Anda di halaman 1dari 75

MIND MAPPING

MIKROORGANISME

Jenis dan Port d’entry

PERLUASAN INFEKSI
ODONTOGEN KE IO & EO RESPON IMUN LOKAL,
(Anatomi gigi dan letak gigi dalam SISTEMIK
rahang)

TANDA VITAL
PATOGENESIS SIGN

GAMBARAN KLINIS INTRA GAMBARAN RADIOGRAFIS GAMBARAN HISTOLOGI


DAN EKSTRA ORAL (TEHNIK RADIOGRAFI)

MACAM-MACAM INFEKSI
LO
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan infeksi DMF dan macam-macam port
d’entry
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perjalan/perluasan infeksi gigi
posterior ke jaringan lunak intra dan ekstra oral dihubungkan dengan anatomi dan
letak gigi dalam rahang.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan respon imun/dampak lokal dan
sistemik dari perluasan infeksi gigi ke intra dan ekstra oral.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan macam-macam infeksi DMF,
gambaran klinis dan radiografi.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi dan klasifikasi trismus dan
cara pemeriksaan
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan macam-macam teknik rontgent pada
intra dan ekstral oral untuk mendeteksi kelainan infeksi DMF
Definisi dan Port de entry
Infeksi Dentomaksilofasial
Infeksi dentomaksilofasial
Penyebabnya adalah bakteri yang
merupakan flora normal dalam mulut, yaitu
bakteri dalam plak. Bakteri-bakteri tersebut
dapat menyebabkan karies, gingivitis, dan
periodontitis. Jika mencapai jaringan yang
lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan
poket periodontak dalam, maka akan terjadi
infeksi dentomaksilofasial.
Port de entry
Infeksi dentomaksilofasial berasal dari 3 tempat:
Port de entry

Second
First Third
Jaringan
Karies Perikoronal
Periodontal
1. Karies
Bakteri -> karies -> ke dalam pulpa -> respon pertahanan (inflamasi) ->
nekrosis pulpa -> vasokontriksi sesaat -> vasodilatasi -> peningkatan
tekanan cairan plasma terhadap dinding pulpa -> eksudasi -> edema
intrapulpa -> penyempitan/kongesti pembuluh darah -> iskemia
pembuluh darah yang terlibat -> nekrosis pulpa
Jalur infeksi
melalui port
de entry
2. Jaringan Periodontal

Jaringan yang nekrosis merupakan


media yang baik untuk pertumbuhan
bakteri, apabila bakteri terus
berkembang maka infeksi akan
menjalar melalui port de entry kedua
yaitu jaringan periodontal melalui
foramen apikalis menuju jaringan
apikal, maka terjadilah periodontitis
Jalur infeksi
melalui port
de entry
3. Perikoronal
Mahkota gigi sehat yang erupsi sempurna
dikelilingi oleh jaringan gingiva. Pada gigi
yang erupsi sebagian, mahkota gigi diliputi
oleh jaringan lunak yang disebut
operkulum. Operkulum tidak dapat
dibersihkan secara sempurna sehingga
sering mengalami infeksi.
Jalur infeksi
melalui port
de entry
PERKONTINUATUM

SPREAD OF
DENTAL HEMATOGEN
INFECTIONS

LIMFOGEN
perkontinuaum
Perluasan secara perkontaniatum ialah perluasan melalui jaringan yang ada
disekitarnya. Perluasan abses secara perkontinuatum dapat menjadi lebih parah
apabila abses tidak ditangani dengan adekuat sehingga akan bergerak ke spasia-
spasia yang ada di wajah. Perluasan infeksi secara perkontinuatunm ke arah jaringan
lunak dan jaringan keras tulang disekitar gigi akan menjadi abses
Hematogen
• Jalur hematogen adalah perluasan infeksi odontogen melalui pembuluh darah. Sistem vaskularisasi pada
oromaksilofasial dapat memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi dari gigi atau jarinan disekitarnya,
dimana mikroorganisme dapat bergerak kedalam vena dan menginfeksi ke jaringan atau organ lainnya.
(mardiyantoro,2017)
• Regio oromaksilofasial memiliki sistem vaskuler yang cukup banyak.sistem vaskuler pada regio
oromaksilofasial dimulai dari pembuluh darah besar arteri externa kemudian bercabanng ke arteri :
• A. Facialis
• A. Maxillaris
• A. Thyroidea superior
• A. Pharyngea ascendens
• A. Lingualis
• A. Occipitalis
• A. Auricularis posterior
• A.Temporalis superficialis
• Pada pembuluh darah vena dari regio oromaksilofasial seerti vena facialis, lingualis, ocipitalis,thyroidea
supeior, dan thyroidea media dapat membawa darah dari regio tersebut menuju ke vena jugularis externa.
Limfogen
Perluasan limfogen adalah infeksi odontogen melalui jalur limfatik. Sistem
limfatik atau sistem getah bening berfungsi sebagai pertahanan tubuh untuk
menyaring mikroorganisme patogen atau sel-sel keganasan agar tidak menyebar
lebih luas. Selain itu, sistem limfatik akan mengangkut sel leukosit yang keluar dari
pembuluh darah, termasuk cairan darah untuk sistem pembuluh darah. Kompisi
cairan getah benang bening hampir sama dengan komposisi cairan interstisial dan
menemukan sel leukosit yang dapat membunuh mıkroorganisme patogen.
(mardiyantoro,2017)
Rute :
Pus di Cancellous bone tersebar ke berbagai arah

ke arah bukal, lingual, atau palatal


Hubungannya dengan posisi gigi pada rahang
Hubungannya dengan otot
pengunyahan
Pada fase selular, tergantung pada rute dan tempat inokulasi dari pus,
abses dentoalveolar akut mungkin memiliki berbagai gambaran klinis,
seperti: (1) intraalveolar, (2) subperiosteal, (3) submukosa, (4), subkutan,
dan (5) fascia migratory – cervicofacial.
RESPON IMUN TERHADAP
PERLUASAN INFEKSI
DENTOMAXILOFASIAL SECARA
INTRA DAN EKTRA ORAL
Pathofisiologi infeksi: respon inflamasi
• Respon tubuh terhadap agen-agen penginfeksi disebut respon
inflamasi
• Hiperemia menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, menyebabkan
meningkatnya permeabilitas pembulu darah dengan aliran yang lambat
• Pepindahan protein plasma, antibodi, dan nutrisi ke sekitar jaringan
• Melepaskan faktor permeabilitas, leukotaxin, yang memungkinkan migrasi
PMN (selanjutnya monosit)
• Precipitation of a network of fibrin from the exudate, tending to wall of the
region.
• Fagosistosis bakteri dan mikroorganisme lainnya
• Pembuangan puing-puing nekrotik oleh makrofag.
Tanda dari infeksi
• Rubor, kemerahan
• Tumor, pembengkakan
• Kalor, demam
• Dolor, pain
• Functio laesa, kehilangan fungsi
LIMFADENOPATI
• Pembesaran pada kelenjar limfe
• Infeksi yang terjadi pada rongga mulut sering mengakibatkan
keradangan limfonodi regional yang sering disebut dengan
Limfadenitis
LIMFADENOPATI
• Pada infeksi akut, kelenjar limfe akan mengalami pembengkakan, lunak,
dan eritematosus.
• Saat adanya infeksi akut, limfe akan membawa limfosit B dan T ke daerah
konflik, hal ini menyebabkan kenaikan aktivitas dari kelenjar limfe sehingga
ia akan mengalami pembesaran
Lymph node pada daerah kepala dan
leher
MACAM-MACAM KLASIFIKASI
INFEKSI DMF
(DENTOMAKSILOFACIAL),
GAMBARAN KLINIS DAN
RONTGEN
PERIKORONITIS
• Perikoronitis didefinisikan sebagai peradangan pada jaringan lunak sekitar
mahkota gigi yang erupsi sebagian.
• Sering terjadi pada molar tiga bawah

Gambaran
Etiologi

Klinis Rontgen
Etiologi Perikoronitis
• Status kehidupan sosial
• Jenis kelamin
• Faktor Keturunan
• Diet
• Stress
• Istilah selulitis digunakan suatu penyebaran oedematus dari inflamasi akut pada permukaan
jaringan lunak dan bersifat difus (Neville, 2004).
SELULITIS
•Selulitis dapat terjadi pada semua tempat dimana terdapat jaringan lunak dan jaringan ikat
longgar, terutama pada muka dan leher, karena biasanya pertahanan terhadap infeksi pada
daerah tersebut kurang sempurna.
PERBEDAAN SELULITIS
DAN ABSES
Karakteristik Inokulasi Sellulitis Abses

 Durasi  0-3 hari  3-7 hari  .> 5 hari


 Rasa sakit  ringan-sedang  berat dan menyeluruh  sedang-berat dan lokal
 Ukuran  kecil  besar  kecil
 Lokalisasi  menyebar  menyebar  terbatas
 Palpasi  lunak,lengket, agak  keras, sangat halus  fluktuasi, halus
 Warna halus  kemerahan  merah pada daerah
 Kualitas kulit  normal  menebal sekitarnya
 Temperatur permukaan  normal  panas  membulat dan
 Functio laesa  panas ringan  berat mengkilap
 Cairan jaringan  minimal atau tidak ada  serous, bercak pus  panas sedang
 Tingkat malaise  edema  berat  berat sedang
 Keparahan  ringan  berat  pus
 Bakteri perkutaneus  ringan  gabungan  sedang-berat
• Sumber: Flyn TR. The timing of incision and drainage ; Oral and maxillofacial
surgery knowledge update 2001; III. Rosemont : American Association of Oral and
Maxillofacial Surgeons)
Etiologi
• Infeksi Primer selulitis dapat berupa: perluasan infeksi/abses periapikal,
osteomyielitis dan perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi gigi molar tiga
rahang bawah, ekstraksi gigi yang mengalami nfeksi periapikal/perikoronal,
penyuntikan dengan menggunakan jarum yang tidak steril, infeksi kelenjar ludah
(Sialodenitis), fraktur compound maksila / mand ibula, laserasi mukosa lunak
mulut serta infeksi sekunder dari oral malignancy.
• selulitis fasialis disebabkan infeksi odontogenik yang berasal dari pulpa dan
periodontal. Periodontitis apikalis akut atau kelanjutan dari infeksi/abses
periapikal, menyebar ke segala arah waktu mencari jalan keluar.
• Penyebab utama selulitis adalah proses penyebaran infeksi melalui ruangan
subkutaneus sellular / jaringan ikat longgar yang biasanya disebabkan dari
infeksi odontogenik.
Klasifikasi
Menurut Berini, et al (1999) selulitis dapat
digolongkan menjadi:
• Selulitis Sirkumskripta Serous Akut
• Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut
• Selulitis Difus Akut
• Ludwig’s angina
• Selulitis yang berasal dari inframylohyoid
• Selulitis senator difus peripharingeal
• Selulitis fasialis difus
• Selulitis kronis
Klinis
• Edema
• Sakit kepala
• Kulit kemerahan
• Edema yang difusi muncul pada
daerah wajah tergantung gigi yang
terinfeksi.
Gambaran
normal
Seorang pria berusia 29 tahun yang datang dengan
massa leher submandibular yang teraba, demam dan
bintik-bintik merah di sisi kanan leher. CT scan heliks
kontras ditingkatkan pada tingkat mandibula
menunjukkan abses besar dalam ruang
submandibular kanan (panah); pembengkakan dan
peningkatan kepadatan yang terdiri dari selulitis dari
ruang parapharyngeal kanan (tanda bintang).
Saluran udara dipindahkan secara kontrol
ABSES
Abses Apikalis Akut
• adalah proses inflamasi pada jaringan periapikal gigi, yang disertai
pembentukan eksudat.
• Penyebabnya:
masuknya bakteri, serta produknya dari saluran akar gigi yang
terinfeksi.
• Tanda dan gejala :
 Nyeri spontan
 Supurasi
 Swelling
 Terkadang disertai manifestasi sistemik meningkatnya suhu tubuh dan
malaise.
 Tes perkusi (+), tes palpasi (+), tes vital (-).

• Radiografis : terlihat penebalan pada ligamen periodontal dengan


lesi pada jaringan periapikal radiolusen yang berbatas difuse
Abses Apikalis Kronis

• merupakan keadaan yang timbul akibat lesi yang berjalan lama. Abses apikalis
kronis merupakan reaksi pertahanan yang bertujuan untuk mencegah infeksi
menyebar kebagian tubuh lainnya.
• Sebab : nekrosis pulpa yang meluas ke jaringan periapikal dan oleh abses akut
yang sebelumnya terjadi.
• Tanda dan gejala :
 Fistula
 Tes perkusi (+), tes palpasi (+), dan tes vitalitas (-)
 Radiografis : terlihat putusnya lamina dura hingga kerusakan jaringan periradikuler dan
interradikuler.
Abses subperiosteal

• Gejala klinis :
 Pembengkakan , warna kulit sedikit merah pada daerah gigi penyebab.
 Penderita merasakan sakit yang hebat, berdenyut dan dalam serta tidak terlokalisir.
 Pada rahang bawah bila berasal dari gigi premolar atau molar pembengkakan dapat
meluas dari pipi samping sampai pinggir mandibula
 Gigi penyebab sensitif pada sentuhan atau tekanan
Abses submukosa

• Abses ini disebut juga abses spasium vestibular, merupakan kelanjutan abses
subperiosteal yang kemudian pus berkumpul dan sampai dibawah mukosa setelah
periosteum tertembus.
• Tanda dan gejala :
 Rasa sakit mendadak berkurang, sedangkan pembengkakan bertambah besar.
 Terdapat pembengkakan ekstra oral kadang-kadang disertai demam
 Kelenjar submandibula membesar dan sakit pada palpasi
Abses fosa kanina

• Fosa kanina sering merupakan tempat infeksi yang bersal dari gigi
rahang atas.
• Ada jar. Ikat dan lemak -> mudah akumulasi cairan jar.
• Tanda dan gejala :
Pembengkakan pada muka
Kehilangan sulkus nasolabialis dan edema pelupuk mata bawah
sehingga tampak tertutup.
Bibir atas bengkak
Seluruh muka terasa sakit disertai kulit yang tegang berwarna
merah
Abses spasium bukal
• Abses dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga masuk ke
dalam spasium bukal.
• Tanda dan gejala :
 Abses ini terbentuk di bawah mukosa bukal dan menonjol ke arah
rongga mulut.
 Ada proses supuratif
 Fluktuasi negatif
 Masa infeksi/pus dapat turun ke spasium terdekat lainnya
 Pada pemeriksaan estraoral tampak pembengkakan difus, tidak jelas
pada perabaan
Abses spasium infratemporal
• Abses ini jarang terjadi tetapi bila terjadi sangat berbahaya dan
sering menimbulkan komplikasi yang fatal.
• Spasium infratemporal terletak di bawah 21 dataran horisontal
arkus-zigomatikus dan bagian lateral di batasi oleh ramus
mandibula dan bagian dalam oleh m.pterigoid interna.
Abses spasium submasseter

• Spasium ini berupa suatu celah sempit yang berjalan dari tepi depan ramus antara
tulang masseter bagian tengah dan permukaan.
• Tanda dan Gejala :
sakit berdenyut diregio ramus mandibula bagian dalam
pembengkakan jaringan lunak muka
Abses spasium submandibula
• Infeksi pada spasium ini dapat berasal dari abses
dentoalveolar, abses periodontal dan perikoronitis
yang berasal dari gigi premolar atau molar
mandibula..
Abses sublingual

• Tanda dan Gejala :


 Pembengkakan dasar mulut dan lidah terangkat
 Kelenjar sublingual aan tampak menonjol karena terdesak oleh akumulasi pus di
bawahnya
 Penderita akan mengalami kesulitan menelen dan terasa sakit.
Abses spasium submental

• Gigi penyebab biasanya gigi anterior atau premolar RB


• Tanda dan gejala :
 Tahap akhir akan terjadi supuratif dan pada
perabaan fluktuatif positif
 Pada pemeriksaan intra oral tidak tampak adanya pembengkakan
 Kadang-kadang gusi disekitar gigi penyebab lebih merah dari jaringan sekitarnya.
DEFINISI, KLASIFIKASI, DAN CARA
PEMERIKSAAN TRISMUS
• Trismus adalah
ketidakmampuan untuk
membuka mulut.
Definisi • Menurut Dorland Kamus Medis
Illustrated trismus (Greek
Trimos: ‘grating’, ‘grinding’)
adalah gangguan motorik dari
saraf trigeminal, terutama
spasme dari otot pengunyah,
dengan kesulitan membuka
mulut.
• Infeksi
• Trauma
• Perawatan Gigi
Etiologi
• Gangguan Sendi Temporomandibular
• Tumor dan Perawatan Mulut
• Obat-obatan
• Radioterapi dan Kemoterapi
• Masalah bawaan
• Bermacam-macam Gangguan
Parameter Derajat Jarak
Keterangan
trismus interinsisal (cm)
Derajat Trismus
Osmani (2001) I 0,09 –

II 1-1,9 –

III 2-3 –

IV +3 normal
Pengukuran
Trismus dengan
Tongue blade
(Fragiskos, 2007)
• Terapi Panas
• Analgesik
Pengobatan
• Diet Lunak
Trismus
• Relaksan Otot (jika perlu)

Anda mungkin juga menyukai