Anda di halaman 1dari 73

KUIS

1. Tuti berusia 9 tahun sedikit dipapah ibunya ke IGD dengan keluhan sesak
nafas, sesak menciut dirasakan sejak 5 jam yang lalu. Ternyata ini
merupakan serangan sesak Tuti yang ke 2 dalam 1 bulan ini, terakhir 2
minggu yang lalu. Saat diajak bicara Tuti masih bisa menjawab walaupun
dalam penggalan kalimat. Tuti sudah menggunakan controler dan masih
ditemukan gejala pada malam hari sedangkan aktivitas tidak terganggu.
Sebutkan diagosis dan patogenesisnya

2. Jelaskan beda bronkopneumoni dan bronkiolitis


3. Sebutkan kriteria kejang demam simplek dan kejang demam komplek
4. Sebutkan kriteria diagnosis demam rematik akut
IMUNISASI
dr. Laura Zeffira, SpA. MBiomed

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FK UNIV. BAITURRAHMAH
2016

COURTESY: SATGAS IMUINSASI IDAI


L/O/G/O
Definisi

proses pembentukan sistem kekebalan tubuh


 Upaya membuat suatu individu menjadi kebal
terhadap suatu penyakit infeksi

• Material imunisasi disebut immonugen

• Immonugen adalah molekul antigen yang dapat


merangsang kekebalan tubuh.
Tujuan Imunisasi

Melindungi seseorang terhadap


penyakit tertentu (intermediate goal)

Menurunkan prevalensi penyakit


(mengubah epidemiologi penyakit)

Eradikasi penyakit (final goal)


Eradikasi Penyakit

Vaksin mencegah infeksi


Mencegah penyakit
Mencegah transmisi penularan
di masyarakat
Cakupan
imunisasi
> 80%

Herd immunity
(kekebalan komunitas)
Sistem imunitas (kekebalan tubuh)

Kekebalan • Bekerja otomatis


bawaan • Tidak spesifik thd penyakit tertentu
(innate
• Tidak punya memori
immunity)

Kekebalan
• Perlu waktu
Adaptif
(adaptive • Spesifik thd penyakit tertentu
immunity) • Punya memori
Kekebalan bawaan

Benteng
Fisik
Kimia
Tidak spesifik
ASI

ASAM
LAMBUNG
Kulit, kelenjar
keringat,
rambut

Sal pernafasan
Kekebalan adaptive

 Perlu waktu

 Spesifik

 Punya memori
Kekebalan adaptive
Bakteri Biasa
Pasif (dari
ibu)
alamiah

Aktif
Adaptif (infeksi)

Sistem Kekebalan
TUBUH Pasif (transfer
Buatan antibodi)

Aktif
Bawaan
(VAKSINASI)
Vaksinasi
• Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup
dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid

• Sesuai jadwal yang ditetapkan

• Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut


 untuk merangsang kekebalan tubuh
penerima
 hati-hati : dapat menimbulkan KIPI

Prosedur vaksinasi yang benar :


• Merangsang kekebalan lebih baik
• Memperkecil dampak KIPI : medik, non medik
Bagaimana vaksin bekerja??
Cara kerja vaksinasi

Virus yg dilemahkan
disuntikkan ke tubuh

Terbentuk antibodi
melawan virus

Antibodi melumpuhkan
virus jahat yg datang
Jenis-jenis Vaksin

Vaksin Bakteri Vaksin Virus

•Campak
• BCG • Parotitis
Vaksin • OPV
• Rubela
Hidup • Varisela
• Yellow
Fever

• Difteria • Meningo • Influenza


Vaksin • Tetanus • Pneumo • IPV
Inaktif • Pertusis • Hib • Rabies
• Kolera • Typhoid Vi • Hepatitis B
• Hepatitis A
PROSEDUR VAKSINASI
• Rantai Vaksin dan Penyimpanannya
• Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan
mengatasi gawat - darurat
• Persiapan pemberian :
– anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya,
riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian khusus
– Informed consent : manfaat, risiko KIPI
– pemeriksaan fisik
• Cara pemberian
– dosis, interval
– Lokasi, sudut, kedalaman
• Pencatatan (dan pelaporan)
• Pemantauan KIPI
• Pengelolaan sisa vaksin, pemusnahan alat suntik
Peralatan Rantai Vaksin

