Anda di halaman 1dari 48

Referat

BASALIOMA DAN KARSINOMA SEL


SKUAMOSA

Pembimbing
dr. khomeini, SpB
Anatomi Kulit
Fungsi Kulit

1. Pelindung atau proteksi


2. Penerima rangsang
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
4. Pengeluaran (ekskresi)
5. Penyimpanan
6. Penyerapan terbatas
7. Penunjang penampilan
Basalioma

Tumor ganas kulit yang berasal dari Berkembang lambat, invasif


pertumbuhan neoplastik sel basal dan mengadakan destruksi
epidermis dan apendiks kulit lokal

 Jarang bermetastase
 Kepala, wajah, dan leher
Epidemiologi  Berusia 40-70 tahun
 Pria lebih banyak daripada wanita

 Nodulo-ulseratif
 Berpigmen
Gambaran klinis  Morfea/fibrosing
 Superfisial
 Fibroepitelial
Anamnesis

Diagnosis Pemeriksaan klinis

Biopsy kulit

 Bedah eksisi
Penatalaksanaan
 Kuretase
 Radioterapi
 Bedah beku
 Terapi medikamentosa
 Bedah mikrografik Mohs

Prognosisnya Cukup baik


DEFINISI
BASALIOMA

Suatu tumor ganas kulit yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel
basal epidermis dan apendiks kulit

Berkembang lambat, invasif dan mengadakan destruksi lokal

Jarang bermetastase dan umumnya tidak menyebabkan kematian


SINONIM
BASALIOMA
Basal Cell Epithelioma (BCE)

Ulkus Rodens

Ulkus Jacob

Tumor Komprecher

Basal Cell Carsinoma (BCC)


EPIDEMIOLOGI
BASALIOMA
Tumor ini lebih banyak dijumpai pada orang kulit putih dan relatif jarang
pada orang berkulit gelap. (1,3,4)

Pada pria lebih banyak daripada wanita, terutama dijumpai pada usia 40-70
tahun.

KSB dapat juga terjadi pada dewasa muda dan anak – anak, dimana biasanya
menyertai sindroma sel basal nevoid, nevus sebaseus, xeroderma
pigmentosum, nevus sel basal linier unilateral, dan sindroma bazex, dan
kadang – kadang dapat pula timbul pada kulit yang sebelumnnya tidak
menunjukkan kelainan (de novo).
ETIOLOGI
BASALIOMA

Penyebab dari karsinoma sel basal yang pasti belum diketahui

Diduga paparan sinar matahari berperan penting

disamping faktor – faktor lain seperti radiasi sinar X, senyawa kimia arsen,
trauma dan ulkus kronik.
ETIOLOGI
BASALIOMA
Penyebab basalioma belum diketahui dengan pasti, kemungkinan berkaitan
dengan beberapa faktor berikut
1. Faktor luar, yang terdiri dari :
a) Faktor fisik
 Sinar UV
 Radiasi
 Tukak kronik, fistel yang lama tidak sembuh dan jaringan parut luka
bakar setelah bertahun-tahun dapat timbul perubahan kea rah keganasan.
b) Faktor kimia, misalnya senyawa arsen, ter, dan aspal.
c) Faktor virus : virus yang mempunyai inti DNA akan mengakibatkan tumor
jinak sedangkan virus dengan inti RNA akan menyebabkan tumor ganas. .
ETIOLOGI
BASALIOMA

Penyebab basalioma belum diketahui dengan pasti, kemungkinan berkaitan


dengan beberapa faktor berikut

2. Faktor dalam
Faktor dalam meliputi : genetic, imunologi, ras, dan jenis kelamin. Faktor genetik
misalnya pada xeroderma pigmentosum.
 
FAKTOR PREDISPOSISI
BASALIOMA

1) Faktor lingkungan misalnya:


 Radiasi
 Bahan kimia (arsen)
 Pekerjaan tertentu yang banyak terkena sinar matahari (misalnya
nelayan, petani)
 Adanya trauma (luka bakar, ulkus sikatrik).

2). Faktor genetik misalnya:


 Xeroderma pigmentosum
 Albinisme
PATOGENESIS
Patogenesis basalioma melibatkan pancaran ultra violet, terutama ultra violet B dengan panjang
gelombang 290-320 nm, yang menginduksi mutasi gen supresor tumor

Kemampuan dari UVB itu sendiri untuk menembus kedalam lapisan ozon dan juga
startum korneum yang akhirnya akan diabsorbsi oleh DNA

Penginduksian DNA oleh photon UVB

Diabsorbsi pada 5 – 6 ikatan dobel dari pyrimidine, yang akan menyebabkan


terbukanya ikatan tersebut

DNA yang abnormaL

Dua gen yang secara normal dapat mencegah terjadinya kanker akan tetapi menjadi
tidak aktif pada kanker kulit adalah PTCH dan P53
GEJALA KLINIS
BASALIOMA

Tumor ini umumnya ditemukan di daerah berambut, bersifat invasif, jarang


mempunyai anak sebar (metastasis).

