ABSES SEREBRI
Oleh :
Preseptor :
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
dikelilingi oleh kapsul otak disebabkan oleh berbagai macam variasi bakteri,
fungus dan protozoa. Morgagni (1682-1771) pertama kali melaporkan abses otak
substansia otak melalui aliran darah, perluasan infeksi sekitar otak, luka tembus
trauma kepala dan kelainan kardiopulmoner. Pada beberapa kasus tidak diketahui
sumber infeksinya.1,2
saat ini telah mengalami kemajuan, namun tingkat kematian penyakit abses otak
tetap masih tinggi yaitu sekitar 10-60% atau rata-rata 40%. Penyakit ini sudah
dapat terjadi di dua hemisfer, dan kira-kira 80% kasus dapat terjadi di lobus
frontal, parietal, dan temporal. Abses serebri di lobus occipital, serebelum dan
infeksi di sekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau
2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
secara langsung seperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi
oleh penyebaran hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering
biasanya berlokasi pada daerah dekat permukaan otak pada lobus tertentu. Abses
otak bersifat soliter atau multipel. Abses yang multipel biasanya ditemukan pada
penyakit jantung bawaan sianotik; adanya shunt kanan ke kiri akan menyebabkan
Gejala klinik abses otak berupa tanda-tanda infeksi yaitu demam, anoreksi
dan malaise, peninggian tekanan intrakranial serta gejala nerologik fokal sesuai
lokalisasi abses. Terapi abses otak terdiri dari pemberian antibiotik dan
penatalaksanaan awal kasus abses serebri dalam batasan pelayanan primer yang
Laporan kasus ini ditulis untuk memahami lebih jauh mengenai abses
beberapa buku, guidelines dan jurnal-jurnal penelitian yang terkait dengan kasus
yang dibahas.
3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
dikelilingi oleh kapsul otak disebabkan oleh berbagai macam variasi bakteri,
2.2 Epidemiologi
Abses otak dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, namun paling sering
terjadi pada anak berusia 4 sampai 8 tahun. Penyebab abses otak yaitu, embolisasi
fallot), meningitis, otitis media kronis dan mastoiditis, sinusitis, infeksi jaringan
lunak pada wajah ataupun scalp, status imunodefisiensi dan infeksi pada pintas
kasus.1,2
saat ini telah mengalami kemajuan, namun tingkat kematian penyakit abses otak
masih tetap tinggi, yaitu sekitar 10-60% atau rata-rata 40%. Penyakit ini sudah
kematiannya sangat tinggi, abses otak termasuk golongan penyakit infeksi yang
sekitar 1500-2500 kasus abses serebri per tahun. Prevalensi diperkirakan 0,3-1,3
4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
per 100.000 orang/tahun. Jumlah penderita pria lebih banyak daripada wanita,
Menurut Britt, Richard et al., penderita abses otak lebih banyak dijumpai
masih usia produktif yaitu sekitar 20-50 tahun. Hasil penelitian Xiang Y Han (The
perbandingan 7:2, berusia sekitar 38-78 tahun dengan rate kematian 55%.6
abses otak yang terkumpul selama 2 tahun (1984-1986) dari RSUD Dr Soetomo
Surabaya, menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, dimana jumlah penderita
abses otak pada laki-laki > perempuan dengan perbandingan 11:9, berusia sekitar
kehidupan.1,3,4
Lokasi abses serebri dominan (80%) berada di lobus frontal, cerebelum, dan
batang otak. Lesi umumnya tunggal, dan sekitar 30% lesi multipel dan melibatkan
lebih dari 1 lobus otak. Abses serebri umumnya ditemui di negara berkembang,
5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.3 Anatomi Otak
Anatomi otak adalah struktur yang kompleks dan rumit karena fungsi organ
tubuh. Ada tiga divisi utama otak, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang.3,4
Pembagian otak:3,4
6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3. Rhombencephalon - Otak belakang
Sawar darah otak memisahkan dua kompartemen utama dari susunan saraf,
yaitu otak dan likuor serebrospinalis, dari kompartemen ketiga yaitu darah.
