Anda di halaman 1dari 25

Abses Otak

PEMBIMBING :
DR. INDRA BHAKTI, SP S

IIN NOVIA SARI SITUMORANG


09000025
pendahuluan

Abses otak adalah suatu infeksi fokal,


ditandai dengan adanya proses supurasi yang
terlokalisir pada parekim otak disebabkan oleh
infeksi yang terjadi baik dari sekitar otak maupun
yang jauh dari otak. Dapat terjadi pada semua
kelompok umur, bisa soliter maupun multiple.
 Mikroorganisme penyebab abses otak meliputi bakteri, jamur
dan parasit tertentu.
 Gejala klinis abses otak berupa tanda-tanda infeksi pada
umumnya yaitu demam, anoreksia, malaise, tanda-tanda
peninggian intrakranial serta gejala neurologik fokal sesuai
lokasi abses.
 Diagnosis sering terlambat karena gejala abses otak tidak khas
→ motalitas tetap tinggi.
 Terapi abses otak terdiri dari pemberian antibiotik sesuai
kausa infeksi dan tindakan pembedahan.

● Angka kejadian yang sebenarnya
dari abses otak tidak diketahui pasti.
Insidens ●
● Negara yang sedang berkembang >
negara maju


● USA → 1500-2500 kasus abses otak tiap
tahunnya dengan insidens 1 : 100.000 orang
Epidemiologi ●

pertahun dengan tingkat kematian 10%.
Laki-laki lebih sering dari pada perempuan
dengan perbandingan 3 : 1.
Berbagai mikroorganisme ditemukan pada
abses otak yaitu bakteri, jamur dan parasit.

Bakteri yang tersering adalah Staphylococcus,


Streptococcus, E.coli dan Bacteriodes.

Jamur penyebab abses otak antara lain Nocardia asteroides,


Cladosporium trichoides, spesies candida dan Aspergillus.
Anatomi
Anatomi otak adalah struktur yang kompleks dan rumit karena fungsi
organ yang menakjubkan ini berfungsi sebagai pusat kendali dengan
menerima, menafsirkan, serta untuk mengarahkan informasi
sensorikdi seluruh tubuh.
Pembagian otak :
1. Prosencephalon – Otak depan
2. Mesencephalon – Otak tengah
 Diencephalon – thalamus, hypothalamus
 Telencephalon – korteks serebri, ganglia basalis, corpus
striatum
3. Rhombencephalon – Otak belakang
 Metencephalon pons, cerebellum
 Myelencephalon – medulla oblongata
Patofisiologi
Abses otak dapat terjadi melalui :
1. Penyebaran perkontinuitatum dari fokus infeksi di sekitar
otak, misalnya Sinusitis paranasal, otitis media, mastoiditis.
2. Penyebaran hematogen dari infeksi yang letaknya jauh dari
otak, misalnya : jantung, paru-paru, saluran pencernaan dan
saluran kemih.
3. Secara langsung misalnya : akibat trauma kapitis dan
tindakan bedah (kraniotomi).
 Abses yang terjadi oleh penyebaran hematogen dapat pada
setiap bagian otak; sedangkan yang perkontinuitatum biasanya
berlokasi pada daerah dekat permukaan otak pada lobus
tertentu.
 Terjadinya abses dapat dibagi menjadi 4 stadium yaitu :
1. Fase serebritis dini (1-3 hari)
2. Fase serebritis lambat (4-9 hari)
3. Pembentukan kapsul dini (10-13 hari)
4. Pembentukan kapsul lambat (> 14 hari)
GEJALA KLINIS
Trias abses otak
P ada stadium yang terdiri
awal gambaran klin idari gejala
k abses otak
tidak khas , terdapat
infeksi gejala-gejala
(demam, in feks i seperti
leukositosis),
demam, malai se, an oreks ia dan gejal a-gejala
peninggian tekanan intracranial (sakit
pen in ggi an tekan an in trac ran ial berupa
kepala,
mun tah,muntah proyektil,
sakit kepala papil
dan kejang umum edema)
atau
dan gejala
fokal neurologic
, pen gli hatan kaburfokal (kejang,
dan akhirnya
kes adaran
paresis, men afaksia).
ataksia, urun .
DIAGNOSIS

Pemeriksaan

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,


gambaran klinik, pemeriksaan laboratorium
disertai pemeriksaan penunjang lainnya.

Pada pemeriksaan darah tepi, kadang terdapat leukositosis.
Laboratorium Pada stadium awal, jumlah sel polimorfonuklear >>, bila
sudah terbentuk kapsul maka jumlah limfosit lebih banyak.


Pemeriksaan cairan otak menunjukkan tanda-
Pemeriksaan Cairan otak tanda radang akut, subakut atau radang
kronis, kadar protein meningkat.


Cairan serebrospinal biasanya bersifat jernih
dan steril, kecuali bila abses pecah yang akan
menyebabkan terjadinya meningitis.
CT Sc a n → te rliha t le si hipode ns da n
Gambaran radiologi
bila sudah te rbe ntuk ka psul a ka n
dilingka ri ole h da e ra h de ngan
de nsita s ya ng le bih tinggi (hipe rde ns) .