Dapat merusak jaringan di sekitarnya, malah dapat sampai ke tulang, serta


cenderung untuk residif lebih-lebih bila pengobatan tidak adekuat.

Predileksinya terutama pada bagian kepala, wajah (pipi, dahi, hidung, lipat
nasolabial, daerah periorbital, mulut) dan leher.

Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki,
dan kulit kepala
GEJALA KLINIS
BASALIOMA

Gambaran klinis basalioma bervariasi, Lever membagi basalioma menjadi 5


bentuk:

1) Nodulo – ulceratif (ulkus rodens)


2) Tipe berpigmen
3) Tipe morfea / fibrosing / sklerosing
4) Tipe superfisial
5) Tipe fibroepitelial
Gambaran klinis
Nodular BCC
- Subtipe klinis paling umum
dari basalioma.
- Lebih sering terjadi pada
daerah terkena sinar UV dari
kepala dan leher.
- Timbul berupa papul
translusen atau nodul
tergantung pada durasi.
Rodent Ulcer - Biasa dapat ditemukan
talangiektasis dan dinding
yang menggaung.
- Lesi yang lebih besar dengan
nekrosis sentral disebut
dengan RODENT ULCER.
Pigmented BCC
Ditandai dengan
peningkatan melanisasi,
timbul sebagai
hiperigmentasi,papul
translusen, bisa juga
terjadinya erosi.

Superficial BCC

Paling sering muncul sebagai patch


eritematosa(sering berbatas tegas)
yang menyerupai eksim.
Morphea-form BCC - Morphea-form BCC merupakan
varian pertumbuhan agresif dari
BCC.
- Lesi berwarna putih atau kuning,
berkilat menyerupai skar atau lesi
kecil morphea.
- Waspadai kemungkinan
morphea-form BCC bila
timbulnya jaringan parut dengan
tanpa adanya trauma atau
prosedur pembedahan
sebelumnya.
Fibroepithelioma of pinkus

Umumnya terlihat sebagai papul


merah muda, biasanya pada
punggung bawah.
HISTOPATOLOGI
BASALIOMA

Disamping itu banyak gambaran patologi yang berbeda yang ditemukan pada
basalioma, namun semuanya menunjukan proliferasi sel-sel dengan inti basofilik
yang relatif besar dan sitoplasma yang tidak penuh.

1. Tipe Nodulo-ulseratif

2. Tipe Berpigmen

3. Tipe Sklerosing

4. Tipe Superfisial

5. Tipe Fibroepitelial
DIAGNOSIS
BASALIOMA

Anamnesis

Diagnosis Pemeriksaan klinis

Biopsy kulit

Dermoskopi juga membantu untuk basalioma tipe berpigmen.


Diagnosis
• Riwayat paparan sinar matahari karena
pekerjaan, sering terpapar sinar matahari
sejak kanak-kanak dan dewasa muda.

• Untuk mencapai ukuran diameter 1 cm,


tumor ini bisa berlangsung beberapa
bulan atau tahun.
• Pasien biasanya mengeluhkan adanya
lesi seperti tahi lalat yang membesar,
dapat pula lesi tersebut berupa borok
yang tidak sembuh-sembuh.

• Trauma yang sangat ringan seperti


mencuci muka atau mengeringkannya
dengan handuk bisa menyebabkan
perdarahan biasanya ditemukan.
Gambaran Klinis
Basalioma umumnya ditemukan di daerah
berambut, bersifat invasif, dan jarang
bermetastasis.
Tumor ini dapat merusak jaringan di
sekitarnya, bahkan dapat sampai ke tulang.
Predileksi pada daerah wajah, telinga, kulit
kepala, leher, dan tubuh bagian atas.
Tepi tumor berwarna hitam, batas tegas,
bagian tengahnya menggaung dan berbentuk
ulkus yang mengeluarkan darah dan pus serta
bau yang tidak sedap.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Histopatologi:
1. Insisi Biopsi
2. Scraping atau shave biopsi

 Radiologi

 Pemeriksaan laboratorium
DIAGNOSIS BANDING
BASALIOMA

Karsinoma sel skuamosa

Diagnosis Banding Hiperplasia sebasea

Melanoma maligna
Penatalaksanaan
Terapi Operatif
Terapi Non-Operatif
PENATALAKSANAAN
BASALIOMA
Terdapat banyak alternatif pengobatan pada KSB yaitu:

1. Kuretase dan elektrodesikasi.

2. Bedah eksisi.

3. Radioterapi

4. Bedah beku

5. Bedah mikrografik Mohs

Beberapa cara pengobatan baru meliputi : 5-fluorourasil yang


dikombinasi dengan kuretase ringan; retinoat; interferon; terapi
fotodinamik.
Komplikasi
Destruksi jaringan
Rekurensi
Prognosis
Pengobatan pada basalioma primer
memberikan angka kesembuhan sekitar
95% sedangkan pada basalioma rekuren
sekitar 92%. Pengobatan pada basalioma
rekuren lebih sulit daripada basalioma
primer, dan angka kekambuhan setelah
dilakukan prosedur yang kedua adalah
tinggi.
Prognosisnya baik jika diterapi secara
tepat.
Karsinoma Sel Skuamosa

 Karsinoma sel skuamosa


(KSS) adalah neoplasma
maligna dari keratinizing
cell dengan karakteristik
anaplasia, tumbuh cepat,
invasi lokal dan
berpotensi metastasis.
Etiologi

• Sinar matahari

• Ras/herediter

• Faktor genetik

• Arsen Inorganik

• Radiasi

• Faktor Hidrokarbon
 
Patofisiologi
adanya peran paparan sinar ultraviolet
sinar matahari yang menyebabkan
terjadinya mutasi gen supresor,
disamping itu terdapat pula peran
imunosupresi dan infeksi virus.
KSS berasal dari epidermis yang
mempunyai beberapa tingkat kematangan,
dapat intraepidermal, dapat pula bersifat
invasive dan bermetastasis jauh.
Insidens
• Insidens tertinggi pada usia 50 - 70 tahun,
• paling sering pada kulit berwarna di daerah tropik.
• Laki-laki lebih banyak dari wanita.
• Lesi dapat timbul dari kulit normal atau dari lesi
prakanker,
• pada orang kulit putih hal ini diduga akibat
rangsangan sinar ultraviolet, karsinogen kimia
(Coal tar, arsen, hidrokarbon polisiklik).
• pada kulit berwarna : predisposisi trauma, ulkus
kronik, jaringan parut dan dapat pula terjadi dari
fistel yang tidak sembuh-sembuh
Predileksi
kulit yang terpapar sinar matahari,
membrana mukosa, lokasi terbanyak
(orang kulit putih : wajah, ekstremitas
atas, kulit berwarna : ekstremitas bawah
badan, dapat pada bibir bawah, dorsum
manus).
Gejala klinis
Ada 2 tipe KSS.
1. tipe yang mengadakan luka (ulcerating
type)
2. tipe papuler, seperti kembang kol.
Secara histopatologik ditemukan :

Bentuk intraepidermal
Bentuk invasive
Bentuk ini dapat terjadi dari :
1. Bentuk intraepidermal
2. Bentuk prakanker
3. de novo (kulit normal)
Klasifikasi TNM
T - :Tumor Primer
Tx :Tumor primer tidak N -:Kelenjar getah
dapat diperiksa bening regional M -: Metastasis jauh
T0 :Tidak ditemukan tumor NX:Kelenjar getah MX: Metastasis jauh
primer bening regional tidak tidak dapat diperiksa
Tis:Karsinoma in situ dapat diperiksa M0: Tidak ada
T1 : Tumor dengan ukuran N0: Tidak ditemukan metastasis jauh
terbesar <2 cm metastasis kelenjar M1: Terdapat
T2 :Tumor dengan ukuran getah bening metastasis jauh
terbesar >2 s/d <5 cm N1:Terdapat
T3 :Tumor dengan ukuran metastasis kelenjar
terbesar >5 cm getah bening regional
T4 :Tumor menginvasi
struktur ekstradermal dalam,
seperti kartilago, otot skelet
atau tulang
Stadium
Stadium Tis N0 M0
0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium T2,T3 NO MO
II
Stadium T4 NO MO
III
Tiap T N1 MO
Stadium Tiap T Tiap N M1
IV
Metastase
Tumor yang terletak di daerah bibir,
anus, vulva, penis lebih cepat
mengadakan invasi dan bermetastasis
dibandingkan dengan daerah lainnya.

Metastasis umumnya melalui saluran


getah bening.
Diagnosis
Pada Pemeriksaan Fisik
• Setiap lesi pada kulit yang berbentuk
seperti kembang kol atau ulkus yang
bersifat kronik dengan pinggir yang
meninggi, berbenjol-benjol perlu
dicurigai sebagai keganasan berupa
KSS
• Diagnosis pasti ialah dengan biopsi.
Prosedur Diagnostik
• Pemeriksaan Klinis:
-. Anamnesis
-. Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang:
-. Radiologi:
Ro foto toraks, Ro foto tulang di
daerah lesi dan CT Scan/MRI
-. Histopatologi
Prosedur Terapi
Jenis tindakan tergantung :
ukuran lesi, lokasi anatomi, kedalaman invasi,
gradasi histopatologi dan riwayat terapi.

• Terapi topikal : 5 Fluorouracil dan retinoid


• Terapi pembedahan : surgical exicision, MOHS
surgeri, Curettage dan Electrodessication,
Cryosurgery
• Terapi lain : pemberian sistemik retinoid /
intratumoral retinoid, interferron, fotodinamik
terapi, radioterapi dan khemoterapi
Prognosis
Sangat bergantung kepada :
Diagnosis dini
Cara pengobatan dan keterampilan
dokter
Kerjasama antara orang sakit dan
dokter
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai