Oleh:
Kenty Regina 1840312455
Preseptor
DR. Dr. Yusri Dianne Jurnalis, Sp A (K)
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL….……............................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 4
1.2. Batasan Masalah............................................................................... 5
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 5
1.4. Manfaat Penulisan............................................................................ 5
1.5. Metode Penulisan............................................................................. 5
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA ……........................................................... 6
2.1. Demam rematik dan Penyakit Jantung Rematik ........…….............. 6
2.2. Gagal Jantung Kongestif .…………………………………............. 21
BAB III. LAPORAN KASUS ...................................................................... 33
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN …………………………….. 51
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56
LAMPIRAN..................................................................................................... 59
2. Karditis
Karditis merupakan manifestasi klinik demam rematik yang paling berat
karena merupakan satu-satunya manifestasi yang dapat mengakibatkan kematian
penderita pada fase akut dan dapat menyebabkan kelainan katup sehingga terjadi
penyakit jantung rematik.7 Diagnosis karditis rematik dapat ditegakan secara
klinis berdasarkan adanya salah satu tanda berikut: (a) bising baru atau perubahan
sifat bising organik, (b) kardiomegali, (c) pankarditis, dan gagal jantung kongestif.
7
Pankarditis adalah peradangan aktif miokardium, perikardium dan
endokardium.7 Miokarditis dan atau perikarditis tanpa bukti adanya endokarditis
jarang disebabkan oleh penyakit jantung rematik. Kebanyakan kasus melibatkan
kerusakan pada katup mitral atau kombinasi dari katup mitral dan aorta.
4. Eritema Marginatum
Eritema marginatum merupakan ruam yang jarang (<3% pasien dengan
demam reumatik akut) namun khas pada demam reumatik akut. Ini meliputi lesi
Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan
merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung.
Kejadian gagal jantung akan semakin meningkat di masa depan karena semakin
bertambahnya usia harapan hidup dan berkembangnya terapi penanganan infark
miokard mengakibatkan perbaikan harapan hidup penderita dengan penurunan
fungsi jantung.5,12,13
Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) adalah kondisi
dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk menghantarkan darah yang kaya
oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan tubuh. Suatu definisi
objektif yang sederhana untuk menentukan batasan gagal jantung kronik hampir
tidak mungkin dibuat karena tidak terdapat nilai batas yang tegas mengenai
disfungsi ventrikel. Sebenarnya istilah gagal jantung menunjukkan berkurangnya
kemampuan jantung untuk mempertahankan beban kerjanya. 5,12,13
2.2.2. Epidemiologi
Gagal jantung dapat disebabkan oleh banyak hal. Di negara berkembang
yang menjadi penyebab terbanyak adalah penyakit jantung katup dan penyakit
jantung akibat malnutrisi. Penyakit katup sering disebabkan oleh penyakit
jantung rematik, yaitu penyakit katup regurgitasi mitral dan stenosis aorta.
Regusitasi mitral (dan regurgitasi aorta) menyebabkan kelebihan beban volume
(peningkatan preload) sedangkan stenosis aorta menimbulkan beban tekanan
(peningkatan afterload). Aritmia sering ditemukan pada pasien dengan gagal
jantung dan dihubungkan dengan kelainan struktural termasuk hipertofi ventrikel
kiri pada penderita hipertensi. Atrial fibrilasi dan gagal jantung seringkali timbul
bersamaan. 3,4,6
Gagal jantung kongestif lebih banyak terjadi pada usia lanjut.8 Salah satu
penelitian menunjukkan bahwa gagal jantung terjadi pada 1% dari penduduk usia
50 tahun, sekitar 5% dari mereka berusia 75 tahun atau lebih, dan 25% dari
mereka yang berusia 85 tahun atau lebih. Karena jumlah orang tua terus
meningkat, jumlah orang yang didiagnosis dengan kondisi ini akan terus
meningkat. Di Amerika Serikat, hampir 5 juta orang telah didiagnosis gagal
Sesak napas (juga disebut Sesak napas selama melakukan Darah dikatakan “backs up” di
dyspnea) aktivitas (paling sering), saat pembuluh darah paru
istirahat, atau saat tidur, yang (pembuluh darah yang kembali
mungkin datang tiba-tiba dan dari paru ke jantung) karena
membangunkan. Pasien sering jantung tidak dapat
mengalami kesulitan bernapas mengkompensasi suplai
sambil berbaring datar dan darah.Hal ini menyebabkan
mungkin perlu untuk menopang cairan bocor ke paru-paru.
tubuh bagian atas dan kepala di
dua bantal. Pasien sering
mengeluh bangun lelah atau
merasa cemas dan gelisah.
