Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN KASUS

TINEA
CRURIS
Pembimbing : dr. Andri Catur Jatmiko, Sp.KK

Oleh :
Keky Afrians
201920401011173

SMF KULIT DAN KELAMIN RSUD JOMBANG


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
‫‪DOA MULAI BELAJAR‬‬

‫ِب ْسمِ ال َِلهّـَّ ال ّـََّر ْح َم ِن ال ّـََّر ِحي ِم‬


DOA BELAJAR

‫عقْ َد ًة ِم ْن‬ ْ
‫ُل‬ ‫ل‬ ‫اح‬‫و‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫م‬ َ
ْ ‫اش َر ْحلِي َص ْد ِري َويَ ِ ّس ْر لِي أ‬
ْ ‫ب‬
ُ ْ َ   ِ ِّ ‫ر‬
‫يَفْقَ ُهوا ق َْولِي‬  ‫لِ َسا ِني‬

Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam


mil lisaani yafqohu qoulii’

Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah


urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya
mereka mengerti perkataanku”
(QS. Thoha: 25-28)
DOA BELAJAR

‫ـيف َْه ًمـا‬ َ ‫ب ِز ْد ِن ْي ِعل ًْم‬


ْ ِ‫ـاو ْر ُزقْن‬ ِّ ‫ر‬.
َ
‫ت‬ ْ ‫ن‬َ
َ ‫ا َلل َّ ُه َّم ال َس ْه َلإِال َّ َما َج َعلْتَ ُه َس ْهال ً َو أ‬
ً ‫ت َس ْهال‬َ ‫تَ ْج َع ُل ال َْح ْز َن إِذَا ِش ْئ‬
Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahman.
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa
Anta Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa

Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku


pengertian yang baik (QS. Thaha : 114)
Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau
jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan
menjadikan kesusahan menjadi kemudahan (HR Anas Bin
Malik RA)
DOA BELAJAR

‫ا َلل َّ ُه َّم ِإ ِن ّ ْي أ َ ْسأَل ُ َك ِعل ًْما نَا ِف ًعا‬


ً ‫ع َمال ً ُمتَقَ ّبَال‬ َ ً‫َو ِر ْزقًا طَيِّب‬
َ ‫او‬
Allahumma inni as’aluka ilman naafi’an wa rizqon
thoyyiban wa ‘amalan mutaqobalan

Ya Allah aku mohon kepadamu berikanlah kepadaku ilmu


yang bermanfaat, rizki yang baik dan amalan yang diterima
di sisi-Mu
(HR Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam
Shahih Ibnu Majah No 762)
BAB 1

T I N J A U A N P U S TA K A
1.1 PENDAHULUAN

Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang


mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh golongan
jamur dermatofita.

10 6 1
57% 20% % % %

T. Korporis T. Unguinum
T. T. Tipe
Kruris Barbae lainnya
DEFINISI

Dermatofitosis adalah penyakit yang menyerang dan berkembang biak di dalam


jaringan keratin yang disebabkan jamur dermatofita

• Ex : epidermis, rambut, dan kuku

Tinea kruris merupakan dermatofitosis yang pada kulit lipat paha, genitalia, daerah
pubis, perineum dan perianal

• Latin “cruris’  means of the leg


EPIDEMIOLOGI

Pria : wanita
Dewasa > anak-anak
3:1

Indonesia 
Terbanyak : T. Corporis & dermatofitosis
cruris
52% dari seluruh
dermatomikosis
ETIOLOGI

Trichophyton
Epidermophyto Trichophyton Trichophyton
mentagrophyte
n floccosum rubrum verrucosum
s
Dermatophyte Gambaran klinis

 Penyebab paling utama di USA

 Biasanya penyakit akan berkembang menjadi

kronis

Trichophyton rubrum  Jamur tidak dapat bertahan pada (perabotan,

karpet dan linen) dalam jangka waktu yang

lama

 Sering melebar ke gluteus, pinggang dan paha

 Infeksi lebih parah dan akut, akan

menyebabkan peradangan dan pustul

T.mentagrophytes  Jamur cepat menyebar ke tubuh dan extremitas

inferior, menyebabkan inflamasi berat

 Biasanya didapatkan pada bulu binatang


Dermatophyte Gambaran Klinis

 Umumnya berhubungan dengan

“epidemics” seperti menyebar pada kamar

ganti dan asrama

 Infeksi akut( jarang kronis)