Tempat-tempat rintangan itu adalah tapal batas antara darah dan kedua
darah serebral dan ruang subarachnoid serta membrane araknoid yang menutupi
ruang subaraknoid. Semua tempat sawar dibentuk oleh sel-sel yang bersambung
satu dengan yang lain dengan tight junction, yang membatasi difus intraseluler.
peradangan dan imunologik, dan juga jika terdapat autoregulasi akibat sirkulasi
saraf pusat. Tetapi pada proses radang dan imunologik, tight junction dapat
dihasilkan dari sel- sel yang sudah musnah sehingga ia dapat melintasi pembuluh
7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
T- sel ternyata dapat juga menyebrangi endotheliaum tanpa menimbulkan
Sebagian besar abses otak berasal langsung dari penyebaran infeksi telinga
otak dapat timbul akibat penyebaran secara hematogen dari infeksi paru sistemik
subakut dan pada penyakit jantung bawaan Tetralogi Fallot (abses multiple, lokasi
pada substansi putih dan abu dari jaringan otak). Abses otak yang penyebarannya
secara hematogen, letak absesnya sesuai dengan peredaran darah yang didistribusi
oleh arteri cerebri media terutama lobus parietalis, atau cerebellum dan batang
otak.1,2,3,4
sellulitis, erysipelas wajah, abses tonsil, pustule kulit, luka tembus pada tengkorak
melalui klep vena diploika menuju lobus frontalis atau temporal. Bentuk absesnya
Sinusitis frontal dapat juga menyebabkan abses di bagian anterior atau inferior
8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
frontalis atau temporalis. Sinusitis maxillaris dapat menyebabkan abses pada
frontalis. Infeksi pada telinga tengah dapat pula menyebar ke lobus temporalis.
Infeksi pada mastoid dan kerusakan tengkorak kepala karena kelainan bawaan
(Actinomycosis, Candida albicans) dapat pula menimbulkan abses, tetapi hal ini
kesehatan umum yang sempurna, struktur sawar darah otak yang utuh dan efektif,
aliran darah ke otak yang adekuat, sistem imunologik humoral dan selular yang
berfungsi sempurna.
2. Faktor kuman
9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
bersangkut paut dengan faktor pertahanan host. Kuman yang memiliki virulensi
yang rendah dapat menyebabkan infeksi di susunan saraf pusat jika terdapat
3. Faktor lingkungan
dalam tubuh melalui kontak antar individu, vektor, melaui air, atau udara.
2.5 Histopatologi
terpenting dalam membatasi penyebaran abses. Untuk terjadinya abses otak harus
Pada penderita meningitis bacteria tidak selalu terjadi abses otak, hal ini
1.Virulensi bakteri
selaput otak dan memperluas daerah yang nekrosis ke dalam jaringan otak.
10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2. Rusaknya sawar darah otak
Hanya bakteri tertentu yang bisa merusak sawar darah otak. Kerusakan
3. Imunopatologis
secara cepat dari TNF (Tumor Necrotic Factor). Interleukin-2 ke dalam CSS
saraf pusat (astroglia endotel, dan makrofag selaput otak) untuk melepaskan
sitokin. Sitokin dieksresikan dan merusak sawar darah otak. Kondisi imunologis
Awalnya akan tampak invasi vaskuler oleh jamur, disusul thrombosis sekunder
dan infark otak. Hal ini menyerupai abses piogenik, dimana di dalam bagian
nekrotik terdapat sel radang, makrofag, fibroblast, dan sel besar berinti banyak
terutama sel mononuclear dikelilingi kongesti vaskuler nekrosis jaringan saraf dan
sel limfotik, sel plasma dan mononuclear lain, disini pembentukan kapsul tidak
ada atau hanya sedikit serta dapat ditemukannya kista dan trofozoit. Toksoplasma
11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dapat menyebabkan ensefalitis abses dan granuloma dengan atau tanpa pusat
nekrotik.3,4
2.6 Patofisiologi
infeksi di sekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau
secara langsung seperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi
oleh penyebaran hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering
biasanya berlokasi pada daerah dekat permukaan otak pada lobus tertentu.2,3
Pada tahap awal AO terjadi reaksi radang yang difus pada jaringan otak
dengan infiltrasi lekosit disertai udem, perlunakan dan kongesti jaringan otak,
minggu terjadi nekrosis dan pencairan pada pusat lesi sehingga membentuk suatu
nekrotikan. Mula-mula abses tidak berbatas tegas tetapi lama kelamaan dengan
fibrosis yang progresif terbentuk kapsul dengan dinding yang konsentris. Tebal
limfosit dan plasma sel dengan pergeseran aliran darah tepi, yang dimulai pada
hari pertama dan meningkat pada hari ke 3. Sel-sel radang terdapat pada tunika
12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Peradangan perivaskular ini disebut cerebritis. Saat ini terjadi edema di sekita otak
Saat ini terjadi perubahan histologis yang sangat berarti. Daerah pusat
nanah karena pelepasan enzim-enzim dari sel radang. Di tepi pusat nekrosis
yang terpencar. Fibroblast mulai menjadi reticulum yang akan membentuk kapsul
kolagen. Pada fase ini edema otak menyebar maksimal sehingga lesi menjadi
abses cukup besar, dapat robek ke dalam ventrikel lateralis. Pada pembentukan
13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
· Bentuk pusat nekrosis diisi oleh acellular debris dan sel-sel radang.
