obat memonitor tanda vital pasien
pengobatan 4. Memantau
5. monitor tekanan darah, kepatuhan mengenai
nadi dan status regimen pengobatan
pernafasan 5. Memonitor tekanan
6. catat adanya fluktuasi darah, nadi dan
yang luas pada tekanan status pernafasan
darah 6. Mencatat adanya
fluktuasi tekanan
darah

Pasien - GCS 456 Risiko infeksi 1. cuci tangan sebelum 1. Mencuci tangan S: pasien mengatakan tidak ada
mengatakan - Keadaan dan sesudah kegiatan sebelum dan keluhan, tidak ada nyeri, badannya
umum: baik sesudah kegiatan tidak lemas dan tidak demam
tidak merasa perawatan pasien
- Leukosit: perawatan pasien
demam, nyeri, 13,49 103 /µL 2. Ajarkan pasien dan 2. Mengajarkan pasien O:
dan tidak - Suhu: 36,7 keluarga mengenai dan keluarga - GCS 456
mengenai tanda dan - Keadaan umum: baik
lemas tanda dan gejala
gejala infeksi dan - Leukosit: 13,49 103 /µL
infeksi dan kapan kapan harus - Suhu: 36,5
harus melaporkannya melaporkannya
kepada tenaga kepada tenaga A: masalah teratasi sebagian
kesehatan seperti P: Lanjutkan intervensi dan
kesehatan
demam, adanya
3. Ajarkan pasien dan memonitor tanda gejala infeksi
kemerahan, nafsu
keluarga bagaimana makan menurun,
badan lemas dan
cara menghindara
nyeri
infeksi 3. Mengajarkan pasien
4. Tingkatkan intake dan keluarga
bagaimana cara
nutrisi dengan tepat
menghindara infeksi
5. Dorong untuk minimal dengan
beristirahat mencuci tangan
4. Meningkatkan intake
nutrisi dengan tepat
(diit tinggi kalori
cukup protein 3x1
porsi)
5. Anjurkan pasien
untuk istirahat
dengan cukup
EVALUASI

Hari/
No Dx Tanda
Tanggal/ Evaluasi
Kep tangan
Jam
10-01- 1 S: Keluarga mengatakan makanan yang dihabiskan 1 porsi
2020 porsi, minum sehari sekitar 1 botol ukuran sedang (600 ml)
O:
- BB = 25 kg
- TB = 128 cm
NOC : Status Nutrisi
Score
No Indikator
Awl Tgt Akr
1 Intake makanan 4 5 5
2 Intake minuman 4 5 4

A: Masalah teratasi sebagian


P: Lanjutkan intervensi sesuai NIC Manajemen Nutrisi
EVALUASI
Hari/
No Dx Tanda
Tanggal/ Evaluasi
Kep tangan
Jam
10-01- 2 S: pasien mengatakan selalu rutin minum obat yang diresepkan
2020 agar bisa cepat pulang dan tekanan darahnya terkontrol

O:
- GCS 456
- Keadaan umum: baik
- Nadi: 88x/menit
- Suhu: 36,3 C
RR: 20x/menit
NOC : perfusi jaringan kardiak
Indikator Awal Target Akhir
Denyut nadi 5 5 5

Hasil ronsen jantung 5 5 5

A: masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi dan monitor tanda vital pasien


EVALUASI
Hari/
No Dx Tanda
Tanggal/ Evaluasi
Kep tangan
Jam
10-01- 3 S: pasien mengatakan tidak ada keluhan, tidak ada nyeri,
2020 badannya tidak lemas dan tidak demam. Istirahat cukup

O:
- GCS 456
- Keadaan umum: baik
- Leukosit: 13,49 103 /µL
- Suhu: 36,3

NOC : Keparahan infeksi

indikator Awal Taget Akhir


Nyeri 5 5 5
Peningkatan jumlah sel darah 4 5 4
putih
Demam 5 5 5
Malaise 5 5 5
Hilang nafsu makan 5 5 5

A: masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi dan memonitor tanda gejala infeksi