Vaccine
carrier

Lemari es
Kulkas RT vs Kulkas vaksin
Bentuk buka dari depan Bentuk buka dari atas
Suhu tidak stabil. Suhu lebih stabil
Pada saat pintu lemari es dibuka ke Pada saat pintu lemari es dibuka ke atas
depan maka suhu dingin dari atas akan maka suhu dingin dari atas akan turun
turun ke bawah dan keluar ke bawah dan tertampung

Bila listrik padam suhu tidak dapat Bila listrik padam suhu dapat bertahan
bertahan lama (max 2 jam tanpa lama (6 – 10 jam tanpa membuka pintu
membuka pintu lemari es) lemari es)

Jumlah vaksin yang dapat ditampung Jumlah vaksin yang dapat ditampung
lebih sedikit lebih banyak

Susunan vaksin menjadi mudah dan Penyusunan vaksin agak sulit karena
vaksin terlihat jelas dari depan. vaksin bertumpuk dan tidak jelas dilihat
dari atas.
HARUS selalu
menggunakan
lemari es buka Penggunaan lemari es buka
atas depan hanya digunakan
untuk sementara dalam
keadaan darurat seperti
kebakaran, kebanjiran,
gempa bumi atau bencana
lainnya.
Penerimaan Vaksin

 Cek kelengkapan administrasi


 Cek jenis dan jumlah vaksin  Cocokkan
dengan SP / SBBK
 Cek kualitas vaksin
 VVM
 Freeze tag / freeze watch
Penerimaan

 Kondisi VVM A atau B : Vaksin baik


– Vaksin disimpan dalam LE
 Kondisi VVM C atau D : Vaksin rusak
– Tidak perlu disimpan dalam LE
– Beritahu atasan & ajukan penggantian
– Buat berita acara kerusakan vaksin
 Freeze tag
– Tanda √ : Vaksin baik
– Tanda X : Vaksin curiga beku  lakukan uji kocok (Shake
test).
ALAT PEMANTAU SUHU

1. 2. 3. 4.
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor (VVM)
Shake Test

 Dilakukan terhadap vaksin FS yang


dicurigai beku
 Suhu thermometer pada pagi hari : 00C
 Freeze tag : Tanda X
 Freeze watch : Pecah  Berwarna biru
 Dibandingkan dengan jenis vaksin yang
sama (no bacth) yg sengaja dibekukan.
Shake Test
Setelah 15 menit

Vaksin TT Vaksin DPT

√ X √ X
Uji Kocok (Shake Test)
Vaksin tidak pernah beku Vaksin pernah beku

Setelah dikocok

Setelah 15 menit

Setelah 30 menit

Setelah 60 menit

Boleh digunakan Jangan digunakan


Penyimpanan Vaksin

 Semua vaksin disimpan pada suhu 20C s.d 80C


 Letakkan cool pack di bagian bawah lemari es sebagai penahan dingin dan
menjaga kestabilan suhu.
 Peletakan dus vaksin mempunyai jarak antara minimal 1- 2 cm atau satu jari
tangan.
 Vaksin HS (BCG, Campak, Polio) diletakkan dekat evaporator.
 Vaksin FS (Hepatitis B, DPT-HB-Hib, DT, Td, TT) diletakkan jauh dari
evaporator.
 Vaksin dalam lemari es harus diletakkan dalam kotak vaksin
Lemari es RCW 42 EK
Muller
Thermometer
tingkat Puskesmas. Grapik kartu suhu.

Epi cold chain Okt 2003

Evaporator.
Freeze watch. 10 cm.

TT BCG
HB
Volume untuk
DT Aluminiun
DPT Polio vaksin = 18,2 Lt.
plat.

DPT DT Campak
Atau.
Freeze Tag. Cool pack Cool pack Cold pack

Vaksin Heat Sensitive (HS)


Harus selalu berdekatan
dengan evaporator.

Vaksin Freeze Sensitive (FS)


Sirkulasi udara. Harus selalu berjauhan dari
EPI Cold chain. Jarak antar vaksin min 1- 2 cm evaporator.
Penyimpanan Vaksin

PUSAT PROPINSI KAB PKM/ PUSTU BDD/UP


VAKSIN MASA SIMPAN VAKSIN
6 BULAN 2 + 1BL 1 + 1 BL 1 BL + 1 MG 1 BL + 1 MG
POLIO FREEZER, SUHU -15o C s/d -25oC    
DPT/HB          
DT          
TT         SUHU
BCG LEMARI ES, SUHU + 2oC s/d +8oC RUANGAN
Campak          
Hep.B          
Polio          
Hep.B          
Alat pemantau suhu

