DISUSUN :
OLEH : KELOMPOK 3
SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A 2021.2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Patofisiologi
Kelainan Kongenital pada Sistem Digestive dan Asuhan Keperawatan pada Anak”ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Riny Apriani, S.Kep, Ners,
M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah membantu kami dalam
mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok yaitu
: Liza Zuliana, Sarah Febriani dan Septiana Sari yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangunakan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
MAKALAH.....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4
1.3 TUJUAN................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 Pengertian Jantung Rematik..................................................................................................5
2.2 Penyebab Penyakit Jantung Rematik......................................................................................5
2.3 Faktor-Faktor.........................................................................................................................5
2.4 PATOFISIOLOGI JANTUNG REMATIK...........................................................................6
2.5 Gejala Penyakit Jantung Rematik............................................................................................7
2.6 Pengobatan Penyakit Jantung Rematik..................................................................................7
2.7 Komplikasi Penyakit Jantung Rematik........................................................................................8
2.8 Pencegahan Penyakit Jantung Rematik....................................................................................8
BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................9
3.1 PENGKAJIAN......................................................................................................................9
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN....................................................................................11
3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN.................................................................................11
3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN................................................................................14
3.5 EVALUASI KEPERAWATAN..........................................................................................14
BAB IV TINJAUAN KASUS PENYAKIT JANTUNG REMATIK...........................................15
4.1 PENGKAJIAN................................................................................................................15
4.2 ANALISA DATA................................................................................................................18
4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................................................18
4.4 INTERVENSI KEPERAWATAN......................................................................................19
4.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN...............................................................................20
4.6 EVALUASI KEPERAWATAN.........................................................................................21
BAB V PENUTUP........................................................................................................................22
5.1 KESIMPULAN...............................................................................................................22
5.2 SARAN................................................................................................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
Penyakit jantung rematik mungkin tidak terdengar tidak lazim ditelinga sebagian besar
masyarakat. Di Indonesia, prevalansi jenis penyakit jantung ini memang tidak sebesar penyakit
jaantung korner. Tapi anak-anak hingga orang dewasa dapat terserang penyakit jantung rematik
yang serius. Butuh perhatian lebih pada penyakit jantung rematik karena gejalanya pun sedikit
berbeda dengan jenis penyakit jantung pada umumnya.
Penyakit jantung rematik atau Rheumatic Heart Disease ( RHD ) adalah kondisi ketika
katup jantung rusak dalam jangka panjang karena demam reumatik.
Menurut Badan Kesehatan Dunia ( WHO ), penyakit jantung remaatik adalah salah satu jenis
penyakit jantung yang sering terjadi pada orang berusia 25 tahun.
Secara global, sebanyak 291 juta nyawa melayang akibat penyakit tersebut. Sebagian
besar adalah warga Negara berpendapatan kecil hingga menengah.
Penyakit ini terjadi akibat reaksi peradangan autoimun terhadap infeksi tenggorokan yang
disebabkan oleh bakteri Steptococcus A.Anak-anak sering mengalami penyakit yang dapat
menyebabkan kecacatan seumur hidup hingga kematian ini.
1.3 TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian jantung rematik (RHD)
b. Untuk mengetahui Penyebab Penyakit Jantung Rematik (RHD)
c. Untuk mengetahui Gejala Penyakit Jantung Rematik (RHD)
d. Untuk mengetahui Pengobatan Penyakit Jantung Rematik (RHD)
e. Untuk mengetahui Komplikasi Penyakit Jantung Rematik (RHD)
f. Untuk mengetahui Pencegahan Penyakit Jantung Rematik (RHD)
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jantung Rematik
Penyakit jantung rematik adalah kerusakan katup jantung akibat komplikasi dari demam rematik.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit jantung rematik berisiko menyebabkan gagal
jantung.
Demam rematik adalah peradangan yang terjadi di berbagai organ tubuh, termasuk jantung.
