6 B Askeb Neo Bu Ekayani (Penyakit Rematik Pada Anak)
6 B Askeb Neo Bu Ekayani (Penyakit Rematik Pada Anak)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah dengan ini dapat
tersusun hingga selesai.
Kami mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh teman yang telah membantu kami dalam
meyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak dalam mengerjakan makalah dengan tema
kata “PENYAKIT REMATIK PADA ANAK ”.Atas kepeduliannya serta bimbingannya kami
mengucapkan banyak kata terima kasih kiranya makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran kita semua
dalam menambah ilmu pengetahuan.
Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi pembaca, dengan segala
kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya.
2
DAFTAR ISI
BAB I ...........................................................................................................................................
PENDAHULUAN ........................................................................................................................
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................
PENUTUP ....................................................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam rematik akut (DRA) adalah suatu penyakit autoimun berupa peradangan akut, difus dan
non-supuratif yang terjadi pada individu yang rentan setelah tonsilofaringitis yang tidak
tertanggulangi dan diakibatkan oleh respons imunologis lambat yang terjadi setelah infeksi kuman
Penyebab demam rematik adalah adanya bakteri Streptococcus tipe A. Bakteri ini bisa muncul
karena selama mengalami radang tenggorokan, pengidap tidak tertangani dengan baik. Saat tubuh
terinfeksi, kekebalan tubuh harusnya menghasilkan antibodi yang bertugas menyerang bakteri
masuk.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Demam rematik atau rheumatic fever adalah penyakit yang muncul karena adanya komplikasi
radang tenggorokan yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri Streptococcus tipe A. Jenis demam ini
dapat dialami seseorang apabila radang tenggorokan atau infeksi demam berdarah tidak diatasi
secara tepat.
Demam rematik adalah penyakit autoimun yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptokokus grup
A. Penyakit ini digolongkan pada kelainan vascular kolagen atau kelainan jaringan ikat yang
mengenai banyak organ di dalam tubuh terutama pada organ jantung, sendi dan susunan saraf
pusat. Demam rematik juga dapat terjadi pada anak yang sebelumnya mengalami infeksi saluran
pernafasan atas. Infeksi yang sering menjadi pemicu yaitu faringitis, sehingga bisa disebutkan
bahwa demam rematik merupakan kelanjutan dari infeksi saluran pernafasan oleh Streptokokus
Demam rematik atau rheumatic fever adalah penyakit yang muncul karena adanya komplikasi
radang tenggorokan yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri Streptococcus tipe A. Jenis demam ini
dapat dialami seseorang apabila radang tenggorokan atau infeksi demam berdarah tidak diatasi
secara tepat.
Berbicara mengenai infeksi bakterinya, hubungan etiologis antara Streptococcus dengan demam
6
• Ditemukan peninggian kadar antibodi pada Streptococcus di sebagian besar kasus demam
rematik yang parah. Ada juga adanya isolasi dari kuman beta- Streptococcus haemolyticus group
• Tingginya insidens demam rematik umumnya juga beriringan dengan insiden oleh beta-
Streptococcus hemolyticus grup A yang tinggi. Diperkirakan hanya sekitar 3% dari individu yang
belum pernah menderita demam rematik akan menderita komplikasi ini setelah menderita
Apabila sudah mendapatkan pencegahan yang teratur dengan antibiotik, kemungkinan penderita
mengalami serangan ulang cukup kecil. Penyakit ini menyerang beberapa organ tubuh seperti
jantung, kulit, otak dan persendian. Kunci utama dalam mencegah munculnya gejala demam
rematik adalah melakukan diagnosis dini dan penanganan medikamentosa sesuai dengan saran
dokter.