- Abses dalam kapsul substansia alba dapat makin membesar dan meluas ke
AO lobus temporalis dan serebelum, sedang abses lobus parietalis biasanya terjadi
secara hematogen.2,3,4
Ada penjagaan otak khusus terhadap bahaya yang dating melalui lintasan
hematogen, yang dikenal sebagai sawar darah otak atau blood brain barrier. Pada
toksemia dan septicemia, sawar darah otak terusak dan tidak lagi bertindak
sebagai sawar khusus. Infeksi jaringan otak jarang dikarenakan hanya bakterimia
saja, oleh karena jaringan otak yang sehat cukup resisten terhadap infeksi. Kuman
ternyata tidak membangkitkan abses sereebri/ abses otak, kecuali apabila jumlah
14
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kumannya sangat besar atau sebelum inokulasi intraserebral telah diadakan
nekrosis terlebih dahulu. Walaupun dalam banyak hal sawar darah otak sangat
Jaringan otak tidak memiliki fagosit yang efektif dan juga tidak memiliki lintasan
pembuangan limfatik untuk pemberantasan infeksi bila hal itu terjadi. Maka
berbeda dengan proses infeksi di luar otak, infeksi di otak cenderung menjadi
dikaitkan dengan peningkatan TIK yakni nyeri kepala kronik dan progresif, mual
fokal yang meliputi kejang (40% kejang umum), perubahan status mental (sekitar
infeksi seperti demam, malaise, anoreksi dan gejala gejala peninggian tekanan
intrakranial berupa muntah, sakit kepala dan kejang. Dengan semakin besarnya
abses otak gejala menjadi khas berupa trias abses otak yang terdiri dari gejala
muntah proyektil, papil edema) dan gejala neurologik fokal (kejang, paresis,
ataksia, afasia).1,2,3,4
Abses pada lobus frontalis biasanya tenang dan bila ada gejala-gejala
15
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kesadaran yang menurun menunjukkan prognosis yang kurang baik karena
hemianopsi komplit. Gangguan motorik terutama wajah dan anggota gerak atas
dapat terjadi bila perluasan abses ke dalam lobus frontalis relatif asimptomatik,
nistagmus. Abses batang otak jarang sekali terjadi, biasanya berasal hematogen
2.8 Diagnosis
onset, faktor resiko yang mungkin ada, riwayat kelahiran, imunisasi, penyakit
meningen. 2,3
16
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Pemeriksaan motorik sendiri melibatkan penilaian dari integritas sistem
pemeriksaan lekosit dan laju endap darah; didapatkan peninggian lekosit dan laju
gambaran yang normal. Bisa didapatkan kadar protein yang sedikit meninggi dan
sedikit pleositosis, glukosa dalam batas normal atau sedikit berkurang, kecuali
abses memperlihatkan bayangan yang hipodens daripada daerah otak yang normal
dan biasanya dikelilingi oleh lapisan hiperderns. CT scan selain mengetahui lokasi
abses juga dapat membedakan suatu serebritis dengan abses. Magnetic Resonance
Imaging saat ini banyak digunakan, selain memberikan diagnosis yang lebih cepat
17
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Berikut gambar CT Scan normal :
Gambaran CT-Scan :
Pada hari pertama terlihat daerah yang hipodens dengan sebagian gambaran
seperti cincin. Pada hari ketiga gambaran cincin lebih jelas sesuai dengan
Late cerebritis (hari 4-9): daerah inflamasi meluas dan terdapat nekrosis
18
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambaran CT-Scan :
hipervaskularisasi pada batas pinggir daerah yang terinfeksi. Pada stadium ini
Gambaran CT-Scan :
Hampir sama dengan fase cerebritis, tetapi pusat nekrosis lebih kecil dan
Late capsule stage (hari >14): terdapat daerah sentral yang hipodens
(sentral abses) yang dikelilingi dengan kontras - ring enhancement (kapsul abses).