 Lemari es dipantau dengan 1 buah termometer Dial atau Muller


 Sebuah freeze watch atau freeze tag
 Sebuah buku grafik pencatatan suhu
 Suhu dicatat 2 kali sehari.
 INGAT : JANGAN MENGUBAH POSISI THERMOSTAT
MESKIPUN LISTRIK MATI
GRAFIK SUHU LEMARI ES
Pengambilan vaksin

• Ambil sampel tiap kotak

• Lihat :
– tanggal kadaluarsa,
– VVM,
– warna larutan,
– gumpalan dalam larutan

• Pisahkan vaksin yang


– Tidak memenuhi syarat
– VVM A dan B, jangan dicampur
– VVM B dipakai lebih dahulu
Membawa Vaksin
• Masukkan dalam cold box atau vaccine carrier
• Bila jarak dekat masukan cool pack cair
– Bagian tengah letakkan termometer Muller
• Bila jarak jauh masukkan cold pack beku
– HepB dan DPT-HB tidak boleh menempel
– Masukkan freeze tag / watch
• Termos tidak boleh kena sinar matahari langsung
Cool-pack
Cold pack & cool pack

• Wadah plastik atau kantong plastik


– Diisi air
• Cair (cool pack): biru / merah
– dinginkan di lemari es 2-80 C/min. 24 jam
– Untuk vaksin HepB, DPT, DPT-HB, DT, TT
• Beku (cold pack): putih
– bekukan di freezer-5 sd – 150C min 24 jam
– Untuk vaksin Polio, BCG, Campak
Anamnesis, Komunikasi, Informasi, Edukasi

a. Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat


b. Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya
c. Informed consent : manfaat dan KIPI
d. Indikasi kontra, perhatian khusus, penyakit, obat
e. KIPI vaksinasi sebelumnya
f. Penanggulangan KIPI seandainya terjadi
g. Rutin pediatrik
a. Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur
b. Pertumbuhan dan perkembangan
h. Jadwal vaksinasi berikutnya
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan umum
• Pemeriksaan khusus
– Mencari indikasi kontra atau hal-hal yang perlu
diperhatikan
– bekas vaksinasi terdahulu
– Lokasi vaksinasi yang akan dikerjakan
Persiapan Pemberian Vaksin

1. Cuci tangan dengan antiseptik


2. Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa
3. Teliti kondisi vaksin apakah masih layak : warna
indikator VVM
4. Kocok : penggumpalan, perubahan warna
5. Alat suntik : sekali pakai
6. Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
7. Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
8. Pasang dropper polio dengan benar
Penyediaan alat-alat

• Peralatan vaksinasi
– (alat cuci tangan, pemotong ampul, alat
suntik sekali pakai, kapas alkohol, plester,
kotak limbah)
• Alat penanganan kedaruratan
(adrenalin, kortikosteroid, selang dan cairan
infus, oksigen),
• Pencatatan :
– Buku KIA, KMS, blangko vaksinasi
Penempatan Alat untuk Memudahkan
Vaksinasi
Kotak pembuangan
jarum bekas
Kotak Form R&R
pembawa
vaksin Air & sabun
untuk cuci
tangan

Tempat
sampah
Kursi pasien
Kursi vaksinator

Gambar Alur Kerja Vaksinator


Ukuran Jarum

Intramuskular di paha mid-anterolateral


• Neonatus
– kurang bulan / BBLR : 5/8 inch (15,8 mm)
– cukup bulan : 7/8 inch (22,2 mm)
• 1–24 bulan : 7/8 – 1 inch (22,2-25,4 mm)

Intramuskular di deltoid
• > 2 thn (tergantung ketebalan otot)
7/8 – 1,25 inch (22,2 -31,75 mm)

• Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch


(38,1mm)
Mengatasi Ketakutan dan Nyeri
• Jangan menakut-nakuti anak
• Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat
• Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan
• Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnya
• Tekan 10 detik sebelum disuntik
• Spray pendingin (etil klorid) =EMLA
• Tempel es batu 1 – 2 detik tidak direkomendasikan
• Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local Anesthesia) 1 jam sebelum
penyuntikan, efek sampai 24 jam
• Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik
• Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak bicara, bacakan
cerita, musik
• Dipijat atau digoyang-goyang sesudah vaksinasi
Penyuntikan dan Penetesan Vaksin

• Bicara pada bayi dan anak


• Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan
• Posisi bayi / anak : nyaman dan aman
• Desinfeksi
• Pegang; peregangan kulit, cubitan
• Penyuntikan: dosis, sudut, cara
• Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan
• Penekanan bekas suntikan
• Membuang alat suntik bekas
• Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang sudah
disediakan
Teknik dan Posisi Penyuntikan
• Bayi digendong pengasuh,
• Anak dipeluk menghadap pengasuh (chest
to chest)
• Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)
• Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
• Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
• Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan
• Metode Z tract : sebelum jarum disuntikkan
geser kulit dan subkutis ke samping, setelah
disuntik kemudian lepaskan
• Jarum disuntikan dengan cepat
• Bila suntikan lebih dari 1 kali, disuntikan
bersamaan
Posisi Anak ketika Di Vaksinasi

Lengan yg satu Tangan yg lain


dijepit ketiak ibu dipegang ibu,
Kemudian anak
dipeluk

Tungkai anak
dijepit paha ibu
Posisi Anak ketika Divaksinasi

Tangan kiri
Dijepit ketiak ibu
Tangan dipegang

suntik
Posisi Anak Kurang Aman

Tangan bebas
Bisa meraih jarum suntik

suntik

Kaki bebas
Bisa berontak
Teknik Penyuntikan dan Penetesan

Intramuscular
e.g. hepatitis A and B,
DTP
Subcutaneous
e.g. measles, mumps,
rubella, varicella

Oral
e.g. polio
Intradermal
BCG
Penetesan Vaksin Polio
Pencatatan

• Nama dagang,
produsen,
• No. lot / seri vaksin,
• Tgl penyuntikan
• Bagian tubuh yang
disuntik (deltoid kiri,
paha kanan mis)
PEMAKAIAN VAKSIN DAN SISA VAKSIN

EEFO (early expired first out)


• Yang hampir kadaluarsa dipakai dahulu

VVM (vaccine vial monitor)


• warna segi empat hampir sama dengan lingkaran 
dipakai dahulu

Vaksin yang dibawa kelapangan


• Belum dibuka : dipakai untuk kegiatan berikutnya
• Sudah dibuka : semua sisa vaksin harus dibuang
SISA VAKSIN
• BCG
– setelah dilarutkan harus segera diberikan dalam 3 jam
(simpan dalam suhu 2 – 8 ◦ C)
• Polio
– Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7 hari
(simpan dlm suhu 2 – 8 ◦ C)
• DPT
– Bila ada penggumpalan atau partikel yang tidak hilang
setelah dikocok  jangan dipakai
• Campak
– Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam (simpan
dlm suhu 2 – 8 ◦ C)
PEMANTAUAN SETELAH
VAKSINASI

• Perhatikan keadaan umum


• Tunggu 30 menit di ruang
tunggu
SAFE INJECTION : MENGAPA PERLU ?

• Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV,


jamur, parasit, bakteri, menyebabkan abses
• Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui
udara, mulut atau seks
SAFE INJECTION

Aman bagi

yang
disuntik

penyun
tik

lingkun
gan
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH
PEMUSNAHAN KOTAK + ISI LIMBAH

• Dibakar dalam insinerator khusus (suhu 600 -


1100° C)
– risiko pencemaran kecil
– Rp. 10 – 30 juta, BBM / kayu bakar

• Dibakar dalam lubang atau drum

• Digiling
– Milling atau shreeding
– Serbuk masih infeksius
– 375-750 alat suntik / jam
– listrik 750 w
Imunisasi sesuai Kelompok Umur

Bayi
.
Lahir-1 th Imunisasi dasar PPI
Balita
1-4th
Imunisasi ulangan, Non-PPI
Catch-up immunization
Usia sekolah
5-12 th Catch-up immunization

Remaja Catch up immunization


13-18 th
Persiapan masa dewasa & kehamilan

Lansia Mengurangi morbiditas


Jenis Vaksin Sesuai Kelompok Umur

Lahir-1 th PPI + Hib

DPT, Polio, MMR, Tifus, HepA, Varisela,


1-4th a.i. Influenza, Men, Pneu

DPT, Polio,Campak, MMR, Tifoid, HepA,


5-12 th Varisela, a.i. Influenza, Men, Pneu

TT, HepB, (MM)R, Tifoid, HepA,


13-18 th Varisela, a.i. Influenza, Men, Pneu

Lansia Influenza dan Pneumokokus


Prosedur vaksinasi yang benar :
• Aman,nyaman
• Merangsang kekebalan optimal
• Memperkecil dampak KIPI : medik, non medik

Kita untung …….


Bangsa untung ………
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai