Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Patofisiologi Peradangan Pada Sistem Cardiovaskuler Dan

Asuhan Keperawatan Penyakit RHD Atau Jantung Rematik

DOSEN MATA KULIAH :

Riny Apriani, S.Kep,Ners,M.Kep

DISUSUN :

OLEH : KELOMPOK 3

Hana Tabitha Harahap : 20142011852

Jihan Fadillah Mr : 201422011853

Nurul Ikhwana : 20142011854

STIKes BIINALITA SUDAMA MEDAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SUMATERA UTARA

MEDAN

T.A 2021.2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Patofisiologi
Kelainan Kongenital pada Sistem Digestive dan Asuhan Keperawatan pada Anak”ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Riny Apriani, S.Kep, Ners,
M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah membantu kami dalam
mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok yaitu
: Liza Zuliana, Sarah Febriani dan Septiana Sari yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan, 19 Juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH.....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4
1.3 TUJUAN................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 Pengertian Jantung Rematik..................................................................................................5
2.2 Penyebab Penyakit Jantung Rematik......................................................................................5
2.3 Faktor-Faktor.........................................................................................................................5
2.4 PATOFISIOLOGI JANTUNG REMATIK...........................................................................6
2.5 Gejala Penyakit Jantung Rematik............................................................................................7
2.6 Pengobatan Penyakit Jantung Rematik..................................................................................7
2.7 Komplikasi Penyakit Jantung Rematik........................................................................................8
2.8 Pencegahan Penyakit Jantung Rematik....................................................................................8
BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................9
3.1 PENGKAJIAN......................................................................................................................9
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN....................................................................................11
3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN.................................................................................11
3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN................................................................................14
3.5 EVALUASI KEPERAWATAN..........................................................................................14
BAB IV TINJAUAN KASUS PENYAKIT JANTUNG REMATIK...........................................15
4.1 PENGKAJIAN................................................................................................................15
4.2 ANALISA DATA................................................................................................................18
4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................................................18
4.4 INTERVENSI KEPERAWATAN......................................................................................19
4.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN...............................................................................20
4.6 EVALUASI KEPERAWATAN.........................................................................................21
BAB V PENUTUP........................................................................................................................22
5.1 KESIMPULAN...............................................................................................................22
5.2 SARAN................................................................................................................................23
BAB 1

PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


RHD atau yang lebih dikenal dengan Reumatik Heart Diseasse terdapat di seluruh dunia.
Lebih dari 100.000 kasus baru demam rematik di diagnosa setiap tahunnya, khususnya pada
kelompok anaak usia 6-15 tahun. Cendrung terjangkit pada daerah dengan udara dingin, lembab,
lingkungaan yang kondisi kebersihan dan gizinya kurang memadai. Sementara di Negara Maju
insiden penyakit ini mulai menurun Karena tingkaat perekonomian lebih baik dan upaya
pencegahan penyakit lebih sempurna.. dari data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 1983 – 1985
menunjukkan kasus RHD rata-rata 3,44% dari seluruh jumlah penderita yang dirawat. Secara
Nasional Mortalitas akibat RHD cukuup tinggi dan ini merupakan penyebab kemattian utama
penyakit jantung sebeluh usia 40 taahun.

Penyakit jantung rematik mungkin tidak terdengar tidak lazim ditelinga sebagian besar
masyarakat. Di Indonesia, prevalansi jenis penyakit jantung ini memang tidak sebesar penyakit
jaantung korner. Tapi anak-anak hingga orang dewasa dapat terserang penyakit jantung rematik
yang serius. Butuh perhatian lebih pada penyakit jantung rematik karena gejalanya pun sedikit
berbeda dengan jenis penyakit jantung pada umumnya.

Penyakit jantung rematik atau Rheumatic Heart Disease ( RHD ) adalah kondisi ketika
katup jantung rusak dalam jangka panjang karena demam reumatik.

Menurut Badan Kesehatan Dunia ( WHO ), penyakit jantung remaatik adalah salah satu jenis
penyakit jantung yang sering terjadi pada orang berusia 25 tahun.