Epidhermophyton fluccosum  Jamur dapat bertahan pada (perabotan,

karpet dan linen) dalam jangka waktu yang

lama

 Penyebaran jamur tidak melewati daerah

inguinal
PATHOGENESIS
Adherence

Invasion

Host Host response

Antropofili
k Geofilik
Infeksi
Zoofilik Dermatofita
Click icon to add picture

PATHOGENESIS
GEJALA KLINIS

S Y M P TO M S SIGNS

• Gatal  berkeringat >> • Lesi berbentuk polisiklik atau bulat


• Bisa disertai nyeri berbatas tegas, efloresensi polimorfik,
dan tepi lebih aktif (meninggi, disertai
• Rasa tidak nyaman dan iritasi yang
papulo vesikel). Sifat ruam kulit
memberikan sensasi terbakar di daerah
berbatas tegas, eritematosa, dan bersisik
yang terkena.
• Menahun  Makula hiperpigmentasi,
• Predileksi : lipat paha, genitalia,
erosi, skuama, cairan akibat garukan
daerah pubis, perineum dan perianal
Click icon to add picture

Tampak plak eritematosa annular


dengan batas tegas, dan tepi aktif
(terdapat peninggian) ditutupi
skuama diatasnya et regio
inguinal, dan pubis.
Click icon to add picture

Tampak lesi eritematosa


dengan tepi aktif
(meninggi) dan gambaran
central healing pada regio
inguinal, pubis dan
abdomen
Click icon to add picture

Tampak lesi
hiperpigmentasi berbatas
tegas, dengan tepi aktif
FAKTOR RISIKO

Yang memudahkan tinvasi ke jaringan 


Yang menyuburkan pertumbuhan jamur penurunan daya tahan

Pemberian antibiotik yang mematikan Adanya rangsangan setempat yang terus


kuman akan menyebabkan keseimbangan menerus pada lokasi tertentu oleh cairan
antara jamur dan bakteri terganggu. yang menyebabkan pelunakan kulit

Adanya penyakit tertentu, seperti gizi


Adanya penyakit diabetes mellitus, dan atau
buruk, penyakit darah, keganasan, dll
kehamilan menimbulkan suasana yang
menimbulkan suasana yang menyuburkan
menyuburkan jamur.
jamur.
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang
ANAMENSIS

Keluhan Gatal  berkeringat >>

• Pada daerah lipat paha, lipat perineum, bokong dan dapat ke


genitalia

Keluhan pedih atau nyeri

• Akibat proses garukan atau infeksi sekunder

Adanya ruam kemerahan atau kehitaman di daerah gatal


PEMERIKSAAN FISIK

• Pada regio inguinalis, ke perineum, sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus.


Dapat pula meluas ke suprapubis dan abdomen bagian bawah

• Effloresensi : makula eritematosa numular sampai geografis, polisiklik, berbatas


tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustul,central healing . Jika
kronik macula menjadi hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Wood’s lamp

• Gambaran Tinea kruris tidak terlihat pada pemeriksaan ini.

Pemeriksaan mikroskopik  KOH

• Gambaran hifa panjang bersepta


Preparat KOH :
Multipel, bersepta dan
struktur seperti tuba
DIAGNOSIS BANDING

1. Kandidiasis intertrigenosa
2. Eritrasma
3. Psoriasis vulgaris
Kandidiasis Intertrigenosa
• Didaerah lipatan : lipatan axilla, inframamae, intergluteal, antara jari tangan
kaki.
• Efflor : Lesi bercak merah eritema, berbatas tegas, dikelilingi lesi satelit
(pustul vesikel)

Eritrasma
• Di daerah lipat axilla dan inguinal
• Efflor : lesi merah kecoklatan, tidak timbul, berskuama halus, tidak tampak
vesikulasi