RESUME

NAMA KLIEN : An N TANGGAL : 09-01-2020


DX. MEDIS : pnemonia RUANG : 7B RSSA
S O A P I E
ibu klien - GCS 456 Ketidakef Tujuan: Setelah diberikan tindakan 1. Memberikan terapi S: ibu klien mengatakan sesak anaknya
mengata - Keadaan ektifan keperawatan selama 1x24 jam, oksigen nasal canul 1 mulai berkurang
kan umum: bersihan penumpukan secret dapat lpm
anakny Lemah jalan berkurang. 2. Memonior O:
masih - RR 47/ nafas NOC: status pernafasan kepatenan keefektifan - GCS 456
terlihat menit jalan nafas pemberian terapi - Keadaan umum: Lemah
sesak - Ronkhi Indikator 1 2 3 4 5 oksigen - RR 30/ menit
(+/+) RR Melakukan suction - Ronkhi (-/-)
- Wheezin Suara nafas 3. Memposisilkan - Wheezing (-/-)
g (-/-) tambahan pasien semi fowler NOC: status pernafasan kepatenan jalan
Dyspnea saat untuk nafas
istirahat memaksimalkan indikator awal target akhir
Akumulasi ventilasi RR 4 5 5
4. Mengaskultasi suara Suara nafas 4 5 5
sputum tambahan
nafas
5. Memberikan terapi Dispnea 4 5 5
NIC: Manajemen jalan nafas saat
nebul epinefrin 1
1. Monitor status pernafasan istirahat
ampul tiap 2 jam
dan oksigenisasi Akumulasi 3 5 5
sekali
2. Buang sekret dengan sputum
penyedotan lendri
3. Auskultasi suara nafas, catat A: masalah teratasi sebagian
adanya suara nafas P: Lanjutkan intervensi dan monitor
tambahan status pernafasan
4. Posisikan untuk
memaksimalkan ventilasi
5. Memberikan terapi nebulizer
sebagaimana mestinya

RESUME

NAMA KLIEN : An S TANGGAL : 09-01-2020


DX. MEDIS : st. epilepsi RUANG : 7B RSSA
S O A P I E
ibu klien - Keadaa Ketidakef Setelah diberikan tindakan - Memerikan S: ibu klien mengatakan anaknya masih
mengata n ektifan keperawatan selama 1x24 jam, terapi oksigen mengalami sesak berat
kan umum: pola nafas penumpukan secret dapat NRBM 8 lpm O:
anakny Lemah berkurang. - Memonitor - RR 45/ menit
sesak - RR 48/ NOC: status pernafasan ventilasi aliran oksigen - SO2: 98%
nafas menit Indikator 1 2 3 4 5 - Memonior - Ronkhi (-/-)
berat - Ronkhi RR keefektifan - Wheezing (-/-)
(-/-) Irama pemberian - Retraksi (+)
- Wheezi pernafasan terapi oksigen - Stridor (-)
ng (-/-) Suara nafas - Memposisilkan NOC : status pernafasan ventilasi
- Stridor tambahan pasien semi Indikator Awal Target Akhir
(+) Retraksi fowler untuk RR 3 4 3
- Retraksi memaksimalka
dada
dinding n ventilasi Irama 2 4 3
Dyspnea saat
dada (+) - Mengaskultasi pernafasan
istirahat suara nafas Suara nafas 3 4 4
NIC: terapi oksigen - Memonitor tambahan
1. Berikan oksigen tambahan status Retraksi dada 3 4 3
2. Monitor aliran oksigen pernafasan Dyspnea saat 3 4 3
3. Monitor keefektifan pemberian pasien istirahat
terapi oksigen
4. Posisikan pasien untuk A: masalah teratasi sebagian
memaksimalkan ventilasi P: Lanjutkan intervensi, monitor status
5. Auskultasi suara nafas pernafasan
tambahan
6. Monitor status pernafasan
pasien
RESUME
NAMA KLIEN : An R TANGGAL : 06-01-2020
DX. MEDIS : AML RUANG : 7B RSSA
S O A P I E
- Ibu An. - K/U: Hiperter Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1. Mengukur suhu S : ibu mengatakan demam anaknya
R lemah mi keperawatan selama 1x24 jam suhu klien sudah mulai turun
mengat - Suhu : pasien dapat kembali normal 2. Mengedukasi
O:
akan 39oC NOC : Thermoregulation ibu untuk
- GCS 456
anaknya - Nadi mengkompres
Indikator 1 2 3 4 5 - KU: lemah
demam 100x/ anak
- RR 20 x/menit,
Menit Suhu Tubuh 3. Menganjurkan
- S : 36,9°C
ibu memonitor
RR: Nadi Normal v - nadi 96 x/menit
suhu anak
22x/ NOC: Termoregulasi
RR Normal v 4. Menganjurkan
menit ibu
Tidak ada v meningkatkan Skor
perubahan pemberian Indikator Awal Target Ak
- warna kulit konsumsi air hir
putih dan Suhu Tubuh 3 5 4
NIC : Fever Treatment
nutrisi anak Nadi Normal 5 5 5
1. Monitor suhu tubuh
5. Kolaborasi RR Normal 5 5 5
2. Berikan kompres pada lipatan
dengan dokter Tidak ada 5 5 5
paha dan aksila
dalam perubahan
3. Anjurkan banyak minum air putih
pemberian warna kulit
4. Monitor adanya perubahan warna
antipiretik
kulit
5. Kolaborasi pemberian antipiretik A: Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi dan memonitor


suhu tubuh pasien
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners


Departemen Anak Ruang 7B
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang

Oleh:
PUPUT NOVIA KUMALASARI
NIM. 190070300111030

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN (RKM)

Nama Mahasiswa : Puput Novia Kumalasari Program : 2015 A


NIM : 190070300111030 Ruangan : R.7B RSSA
Kelompok : 1A Minggu :

A. Target yang ingin dicapai


1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik pada anak
2. Mampu melakukan tindakan pengambilan sampel laboratorium
3. Mampu melakukan tindakan untuk mengontrol infeksi di ruangan
4. Mampu melakukan tindakan invasif yang diperlukan pasien di ruangan
5. Mampu melakukan dokumentasi keperawatan pada klien meliputi:
 Melakukan pengkajian pada anak dengan penyakit jantung rematik
 Melakukan proses analisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan pada anak
dengan penyakit jantung rematik
 Menentukan prioritas masalah keperawatan pada anak dengan penyakit jantung
rematik
 Membuat rencana intervensi keperawatan
 Mengimplementasikan intervensi keperawatan
 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan

B. Rencana Kegiatan
TI Jenis Kegiatan Waktu Kriteria hasil
K
1  Komunikasi terapeutik Hari 1 BHSP
 Pengkajian pada klien: anamnesa dan Data pengkajian
Diagnose
pemeriksaan fisik.
keperawatan
 Analisa data
2  Membuat prioritas masalah pada pasien Hari 1 Prioritas masalah
akut. sesuai dengan
 Menentukan tujuan dan kriteria hasil dari masalah yang
prioritas aktual dari pasien
 Membuat renpra
3  Implementasi Hari 1 – 3 Melakukan
implementasi
sesuai masalah
yang aktual pada
pasien
4  Catatan Perkembangan dan Evaluasi Hari 2-3 Melakukan catatan
perkembangan
pada intervensi
yang sudah
dilakukan dan
melakukan
evaluasi tindakan
keperawatan yang
sudah dilakukan
5  Melakukan tindakan cuci tangan 6 Hari 1-6 Dilakukan sesuai
langkah 5 momen SOP
 Menjaga kebersihan lingkungan

6  Memasang infus Hari 1-6 Dilakukan sesuai


 Injeksi IV SOP
 Menyiapkan dosis obat untuk anak
 Melakukan tindakan nebul
 Mengambil darah vena
 Memberikan terapi cairan yang sesuai

7 Memberi pendidikan kesehatan kepada Hari 4 Klien dan keluarga


pasien maupun keluarga tentang kemoterapi mengerti serta
mampu
menerapkan dari
hasil pendidikan
yang disampaikan
8 Memberikan terapi bermain bagi pasien Hari 5 Pasien dapat
mengikuti terapi
bermain, dan terapi
bermain dilakukan
sesuai SAB

C. Evaluasi Pelaksanaaan Kegiatan


- Semua tindakan yang direncanakan berjalan sesuai target
- Mahasiswa menyiapkan LP dan pengkajian sebelum praktek klinik
- Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
jantung rematik
- Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan SOP
- Tindakan keperawatan yang diberikan tidak membuat pasien cidera

D. Evaluasi Diri Praktikan


- Mendapat pengetahuan baru mengenai kondisi anak yang mengalami penyakit jantung
rematik
- Lebih percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan kondisi
yang memerlukan observasi
- Mendapatkan pengalaman baru yaitu membantu dan mengobservasi pemasangan
intubasi

E. Rencana Tindak Lanjut


- Mahasiswa harus banyak belajar tentang penanganan klien pediatri
- Mahasiswa harus banyak belajar tentang teori dan penatalaksanaan tindakan pada klien
dengan peditri
- Mahasiswa harus mengasah skill lebih banyak untuk kasus pediatri

Mengetahui Malang, 6 Januari 2020


Preceptor Klinik R.7B Mahasiswa

(..............................................) (Puput Novia Kumalasari)


NIM 190070300111030

Anda mungkin juga menyukai