Secara global, sebanyak 291 juta nyawa melayang akibat penyakit tersebut. Sebagian
besar adalah warga Negara berpendapatan kecil hingga menengah.
Penyakit ini terjadi akibat reaksi peradangan autoimun terhadap infeksi tenggorokan yang
disebabkan oleh bakteri Steptococcus A.Anak-anak sering mengalami penyakit yang dapat
menyebabkan kecacatan seumur hidup hingga kematian ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Pengertian Penyaakit Jantung Rematik (RHD) ?
b. Penyebab Penyakit Jantung Rematik (RHD) ?
c. Gejala Penyakit Jantung Rematik (RHD) ?
d. Pengobatan Penyakit Jantung Rematik (RHD) ?
e. Komplikasi Penyakit Jantung Rematik (RHD) ?
f. Pencegahan Penyakit Jantung Rematik (RHD) ?

1.3 TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian jantung rematik (RHD)
b. Untuk mengetahui Penyebab Penyakit Jantung Rematik (RHD)
c. Untuk mengetahui Gejala Penyakit Jantung Rematik (RHD)
d. Untuk mengetahui Pengobatan Penyakit Jantung Rematik (RHD)
e. Untuk mengetahui Komplikasi Penyakit Jantung Rematik (RHD)
f. Untuk mengetahui Pencegahan Penyakit Jantung Rematik (RHD)
BAB II

PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jantung Rematik
Penyakit jantung rematik adalah kerusakan katup jantung akibat komplikasi dari demam rematik.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit jantung rematik berisiko menyebabkan gagal
jantung.

Demam rematik adalah peradangan yang terjadi di berbagai organ tubuh, termasuk jantung.
Jika tidak segera ditangani, demam rematik dapat menyebabkan penyempitan atau kebocoran
pada katup jantung. Akibatnya, penderita bisa terkena penyakit jantung rematik. Penyakit
jantung rematik bisa dialami oleh siapa saja. Namun, penyakit ini lebih sering menyerang anak-
anak usia 5–15 tahun.

2.2 Penyebab Penyakit Jantung Rematik


Penyakit jantung rematik disebabkan oleh demam rematik yang tidak tertangani. Demam
rematik sendiri dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus grup A, atau Streptococcus
pyogenes (demam scarlet). Infeksi tersebut menyebabkan tubuh menghasilkan respons sistem
kekebalan yang menyerang jantung.

2.3 Faktor-Faktor
Faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya demam reumatik dan penyakit
jantung reumatik terdapat pada individunya sendiri serta pada keadaan lingkungan. Faktor-faktor
pada individu.

1. Faktor Genetik
Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik
menunjukkan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi
monoklonal dengan status reumatikus
2. Jenis Kelamin
Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-
laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin,
meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
3. Golongan Etnis Dan Ras
Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam
reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit
putih. Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan
yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab
yang sebenarnya.
4. Umur
Umur merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik /
penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15
tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur
3-5 tahun dan sangat jarang sebelum
anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan
insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan
bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.
5. Keadaan gizi
Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah
merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.

Ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit
jantung rematik, yaitu:

1. Tidak mendapatkan pengobatan infeksi Streptococcus secara tuntas, atau mengalami


infeksi berulang
2. Tinggal di lingkungan yang padat dan kumuh
3. Sulit mendapatkan antibiotik
4. Jarang mencuci tangan, terutama setelah bersin, batuk, atau sebelum makan

2.4 PATOFISIOLOGI JANTUNG REMATIK


Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik biasanya didahului oleh radang saluran nafas
bagian atas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga
bakteri termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.

Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti fase laten
(asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala demam reumatik
akut.

Hingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti hubungan langsung antara infeksi
streptokokus dengan gejala demam reumatik akut.

Produk streptokokus yang antigenik secara difusi keluar dari sel-sel tenggorok dan merangsang
jaringan limfoid untuk membentuk zat anti. Beberapa antigen streptokokus, khususnya
Streptolisin O dapat mangadakan reaksi-antibodi antara zat anti terhadap streptokokus dan
jaringan tubuh.
Pada demam reumatik dapat terjadi keradangan berupa reaksi eksudatif maupun proliferatif
dengan manifestasi artritis, karditis, nodul subkutan eritema marginatum dan khorea.

Kelainan pada jantung dapat berupa endokarditis, miokarditis, dan perikarditis.

2.5 Gejala Penyakit Jantung Rematik

Seperti yang telah disebutkan di atas, penyakit jantung rematik adalah komplikasi dari demam
rematik. Maka dari itu, pasien umumnya mengalami gejala demam rematik terlebih dahulu,
seperti:

1. Demam
2. Nyeri sendi
3. Lemas
4. Benjolan di bawah kulit
5. Ruam kemerahan di kulit
6. Kelelahan
7. Gerakan tiba-tiba pada otot atau kaki (chorea)

Selain itu, kerusakan pada katup jantung umumnya menimbulkan berbagai gejala, antara lain:

1. Nyeri dada
2. Sesak napas
3. Pembengkakan pada perut, tangan, atau kaki
4. Bising jantung
5. Jantung berdetak cepat

2.6 Pengobatan Penyakit Jantung Rematik


Pengobatan penyakit jantung rematik tergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatan
pasien secara umum. Metode pengobatannya antara lain:

Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan beberapa obat-obatan untuk menangani gejala penyakit jantung
rematik dan mencegah perburukan kondisi pasien. Jenis obat-obatan yang dapat diberikan oleh
dokter antara lain:

1. Antibiotik
Pemberian antibiotik harian dalam jangka panjang dilakukan untuk mengobati demam
rematik pada anak-anak dan dewasa muda. Hal ini untuk mencegah kekambuhan atau
komplikasi demam rematik.
2. Steroid
Steroid diresepkan oleh dokter untuk meredakan peradangan pada jantung dan bagian
tubuh lainnya.

Operasi
Operasi juga dapat dilakukan bila penyakit jantung rematik makin memburuk dan tidak membaik
dengan obat-obatan. Operasi dilakukan dengan cara memperbaiki atau mengganti katup jantung
yang rusak.

2.7 Komplikasi Penyakit Jantung Rematik

Penyakit jantung reumatik yang tidak mendapatkan penanganan dengan segera berisiko
menimbulkan komplikasi serius, di antaranya:

1. Gangguan irama jantung (aritmia)


2. Atrial fibrilasi
3. Gagal jantung
4. Endokarditis
5. Robekan pada katup jantung

2.8 Pencegahan Penyakit Jantung Rematik

Penyakit jantung reumatik dapat dicegah dengan menghindari berbagai faktor yang
menyebabkan infeksi bakteri Streptococcus. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyakit jantung rematik adalah:

1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum mengolah makanan
atau sebelum makan
2. Menghindari penyebaran bakteri dengan tidak berbagi peralatan makan, handuk, dan
sarung bantal
3. Menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk
4. Mengonsumsi makanan bergizi lengkap seimbang
5. Mencukupi waktu tidur malam dan istirahat
6. Menjalani pemeriksaan jantung dan mengonsumsi antibiotik bila memiliki riwayat
demam rematik
BAB III

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 PENGKAJIAN
1.    Identitas Klien

Timbul pada umur 5-15 th, wanita dan pria = 1 : 1

Sering ditemukan pada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena, lingkungan sosial juga ikut
berpengaruh.

2.    Keluhan utama: Sakit persendian dan demam.

3.    Riwayat penyakit sekarang

Demam, sakit persendian, karditis, nodus noktan timbul minggu, minggu pertama, timbul
gerakan yang tiba-tiba.

4.    Riwayat penyakit dahulu: Fonsilitis, faringitis, autitis media.

5.    Riwayat penyakit keluarga: Ada keluarga yang menderita penyakit jantung

6.    ADL

a.    Aktivitas/istrahat

Gejala      :  Kelelahan, kelemahan.

Tanda       :  Takikardia, penurunan TD, dispnea dengan aktivitas.

b.    Sirkulasi

Gejala      :  Riwayat penyakit jantung kongenital, IM, bedah jantung. Palpitasi, jatuh pingsan.

Tanda       :  Takikardia, disritmia, perpindahan TIM kiri dan inferior, Friction rub,


murmur,  edema, petekie, hemoragi splinter.

c.    Eliminasi
Gejala      :  Riwayat penyakit ginjal, penurunan frekuensi/jumlah urine.

Tanda       :  Urine pekat gelap.

d.   Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala      :  Nyeri pada dada anterior yang diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan,
berbaring; nyeri dada/punggung/ sendi.

Tanda       :  Perilaku distraksi, mis: gelisah.

e.    Pernapasan

Gejala      :  dispnea, batuk menetap atau nokturnal (sputum mungkin/tidak produktif).