Psoriasis
• Di daerah : skalp, perbatasan dengan muka, daerah yg mudah trauma (siku,
lutut), lumbosakral
• Efflor : eritama berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis dan
transparan, disertai fenomena titisan lilin, auspitz, dan koebner
Eritrasma
Candidiasis Intertrigenosa
Psoriasis vulgaris
PENATALAKSANAAN

1. Lesi basah atau disertai infeksi sekunder :

• Kompres sodium chlorida 0,9% selama 3-5 hari

• Antibiotik oral 5-7 hari.

2. Terapi topikal :

• Salep Whitefield sehari 2 kali. Yang terdiri dari Acidum salicylcum 3% dan acidum
benzoic 6% atau Acidum salicylcum 6% dan acidum benzoic 12%.

• Miconazole sehari 2 kali

3. Terapi oral
DOSIS

NAMA OBAT
ANAK DEWASA

Griseofulvin 10 mg/kgBB 500-1000 mg/ hari

Ketoconazole 3-6 mg/kgBB/hari 200 mg/ hari

Itrakonazole 3-5 mg/kgBB/hari 100mg/hari

Terbinafine 3-6 mg/kgBB/hari 250 mg/hari (1 tab)


PENCEGAHAN

1. Menggunakan baju yang tidak ketat.

2. Keringkan seluruh badan setelah mandi.

3. Menurunkan berat badan jika obesitas.

4. Mencuci dan merendam pakaian dan handuk yang telah digunakan oleh penderita
dengan air hangat

5. Hewan peliharaan yang terinfeksi jamur diobati juga


KOMPLIKASI

Pruritus yang dialami pada penderita tinea cruris dapat menyebabkan likenifikasi,
infeksi bakterial sekunder, dan iritasi serta dermatitis kontak alergi yang disebabkan oleh
pengobatan topikal
PROGNOSIS

Prognosis bagus jika diagnosis tepat dan pengobatan yang teratur. Rekurensi dapat
terjadi apabila di daerah predileksi kelembapannya tidak terjaga.
BAB 2

TINJAUAN PENELITIAN DESKRIPTIF


KARAKTERISTIK TINEA KRURIS DAN ATAU KORPORIS DI
RSUD CIAMIS JAWA BARAT (YUWITA, RAMALI, DAN
MILIAWATI, 2016).

• Peserta penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 40 orang,


yang terdiri dari 19 orang pria (47,5%) dan 21 orang wanita (52,5%).
Karakteristik peserta penelitian tinea kruris dan/atau tinea korporis
berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan
 Karakteristik subjek
penelitian terbanyak
mengenai dewasa dengan
rentang usia 45 sampai 64
tahun baik pada tinea
cruris, tinea corporis dan
tinea cruris et corporis.

 Pada tinea cruris :


wanita >> , dengan
pekerjaan sebagai Ibu
Rumah Tangga
Durasi penyakit
terbanyak pada tinea
cruris dan tinea cruris et
corporis rata-rata kurang
dari 1 bulan.
Click icon to add picture

Pada penderita tinea cruris


didapatkan bahwa pasien
terbanyak merupakan
serangan pertama kali,
dengan semuanya memiliki
keluhan utama gatal
Click icon to add picture

 Lesi terbanyak pada


tinea cruris didapatkan
pada predileksi sela paha
dan bokong

Dengan gambaran
effloresensi terbanyak
central healing , diikuti
dengan gambaran makula
eritema, hiperpigmentasi,
papula dan skuama.
Click icon to add picture

Predileksi dan efflorensi


pada tinea cruris et
corporis sama.
Penyebab dermatofita terbanyak adalah Trychophyton
rubrum sebesar 95,8%
Dengan dugaan sumber penularan terbanyak adalah keluarga, karena memiliki
riwayat serupa. Sumber penularan terbanyak kedua adalah kontak dengan hewan
PROFIL DAN EVALUASI PASIEN DERMATOFITOSIS DI
RSUD DR. SOETOMO (PUTRI DAN ASTARI, 2017)
Hasil pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 20%, pada kasus tinea cruris terbanyak
didapatkan gambaran hifa atau pseudo hifa sebesar 11,2 %. Sisanya tanpa data
Tahun 2011  Griseovilvin terbanyak, diikuti Ketoconazole 200
mg
Tahun 2012 Griseovilvin dan Ketoconazole 200 mg masih
terbanyak yang sering digunakan sebagai pilihan terapi
Tahun 2013 Griseovilvin dan Ketoconazole 200 mg masih
terbanyak yang sering digunakan sebagai pilihan terapi
KARAKTERISTIK PASIEN DAN SPESIES DERMATOFITA
PENYEBAB TINEA CRURIS DI RSUD GUNUNG JATI CIREBON,
JAWA BARAT (WAHDINI, RAMLI, DAN MILIAWATI,2015
EPIDEMIOLOGY OF DERMATOPHYTOSES : RETROSPECTIVE
ANALYSIS FROM 2005 TO 2010 AND COMPARISON WITH
PREVIOUS DATA FROM 1975
BAB 3

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. MR Pendidikan : MTS

Usia : 15 tahun Pekerjaan : Pelajar (Mondok)

Tempat Tanggal Lahir : Agama : Islam


Lamongan, 4 Januari 2005

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : desa kedal, RT 5, Tanggal periksa : 10 Februari


Pucuk, Lamongan 2020

60
ANAMNESIS

Keluhan Utama

• Gatal di kedua sela paha dan diatas kemaluan

61
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Jombang dengan keluhan gatal pada
sela paha kanan dan kiri serta diatas kemaluan sejak 4 hari yang lalu. Pertama muncul di
sela paha kanan, lalu menyebar ke sela paha kiri serta diatas kemaluan. Gatal dirasakan
muncul terutama saaat berkeringat. Muncul seperti bintil bintil pada daerah yang gatal,
setelah dugaruk jadi berair. Pasien belum pernah berobat kemanapun.

62
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu

• Pernah mengalami keluhan seperti ini,

Riwayat Penyakit Keluarga

• Keluarga tidak mengalami keluhan serupa.

63
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Sosial

• Pasien datang sendiri dengan biaya sendiri, kesan status ekonomi cukup. Pasien
adalah seorang siswa MTS, yang bersekolah di Pondok Pesantren Tebuireng
Jombang. Dimana lingkungan pondok tidak cukup bersih, sanitasi air baik,
anggotanya padat. Temannya ada yang memiliki keluhan gatal serupa tapi dibadan.
Pasien mandi sehari 2-3 kali, setiap mandi rutin ganti pakaian dan pakaian dalam.
Tidak ada riwayat bertukar pakaian atau handuk dengan teman. Sehari-hari pasien
sering menggunakan celana jeans ketat, setiap sekolah kaos kaki diganti ¾ hari sekali.

64
ANAMNESIS

Riwayat Alergi
• Pasien mengaku tidak memiliki alergi baik makanan atau obat-obatan

65
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : Baik • Berat badan : 48 kg


• Kesadaran : Komposmentis • Tinggi badan : 150 cm
• GCS : 456 • BMI : 21,3 (Gizi lebih)
• Tanda vital :
– Tekanan darah : 110/80
mmHg
– Nadi : 76 x/ menit
– RR : 20 x/ menit
– Suhu : 36,3° C
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala • Dalam batas normal

Leher • Dalam batas normal

• Dalam batas normal


Thorax

Abdomen • Dalam batas normal

Ekstremitas • Status dermatologis

67
S TAT U S
D E R M AT O L O G I
S

 Macula hiperpigmentasi
dengan batas tegas,
berbentuk polisilkik dan
berukuran luas, dengan tepi
aktif, central healing (+),
disertai papul, pustula,
erosi dan ditutupi skuama
tipis di atasnya et inguinal
dekstra sinistra dan pubis.
Click icon to add picture
S TAT U S
D E R M AT O L O G I
S