Batuk atau mengi yang Batuk yang menghasilkan lendir Cairan menumpuk di paru-
persisten darah-diwarnai putih atau pink. paru (lihat di atas).
Penumpukan kelebihan cairan Bengkak pada pergelangan Aliran darah dari jantung yang
Kurangnya nafsu makan dan Perasaan penuh atau sakit perut. Sistem pencernaan menerima
mual darah yang kurang,
menyebabkan masalah dengan
pencernaan.
Kebingungan dan gangguan Kehilangan memori dan Perubahan pada tingkat zat
berpikir perasaan menjadi disorientasi. tertentu dalam darah, seperti
sodium, dapat menyebabkan
kebingungan.
e. Terapi Operatif
Pada pasien dengan gagal jantung yang persisten atau terus mengalami
perburukan meskipun telah mendapat terapi medis yang agresif untuk penanganan
rheumatic heart disease, operasi untuk mengurangi defisiensi katup mungkin bisa
menjadi pilihan untuk menyelamatkan nyawa pasien. Pasien yang simptomatik,
dengan disfungsi ventrikel atau mengalami gangguan katup yang berat, juga
memerlukan tindakan intervensi. 12,16,17
a. Stenosis Mitral: pasien dengan stenosis mitral murni yang ideal, dapat
dilakukan ballon mitral valvuloplasty (BMV). Bila BMV tak memungkinkan,
perlu dilakukan operasi.12
b. Regurgitasi Mitral: Rheumatic fever dengan regurgitasi mitral akut (mungkin
akibat ruptur khordae)/kronik yang berat dengan rheumatic heart disease yang tak
teratasi dengan obat, perlu segera dioperasi untuk reparasi atau penggantian katup.
12
II. ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh dari pasien sendiri (autoanamnesis) serta ibu kandung
pasien (alloanamnesis). Anak laki-laki berusia 17 tahun dibawa orangtua ke IGD
RSUP Dr. M Djamil Padang pada tanggal 29 Juli 2019 dengan :
A. Keluhan Utama
Sesak nafas semakin bertambah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak nafas mulai dirasakan sejak 5 hari yang lalu, sesak semakin
bertambah dengan aktivitas, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan makanan,
anak lebih nyaman tidur dengan 3 bantal, sesak dirasakan semakin
bertambah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas dirasakan
saat aktivitas ringan
Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, demam tinggi, terus
menerus, tidak menggigil, tidak berkeringat, tidak disertai kejang
Nyeri sendi dirasakan sejak 5 hari yang lalu di seluruh sendi ekstremitas,
tidak berpindah pindah.
Tidak ada riwayat gerakan sendiri yang tidak disadari
Tidak ada benjolan di bawah kulit
Tidak ada riwayat bercak kemerahan di kulit
Ayah Ibu
Nama Tn. I Ny.N
Umur 50 tahun 42 tahun
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan Karyawan Swasta IRT
Penghasilan Rp 2.000.000,- -
Perkawinan 1 1
Penyakit yang pernah diderita Tidak ada Tidak ada
Kimia
o Protein : Positif Tiga (+++)
o Glukosa : Negatif
o Bilirubin : Positif Satu (+)
o Urobilinogen : Positif
Kesan : hematuria, proteinuria, bilirubinuria
V. DAFTAR MASALAH
Sesak Nafas
Demam
VII. TATALAKSANA
Tata Laksana Gawat Darurat
Terapi oksigen 2-3 liter via nasal canule
Pemasangan NGT dan Folley Catheter
Injeksi Furosemid 1 x 1 ampul i.v
Captopril 3 x 12,5 mg p.o
VIII. EDUKASI
IX. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
FOLLOW UP PASIEN
17/08/2019 S/ Anak tidak demam, mual muntah tidak ada, anak tidak
sesak, intake masuk toleransi baik, BAK ada, anak
terkadang mengeluh berdebar-debar. Anak dalam
O/ terapi prednison hari ke-10.
Ku kesadaran TD HR RR T Sat02
Sedang CM 150/40 109 x/i 24x/i 37⁰ C 99%
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik
Thoraks : Retraksi (-), Rh (-/-), Wh (-/-). Bising
sistolik grade 3/6 terdengar di 1 jari medial LMCS
RIC III-IV
Abdomen: distensi (-)
Ekstremitas : CRT < 2‟, akral hangat
A/ BB 49,5 kg
RDA 1980 – 2470 kkal
99%
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik
Thoraks : Retraksi (-), Rh (-/-), Wh (-/-). Bising
sistolik grade 3/6 terdengar di 1 jari medial LMCS
RIC III-IV
Abdomen: distensi (-)
A/ Ekstremitas : CRT < 2‟, akral hangat
BB 49,5 kg
P/
RDA 1980 – 2470 kkal
CHF Fc II-III ec DRA Relaps + PJR
LV dilated, MR Moderate, AR moderate
Inj Ceftriaxone 2 x 2 gr iv
Inj Furosemid 2 x 40 mg iv
99%
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik
Thoraks : Retraksi (-), Rh (-/-), Wh (-/-). Bising
sistolik grade 3/6 terdengar di 1 jari medial LMCS
RIC III-IV
Abdomen: distensi (-)
A/ Ekstremitas : CRT < 2‟, akral hangat
BB 49,5 kg
RDA 1980 – 2470 kkal
P/
CHF Fc II-III ec DRA Relaps + PJR
LV dilated, MR Moderate, AR moderate
Gizi kurang
Sepsis dalam perbaikan
Furosemid 2 x 40 mg p.o
Captopril 3 x 12,5 mg p.o
Paracetamol 3 x 500 mg p.o
Calc 1x1 gram p.o
Prednison 5-5-4 tab/hari (2 mg/kgbb/hari)
Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun dirawat di Bangsal Anak RSUP Dr.
M.Djamil pada tanggal 29 Juli 2019 dengan diagnosis kerja CHF Factor Class II-
III ec PJR putus pengobatan dengan gizi kurang. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Berdasarkan anamnesis, pasien sesak nafas semakin bertambah sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, dimana sesak semakin bertambah dengan aktivitas,
dapat dirasakan dengan aktivitas ringan, tidak dipengaruhi cuaca dan makanan,
serta anak lebih nyaman tidur dengan 3 bantal. Sesak dipengaruhi posisi namun
tidak cuaca, dan tidak disertai batuk , pilek, mual dan muntah. Selain itu, pasien
juga mengeluhkan demam tinggi yang terus menerus serta nyeri sendi di seluruh
ekstremitas yang tidak berpindah sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Anak
telah dikenal dengan penyakit jantung rematik sejak tahun 2016 anak didiagnosa
dengan penyakit jantung rematik, namun anak putus obat selama 1 tahun terakhir.
Gagal jantung merupakan sindroma klinis (sekumpulan tanda dan gejala),
yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung, dimana jantung tidak
sanggup memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
Gagal jantung ditandai oleh sesak (dyspnea d’effort, orthopnea, paroxysmal
nocturnal dypsnea, cheyne-stokes respiration) dan fatigue (saat istirahat atau saat
aktivitas).
Keluhan sesak disertai edema dapat berasal dari organ paru, jantung, ginjal,
serta dari hati. Dari anamesis didapatkan sesak yang dipengaruhi aktivitas
merupakan khas sesak yang disebabkan oleh organ jantung. Kemudian dilanjutkan
dengan dilakukannya pemeriksan fisik serta pemeriksaan penunjang sehingga
dapat dipastikan sesak pada penderita bukan berasal dari organ paru, ginjal atau
pun hati.
Ditinjau dari sudut klinis secara simptomatologis di kenal gambaran klinis
berupa gagal jantung kiri dengan gejala badan lemah, cepat lelah, berdebar, sesak
napas dan batuk. serta tanda objektif berupa takhikardia, dyspnea (dyspnea
d’effort, orthopnea, paroxysmal nocturnal dypsnea, cheyne-stokes respiration),