5,6
Gambaran CT-Scan :
Gambaran kapsul dari abses jelas terlihat, sedangkan daerah nekrosis tidak
untuk suatu abses, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk didiagnosis banding
granuloma. 5,6
metastasis) dari CT scan, ada beberapa parameter yang dapat digunakan untuk
19
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
membedakan keduanya antara lain : umur penderita, ketebalan ring (cicin tipis
hanya 3-6 mm) dan biasanya uniform, diameter ring, rasio lesi dan ring. Pada ½
kasus, kapsul bagian medial lebih tipis dari kapsul subkortikal. Hal ini
Abses serebri yang hematogen ditandai dengan adanya fokus infeksi (yang
tersering dari paru), lokasi pada daerah yang diperdarahi oleh arteri serebri media
di daerah perbatasan massa putih dan abu-abu dengan tingkat mortalitas yang
tinggi. 5,6
2.9 Penatalaksanaan
mengancam jiwa
5. Pencegahan kejang
6. Neurorehabilitasi
Penatalaksanaan awal dari abses otak meliputi diagnosis yang tepat dan
20
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
digunakan kombinasi dari sefalosporin generasi ketiga dan metronidazole. Jika
terdapat riwayat cedera kepala dan pembedahan kepala, maka dapat digunakan
dan juga metronidazole. Antibiotik terpilih dapat digunakan ketika hasil kultur
Etiologi Antibiotik
metronidazole
ceptazidine
aminoglikosida
Pada abses terjadi akibat trauma penetrasi,cedera kepala, atau sinusitis dapat
streptokokkus dan menjadi pilihan alternatif. Sementara itu pada abses yang
terjadi akibat penyakit jantung sianotik dapat diterapi dengan penissilin dan
21
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
metronidazole. Abses yang terjadi akibat ventrikuloperitoneal shunt dapat diterapi
merupakan bakteri utama pada abses local, dapat digunakan sefalosporin generasi
Tabel 2.2 Dosis dan Cara Pemberian Antibiotik pada Abses Otak
antimikrobial dan tindakan bedah. Pada studi terakhir, terapi eksisi dan drainase
22
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
abses melalui kraniotomi merupakan prosedur pilihan. Tetapi pada center-center
and biopsy. Tindakan aspirasi biasa dilakukan pada abses multipel, abses batang
seperti: small deep abscess, multiple abscess dan early cerebritic stage.
penderita yang mendapatkan terapi konservatif ataupun dengan terapi eksisi dalam
berkapsul dan secara umum jika luas lesi yang menyebabkan sebuah massa yang
lebih dari 2,5 cm, adanya gas di dalam abses, lesi yang multiokuler, dan lesi yng
terletak di fosa posterior, atau jamur yang berhubungan dengan proses infeksi,
dan respon terhadap penatalaksanaan awal. Tetapi, efek yang nyata terlihat 4-6
minggu.1,2,3,4
terhadap korteks. Oleh karena itu kapan antikonvulsan dihentikan tergantung dari
23
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kasus per kasus (ditetapkan berdasarkan durasi bebas kejang, ada tidaknya
Sebagai suatu lesi desak ruang (space-occupying lesion), abses otak dapat
Abscess Tumor
Wall Smooth, thin, regular Thick, irregular
Thinner on inner aspect Thinner on outer aspect
Nodularity If present, in inner border Outer border
T1 Hyperintense rim
T2 Hypointense rim
Meningeal Favours Not seen
enhancement
Diffusion High signal Low signal
Imaging
Perfusion Normal signal due to Low signal due high
imaging dynamic collagen and fibrosis in wall capillary density in tumour
2.11 Komplikasi
3. Edema otak
24
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.12 Prognosis
berkurang, dengan perkiraan 5-10% didahului CT-Scan atau MRI dan antibiotic
dengan tingginya angka kematian, dan waktu yang mempengaruhi lesi, abses
mutipel, kesadaran koma dan minimnya fasilitas CT-Scan. Angka harapan yang
lainnya.2,3,4
Dengan alat-alat canggih dewasa ini AO pada stadium dini dapat lebih cepat
didiagnosis sehingga prognosis lebih baik. Prognosis AO soliter lebih baik dan
mu1tipel. Defisit fokal dapat membaik, tetapi keajng dapat menetap pada 50%
penderita.
25
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama : Tn. B
Umur : 62 tahun
Alamat : Jl. Alai Timur Parak Kopi Padang Utara, kota Padang
Pekerjaan : Pedagang
Autoanamnesis :
Keluhan Utama :
Nyeri kepala sejak 3 bulan yang lalu, semakin meningkat sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
terutama di sisi kepala sebelah kanan. Nyeri tidak menjalar. Akibat
keluhan tersebut, pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Nyeri
tidak berkurang dengan obat.
Keluhan disertai mulut mencong ke kanan dan bicara pelo. Tidak ada
kelemahan anggota gerak.
Penurunan kesadaran tidak ada
Kejang tidak ada
Pandangan kabur dan pandangan ganda tidak ada
Muntah menyemprot tidak ada
Batuk tidak ada, demam tidak ada, sesak napas tidak ada, nyeri dada tidak
ada
26
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat trauma pada kepala tidak ada
Riwayat telinga berair terutama pada telinga kanan sejak + 3 bulan yang
lalu, pasien telah berobat ke Sp.THT-KL dan dilakukan CT Scan Mastoid.
Riwayat infeksi gigi dan sinus tidak ada, konsumsi OAT tidak ada, batuk
lama tidak ada
Riwayat tumor di bagian tubuh lain tidak ada
Riwayat penyakit diabetes mellitus ada, sejak 20 tahun yang lalu, rutin
kontrol dan minum obat
Penyakit hipertensi disangkal
Riwayat kolesterol tinggi disangkal
Riwayat menderita penyakit jantung tidak ada
Riwayat stroke sebelumnya disangkal
27
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
PEMERIKSAAN FISIK
Umum
Torak
Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : fremitus kiri = kanan
28
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing tidak ada
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : irama reguler, bising tidak ada, gallop tidak ada
Abdomen
Inspeksi : tidak tampak membuncit
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
Korpus vertebrae
Inspeksi : deformitas tidak ada
Palpasi : gibus tidak ada
Status neurologikus
29
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
N. II (Optikus)
Penglihatan Kanan Kiri
Tajam penglihatan Tidak diperiksa Tidak diperiksa
N. III (Okulomotorius)
Kanan Kiri
Bola mata Ortho Ortho
Ptosis (-) (-)
Gerakan bulbus Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Refleks cahaya (+) (+)
Refleks akomodasi (+) (+)
Refleks konvergensi (+) (+)
N. IV (Trochlearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke bawah (+) (+)
Sikap bulbus Ortho Ortho
N. VI (Abdusen)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral (+) (+)
Sikap bulbus Ortho Ortho
30
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri
Motorik
Membuka mulut (+) (+)
Menggerakkan rahang (+) (+)
Menggigit (+) (+)
Mengunyah (+) (+)
Sensorik
Divisi oftalmika
- Refleks kornea (+) (+)
- Sensibilitas (+) (+)
Divisi maksila
- Refleks masetter (+) (+)
- Sensibilitas (+) (+)
Divisi mandibula
- Sensibilitas (+) (+)
N. VII (Fasialis)
Kanan Kiri
Raut wajah Asimetris, deviasi ke kanan
Sekresi air mata Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Fissura palpebra (+) (+)
N. VIII (Vestibularis)
Kanan Kiri
Suara berbisik Tidak diperiksa Tidak diperiksa
31
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Weber tes Tidak diperiksa
N. IX (Glossopharyngeus)
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 belakang (+)
Refleks muntah (Gag Rx) (+)
N. X (Vagus)
Kanan Kiri
Arkus faring Simetris
Uvula Di tengah
Menelan Normal
Suara Baik
Nadi Reguler, 80x/menit
N. XI (Asesorius)
Kanan Kiri
Menoleh ke kanan (+) (+)
Menoleh ke kiri (+) (+)
Mengangkat bahu kanan (+) (+)
Mengangkat bahu kiri (+) (+)
N. XII (Hipoglosus)
Kanan Kiri
Kedudukan lidah dalam Deviasi ke kiri
Kedudukan lidah dijulurkan Deviasi ke kanan
Tremor (+)
Fasikulasi (-)
Atropi (-)
32
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
4. Pemeriksaan koordinasi
Cara berjalan Kaki kanan Tes jari hidung Dapat dilakukan
sedikit tertinggal
Romberg tes Tidak diperiksa Tes hidung jari Dapat dilakukan
Reboundphenomen Tidak diperiksa Supinasi-pronasi Dapat dilakukan
Test tumit lutut Tidak diperiksa
6. Pemeriksaan sensibilitas
Sensibiltas taktil ++/++
Sensibilitas nyeri ++/++
Stereognosis ++/++
7. Sistem refleks
a. Fisiologis Kanan Kiri Kanan Kiri
Kornea (+) (+) Biseps ++ ++
33
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Berbangkis (+) (+) Triseps ++ ++
8. Fungsi otonom
- Miksi : baik
- Defekasi : baik
- Sekresi keringat: baik
9. Fungsi luhur : Baik
Kesadaran Tanda Dementia
Reaksi bicara Spontan Reflek glabela (-)
Pemeriksaan laboratorium
Darah (25-11-2019)
Rutin :
34
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Hb : 11,3 gr/dl
Leukosit : 18.210/mm3
Trombosit : 607.000/mm3
Ht : 31%
Kimia darah :
Ureum : 20 mg/dl
Kreatinin : 0.8 mg/dl
GDS : 51 mg/dl
Na/K/Cl : 143/3.6/106
Pemeriksaan tambahan
Rontgen thoraks
35
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Brain CT Scan
Diagnosis :
Diagnosis Klinis : Sefalgia sekunder + Parese Nv. VII dan Nv. XII dextra
tipe perifer
Diagnosis Topik : Hemisfer Serebri Dextra
Diagnosis Etiologi : Abses serebri stadium serebritis awal
Diagnosis Sekunder : OMSK AD, DM Tipe 2 terkontrol normoweight
Diagnosis Banding
Meningitis
Prognosis :
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
36
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Terapi :
- Umum : Ekstensi kepala 30 derajat
IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf
Diet MB TKTP 1700 kkal
Monitor Balance cairan
- Khusus : Dexamethason 4x10 mg IV tap off/ 3 hari
Ceftriaxon 2 x 2 gram IV
Levofloxacin 1 x 750 mg IV
Lansoprazol 1 x 30 mg IV
Paracetamol 4 x 750 mg PO
Akiten ED 2 x 5 gtt AD
H2O2 3% 2 x 5 gtt AD
Gentamycin 1x 80 mg IV
S/ Pasien sadar, nyeri kepala (-), cairan telinga kanan (-), demam (-), BAB (+) BAK (+)
normal
SN : GCS 15
37
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DM terkontrol
OMSK AD
Lansoprazol 1 x 30 mg IV
Paracetamol 4 x 750 mg PO
Akiten ED 2 x 5 gtt AD
H2O2 3% 2 x 5 gtt AD
Gentamycin 1x 80 mg IV
S/ Pasien sadar, nyeri kepala (-), cairan telingan kanan (-), demam (-), BAB (+)
BAK (+) normal
SN : GCS 15
38
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tremor lidah ada
DM terkontrol
OMSK AD
Lansoprazol 1 x 30 mg IV
Paracetamol 4 x 750 mg PO
Akiten ED 2 x 5 gtt AD
H2O2 3% 2 x 5 gtt AD
Gentamycin 1x 80 mg IV
S/ Pasien sadar, nyeri kepala (-), cairan telingan kanan (-), demam (-), BAB (+)
BAK (+) normal
SN : GCS 15
39
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Plikanasolabialis kanan lebih datar, kerutan dahi kanan lebih datar
DM terkontrol
OMSK AD
Lansoprazol 1 x 30 mg IV
Paracetamol 4 x 750 mg PO
Akiten ED 2 x 5 gtt AD
H2O2 3% 2 x 5 gtt AD
Gentamycin 1x 80 mg IV
40
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB IV
DISKUSI
Telah diperiksa seorang pasien laki - laki umur 62 tahun yang dirawat di
bangsal saraf RSUP DR. M. Djamil Padang hari rawatan ke-1 dengan diagnosis
Abses serebri + Parese Nv VII dan Nv XII dextra tipe perifer + OMSK AD dan
dengan keluhan wajah sebelah kanan yang mencong. Mulut yang mencong ke
kanan disebabkan oleh otot wajah kiri lumpuh akibat kerusakan pada N.VII dextra
tipe perifer. Neuron yang berjalan dari suatu hemisfer otak akan menyilang dalam
perjalanannya menuju ke perifer, sehingga bila terjadi lesi pada satu hemisfer,
maka akan timbul manifestasi pada bagian tubuh kontralateral dari hemisfer yang
terkena. Bicara pelo diakibatkan kelumpuhan pada Nv XII. Inti nervus XII terletak
di dekat garis tengah medula oblongata, yang menerima persarafan dari kedua
hemisfer serebri, kecuali otot genioglosus yang hanya menerima dari hemisfer
kontralateral. Selanjutnya serabut saraf nervus XII akan melewati fossa cranii
interna dan vena jugularis interna. Kelumpuhan nervus XII perifer ini akan
menunjukan gejala klinis deviasi lidah pasien dan dijumpai tremor. Kerusakan
nervus VII dan nervus XII perifer salah satunya dapat diakibatkan oleh perjalanan
klinis dari otitis media. Otitis media dapat menimbulkan komplikasi berupa
41
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gejala abses serebri adalah gejala proses desak ruang ditambah dengan
gejala infeksi. Stadium awal dari abses serebri berupa cerebritis akut, yang
menimbulkan edema otak dan peningkatan tekanan intrakranial. Hal inilah yang
diobati, gejala abses serebri merupakan salah satu komplikasi intrakranial dari
kasus otitis media supuratif kronik. Penyebaran dari infeksi otitis media supuratif
kronik dapat terjadi melalui berbagai cara yaitu: melalui erosi tulang mastoid yang
telah hancur oleh kolesteatom, atau penyebaran melalui tromboflebitis dari vena
vena kecil. Hasil CT Scan Mastoid pasien ini didapatkan bahwa telah terdapat
Pasien ini mengeluhkan nyeri kepala hebat yang dirasakan selama 3 hari ini.
Nyeri kepala pada pasien ini dikaitkan dengan gejala peningkatan tekanan
intrakranial. Hal ini menandakan pasien masih berada pada fase serebritis, yang
ditandai dengan adanya edema pada otak dan adanya nekrosis ditengahnya, dan
42
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
brain CT scan terlihat adanya gambaran yang menunjukan tanda cerebritis, berupa
diperoleh kesan leukositosis. Hal ini memungkinkan akibat adanya infeksi telinga
Adanya area iskemik yang membuat gambaran menjadi hipodens pada CT scan.
Hal ini sesuai dengan teori yang meyebutkan bahwa abses serebri yang bersumber
dari infeksi otogenik biasanya akan terbentuk pada lobus temporal, hal ini
diakibatkan karna perjalanan penyakit dari otitis media tersebut. Dari gambaran
CT scan juga masih belum didapatkan adanya gambaran kapsul hal ini
menandakan pasien masih pada fase awal abses serebri yaitu fase early cerebritis.
edema dalam 8 jam pertama, dan dapat menghambat formasi kapsul di sekitar
43
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
abses otak, menekan respon imun terhadap infeksi dan mengurangi penetrasi
abses otak dengan port de entry etiologinya adalah otitis media kronis, bakteri
Proteus, atau Klebsiella sp., maka berdasarkan literatur antibiotik yang dapat
otitis media, tujuan dari pengobatan ini adalah menyembuhkan fokal infeksi dari
44
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR PUSTAKA
45
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas