Anda di halaman 1dari 15

PENYAKIT REMATIK PADA ANAK

Disusun Oleh : Kelompok 6


1. Aliya Arifah ( P07124122051)

2. Andi Nuran Fasylichatin Hidayat ( P07124122052)

3. Aprilia Rizkika Rahmawati ( P07124122053)

4. Ayu Amelia ( P07124122054)

5. Baiq Nada Rahmatulana ( P07124122055)

6. Baiq Vinasti Saputri ( P07124122056)

7. Citra Lidiya Anita (P07124122057)

8. Deni Husna Piriwati (P07124122058)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah dengan ini dapat
tersusun hingga selesai.

Kami mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh teman yang telah membantu kami dalam
meyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak dalam mengerjakan makalah dengan tema
kata “PENYAKIT REMATIK PADA ANAK ”.Atas kepeduliannya serta bimbingannya kami
mengucapkan banyak kata terima kasih kiranya makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran kita semua
dalam menambah ilmu pengetahuan.

Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi pembaca, dengan segala
kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya.

Mataram, 12 Februari 2024


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................................

BAB I ...........................................................................................................................................

PENDAHULUAN ........................................................................................................................

A. Latar Belakang ...........................................................................................................................


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................
C. Tujuan ........................................................................................................................................
BAB II .........................................................................................................................................

PEMBAHASAN ..........................................................................................................................

BAB III ...............................................................................................................................................

PENUTUP ....................................................................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam rematik akut (DRA) adalah suatu penyakit autoimun berupa peradangan akut, difus dan

non-supuratif yang terjadi pada individu yang rentan setelah tonsilofaringitis yang tidak

tertanggulangi dan diakibatkan oleh respons imunologis lambat yang terjadi setelah infeksi kuman

Streptococus β hemolyticus grup A (Lennon, 2004; Madiyono et al., 2009)

Penyebab demam rematik adalah adanya bakteri Streptococcus tipe A. Bakteri ini bisa muncul

karena selama mengalami radang tenggorokan, pengidap tidak tertangani dengan baik. Saat tubuh

terinfeksi, kekebalan tubuh harusnya menghasilkan antibodi yang bertugas menyerang bakteri

masuk.

B. Rumusan Masalah

 Pengertian penyakit rematik pada anak

 Penyebab penyakit demam rematik pada anak

 Gejala demam rematik

 Bahaya demam rematik

 Pengobatan demam rematik

 Cara pencegahan demam rematik

4
C. Tujuan

 Untuk mengetahui apa itu penyakit demam rematik pada anak

 Untuk mengetahui Penyebab penyakit demam rematik pada anak

 Untuk mengetahui Gejala demam rematik

 Untuk mengetahui bahaya demam rematik

 Untuk mengetahui bagaimana pengobatan demam rematik

 Untuk mengetahui cara pencegahan demam rematik

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Demam Rematik

Demam rematik atau rheumatic fever adalah penyakit yang muncul karena adanya komplikasi

radang tenggorokan yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri Streptococcus tipe A. Jenis demam ini

dapat dialami seseorang apabila radang tenggorokan atau infeksi demam berdarah tidak diatasi

secara tepat.

Demam rematik adalah penyakit autoimun yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptokokus grup

A. Penyakit ini digolongkan pada kelainan vascular kolagen atau kelainan jaringan ikat yang

mengenai banyak organ di dalam tubuh terutama pada organ jantung, sendi dan susunan saraf

pusat. Demam rematik juga dapat terjadi pada anak yang sebelumnya mengalami infeksi saluran

pernafasan atas. Infeksi yang sering menjadi pemicu yaitu faringitis, sehingga bisa disebutkan

bahwa demam rematik merupakan kelanjutan dari infeksi saluran pernafasan oleh Streptokokus

grup A beta hemolitik.

Demam rematik atau rheumatic fever adalah penyakit yang muncul karena adanya komplikasi

radang tenggorokan yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri Streptococcus tipe A. Jenis demam ini

dapat dialami seseorang apabila radang tenggorokan atau infeksi demam berdarah tidak diatasi

secara tepat.

Berbicara mengenai infeksi bakterinya, hubungan etiologis antara Streptococcus dengan demam

rematik diketahui dari data sebagai berikut:

6
• Ditemukan peninggian kadar antibodi pada Streptococcus di sebagian besar kasus demam

rematik yang parah. Ada juga adanya isolasi dari kuman beta- Streptococcus haemolyticus group

A, bahkan bisa keduanya.

• Tingginya insidens demam rematik umumnya juga beriringan dengan insiden oleh beta-

Streptococcus hemolyticus grup A yang tinggi. Diperkirakan hanya sekitar 3% dari individu yang

belum pernah menderita demam rematik akan menderita komplikasi ini setelah menderita

faringitis Streptococcus yang tidak diobati.

Apabila sudah mendapatkan pencegahan yang teratur dengan antibiotik, kemungkinan penderita

mengalami serangan ulang cukup kecil. Penyakit ini menyerang beberapa organ tubuh seperti

jantung, kulit, otak dan persendian. Kunci utama dalam mencegah munculnya gejala demam

rematik adalah melakukan diagnosis dini dan penanganan medikamentosa sesuai dengan saran

dokter.

Meski bisa dialami oleh siapa saja, namun jenis demam ini lebih sering menyerang anak-anak

dalam rentang usia 5-15 tahun. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh salah dalam mengenali

jaringan sehat dan justru mendeteksinya sebagai musuh.

Demam rematik memang bukan dikategorikan sebagai penyakit menular. Namun, penyakit ini

akan lebih mudah ditularkan pada orang lain jika terkena kontak fisik, seperti terkena saliva

pengidap. Contohnya, saat minum air dengan sedotan yang sama.

2. Penyebab

Demam rematik disebabkan oleh kuman Streptokokus grup A, walaupun tidak semua serotip

Streptokokus grup A ini dapat menyebabkan demam rematik namun Streptokokus yang

mendahului terjadinya demam rematik dapat diperkirakan dengan mengetahui terjadinya

7
peningkatan titer antibody terhadap antigen Streptokokus ini. Pada kondisi diagnosis faringitis

Streptokokus serotip tidak dapat diketahui secara pasti, oleh karena itu klinisi harus menganggap

bahwa Streptokokus grop A ini mampu menyebabkan demam rematik. Maka dari itu kondisi

faringitis harus diobati dengan benar.

Penyebab demam rematik adalah adanya bakteri Streptococcus tipe A. Bakteri ini bisa muncul

karena selama mengalami radang tenggorokan, pengidap tidak tertangani dengan baik. Saat tubuh

terinfeksi, kekebalan tubuh harusnya menghasilkan antibodi yang bertugas menyerang bakteri

masuk.Sebaliknya, antibodi tersebut justru menyerang tubuh yang sehat karena salah mengenali

bakteri yang masuk. Beberapa bagian tubuh yang terserang umumnya sendi, kulit, otak, dan

jantung. Situasi ini bisa terjadi akibat adanya kemiripan antara protein pada bakteri dan jaringan

tubuh.

Beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya demam rematik diantaranya adalah

lingkungan yang padat, kemiskinan, kurangnya fasilitas kebersihan serta sulitnya mendapatkan

pelayanan kesehatan terutama di negara-negara berkembang. Selain itu faktor kehamilan juga

dapat menjadi pemicu seperti kelahiran dengan kembar identik. Anak yang lahir kembar identik

lebih tinggi resikonya mengalami demam rematik dibandingnkan dengan kembar fraternal.

Penyebab demam rematik adalah adanya bakteri Streptococcus tipe A. Bakteri ini bisa muncul

karena selama mengalami radang tenggorokan, pengidap tidak tertangani dengan baik. Saat tubuh

terinfeksi, kekebalan tubuh harusnya menghasilkan antibodi yang bertugas menyerang bakteri

masuk.

Sebaliknya, antibodi tersebut justru menyerang tubuh yang sehat karena salah mengenali bakteri

yang masuk. Beberapa bagian tubuh yang terserang umumnya sendi, kulit, otak, dan jantung.

Situasi ini bisa terjadi akibat adanya kemiripan antara protein pada bakteri dan jaringan tubuh.

8
3. Gejala Demam Rematik
Gejala demam rematik biasanya tidak langsung terlihat ketika seseorang demam, namun umumnya

2 sampai 4 minggu setelah radang tenggorokan, karena bakteri Streptococcus Tipe A yang

berpotensi menginfeksi tidak segera tertangani.

Adapun gejala demam rematik sebagai berikut:

• Demam.

• Mengalami nyeri di beberapa bagian sendiri seperti lutut, siku serta pergelangan tangan dan kaki.

• Sendi terasa panas, memerah dan bengkak.

• Dada terasa sakit.

• Bising pada bagian jantung.

• Terdapat benjolan kecil di bawah kulit namun tidak sakit.

• Ruam pada kulit yang tidak merata.

• Merasa kelelahan.

• Gerakan tubuh yang tiba-tiba tidak terkendali seperti tersentak (biasanya terjadi pada wajah,

tangan dan kaki).

Belum terdapat manifestasi klinis secara tegas untuk menentukan diagnose demam rematik,

namun ada beberapa manifestasi klinis tertentu yang disebut dengan kriteria Jones. Di dalam

kriteria Jones tersebut terdapat gejala mayor dan gejala minor yang bisa diamati untuk menegakkan

diagnose demam rematik. Beberapa gejala mayor meliputi arthritis, karditis, chorea, eritema,

marginatum dan nodul subkutan. Artritis adalah gejala mayor yang sering ditemukan pada kasus

9
demam rematik akut. Munculnya tiba-tiba dengan nyeri yang meningkat 12-24 jam yang diikuti

dengan reaksi peradangan dan biasanya mengenai sendi-sendi besar seperti lutut, pergelangan

kaki, siku dan pergelangan tangan. Gelaja kedua yaitu karditis. Karditis adalah proses peradangan

yang mengenai endocarditis, miokarditis dan pericardium. Karditis ini ditemukan sekitar 50% pada

kasus akut. Gejala yang dirasakan berupa rasa Lelah, pucat, tidak bergairah dan anak tampak sakit

meskipun belum ada gejala yang spesifik. Gejala selanjutnya yaitu korea. Korea merupakan

gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan gerakan tiba-tiba, tanpa tujuan dan tidak teratur.

Seringkali disertai dengan kelemahan otot dan emosi yang tidak stabil. Gerakan ini biasanya terjadi

di wajah dan anggota gerak tubuh. Gejala mayor lainnya yaitu eritema dan nodul subkutan.

Eritema merupakan manifestasi berupa bercak-bercak merah muda dengan bagian tengahnya pucat

sedangkan tepinya berbatas tegas, berbentuk bulat/bergelombang. tidak nyeri dan tidak gatal.

Sedangkan nodul subkutan merupakan manifestasi mayor yang letaknya di bawah kulit, keras,

tidak terasa sakit, mudah digerakkan dan berukuran antara 3-10 mm.

Gejala minor merupakan manifestasi klinis yang kurang spesifik tetapi diperlukan untuk

memperkuat diagnosis. Gejala minor meliputi arthalgia, demam penyakit jantung rematik,

leukositosis atau peningkatan CRP dan interval P-R memanjang pada pemeriksaan EKG. Demam

hampir selalu ada pada poliartritis rematik. Suhunya jarang melebihi 39°C dan biasanya kembali

normal dalam waktu 2- 3 minggu walaupun tanpa pengobatan. Atralgia adalah nyeri sendi tanpa

tanda objektif seperti nyeri, kemerahan, hangat yang terjadi selama beberapa hari. Penegakan

diagnosa medis demam rematik dapat dilakukan apabila ditemui dua gejala mayor atau satu gejala

mayor dengan dua gejala minor dan didukung dengan ditemukannya adanya infeksi Streptokokus

Grop A melalui pemeriksaan laboratorium. Selain itu juga dapat ditegakkan dengan ditemukannya

chorea sebagai gejala tunggal yang timbul.

10
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang laboratorium darah didapatkan adanya peningkatan titer

antistreptoksin O (AST) dan anti deoksiribonukleat B (DNA ase B), ESR, CRP, kadar

haemoglobin, hitung darah lengkap dan hitung leukosit. Sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan

elektrokardiogram ditemukan adanya aritmia atau disritmia.

4. Bahaya Demam Rematik


Penyakit ini memang dimulai dengan gejala ringan, namun berpotensi menyebabkan berbagai

komplikasi dalam jangka panjang pada pengidapnya.

1. Komplikasi

Demam rematik dapat berlangsung beberapa minggu hingga bulan. Bahkan, dalam beberapa

kasus, gejala yang berkepanjangan dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang. Paling

parahnya yaitu kerusakan permanen pada jantung. Efek-efek tersebut dapat mengakibatkan

berbagai kondisi, seperti:

• Kerusakan otot jantung membuat otot jantung menjadi lebih lemah sehingga berpengaruh untuk

memompa darah.

• Penyempitan katup, menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh berkurang.

• Katup bocor menyebabkan darah mengalir pada arah yang tidak seharusnya.

5. Pengobatan Demam Rematik


Pengobatan demam rematik bertujuan untuk meredakan gejala nyeri dan mencegahnya kambuh

lagi. Beberapa obat-obatan yang umumnya diberikan dokter untuk pasien yaitu:

1. Antibiotik

11
Jenis antibiotik yang seringkali diberikan oleh dokter adalah penisilins secara suntikan intravena.

Suntikan ini akan diberikan setiap 28 hari sekali minimal selama 10 tahun. Namun, jika anak

mengalami kerusakan pada katup jantung, maka suntikan ini akan diberikan dalam jangka waktu

lebih panjang.

2. Antikonvulsan

Obat ini diberikan apabila pengidap mengalami kejang. Biasanya jenis obat yang diresepkan

adalah asam valproat dan carbamazepine.

3. Antiinflamasi

Antiinflamasi atau obat radang yang biasanya diberikan oleh dokter adalah golongan non- steroid,

seperti ibuprofen atau aspirin.

6. Cara Pencegahan
Setiap orang bisa memiliki risiko terkena demam ini lebih dari satu kali. Karena itu, Anda harus

selalu menjaga diri sendiri dengan menerapkan beberapa upaya pencegahan sebagai berikut:

• Gunakan alat makan dan minum sendiri- sendiri.

• Cuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun.

• Memakai masker saat keluar rumah untuk menghindari virus penyebab radang tenggorokan atau

influenza selama berada di luar rumah.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demam rematik adalah penyakit autoimun yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptokokus grup

A. Penyakit ini digolongkan pada kelainan vascular kolagen atau kelainan jaringan ikat yang

mengenai banyak organ di dalam tubuh terutama pada organ jantung, sendi dan susunan saraf

pusat. Demam rematik juga dapat terjadi pada anak yang sebelumnya mengalami infeksi saluran

pernafasan atas. Infeksi yang sering menjadi pemicu yaitu faringitis, sehingga bisa disebutkan

bahwa demam rematik merupakan kelanjutan dari infeksi saluran pernafasan oleh Streptokokus

grup A beta hemolitik.

Demam rematik atau rheumatic fever adalah penyakit yang muncul karena adanya komplikasi

radang tenggorokan yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri Streptococcus tipe A. Jenis demam ini

dapat dialami seseorang apabila radang tenggorokan atau infeksi demam berdarah tidak diatasi

secara tepat.

B. Saran

Mahasiswa diharapkan untuk memahami dan meningkatkan pengetahuan tentang kebidanan


terutama pada materi ini agar bisa memberikan konseling kepada klien pada saat nanti terjun ke
lapangan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rahayuningsih SE, Farrah A. Role of echoacardiography in diagnose of acute rhematic fever

Paediatrica Indonesiana Vol 50 no 2 (supplement) March 2010

Ns. Niken Ayu Merna Eka Sari, S.Kep..M.Biomed, Ns. Ni Luh Ketut Ari S. Kumarawati,

S.Kep..MM, Ns. Ni Luh Putu Shinta Devi, M.Kep.,Sp. Kep.An, Ns. Ni Kadek Sriasih. M. Kep..Sp.

Kep.An Ns. Ida Ayu Kade Sri Widiastuti, M.Kep..Sp.Kep.An; Ns. Kadek Cahya Utami,

S.Kep..М.Кер,Ns.Ni Made Ari Sukmandari, S.Kep., M.Kes.2023.ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK SAKIT KRONIS. Jambi : PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

14
15

Anda mungkin juga menyukai