Disusun Oleh :
a
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………….1
1.2. Tujuan ………....…………………………………………………………….2
1.3. Manfaat………………………………………………………………………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
2.1. Definisi.............................................................................................................3
2.2. Klasifikasi........................................................................................................3
2.3. Etiologi.............................................................................................................4
2.4. Patofisiologi.....................................................................................................5
2.5. Manifestasi Klinis............................................................................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................................10
3.1. Kesimpulan......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
a. Untuk mengetahui tentang apa itu serta klasifikasi dari Perikarditis
b. Untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan Perikarditis
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh Perikarditis
d. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya infeksi di pericardium
sehingga terjadi Perikarditis.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah untuk pembaca agar
mengatahui apa itu pericarditis dan klasifikasi dari penyakit pericarditis. Selain
itu, pembaca dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
penyakit pericarditis dan tanda gejala yang timbul pada pericarditis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
2
Perikarditis adalah peradangan selaput pembungkus jantung dan kantong
tempat jantung berada. Selaput yang meradang ini dapat mengeluarkan cairan
yang berkumpul menjadi pembengkakan pericardial yang menghambat
gerakan jantung dan mungkin mengendaki penyedotan. Sesudah tahap akut
berlalu, pericardium bisa menjadi tebal dan kaku, yang menghambat gerakan
jantung. Dan bila terjadi maka hal ini disebut perikarditis konstriktif . ini
adalah salah satu sebab payah jantung. Pemotongan sebagian dari pericardium
melalui pembedahan bisa memperbaiki keadaan pasien secara mengagumkan
(Evelyn, 2009). Perikarditis adalah peradangan perikardium parietalis,
viseralis atau keduanya. Respons perikard terhadap peradangan bervariasi dari
efusi perikardium, deposisi fibrin, proliferasi jaringan fibrosa, pembentukan
granuloma, atau kalsifikasi (Eva Roswati & Zainal Safitri, 2016).
Perikarditis adalah suatu keadaan inflamasi pada pericardium yang
disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur, tuberkulosis), kelainan
autoimun, keganasan, radiasi, pasca pembedahan jantung ,trauma, kelainan
bawaan, dan lain-lain. Pericarditis bisa disertai efusi perikard atau tanpa efusi
perikard (PPK, 2016).
2.2. Klasifikasi
Adapun klasifikasi pericarditis yang timbul akibat adanya infeksi yaitu
1. Perikarditis akut akan berbeda-beda sesuai penyebab. Pada pasien
dengan uremia atau demam reumatik akut, eksudat biasanya fibrinosa
dan menyebabkan permukaan pericardium ireguler berserat.
2. Perikarditis kronis berkisar dari perlekatan halus hingga jaringan
fibrotic padat yang menyebabkan ruang pericardium lenyap.
3
3. Perikarditis konstriktif adalah sebuah penebalan difusi pericardium
sebagai reaksi terhadap peradangan sebelumnya, yang menghasilkan
distensibility berkurang dari ruang jantung (Rampengan, 2014) suatu
kasus ekstrem berupa, jantung terbungkus total oleh jaringan ikat padat
sehingga tidak dapat mengembang secara normal saat diastole
(Robbins, 2012). Perikarditis konstriktif terjadi karena
pengorganisasian cairan pericardium dan bukan resorpsi cairan tersebut
sehingga terjadi fusi kedua lapisan pericardium yang diikuti oleh
pembentukan parut fibrosis. Pericardium yang kaku dan tidak lentur
akan menghalangi pengisian diastolic ventrikel yang normal. Selama
diastole. Ventrikel kanan mulai terisi tetapi secara tiba-tiba pengisian
ini terhenti oleh pericardium yang tidak lentur. Dengan demikian,
venous return ke jantung akan terhenti dan tekanan venous sistemik
meningkat. Akhirnya akan terjadi tanda-tanda gagal jantung kanan,
penurunan pengisian ventrikel kiri akan mengurangi isi sekuncup,
curah jantung dan tekanan darah yang secara refleks akan
menyebabkan takikardi. (Kumar, 2012)
2.3. Etiologi
Perikarditis biasanya disebabkan oleh infeksi. Virus merupakan penyebab
sebagian besar kasus, walaupun penyakit dapat juga disebabkan oleh
organism lain seperti bakteri piogenik, mikobakteri, dan jamur. Mungkin juga
terdapat miokarditis, terutama pada kasus infeksi virus. Perikarditis lebih
sering disebabkan oleh Infark Myokard akut, bedah jantung, atau radiasi ke
mediastinum. Uremia mungkin penyakit sistemik tersering yang berkaitan
dengan perikarditis.
Penyebab sekunder yang lebih jarang adalah demam reumatik, lupus
eritematosus sistemik, dan keganasan metastatik dan efusi berdarah. (Robbins,
4
2012) Perikardium dapat mengalami inflamasi (perikarditis) yang terjadi
sekunder karena penyakit infeksi, noninfeksi dan idiopatik.
2.4. Patofisiologi
Adanya proses inflamasi sekunder dari fenomena infeksi pada perikarditis
akan memberikan respons. Terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan
akumulasi cairan ke kantong perikardium. Hal ini membuat terjadinya
peningkatan permeabilitas vaskular, sehingga kandungan protein, termasuk
fibrinogen atau fibrin di dalam cairan akan meningkat. Peningkatan
perpindahan leukosit dapat terjadi terutama pada perikarditis purulenta.
Pendarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin.
Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya jaringan
parut dan perlengketan disertai klasifikasi dari perikardium viseral maupun
parietal yang menimbulkan perikarditis konstriktif yang apabila cukup berat
5
akan menghambat pengembangan volume jantung pada fase diastolik. Pada
kondisi lain, terakumulasinya cairan pada perikardium dimana sekresi
melebihi absorpsi menyebabkan suatu efusi perikardium. Pengumpulan cairan
intraperikardium dalam jumlah yang cukup besar dapat menyebabkan ostruksi
serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik jantung bisa menimbulkan
temponade jantung. Salah satu komplikasi perikarditis yang paling fatal dan
memerlukan tindakan darurat adalah temponade. Temponade jantung
merupakan akibat peninggian tekanan intraperikardium dan restriksi progresif
pengisian ventrikel
Perikardium dapat terinfeksi mikobakterium TB secara hematogen,
limfogen ataupun penyebaran langsung. Perikarditis TB sering terjadi tanpa
TB paru maupun TB di luar paru. Penyebaran tersering karena infeksi di
nodus mediastinum, langsung masuk ke perikardium, terutama di sekitar
percabangan trakeobronkial. Terdapat 4 stadium evolusi perikarditis TB :
a. Stadium Fibrinosa
Terjadi deposit fibrin luas bersamaan denganreaksi granuloma. Stadium
ini sering tidak menimbulkan gejala klinis sehingga tidak terdiagnosis.
b. Stadium Efusi
Terbentuk efusi dalam kantong perikardium.Reaksi hipersensitif terhadap
tuberkuloprotein, gangguan resorbsi dan cedera vaskulerdipercaya dapat
membentuk efusiperikardium. Permukaan perikardium menjaditebal dan
berwarna abu-abu tampak seperti bulu-bulu kusut yang menunjukkan
eksudasifibrin. Efusi dapat berkembang melaluibeberapa fase, yaitu
serosa, serosanguinosa, keruh, atau darah. Reaksi seluler awal cairan
tersebut mengandung sel polimorfonuklear (PMN). Jumlah total sel
berkisar 10.000/mm3.Terjadi perubahan kimiawi yang ditandai dengan
penurunan glukosa dan peningkatan protein. Pada stadium ini, dapat
terjadi efusimassif
c. Absorpsi Efusi
Pada stadium ini terbentuk fibrin dan kolagenyang menimbulkan fibrosis
pericardium terbentuk granuloma perkejuan dan penebalan pericardium
6
d. Penebalan perikardium parietal
Konstriksi miokardium akan membatasi ruang gerak jantung dan ada
deposit kalsium di perikardium. Pada kasus ini sudah terjadi penebalan
perkardium parietal dan konstriksi miokardium. (Eva Roswati & Zainal
Safitri, 2016)
7
PATHWAY PERIKARDITIS
Temponade jantung
Menghambat pengembangan
volume jantung pada fase
diastolik
8
2.5. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala yang timbul akibat terinfeksinya pericardium yaitu :
1. Nyeri dada atipikal yang sering bertambah parah bila pasien berbaring.
2. Bila membentuk banyak eksudat di rongga pericardium, dapat
menimbulkan tamponade jantung, yang mencakup redupnya bunyi
jantung, pelebaraan vena leher, berkurangnya curah jantung dan syok.
(Robbins, 2012)
3. Pada auskultasi, dapat mendengar bunyi gesekan pericardium yang
dinamakan pericardial rub yaitu bunyi yang ditimbulkan oleh dua lapisan
pericardium yang mengalami inflamasi dan saling bergesek satu dengan
yang lain
4. Setiap penyebab perikarditis dapat mengakibatkan efusi pericardium yaitu
suatu akumulasi cairaan dalam kantung pericardium. Jika terjadi dengan
cepat (yaitu pada cedera jantung yang menimbulkan perdarahan ke dalam
kantung tersebut), maka keadaan ini dapat menyebabkan tamponade yang
akan membatasi gerak jantung sehingga berakibat fatal. Tanda – tandanya
meliputi hipotensi (akibat penurunan aliran darah kedepan), peningkatan
JVP (akibat peningkatan aliran balik darah), dan bunyi jantung yang
terdengar jauh (karena cairan dalam kantung pericardium meredam
transmisi bunyi ke stetoskop). (Berkowitz, 2013)
5. Sesak napas dan demam. (PPK, 2016)
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Pearce C, Evelyn. 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta :PT
Gramedia Pustaka Utama. Halaman 154.
Price A, Sylvia & Wilson M, Lorraine. 2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Edisi 6. Volume 1
Robbins L, Stanley, dkk. 2012. Buku Ajar Patologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Esisi 7. Volume 2 Halaman 439 – 440.
Roswati, Eva & Safri, Zainal. 2013. Perikardiosentesis pada Efusi Perikardium
Masif. Sumatra Utara : Fakultas Kedokteran Sumatra Utara. Volume 40.
Nomor 3
11
LAMPIRAN
12