Jika tidak segera ditangani, demam rematik dapat menyebabkan penyempitan atau kebocoran
pada katup jantung. Akibatnya, penderita bisa terkena penyakit jantung rematik. Penyakit
jantung rematik bisa dialami oleh siapa saja. Namun, penyakit ini lebih sering menyerang anak-
anak usia 5–15 tahun.
2.3 Faktor-Faktor
Faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya demam reumatik dan penyakit
jantung reumatik terdapat pada individunya sendiri serta pada keadaan lingkungan. Faktor-faktor
pada individu.
1. Faktor Genetik
Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik
menunjukkan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi
monoklonal dengan status reumatikus
2. Jenis Kelamin
Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-
laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin,
meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
3. Golongan Etnis Dan Ras
Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam
reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit
putih. Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan
yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab
yang sebenarnya.
4. Umur
Umur merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik /
penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15
tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur
3-5 tahun dan sangat jarang sebelum
anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan
insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan
bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.
5. Keadaan gizi
Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah
merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.
Ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit
jantung rematik, yaitu:
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti fase laten
(asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala demam reumatik
akut.
Hingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti hubungan langsung antara infeksi
streptokokus dengan gejala demam reumatik akut.
Produk streptokokus yang antigenik secara difusi keluar dari sel-sel tenggorok dan merangsang
jaringan limfoid untuk membentuk zat anti. Beberapa antigen streptokokus, khususnya
Streptolisin O dapat mangadakan reaksi-antibodi antara zat anti terhadap streptokokus dan
jaringan tubuh.
Pada demam reumatik dapat terjadi keradangan berupa reaksi eksudatif maupun proliferatif
dengan manifestasi artritis, karditis, nodul subkutan eritema marginatum dan khorea.
Seperti yang telah disebutkan di atas, penyakit jantung rematik adalah komplikasi dari demam
rematik. Maka dari itu, pasien umumnya mengalami gejala demam rematik terlebih dahulu,
seperti:
1. Demam
2. Nyeri sendi
3. Lemas
4. Benjolan di bawah kulit
5. Ruam kemerahan di kulit
6. Kelelahan
7. Gerakan tiba-tiba pada otot atau kaki (chorea)
Selain itu, kerusakan pada katup jantung umumnya menimbulkan berbagai gejala, antara lain:
1. Nyeri dada
2. Sesak napas
3. Pembengkakan pada perut, tangan, atau kaki
4. Bising jantung
5. Jantung berdetak cepat
Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan beberapa obat-obatan untuk menangani gejala penyakit jantung
rematik dan mencegah perburukan kondisi pasien. Jenis obat-obatan yang dapat diberikan oleh
dokter antara lain:
1. Antibiotik
Pemberian antibiotik harian dalam jangka panjang dilakukan untuk mengobati demam
rematik pada anak-anak dan dewasa muda. Hal ini untuk mencegah kekambuhan atau
komplikasi demam rematik.
2. Steroid
Steroid diresepkan oleh dokter untuk meredakan peradangan pada jantung dan bagian
tubuh lainnya.
Operasi
Operasi juga dapat dilakukan bila penyakit jantung rematik makin memburuk dan tidak membaik
dengan obat-obatan. Operasi dilakukan dengan cara memperbaiki atau mengganti katup jantung
yang rusak.
Penyakit jantung reumatik yang tidak mendapatkan penanganan dengan segera berisiko
menimbulkan komplikasi serius, di antaranya:
Penyakit jantung reumatik dapat dicegah dengan menghindari berbagai faktor yang
menyebabkan infeksi bakteri Streptococcus. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah penyakit jantung rematik adalah:
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum mengolah makanan
atau sebelum makan
2. Menghindari penyebaran bakteri dengan tidak berbagi peralatan makan, handuk, dan
sarung bantal
3. Menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk
4. Mengonsumsi makanan bergizi lengkap seimbang
5. Mencukupi waktu tidur malam dan istirahat
6. Menjalani pemeriksaan jantung dan mengonsumsi antibiotik bila memiliki riwayat
demam rematik
BAB III
Sering ditemukan pada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena, lingkungan sosial juga ikut
berpengaruh.
Demam, sakit persendian, karditis, nodus noktan timbul minggu, minggu pertama, timbul
gerakan yang tiba-tiba.
6. ADL
a. Aktivitas/istrahat
Gejala : Kelelahan, kelemahan.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat penyakit jantung kongenital, IM, bedah jantung. Palpitasi, jatuh pingsan.
c. Eliminasi
Gejala : Riwayat penyakit ginjal, penurunan frekuensi/jumlah urine.
d. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Nyeri pada dada anterior yang diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan,
berbaring; nyeri dada/punggung/ sendi.
e. Pernapasan
Tanda : takipnea, bunyi nafas adventisius (krekels dan mengi), sputum banyak dan
berbercak darah (edema pulmonal).
f. Keamanan
g. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Suhu : 38 – 390
BB: turun
TD: sistol, diastole
b. Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae takipnos serta takhikardi
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
Astopiter
LED
Hb
Leukosit
Pemeriksaan EKG
5. Meningkatkan sediaan
oksigen untuk fungsi
miokard dan mencegah
5. Kolaborasi untuk hipoksia.
pemberian oksigen
6. Diberikan untuk
meningkatkan
kontraktilitas miokard dan
6. Kolaborasi untuk menurunkan beban kerja
pemberian digitalis jantung.
4. Gejala kardinal
menunjukkan keadaan
4. Observasi gejala fisik dari organ-organ
kardinal. vital tubuh, juga dapat
memberikan gambaran
kondisi pasien.
6. Kolaborasi untuk
penyediaan makanan
kesukaan yang sesuai
dengan diet klien
1. Nama : An. W
5. Status perkawinan :-
6. Agama : Kristen
7. Suku : Batak
8. Pendidikan : SD
2. Riwayat pengobatan : -
3. Riwayat operasi :-
4. Riwayat kecelakaan :-
5. Riwayat hospitalisasi : -
1. Pola Nutrisi
Klien mengatakan tidak selera makan
2. Pola Eliminasi
Tidak ada perubahan eliminasi BAK dan BAB
3. Pola Aktivitas
Kelelahan, malaise
4. Pola Istirahat
Klien sulit tidur
5. Pola Konsep Diri dan Persepsi Diri
Klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah
6. Pola Keyakinan Nilai
Orangtua klien mengajarkan anaknya untuk banyak berdoa
V. PEMERIKSAAN FISIK
BB: 30 kg
TB: 120 cm
2. Tanda-tanda vital
Kes: Composmentis
HR: 110x/i
RR: 26x/i
T : 37,8 0C
1. Pemeriksaan laboratorium
Hb : 10 gr/dl
HMT : 45%
Trombosit : 120.000
2. Radiologi
3. Hapusan tenggorokan
Nyeri
Kelemahan fisik
Intoleransi aktifitas
2. Kolaborasi:
13.00 1. Memberikan
analgesic: ketorolac 1
amp/12 j: drip
BAB V
PENUTUP
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai
jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh
organisme streptococcus hemolitic-b grup A.
Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul setelah
suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A, mempunyai
kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada jantung khususnya katub.
Demam reumatik akut biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian atas yang
disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga kuman termasuk
dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti fase
laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala demam
reumatik akut.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat
mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus
Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana
diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan
pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui
sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung.
5.2 SARAN
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus dan mengalami demam
reumatik, harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotika, hal ini untuk menghindari
kemungkinanserangan kedua kalinya bahkan menyebabkan penyakit jantung reumatik.
DAFTAR PUSTAKA
Jumiarni Ilyas,dkk (2006), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga,PusatPendidikan
Tenaga Kesahatan Dep. Kes RI, Jakarta
LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak (2007), Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soetomo, Surabaya
Doenges, Marilynn E. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC. Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 1. Media Aesculapius. Jakarta.
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit Ed. 6 Vol 1.
EGC. Jakarta.
Slamet suyono, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.3. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.