Tanda       :  takipnea, bunyi nafas adventisius (krekels dan mengi), sputum banyak dan
berbercak darah (edema pulmonal).

f.     Keamanan

Gejala      :  Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun.


Tanda       :  Demam.

g.    Pemeriksaan

a.       Pemeriksaan Umum

Keadaan umum lemah

Suhu : 38 – 390

Nadi cepat dan lemah

BB: turun
TD: sistol, diastole

b.      Pemeriksaan fisik

a.        Kepala dan leher meliputi keadaan kepala, rambut, mata.

b.        Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae takipnos serta takhikardi

c.       Abdomen pembesaran hati, mual, muntah.

d.        Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah

Astopiter

LED

Hb

Leukosit

Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan hapus tenggorokan.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan katup
mitral ( stenosiskatup )

2.      Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses


inflamasi, destruksi sendi.

3.      Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


peningkatan asam lambung akibat kompensasi sistem saraf simpatis

4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan


kebutuhan.

5. Peningkatan suhu tubuh b/d proses inflamasi


3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil

Diagnosa I Tujuan: 1.     Kaji frekuensi nadi,1.    Memonitor adanya


RR, TD secara teratur perubahan sirkulasi
Penurunan curah jantung Setelahdiberikan asuhan setiap 4 jam. jantung sedini mungkin
berhubungandengan adanya keperawatan,penurunan dan terjadinya takikardia-
gangguan pada penutupan curah jantung dapat  disritmia sebagai
katup mitral diminimalkan. kompensasi
( stenosiskatup ) meningkatkan curah
Kriteria hasil:
jantung
1.    Menunjukkan tanda-
tanda vital dalam batas 2.    Pucat menunjukkan
yang dapat diterima2.     Kaji adanya penurunan perfusi
perubahan perifer terhadap tidak
(disritmia terkontrol atau warna kulit terhadap
hilang). adekuatnya curah jantung.
sianosis dan pucat. Sianosis terjadi sebagai
2.    bebas gejala gagal akibat adanya obstruksi
jantung (mis : parameter aliran darah pada
hemodinamik dalam batas ventrikel.
normal, haluaran urine
adekuat). 3.    Istirahat memadai
diperlukan untuk
3.    Melaporkan penurunan 3.     Batasi aktifitas
memperbaiki efisiensi
episode dispnea,angina. secara adekuat.
kontraksi jantung dan
Ikut serta dalam akyivitas menurunkan komsumsi
yang mengurangi beban O2 dan kerja berlebihan.
kerja jantung.
4.    Stres emosi
menghasilkan
vasokontriksi yang
4.     Berikan kondisi
meningkatkan TD dan
psikologis lingkungan
meningkatkan kerja
yang tenang.
jantung.

5.    Meningkatkan sediaan
oksigen untuk fungsi
miokard dan mencegah
5.      Kolaborasi untuk hipoksia.
pemberian oksigen
6.    Diberikan untuk
meningkatkan
kontraktilitas miokard dan
6.     Kolaborasi untuk menurunkan beban kerja
pemberian digitalis jantung.

Diagnosa II Tujuan   : nyeri dapat1.   Kaji keluhan nyeri,1.     R/ membantu dalam


berkurang/hilang catat lokasi dan memetukankebutuhan dan
Nyeri akut/kronis intensitas ( skala 0- manajemen nyeri dan
berhubungan dengan Kriteria hasil: 10).Catat faktor yang keefektifan program.
distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/proses1)   Menunjukkan nyeri memcepat  dan tanda
berkurang/hilang sakit non verbal.
inflamasi, destruksi sendi.
2)   Terlihat rileks, dapatBiarkan pasien2.     Pada penyakit yang
tidur/istirahat mengambil posisi berat torah baring sangat
yang nyaman. diperlukan untuk
3)   Berpartisipasi dalam membatasi nyeri/cidera
aktifitas sesuai berlanjut.
kemampuan. 3.     Beri obat sebelum3.     Menigkatkan relaksasi,
aktifitas/latihan yang mengurangi ketegangan
direncanakan. otot/spasme.

4.     Gejala kardinal
menunjukkan keadaan
4.     Observasi gejala fisik dari organ-organ
kardinal. vital tubuh, juga dapat
memberikan gambaran
kondisi pasien.

Diagnosa III Tujuan : 1.     Kaji status1.     Menyediakan data dasar


nutrisi( perubahan untuk memantau
Ketidakseimbangan nutrisi ; Setelah dilakukan BB< pengukuran perubahan dan
kurang dari kebutuhan tindakan keperawatan antropometrik dan mengevaluasi intervensi
tubuh berhubungan dengan masalah nilai HB serta protein
peningkatan asam lambung ketidakseimbangan  2.    Membantu dalam
akibat kompensasi sistem nutrisi kurang dari2.     Kaji pola diet nutrisi mempertimbangkan
saraf simpatis kebutuhan dapat teratasi. klien( riwayat diet, penyusunan menu
makanan kesukaan) sehingga klien berselera
Kriteria hasil : makan
Klien mengatakan mual 3.    Menyediakan informasi
dan anoreksia3.     Kaji faktor yang mengenai faktor yang
berkuarang / hilang, berperan untuk harus ditanggulangi
masukan makanan menghambat asupan sehingga asupan nutrisi
adekuat dan kelemahan nutrisi ( anoreksia,
hilang. BB dalam rentang mual) adekuat.
normal.
4.    Membantu mengurangi
produksi asam
4.     Anjurkan makan lambnung/HCl akibat
dengan porsi sedikit faktor-faktor perangsang
tetapi sering dan tidak dari luar tubuh
makan makanan yang
merangsang
pembentukan Hcl
seperti terlalu panas,5.    Membantu mengurangi
dingin, pedas produksi HCL oleh epitel
lambung
5.     Kolaborasi untuk
pemberian obat
penetral asam6.    Mendorong peningkatan
lambung seperti selera makan.
antasida

6.     Kolaborasi untuk
penyediaan makanan
kesukaan yang sesuai
dengan diet klien

3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi setiap diagnosa yang diangkat dengan
memperhatikan kemampuan pasien dalam mentolerir tindakan yang akan dilakukan.

3.5 EVALUASI KEPERAWATAN


1. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Terjadi penurunan episode dispnea, angina.
3. Mulai dapat beraktivitas secara mandiri.
4. Nyeri hilang/ terkontrol, klien tampak tenang
5. Berat Badan dalam batas normal
6. Klien dapat beraktivitas secara mandiri
BAB IV

TINJAUAN KASUS PENYAKIT JANTUNG REMATIK

BAB IV TINJAUAN KASUS PENYAKIT JANTUNG REMATIK


4.1 PENGKAJIAN
I.Identitas Diri Klien

1. Nama : An. W

2. Tempat/tanggal lahir : Lubuk Pakam, 23 September 2008

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Alamat : DSN I DS. BARU BATANG KUIS

5. Status perkawinan :-

6. Agama : Kristen

7. Suku : Batak

8. Pendidikan : SD

9. Tanggal masuk RS : 01 November 2016

II. Status kesehatan klien saat ini

1. Keluhan utama : Demam dan nyeri sendi ± 3 hari ini

2. Faktor pencetus : Radang tenggorokan ± 1 minggu yang lalu

3. Faktor yang memperberat keluhan : Mudah lelah saat bermain

4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan : Kompres

5. Diagnosa Medik : Rheumatic Heart Desease/ Penyakit Jantung Rematik


III. Riwayat Kesehatan Klien yang lalu

1. Riwayat penyakit yang pernah dialami klien : Faringitis

2. Riwayat pengobatan : -

3. Riwayat operasi :-

4. Riwayat kecelakaan :-

5. Riwayat hospitalisasi : -

6. Reaksi alergi : Tidak ada riwayat alergi makanan atau obat

7. Riwayat imunisasi : Imunisasi lengkap

IV. Pola Kebiasaan Sehari-Hari (ADL)

1. Pola Nutrisi
Klien mengatakan tidak selera makan
2. Pola Eliminasi
Tidak ada perubahan eliminasi BAK dan BAB
3. Pola Aktivitas
Kelelahan, malaise
4. Pola Istirahat
Klien sulit tidur
5. Pola Konsep Diri dan Persepsi Diri
Klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah
6. Pola Keyakinan Nilai
Orangtua klien mengajarkan anaknya untuk banyak berdoa

V. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum: Klien tampak lemah

BB: 30 kg

TB: 120 cm
2. Tanda-tanda vital

Kes: Composmentis

TD: 90/60 mmHg

HR: 110x/i

RR: 26x/i

T : 37,8 0C

3. Kepala: Bentuk simetris, rambut hitam, kepala bersih

4. Mata: Pupil isokor, konjungtiva (-) anemis

5. Hidung: Simetris, (-)pembesaran polip ataupun sinus

6. Mulut: Mukosa bibir kering

7. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

8. Sis. Pernapasan: Pernapasan vesikuler,

9. Sirkulasi: Takikardi: 110x/i

10. Abdomen: (-)nyeri tekan

11. Anogenetal: tidak dikaji

12. Neurologis: Kes: Composmentis

13. Integumen: Turgor kulit baik

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.    Pemeriksaan laboratorium

Hb : 10 gr/dl

HMT : 45%

Leukosit : 12 ribu gr/dl

Trombosit : 120.000

Eritrosit : 4,6 juta


ASTO : 400

2.    Radiologi

Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada jantung.

3.    Hapusan tenggorokan

Ditemukan steptococcus hemolitikus b grup A

4.2 ANALISA DATA


No. Data Etiologi Masalah
1. DS: Toxin beredar melalui Nyeri
-Klien mengatakan sakit pada sendi aliran darah
DO:
-Klien tampak meringis kesakitan Poliartritis

Nyeri

2. DS: Orangtua klien mengatakan Aktivasi Peningkatan suhu


anaknya demam antigen/antibodi tubuh
DO:
-Klien tampak gelisah Inflamasi
-Suhu tubuh klien di atas batas
normal Impuls disampaikan
ke hipotalamus
TTV:
TD: 90/60 mmHg Peningkatan suhu
HR: 110x/i tubuh
RR: 26x/i
T : 37,80C
3. DS: Katup jantung Intoleransi aktifitas
-Klien mengatakan cepat lelah mengalami gangguan
DO:
-Klien tampak lemah Peningkatan tekanan
-Klien tampak berbaring ditempat vena dan arteri
tidur pulmonalis

Kelemahan fisik

Intoleransi aktifitas

4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri b/d poliartritis d/d klien mengatakan nyeri pada sendi, klien tampak meringis
2. Peningkatan suhu tubuh b/d proses inflamasi d/d ibu klien mengatakan anaknya demam,
suhu tubuh diatas batas normal
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik d/d klien mengatakan cepat lelah, klien tampak
lemah dan berbaring ditempat tidur.

4.4 INTERVENSI KEPERAWATAN


No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1. Nyeri b/d poliartritis d/d Tujuan: Mandiri: 1. Pengkajian
klien mengatakan nyeri Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dilakukan
pada sendi, klien tampak intervensi vital untuk
meringis keperawatan selama 2. Kaji skala nyeri mengetahui
3x24 jam diharapkan 3. Ajarkan teknik abnormalitas
nyeri dapat teratasi relaksasi tanda vital
Kriteria Hasil: Kolaborasi: 2. Menurunkan
- Klien tampak 1. Berikan stimulus nyeri
analgesic 3. Analgesik
tenang
sesuai advise akan
- Skala nyeri: 2-4 dokter mengurangi
rasa nyeri
2. Peningkatan suhu tubuh b/d Tujuan: Mandiri: 1.Untuk
proses inflamasi d/d ibu Setelah dilakukan -Monitor tanda vital menormalkan suhu
klien mengatakan anaknya intervensi -Beri kompres tubuh klien
demam, suhu tubuh diatas keperawatan selama -Anjurkan klien
batas normal 3x24 jam diharapkan minum banyak
peningkatan suhu Kolaborasi:
tubuh dapat teratasi -Beri anti piretik
Kriteria Hasil: sesuai advise dokter
1. Klien tampak
tenang
2. Suhu dalam
batas normal:
36,5-37,20C
3. Intoleransi aktivitas b/d Tujuan: -Monitor tanda vital
kelemahan fisik d/d klien Setelah dilakukan -Anjurkan ibu klien -Menghemat
mengatakan cepat lelah, intervensi bantu klien energy klien
klien tampak lemah dan keperawatan selama beraktifitas
berbaring ditempat tidur. 3x24 jam diharapkan -Berikan bantuan
masalah intoleransi sesuai kebutuhan
aktifitas dapat
teratasi
Kriteria Hasil:
1. Klien dapat
beraktifitas
secara mandiri

4.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


No. Diagnosa Hari/ Jam Impleentasi
Tanggal
1. Nyeri b/d poliartritis d/d klien Rabu, Mandiri:
mengatakan nyeri pada sendi, 02-11-2016 11.00 1. Memonitor tanda vital
klien tampak meringis TD: 90/60 mmHg
HR: 110x/i
RR: 26x/i
T : 37,8 0C
11.00 2. Mengkaji skala nyeri:
6
3. Mengajarkan teknik
relaksasi: nafas dalam

2. Kolaborasi:
13.00 1. Memberikan
analgesic: ketorolac 1
amp/12 j: drip

2. Peningkatan suhu tubuh b/d Kamis, 03 Mandiri:


proses inflamasi d/d ibu klien November 09.00 -Memonitor tanda vital
mengatakan anaknya demam, 2016 TD: 90/60 mmHg
suhu tubuh diatas batas normal HR: 110x/i
RR: 26x/i
T : 37,8 0C
10.00 -Mengompres klien
-Memberi minum air
hangat
12.00
Kolaborasi:
-Memberi anti piretik:
Novalgin 1 amp/12 j
3. Intoleransi aktivitas b/d Kamis, 03 -Memonitor tanda vital
kelemahan fisik d/d klien November 20.00 TD: 90/60 mmHg
mengatakan cepat lelah, klien 2016 HR: 110x/i
tampak lemah dan berbaring RR: 26x/i
ditempat tidur. 20.00 T : 37,8 0C
-Menganjurkan ibu klien
bantu klien beraktifitas
-Memberikan bantuan
sesuai kebutuhan klien
07.00

4.6 EVALUASI KEPERAWATAN


No. Diagnosa Hari/Tanggal Evaluasi Paraf
1. Nyeri b/d poliartritis d/d Kamis, 03 S: Kien mengatakan
klien mengatakan nyeri November nyeri sendi mulai
pada sendi, klien tampak 2016 berkurang
meringis O: - Klien tampak
tenang
TD: 90/60 mmHg
HR: 110x/i
RR: 26x/i
T : 37,2 0C
Skala nyeri: 3
A: Masalah nyeri
teratasi
P:Intervensi dihentikan
2. Peningkatan suhu tubuh Jumat, 04 S: Ibu klien
b/d proses inflamasi d/d November mengatakan demam
ibu klien mengatakan 2016 anaknya mulai turun
anaknya demam, suhu O: - klien tampak
tubuh diatas batas normal tenang
Skala nyeri: 3
TD: 90/60 mmHg
HR: 110x/i
RR: 26x/i
T : 37,2 0C
A: Masalah
peningkatan suhu
tubuh teratasi
P: Intervensi
dihentikan
3. Intoleransi aktivitas b/d Jumat, 04 S: Klien mengatakan
kelemahan fisik d/d klien November masih belum bisa
mengatakan cepat lelah, 2016 beraktifitas secara
klien tampak lemah dan mandiri
berbaring ditempat tidur. O: - Klien tampak
dibantu keluarga
dalam beraktifitas
A: Masalah intoleransi
aktivitas belum teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan

BAB V
PENUTUP

BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai
jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh
organisme streptococcus hemolitic-b grup A.

Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul setelah
suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A, mempunyai
kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada jantung khususnya katub.

Demam reumatik akut biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian atas yang
disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga kuman termasuk
dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.

Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti fase
laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala demam
reumatik akut.

Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat
mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus
Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana
diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan
pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui
sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung.

5.2 SARAN
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus dan mengalami demam
reumatik, harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotika, hal ini untuk menghindari
kemungkinanserangan kedua kalinya bahkan menyebabkan penyakit jantung reumatik.

DAFTAR PUSTAKA
Jumiarni Ilyas,dkk (2006), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga,PusatPendidikan
Tenaga Kesahatan Dep. Kes RI, Jakarta

LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak (2007), Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soetomo, Surabaya

Ngastiyah  (2007), Perawatan Anak Sakit, Edisi III EGC ,Jakarta.


Brunner dan Suddarth. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Corwin, Elizabeth J. 2008. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC. Jakarta.

Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 1. Media Aesculapius. Jakarta.

Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit Ed. 6 Vol 1.
EGC. Jakarta.

Slamet suyono, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.3. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.

Suriadi, SKep, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto. Tim


Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.

Anda mungkin juga menyukai