Meski bisa dialami oleh siapa saja, namun jenis demam ini lebih sering menyerang anak-anak
dalam rentang usia 5-15 tahun. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh salah dalam mengenali
Demam rematik memang bukan dikategorikan sebagai penyakit menular. Namun, penyakit ini
akan lebih mudah ditularkan pada orang lain jika terkena kontak fisik, seperti terkena saliva
2. Penyebab
Demam rematik disebabkan oleh kuman Streptokokus grup A, walaupun tidak semua serotip
Streptokokus grup A ini dapat menyebabkan demam rematik namun Streptokokus yang
7
peningkatan titer antibody terhadap antigen Streptokokus ini. Pada kondisi diagnosis faringitis
Streptokokus serotip tidak dapat diketahui secara pasti, oleh karena itu klinisi harus menganggap
bahwa Streptokokus grop A ini mampu menyebabkan demam rematik. Maka dari itu kondisi
Penyebab demam rematik adalah adanya bakteri Streptococcus tipe A. Bakteri ini bisa muncul
karena selama mengalami radang tenggorokan, pengidap tidak tertangani dengan baik. Saat tubuh
terinfeksi, kekebalan tubuh harusnya menghasilkan antibodi yang bertugas menyerang bakteri
masuk.Sebaliknya, antibodi tersebut justru menyerang tubuh yang sehat karena salah mengenali
bakteri yang masuk. Beberapa bagian tubuh yang terserang umumnya sendi, kulit, otak, dan
jantung. Situasi ini bisa terjadi akibat adanya kemiripan antara protein pada bakteri dan jaringan
tubuh.
Beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya demam rematik diantaranya adalah
lingkungan yang padat, kemiskinan, kurangnya fasilitas kebersihan serta sulitnya mendapatkan
pelayanan kesehatan terutama di negara-negara berkembang. Selain itu faktor kehamilan juga
dapat menjadi pemicu seperti kelahiran dengan kembar identik. Anak yang lahir kembar identik
lebih tinggi resikonya mengalami demam rematik dibandingnkan dengan kembar fraternal.
Penyebab demam rematik adalah adanya bakteri Streptococcus tipe A. Bakteri ini bisa muncul
karena selama mengalami radang tenggorokan, pengidap tidak tertangani dengan baik. Saat tubuh
terinfeksi, kekebalan tubuh harusnya menghasilkan antibodi yang bertugas menyerang bakteri
masuk.
Sebaliknya, antibodi tersebut justru menyerang tubuh yang sehat karena salah mengenali bakteri
yang masuk. Beberapa bagian tubuh yang terserang umumnya sendi, kulit, otak, dan jantung.
Situasi ini bisa terjadi akibat adanya kemiripan antara protein pada bakteri dan jaringan tubuh.
8
3. Gejala Demam Rematik
Gejala demam rematik biasanya tidak langsung terlihat ketika seseorang demam, namun umumnya
2 sampai 4 minggu setelah radang tenggorokan, karena bakteri Streptococcus Tipe A yang
• Demam.
• Mengalami nyeri di beberapa bagian sendiri seperti lutut, siku serta pergelangan tangan dan kaki.
• Merasa kelelahan.
• Gerakan tubuh yang tiba-tiba tidak terkendali seperti tersentak (biasanya terjadi pada wajah,
Belum terdapat manifestasi klinis secara tegas untuk menentukan diagnose demam rematik,
namun ada beberapa manifestasi klinis tertentu yang disebut dengan kriteria Jones. Di dalam
kriteria Jones tersebut terdapat gejala mayor dan gejala minor yang bisa diamati untuk menegakkan
diagnose demam rematik. Beberapa gejala mayor meliputi arthritis, karditis, chorea, eritema,
marginatum dan nodul subkutan. Artritis adalah gejala mayor yang sering ditemukan pada kasus
9
demam rematik akut. Munculnya tiba-tiba dengan nyeri yang meningkat 12-24 jam yang diikuti
dengan reaksi peradangan dan biasanya mengenai sendi-sendi besar seperti lutut, pergelangan
kaki, siku dan pergelangan tangan. Gelaja kedua yaitu karditis. Karditis adalah proses peradangan
yang mengenai endocarditis, miokarditis dan pericardium. Karditis ini ditemukan sekitar 50% pada
kasus akut. Gejala yang dirasakan berupa rasa Lelah, pucat, tidak bergairah dan anak tampak sakit
meskipun belum ada gejala yang spesifik. Gejala selanjutnya yaitu korea. Korea merupakan
gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan gerakan tiba-tiba, tanpa tujuan dan tidak teratur.
Seringkali disertai dengan kelemahan otot dan emosi yang tidak stabil. Gerakan ini biasanya terjadi
di wajah dan anggota gerak tubuh. Gejala mayor lainnya yaitu eritema dan nodul subkutan.
Eritema merupakan manifestasi berupa bercak-bercak merah muda dengan bagian tengahnya pucat
sedangkan tepinya berbatas tegas, berbentuk bulat/bergelombang. tidak nyeri dan tidak gatal.
Sedangkan nodul subkutan merupakan manifestasi mayor yang letaknya di bawah kulit, keras,
tidak terasa sakit, mudah digerakkan dan berukuran antara 3-10 mm.
Gejala minor merupakan manifestasi klinis yang kurang spesifik tetapi diperlukan untuk
memperkuat diagnosis. Gejala minor meliputi arthalgia, demam penyakit jantung rematik,
leukositosis atau peningkatan CRP dan interval P-R memanjang pada pemeriksaan EKG. Demam
hampir selalu ada pada poliartritis rematik. Suhunya jarang melebihi 39°C dan biasanya kembali
normal dalam waktu 2- 3 minggu walaupun tanpa pengobatan. Atralgia adalah nyeri sendi tanpa
tanda objektif seperti nyeri, kemerahan, hangat yang terjadi selama beberapa hari. Penegakan
diagnosa medis demam rematik dapat dilakukan apabila ditemui dua gejala mayor atau satu gejala
mayor dengan dua gejala minor dan didukung dengan ditemukannya adanya infeksi Streptokokus
Grop A melalui pemeriksaan laboratorium. Selain itu juga dapat ditegakkan dengan ditemukannya
10
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang laboratorium darah didapatkan adanya peningkatan titer
antistreptoksin O (AST) dan anti deoksiribonukleat B (DNA ase B), ESR, CRP, kadar
haemoglobin, hitung darah lengkap dan hitung leukosit. Sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan
1. Komplikasi
Demam rematik dapat berlangsung beberapa minggu hingga bulan. Bahkan, dalam beberapa
kasus, gejala yang berkepanjangan dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang. Paling
parahnya yaitu kerusakan permanen pada jantung. Efek-efek tersebut dapat mengakibatkan
• Kerusakan otot jantung membuat otot jantung menjadi lebih lemah sehingga berpengaruh untuk
memompa darah.
• Katup bocor menyebabkan darah mengalir pada arah yang tidak seharusnya.
lagi. Beberapa obat-obatan yang umumnya diberikan dokter untuk pasien yaitu:
1. Antibiotik
11
Jenis antibiotik yang seringkali diberikan oleh dokter adalah penisilins secara suntikan intravena.
Suntikan ini akan diberikan setiap 28 hari sekali minimal selama 10 tahun. Namun, jika anak
mengalami kerusakan pada katup jantung, maka suntikan ini akan diberikan dalam jangka waktu
lebih panjang.
2. Antikonvulsan
Obat ini diberikan apabila pengidap mengalami kejang. Biasanya jenis obat yang diresepkan
3. Antiinflamasi
Antiinflamasi atau obat radang yang biasanya diberikan oleh dokter adalah golongan non- steroid,
6. Cara Pencegahan
Setiap orang bisa memiliki risiko terkena demam ini lebih dari satu kali. Karena itu, Anda harus
selalu menjaga diri sendiri dengan menerapkan beberapa upaya pencegahan sebagai berikut:
• Memakai masker saat keluar rumah untuk menghindari virus penyebab radang tenggorokan atau
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam rematik adalah penyakit autoimun yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptokokus grup
A. Penyakit ini digolongkan pada kelainan vascular kolagen atau kelainan jaringan ikat yang
mengenai banyak organ di dalam tubuh terutama pada organ jantung, sendi dan susunan saraf
pusat. Demam rematik juga dapat terjadi pada anak yang sebelumnya mengalami infeksi saluran
pernafasan atas. Infeksi yang sering menjadi pemicu yaitu faringitis, sehingga bisa disebutkan
bahwa demam rematik merupakan kelanjutan dari infeksi saluran pernafasan oleh Streptokokus
Demam rematik atau rheumatic fever adalah penyakit yang muncul karena adanya komplikasi
radang tenggorokan yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri Streptococcus tipe A. Jenis demam ini
dapat dialami seseorang apabila radang tenggorokan atau infeksi demam berdarah tidak diatasi
secara tepat.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Ns. Niken Ayu Merna Eka Sari, S.Kep..M.Biomed, Ns. Ni Luh Ketut Ari S. Kumarawati,
S.Kep..MM, Ns. Ni Luh Putu Shinta Devi, M.Kep.,Sp. Kep.An, Ns. Ni Kadek Sriasih. M. Kep..Sp.
Kep.An Ns. Ida Ayu Kade Sri Widiastuti, M.Kep..Sp.Kep.An; Ns. Kadek Cahya Utami,
14
15