Pembimbing :
dr. Dikdik Irawan, Sp.Rad
Disusun Oleh:
Adib Wahyudi
Andhika Dwianto
Arif Gusaseano
Gwendry Ramadhany
1102010005
1102010019
1102010033
1102010115
KEPANITERAAN RADIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 21 DESEMBER 2015 8 JANUARI 2016
SUBANG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillahirabbilalamin. Puji dan syukur kami senantiasa kami
ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada
tim
penulis
sehingga
makalah
yang
berjudul
GAMBARAN
BAB I
LATAR BELAKANG
ANATOMI PARU
Lingula
Segmen superior
Segmen inferior
Segmen laterobasal
Segmen posterobasal
Terdapat percabangan trakea yang disebut Bifurcatio Trakea (Carina)
setinggi thorakal IV-V yang akan menjadi bronkus principalis dextra dan
sinistra kemudia bersama dengan A. V. Pulmonalis, nodus limfatikus masuk
kedalam hilus pulmo dextra dan sinistra. Dari hilus bronkus pricipalis
melanjutkan diri menjadi bronkus lobaris kemudian bronkus segmentalis,
bronkus terminalis lalu bronkiolus respiratorius kemudian terdapat ductus
alveolus menjadi alveolus dan kantung alveolar. Setiap alveolus dipisahkan
dari alveolus didekatnya oleh septa yang memiliki lubang kecil disebut pores
of khon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TUBERKULOSIS PARU
A. Definisi
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri kronik yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri
aerob yang tertama hidup di organ paru atau organ tubuh lainnya ang
bertekanan parsial tinggi. Tuberculosis paru terbagi menjadi ; Tuberculosis
anak (Infeksi primer), Tuberculosis dewasa (Infeksi sekunder).
TB Primer adalah peradangan paru yang disebabkan oleh basil
tuberkulosis pada tubuh penderita yang belum pernah mempunyai kekebalan
spesifik tehadap basil tersebut.
Pembagian tuberculosis paru primer :
1. Tuberkulosis primer yang potensial ( potential primary tuberculosis )
terjadi kontak dengan kasus terbuka, tetapi uji tuberculin masih
negative.
2. Tuberkulosis primer laten ( latent primary tuberculosis )
o Tanda tanda infeksi sudah kelihatan, tetapi luas dan aktivitas
penyakit tidak diketahui.
o Uji tuberculin masih negative.
o Radiologis tidak tampak kelainan
3. Tuberkulosis primer yang manifest ( manifest primary tuberculosis )
o uji tuberculin positif.
o telihat kelainan radiologis
B. Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Ada 2
macam mycobacteria yang menyebabkan penyakit tuberculosis yaitu tipe
human ( berada dalam bercak ludah dan droplet ) dan tipe bovin yang berada
dalam susu sapi.
Agen tuberculosis, Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium
bovis,
dan
Mycobacterium
africanum,
merupakan
anggota
ordo
dan tuberkel. Selain itu kuman terdiri dari protein yang menyebabkan
nekrosis jaringan.
Kuman dapat tahan hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam
keadaan udara kering maupun dalam keadaan dingin, hal ini terjadi karena
kuman berada dalam sifat dormant. Tetapi dalam cairan mati pada suhu 60 C
dalam waktu 15 20 menit. Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit
intraseluler yakni dalam sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula
memfagositasi malah kemudian disenangi karena banyak mengandung lipid.
C. Patogenesis
Infeksi primer biasanya terjadi dalam paru. Ghon dan Kudlich ( 1930 )
menemukan bahwa 95.93 % dari 2.114 kasus mereka mempunyai fokus
primer di dalam paru. Hal ini disebabkan penularan sebagian besar melalui
udara dan mungkin juga jaringan paru mudah terpapar infeksi tuberculosis
( susceptible ),karena memiliki kandungan oksigen yang sangat tinggi.
Penularan kuman terjadi melalui udara. Hal ini disebabkan kuman
dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara.
Partikel infeksi ini dapat menetap 1 2 jam, tergantung pada ada tidaknya
sinar ultra violet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana
lembab dan gelap kuman dapat bertahan berhari hari sampai berbulan
bulan. Ia akan menempel pada jalan nafas atau paru paru. Partikel dapat
masuk ke alveolar bila ukuran partikel < 5 mikro. Apabila bakteri dalam
jumlah bermakna berhasil menembus mekanisme pertahanan sistem
pernafasan dan berhasil menempati saluran nafas bawah, maka penderita akan
mencetuskan sistem imun dan peradangan yang kuat. Karena respon yang
hebat ini, yang terutama diperantarai oleh sel T, maka hanya sekitar 5 %
orang yang terpajan basil tersebut menderita tuberkulosis aktif. Yang bersifat
menular bagi orang lain adalah mereka yang mengidap infeksi tuberkulosis
aktif dan hanya pada masa infeksi aktif.
Respon Imun terhadap tuberkulosis;
Karena basil Mycobacterium tuberculosis sangat sulit dimatikan
apabila telah mengkolonisasi saluran nafas bawah, maka tujuan respon imun
adalah lebih umtuk mengepung dan mengisolasi basil bukan untuk
mematikannya. Respon seluler melibatkan sel T dan makrofag. Makrofag
10
11
12
Pemeriksaan radiologi
Rutin
Check up
Ada keluhan:
Keluhan umum
Cepat lelah
Malaise tak enak badan
Anoreksia
Berat badan menurun
Demam
Nadi cepat
Keringat malam
Amenorrhea
Proses luas
Ada pneumotoraks
E. Gambaran radiologis
Ada beberapa cara pembagian kelainan yang dapat dilihat pada foto roentgen.
Salah satunya adalah menurut bentuk kelainan:
1. Sarang eksudatif, berbentuk awan atau bercak-bercak yang batasnya tidak
tegas dengan densitas rendah.
2. Sarang produktif, berbentuk butir-butir bulat kecil yang batasnya tegas
dan densitasnya sedang.
3. Sarang induratif atau fibrotik, yaitu yang berbentuk garis-garis atau pita
tebal berbatas tegas dengan densitas tinggi
4. Kavitas (lubang)
5. Sarang kapur (kalsifikasi)
Atau cara pembagian yang lazim dipergunkan di Amerika serikat dan
Indonesia :
1. Sarang-sarang berbentuk awan atau bercak-bercak dengan densitas rendah
atau sedang dengan batas tidak tegas, menunjukan proses aktif.
2. Lubang (kavitas) berarti menunjukan proses aktif kecuali bila lubang
sudah sangat kecil , yang dinamakan residual cavity.
3. Sarang seperti garis-garis fibrotik atau bintik-bintik kapur (kalsifikasi)
yang berarti proses tenang.
14
Tuberkulosis Primer
Pada foto polos PA tampak gambaran bercak semi opak terletak di suprahiler
(diatas hilus), perihiler (sepanjang limfangitis), dan parakardial (disamping
kor) dengan batas tidak tegas. Tampak pembesaran di hilus, parabronkial,
paratektal. Pada fase lanjut tampak garis-garis fibrosis yang berjalan radier
dari hilus ke arah luar, kalsifikasi di hilus, terdapat cairan di sinus
costophrenicus, pericardial efusion serta atelektasis di perihiler (akibat
stenosis bronkus karena perforasi kelenjar kedalam bronkus).
Kelainan radiologis ini dapat terjadi dimana saja dalam paru-paru, namun
sarang dalam parenkim paru sering disertai pembesaran kelenjar limfe
regional (komplek primer).
Tuberkulosis sekunder
Pada foto polos thoraks tampak gambaran bercak semi-opak bentuk amorf
seperti kapas batas tidak tegas di infraklavikula (menunjukan infiltrat),
tampak densitas inhomogen bentuk amorf di apeks atau basal paru
(menunjukan fibroeksudatif), tampak garis-garis fibrosis, tampak kaverna
(bulatan opak dengan lusen ditengahnya) bentuk bulat atau oval, tampak
bulatan opak batas tegas tepi ireguler inhomogen didalamnya terdapat
kalsifikasi amorf (menunjukan tuberkel/tuberkuloma).
Sarang-sarang yang terlihat pada foto roentgen biasanya berkedudukan
dilapang paru atas dan segmen apikal lobi bawah, walaupun terkadang dapat
terjadi di lapangan bawah paru yang biasanya disertai oleh pleuritis.
Tuberkuloma adalah kelainan menyerupai suatu tumor. Bila terdapat
diotak, bersifat lesi yang mengambil tempat (SOL). Pada hakekatnya
15
16
17
18
19
20
TB primer : pleura
21
Post
TB
Distribusi
o Bagian apikal atau posterior pada lobus paru atas
o Segmen superior pada lobus paru bawah
o Paru kanan lebih sering
22
Gambaran klinis
o Kosolidasi udara
o Cavitasi, nodul
o Penyebaran endobronkial
o Milier
23
o
o
Bronkostenosis
tuberculoma
24
25
26
27
28
TB dengan HIV
29
TB
sembuh
30
31
DAFTAR PUSTAKA
32
33