Scan
ning
otak
meng
guna
kan
radio
isoto
p
techn
etium
dapat
diket
ahui
lokas
i
abses
,
darah
abses
mem
perli
hatka
n
baya
ngan
yang
hipod
ens
darip
ada
daera
h
otak
yang
norm
al
dan
biasa
nya
dikeli
lingi
oleh
lapis
an
hiper
dens.
Diagnosa banding
1. Tumor Otak dan metastase tumor
CT Scan tampak massa hipodens dengan batas yang iregular dan
berbatas tegas; nekrosis dibagian tengah lesi dengan edema
vasogenik.
2. Pada metastase tumor tampak gambaran hipodens dengan
permukaan yang iregular dan ring enchacement (-).
3. Infark Serebri
CT Scan tampak lesi hipodens tanpa kapsul, dan apabila daerah
infark cukup luas biasanya disertai dengan massa effect.
penatalaksanaan

 Dasar pengobatan : mengurangi efek massa dan menghilangkan


kuman penyebabnya.
 Penatalaksanaan abses otak : terapi konservatif dan terapi bedah.
 Terapi konservatif : antibiotika, abses dengan diameter 0,8-2,5
cm dilaporkan bisa sembuh dengan pemberian antibiotika.
 Terapi bedah : eksisi (aspirasi), drainase dan ekstirpasi.
 Tindakan konservatif dilakukan pada penderita : multipel
abses, bila lesinya kecil dan sulit dicapai dengan operasi.
 Pada abses multipel namun besar : aspirasi tetap dilakukan
untuk menentukan jenis mikroorganisme dan uji resistensi.
 Pemberian antibiotika parenteral, minimal 4-8 minggu.
 Pemberian kortikosteroid diindikasikan bila ditemukan edema
periabses, mass effect, dan tanda-tanda peninggian intrakranial.
 Pemberian kortikosteroid dapat mengurangi edema dalam
waktu 8 jam, tetapi juga memiliki efek samping berupa
penekanan sistem imun dan menurunkan penetrasi antibiotika.
Prinsip Pemilihan antibiotik pada abses otak

Etiologi Antibiotik

Infeksi bakteri gram negative, bakteri Meropenem


anaerob, stafilokokkus dan streptokokkus.

Penyakit jantung sianotik Penisillin dan metronidazole

Post V P-Shunt Vancomycin dan ceptazidine

Otitis media, sinusitis, atau mastoiditis Vancomycin

Infeksi meningitis citrobacter Sefalosporin generasi ketiga, yang secara


umum dikombinasi dengan terapi
aminoglikosida.
Drug Dose Frekwensi dan rute

Cefotaxime (Claforan) 50-100 2-3 kali per hari


mg/kgBB/hari IV

Ceftriaxone (Rocephin) 50-100 2-3 kali per hari


mg/kgBB/hari IV

Metronidazole (Flagyl) 35-50 3 kali per hari


mg/kgBB/hari IV

Nafcillin (Unipen, Nafcil) 2 gram Setiap 4 jam

Vancomycin 15 mg/kgBB/hari Setiap 12 jam


IV
komplikasi

Abses otak menyebabkan kecacatan bahkan


kematian. Adapun komplikasinya dalah :
1. Robeknya kapsul abses ke dalam ventrikel atau
ruang subarachnoid
2. Penyumbatan cairan serebrospinal yang
menyebabkan hidrosefalus
3. Edema otak
4. Herniasi oleh massa abses otak.
PROGNOSIS

Prognosis dari abses otak ini tergantung dari :


1. Cepatnya diagnosis ditegakkan
2. Derajat perubahan patologis
3. Soliter atau multiple
4. Penanganan yang adekuat

Pada umumnya, abses otak memiliki tingkat mortalitas yang


tinggi yaitu sekitar 15%.
 Keadaan umum penderita juga menentukan prognosis.
 Penderita dengan gangguan kekebalan mempunyai prognosis
yang buruk.
 Sebanyak 8-10% penderita mengalami abses yang berulang,
umumnya dalam 6-24 minggu sejak pertama kali menderita.
KESIMPULAN

Abses otak adalah suatu proses infeksi dengan pemanahan yang


terlokalisir diantara jaringan otak yang disebabkan oleh berbagai
macam variasi bakteri, fungus dan protozoa, dimana kasusnya
jarang dijumpai tetapi angka kematiannya tinggi (rata-rata 40%)
sehingga tergolong kelompok penyakit “life threaqtening
infection”. Sebagian besar penderita abses otak adalah laki-laki,
dibandingkan perempuan (3:1) yang berusia produktif (20-50)
tahun.
 Dengan semakin besarnya abses otak gejala menjadi khas berupa
trias abses otak yang terdiri dari gejala infeksi, peninggian
tekanan intracranial, dan gejala neurologic fokal. Diagnosa
ditegakkan dengan pemeriksaan fisik, rontgen, CT scan dan
pemeriksaan laboratorium.
 Terapi definitif untuk abses melibatkan penatalaksanaan terhadap
efek massa (abses dan edema) yang dapat mengancam jiwa,
terapi antibiotic dan test sensitifitas dan kultur material abses,
terapi bedah saraf (aspirasi atau eksisi), pengobatan terhadap
infeksi primer, pencegahan kejang.
 Prognosis dari abses otak ini tergantung dari cepatnya diagnosis
ditegakkan, derajat perubahan patologis, soliter atau multiple,
penegakan yang adekuat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai