PATOGENESIS
Terdapat dua jalur utama (port d’entree) untuk
memasuki pejamu (host), yaitu dari mukosa
oral dan mukosa vagina. Setelah memasuki
tubuh pejamu, virus bermultiplikasi secara
lokal dan di tempat sekunder lainnya, me-
nyebabkan viremia. Secara eksperimen telah
dibuktikan bahwa penyebaran HSV ke susu-
nan saraf pusat (SSP) melibatkan neuron ol-
faktorius di mukosa nasal, dan proses sentral Gambar 1 Periodic lateralizing epileptiform discharge
sel-sel neuron tersebut akibat celah pada (Diiunduh dari: http://jnnp.bmj.com/content/76/suppl_2/ii8.full)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pungsi lumbal
Konsensus AAP (American Academy of Pedi-
atrics) sangat menganjurkan pungsi lumbal
pada bayi usia 6-12 bulan dengan kejang
demam sederhana pertama, dan dipertim-
bangkan pada anak usia 12-18 bulan dengan
kejang demam sederhana pertama.3-5,9
Pencitraan saan neurologis yang baik, serta pungsi lum- Tata laksana kejang sesuai dengan algoritma
CT Scan memperlihatkan area hipodensitas bal (jika tidak ada kontraindikasi). Terapi diu- kejang akut dan status konvulsif (Gambar 6)
(biasanya temporal atau frontotemporal) pada sahakan langsung dimulai tanpa menunggu dengan tujuan utama11 :
50%-60% kasus; MRI (Magnetic Resonance konfirmasi pemeriksaan lain untuk menurun- • Mempertahankan fungsi kehidupan
Imaging) memperlihatkan perubahan sinyal kan morbiditas serta mortalitas. (A,B,C).
pencitraan T2. T1 memperlihatkan area de- • Identifikasi dan terapi faktor penyebab
ngan intensitas sinyal rendah dikelilingi edema, Asiklovir intravena diberikan dengan dosis 10 dan faktor predisposisi.
terkadang terdapat gambaran perdarahan di mg/kg per dosis (setiap 8 jam) dilanjutkan sam- • Menghentikan aktivitas kejang.
area lobus frontal dan temporal. Dengan kon- pai 10 hingga 14 hari (dapat hingga 21 hari)
tras Gadolinium dapat dilihat kelainan korteks untuk mencegah relaps; dapat dihentikan bila PROGNOSIS
dan pial, yang terakhir ini cukup sering terjadi pemeriksaan mengarah ke diagnosis lain. Asik- Mortalitas dan morbiditas sangat tergantung
pada semua infeksi SSP virus.1-4,10 lovir memiliki risiko efek samping rendah; yang pada umur, derajat kesadaran pasien serta
harus diperhatikan adalah peningkatan enzim saat pemberian asiklovir.1,2 Bila pasien tidak
Pemeriksaan Patologi hepar dan penurunan fungsi ginjal. sadar (kecuali setelah kejang), biasanya prog-
Pada pemeriksaan biopsi otak serta postmor- nosisnya buruk. Bila pengobatan dimulai pada
tem, ditemukan lesi nekrosis hemoragik di lo- Kasus alergi atau resisten asiklovir dapat diberi hari sakit ke-4 pada pasien sadar, keberhasilan
bus temporal inferior dan medial; dapat meluas vidarabin 15 mg/kg per hari selama 14 hari. Pe- pengobatan di atas 90%. Sekuele neurologis
sampai ke girus cinguli dan terkadang sampai ngendalian edema serebri dengan deksameta- biasanya serius, termasuk amnesia Korsakoff,
ke insula atau bagian lateral lobus temporalis, son IV 0,15 mg/kg/dosis, tiap 6 jam selama 2 demensia global, kejang dan afasia. Tanpa
atau secara kaudal ke otak tengah. Lesi area ini hari, serta mengurangi asupan cairan menjadi pengobatan, penyakit ini mematikan pada
biasanya bitemporal, tetapi tidak simetris. Pada 2/3 kebutuhan 24 jam, dapat mengurangi ke- sekitar 70 sampai 80 %; pasien yang dapat
fase akut ensefalitis dan nekrosis hemoragik, mungkinan peningkatan tekanan intrakranial. melewati fase akut, sering cacat menetap.2
ditemukan inklusi eosinofilik intranuklear di
neuron dan sel glia (Gambar 5).1,2 Diazepam 5 mg rektal
Pra Rumah Sakit 0-10 Menit
(max 2x dengan jarak 5 menit)
DIAGNOSIS BANDING
Herpes simpleks harus dibedakan dari bebe-
rapa penyakit yang mirip manifestasi klinisnya Rumah Sakit/IGD Airway Diazepam 0,25-0,5 mg/kg/iv 10-20 Menit
1,2,4 Breathing (rate 2 mg/menit, max dose 10 mg)
: Circulation
Atau
• Varicella Zoster Virus
• Epstein Barr Virus Midazolam 0,2 mg/kg/IM
• Cytomegalovirus
• HIV dan AIDS (Meningococcus dan Cryp- ICU/IGD Fenitoin (20 mg/kg/iv) 20-30 Menit
tococcus)
• Acute leukoencephalitis ‘Weston Hurst’ Fenobarbital
• Empiema subdural (20 mg/kg/iv) rate >10 menit
• Abses serebral
• Trombosis vena serebral ICU Refracter Status Epilepticus 60-90 Menit
(Midazolam 0,2 mg/kg/iv
• Emboli septik dilanjutkan 0,02-0,4 mg/kg/
• Stroke non-hemoragik jam) - dukungan ventilator
TATA LAKSANA 1-4 Gambar 5 Algoritma kejang akut dan status konvulsif
Diagnosis melalui anamnesis dan pemerik- (Dikutip dari: Pelatihan UKK Neurologi IDAI, KONIKA Manado)
DAFTAR PUSTAKA
1. Ropper AH, Brown RH. Adams and Victor’s Principles of Neurology. 8th ed. McGraw-Hill; 2005. pp. 631-40.
2. Rowland LP. Merrit’s Neurology. 11th ed. Lippincott William & Wilkins. 2005. Ch. 24 (E-book).
3. Frenkel LM. Challenges in diagnosis and management of neonatal herpes simplex virus encephalitis. Pediatrics 2005;115; 795-7.
4. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Staton BF. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Saunders 2007. pp. 2521-2.
5. Kullnat MW, Morse RP. Choreathetosis after herpes simplex encephalitis with basal ganglia involvement on MRI. Pediatrics 2008;121; e1003-7.
6. Pelligra G, Lynch N, Miller SP, Sargent MA, Osiovich H. Brainstem Involvement in neonatal herpes simplex virus type 2 encephalitis. Pediatrics 2007;120; e442-6.
7. Fonseca-Aten M, Messina AF, Jafri HS, Sanchez PJ. Brainstem Involvement in neonatal herpes simplex virus type 2 encephalitis in premature infant. Pediatrics 2005;115;804-9.
8. Kropp RY, Wong T, Cormier L, et al. Neonatal herpes simplex virus infections in Canada: Results of a 3-year national prospective study. Pediatrics 2006;117:1955–62.
9. Kimia AA, Capraro AJ, Hummel D, Johnston P, Harper MB. Utility of lumbar puncture for first simple febrile seizure among children 6 to 18 months of age. Pediatrics 2009;123;6-12.
10. Barkovich AJ. Infections of the nervous system. In: Barkovich AJ, ed. Pediatric Neuroimaging. 4th ed. Lippincott Williams & Wilkins; 2005:807-9.
11. Pudjiadi AH, Hegar. B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED. Pedoman pelayanan medis. Edisi 1. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010. pp. 310-3.