 Macula hiperpigmentasi
dengan batas tegas,
berbentuk polisilkik dan
berukuran luas, dengan tepi
aktif, central healing (+),
disertai papul, pustula,
erosi dan ditutupi skuama
tipis di atasnya et inguinal
dekstra sinistra dan pubis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tidak dilaksanakan pemeriksaan penunjang


RESUME
Laki-laki, 15 tahun, pelajar di Pond.
Pesantren

Gatal di kedua sela paha dan diatas


kemaluan, berkeringat >>

Sejak 4 hari yll. RPO : tidak pernah


diobati

Penggunaan celana jeans rutin dan


periode ganti kaos kaki 4 hari sekali

Teman sekamar memiliki keluhan serupa


di badan
RESUME

Keluhan gatal dan lesi hanya didapatkan di


kaki, tidak didapatkan didaerah lain

Riw keputihan (-), penggunaan sabun vagina


(-), pengobatan tradisional (-)

Efflor : Macula eritematosa dengan batas


tegas, berbentuk polisilkik dan berukuran
luas, dengan tepi aktif papul central healing
(+) dan ditutupi skuama tipis di atasnya et
regio cruris
Diagnosis • Tinea Cruris

Diagnosis • Kandidiasis Intertrigenosa


• Eritrasma
banding • Psoriasis vulgaris

Planning • Pemeriksaan dengan lampu Wood

Dx • Pemeriksaan dengan KOH


TERAPI - MEDIKAMENTOSA

• Pemberian Anti Fungal per oral berupa Ketoconazole 200 mg, sehari 1 kali.
• Pemberian Anti Histamin berupa Loratadine 10 mg, sehari 1 kali.
• Pemberian Anti Fungal topikal berupa Ketoconazole cream 2% 2 kali sehari
• Pemberian Antibiotik per oral berupa cefadroxil capsul 500 mg sehari 2 kali
TERAPI - NON MEDIKAMENTOSA

• Menjaga higiene dan sanitasi tubuh dengan baik, terutama hindari keadaan lembab
pada daerah yang gatal, dan hindari penggunaan peralatan mandi seperti handuk,
dan pakaian bersama-sama orang lain.
• Hindari penggunaan celana jeans yang ketat untuk mencegah keadaan lembab.
• Hindari untuk menggaruk daerah gatal
• Sebaiknya semua pakaian, handuk, sprei dan barang lain yang digunakan pasien,
dicuci kemudian direndam dengan air hangat untuk mematikan jamur penyebab
lainnya.
• Planning monitoring : keluhan pasien, Sifat effloresensi
EDUKASI

• Beritahukan kepada keluarga pasien dan pasien tentang penyakitnya,


penyebab, rencana pengobatan serta prognosis penyakitnya.
• Jelaskan obat-obatan yang diberikan, cara pemakaian dan berapa lama
pengobatannya.
• Menjaga higiene dan sanitasi tubuh dengan baik, terutama hindari
keadaan lembab pada daerah yang gatal, dan hindari penggunaan
peralatan mandi seperti handuk, dan pakaian bersama-sama orang lain.
• Hindari untuk menggaruk daerah yang gatal, karena dapat memperparah
kondisi dan menyebabkan infeksi.
• Kontrol 1 minggu lagi.
PROGNOSIS

• Bergantung dengan perilaku pasien. Jika pasien melaksanakan terapi dan


menjaga higiene dan kelembapan tubuh dengan baik, maka prognosis
menjadi baik.
BAB 4

PEMBAHASAN
IDENTITAS TEORI PENELITIAN
 Tinea Cruris lebih Yuwita, Ramali, dan
 An. MR
sering mengenai pria Miliawati (2016) 
Laki-laki dibanding wanita Wanita lebih banyak
dengan perbandingan dibanding pria, dengan
Usia : 15 tahun
3:1 rentang usia terbanyak 45-
Alamat : desa kedali, RT  Kebanyakan terjadi 64 thn. Sedangkan
pada golongan umur menurut Wahdini, Ramli,
5, pucuk, lamongan. Di
dewasa daripada dan Miliawati (2015) 
Jombang tinggal di golongan umur anak- wanita lebih banyak
anak dengan rentang usia
pondok.
 Faktor berperan dalam terbanyak 25-44 thn.
penyebaran tinea Yuwita, Ramali, dan
kruris : kondisi Miliawati (2016) dan
kebersihan lingkungan Wahdini, Ramli, dan
yang buruk, daerah Miliawati (2015)
pedesaan yang padat, menyatakan keluarga yang
dan kebiasaan tinggal serumah dengan
menggunakan pakaian keluhan serupa merupakan
yang ketat atau lembab sumber penularan
terbanyak.
KELUHAN TEORI PENELITIAN
 Gatal di kedua  Dengan gejala klinis Yuwita, Ramali, dan
sela paha dan pubis gatal pada lipat paha, Miliawati (2016) 
daerah perineum dan Semua penderita
sekitar anus datang dengan keluhan
utama gatal
Wahdini, Ramli, dan
Miliawati (2015) 
penderita mengatakan
25 orang gatal saat
berkeringat, dan 11
orang gatal terus
menerus.
RPSos TEORI PENELITIAN
 Faktor berperan dalam Yuwita, Ramali, dan
 Pasien tinggal di
penyebaran tinea Miliawati (2016) dan
pondok pesantren, kruris : kondisi Wahdini, Ramli, dan
kebersihan lingkungan Miliawati (2015)
lingkungan padat (4-5
yang buruk, daerah menyatakan keluarga yang
orang per kamar) pedesaan yang padat, tinggal serumah dengan
dan kebiasaan keluhan serupa merupakan
Teman ada riwayat
menggunakan pakaian sumber penularan
serupa tapi dibadan yang ketat atau lembab terbanyak.
 Anthropofilik 
Sehari hari sering
transmisi dari manusia
menggunakan celana jeans ke manusia, ditularkan
baik secara langsung
maupun tidak langsung
 Kulit di lipat paha yang
basah dan tertutup
menyebabkan terjadinya
peningkatan suhu dan
kelembaban kulit
sehingga memudahkan
infeksi.
PEMERIKSAAN FISIK TEORI PENELITIAN

 Makula Lesi berbentuk Yuwita, Ramali, dan


hiperpigmentasi dengan polisiklik atau bulat Miliawati (2016) dan
batas tegas, berbentuk berbatas tegas, efloresensi Wahdini, Ramli, Lesi
polisilkik dan berukuran polimorfik, dan tepi lebih terbanyak pada tinea
luas, dengan tepi aktif, aktif (meninggi, disertai cruris didapatkan pada
central healing (+), papulo vesikel). Sifat predileksi sela paha dan
disertai papul, vesikel, ruam kulit berbatas tegas, bokong
erosi dan ditutupi skuama eritematosa, dan bersisik Dengan gambaran
tipis di atasnya et regio Menahun  Makula effloresensi terbanyak
inguinal dekstra dan hiperpigmentasi, erosi, central healing , diikuti
sinistra serta pubis skuama, cairan akibat dengan gambaran makula
garukan eritema + hiperpigmentasi
+ papula dan skuama.
PEMERIKSAAN TEORI PENELITIAN
PENUNJANG

 Tidak dilakukan Lesi berbentuk Yuwita, Ramali, dan


polisiklik atau bulat Miliawati (2016) dan
berbatas tegas, efloresensi Wahdini, Ramli, Lesi
polimorfik, dan tepi lebih terbanyak pada tinea
aktif (meninggi, disertai cruris didapatkan pada
papulo vesikel). Sifat predileksi sela paha dan
ruam kulit berbatas tegas, bokong
eritematosa, dan bersisik Dengan gambaran
Menahun  Makula effloresensi terbanyak
hiperpigmentasi, erosi, central healing , diikuti
skuama, cairan akibat dengan gambaran makula
garukan eritema + hiperpigmentasi
+ papula dan skuama.
PENATALAKSANAAN TEORI PENELITIAN

Diberikan : Terapi topikal untuk Menurut Putri dan


Ketoconazole 200 mg pengobatan tinea kruris Astari (2017)<
yang dikonsumsi 1 kali termasuk: terbinafine, Griseofulvin dan
sehari butenafine, ekonazol, Ketoconazole adalah
Loratadine 10 mg yang miconazole, terapi yang paling banyak
dikonsumsi 1 kali sehari, ketoconazole, digunakan untuk
dan klotrimazole, ciclopirox. mengobati Tinea cruris
Topikal Ketoconazole Formulasi topikal dapat sejak tahun 2011 di Dr.
cream 2% yang dioleskan membasmi area yang Soetomo
pada daerah gatal sehari 2 lebih kecil dari infeksi Sedangkan obat topikal
kali. Terapi oral diperlukan yang banyak digunakan
di mana wilayah infeksi adalah Ketoconazole dan
yang lebih luas Mikonazole cream
Pilihan terapi oral :
Griseofulvin 500-1000
mg/hari, atau
Ketoconazole 200
mg/hari.
BAB 5

KESIMPULAN
KESIMPULAN

• Tinea Kruris adalah infeksi jamur dermatofita pada daerah lipat paha, daerah perineum
dan sekitar anus
• Karakteristik Effloresensi yang dapat ditemui berupa makula eritematosa numular
sampai geografis, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustul.
Jika kronik macula menjadi hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya.
• Terapi topikal dapat membasmi area yang lebih kecil dari infeksi, tetapi terapi oral
diperlukan di mana wilayah infeksi yang lebih luas yang terlibat atau di mana infeksi
kronis atau berulang.
• Prognosis bagus jika diagnosis tepat dan pengobatan yang teratur.
• Rekurensi dapat terjadi apabila di daerah predileksi kelembapannya tidak terjaga.
DOA SELESAI BELAJAR

َ ‫ع ْو ُذ ِب َك ِم ْن ِعل ٍْم ال‬ َُ ‫اا َلل ّ َ ُه ّ َم إِ ِن ّ ْيأ‬


‫ْبال َ يَ ْخ َش ْع َو ِم ْن نَفْ ٍس‬ ٍ ‫يَنْفَ ْع َو ِم ْن قَل‬
‫ابل َُه‬ ْ ‫الَتَ ْش َب ْع َو ِم ْن َد‬
ُ ‫ع َو ٍة ال َ ُيْستَ َج‬
Allahumma inni a’uudzubika min ‘ilmin laa yanfa’, wa
min qolbin laa yakhsya’, wa minnafsin laa tasyba’,
wamin da’ watin
laa yustajaabulaha

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak


bermanfaat, hati yang tidak khusu’, nafsu yang tidak
pernah puas, dan do’a yang tidak dikabulkan.
DOA SELESAI BELAJAR

ُ ‫اعه‬ َ َ ‫ـب‬ ّ ِ
‫ت‬ ‫ا‬ ‫ا‬َ ‫ن‬ ْ ‫ق‬‫ز‬ُ ‫ار‬ ‫و‬ ‫ا‬ً ّ ‫ق‬ ‫ح‬ َ
‫ق‬ ّ ‫ْح‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬َ ‫ن‬ ‫ر‬
ِ َ ‫أ‬ ‫م‬ َ َ
ّ ُ ّ ‫ا َلل‬
‫ه‬
ْ َ َ َ
‫اب ُه‬ ‫ن‬ ِ
‫ت‬ ‫اج‬
َ َ ْ َ ُْ َ ‫ا‬ ‫ن‬ْ ‫ق‬ ‫ز‬ ‫ار‬ ‫و‬ ً ‫ال‬ ِ
‫اط‬ ‫ب‬
َ َ
‫ل‬ ِ
‫اط‬ ‫ْب‬
َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ َ
َ ِ ‫َوأ‬
‫ن‬‫ر‬
Allahumma arinal haqqo haqqon warzuqnat  tibaa’ahu 
wa arinal  baathila baa-thilan warzuqnaj tinaabahu

Ya Allah Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga


kami dapat mengikutinya Dan tunjukkanlah kepada kami
kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai