PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Disusun oleh :
Atikah Zulqaidah
C111 12 908
Pembimbing residen :
dr. Nurkamilawti Arista
Pembimbing Konsulen:
dr. Ajardiana Idrus, Sp.OG (K)
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 2
1. Anatomi Alat Reproduksi Wanita .................................................... 2
2. Siklus Haid ....................................................................................... 9
3. Pemeriksaan Ginekologi ................................................................ 13
4. Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 25
KESIMPULAN .......................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 35
iii
PENDAHULUAN
1
ULTRASONOGRAFI
1. DASAR ULTRASONOGRAFI
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan suatu metode diagnostik yang
menggunakan gelombang ultrasonik. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, aman,
praktis dan menghasilkan informasi yang up-to-date. Di Indonesia pemeriksaan USG
telah dikenal dan dilakukan sejak tahun 1970-an.5
Saat ini penggunaan USG telah meluas ke berbagai bidang kedokteran klinik;
dan di bidang obstetri modern pemeriksaan USG telah menjadi suatu kebutuhan
standard yang harus dimiliki oleh setiap sarana pelayanan obstetri.5
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya
sama sekali. Frekuensi yang digunakan pada ultrasonografi di bidang kedokteran
berkisar 2-10 MHz. Frekuensi ultrasonik yang sering digunakan pada obstetri dan
ginekologi yaitu antara 3 dan10 MHz.6
Gelombang ultrasonik didapatkan melalui kristal piezoelektrik kecil yang
terdapat didalam transduser ultrasound. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada
kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek piezoelectric,
yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan
berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik
yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan
gelombang suara frekuensi tinggi.6
2
i. Hiperechoic/echogenic: tulang.
ii. Hipoechoic: otak, paru, hati, usus, ginjal dan plasenta.
iii. Anechoic: lambung, kandung kemih dan cairan amnion.
Gambar 1: Gambaran USG bagi ekstremitas janin pada trimester II. Perhatikan
gambaran femur yang hiperekoik, gambaran hipoekoik jaringan lunak pada paha dan
gambaran aneokik pada cairan amnion.6
3. JENIS ULTRASONOGRAFI
1. USG 2 Dimensi
Dalam USG 2 dimensi bisa mencatat asal kejadian dan perkembangan fetus
secara spesifik. Dalam USG 2 dimensi sulit untuk menginterpretasikan
secara klinis secara anatomis tanpa pengetahuan atau asumsi terperinci
sebelumnya sehingga nilai klinisnya juga terbatas. Untuk menghasilkan scan
2 dimensi diperlukan A-scan serial dan menjadikannya dalam format yang
sesuai.6
2. USG 3 Dimensi
USG 3 dimensi diperkenalkan pada praktek klinis untuk mengatasi
kelemahan USG 2 dimensi. Dikembangkan melalui metode dan teknik yang
baru untuk menghindari degradasi gambar akibat pergerakan anatomis dan
untuk mendapatkan informasi dinamis dari pergerakan yang ada.6
3
3. USG 4 Dimensi
Alat USG 4 dimensi memberikan gambaran dari seluruh tubuh fetus dan
pergerakannya yang merupakan pengembangan dari USG 3 dimensi, yang
memungkinkan mendapatkan dinamika morfologi janin seprti menguap,
menyedot, tersenyum, menangis dan mengedipkan mata.6
4. USG Doppler
Doppler adalah alat USG yang memberikan informasi kecepatan arah dan
aliran darah. Karena pada frekuensi ultrasonik pada tubuh terjadi pergeseran
frekuensi yang disebabkan efek Doppler. Frekuensi yang diterima
transduser lebih rendah jika aliran darah menjauhi transduser dan lebih
tinggi bila aliran darah mendekati transduser.6
a b
Gambar 2: (a) Footprint transduser abdominal kurvilinear. (b) Probe marker dari
transduser abdominal.6
a) Transduser:
Transduser terdiri dari kepala transduser, kabel dan konektor. Kepala
transduser mempunyai bagian footprint dimana gelombang bunyi
dipancarkan dan diterima dari transduser. Gel digunakan pada permukaan
tubuh untuk membantu transmisi gelombang USG karena gelombang bunyi
tidak dapat dikirim dengan baik melalui udara. Transduser juga mempunyai
penanda (marker) di kepalanya untuk membantu identifikasi orientasi,ada
yang dalam bentuk lekukan, titik ataupun cahaya.6
4
Transduser terdiri dari berbagai bentuk, ukuran dan frekuensi dan
beradaptasi dengan aplikasi klinis yang spesifik. Transduser untuk abdomen
dan obstetrik berbentuk lengkungan sesuai dengan bentuk abdomen.
Transduser konveks adalah yang paling sesuai untuk skrining abdomen
karena bentuk dinding abdomen yang melengkung, dengan frekueansi 2-
7MHz.6
a b
Gambar 3: (a) Transduser abdominal yang biasa digunakan pada USG obstetri
dengan bentuk footprint yang melengkung. (b) Transduser linear yang digunakan
untuk USG obstetri pada akhir trimester II. Perhatikan celah pada footprint
transduser yang dapat diatasi dengan memberi sedikit penekanan pada abdomen
b) Tombol
- Kedalaman (Depth): meningkatkan atau mengurangkan kedalaman
lapangan pandang pada monitor. Adalah penting untuk memaksimalkan
luas pandangan pada monitor dan mengurangkan kedalaman pada
lapangan pandang, sehingga memperluas gambaran organ anatomik yang
disasarkan.
- Gain : menambah penerangan dari gambar secara keseluruhan dengan
mengamplifikasi kekuatan gelombang balik ultrasonik.
- Zona fokal (Focal zone): zona fokal yang multipel dapat digunakan
untuk memaksimalkan resolusi lateral terhadap kedalaman.
5
- Freeze: digunakan untuk menghentikan pergerakan gambar pada
monitor, agar pengukuran dan keterangan organ dapat dilakukan pada
gambar sebelum disimpan.
6
Gambar 5: M-mode pada gambaran USG denyut jantung janin pada
trimester II. Sumbu- X menandakan waktu dan sumbu-Y menandakan
kedalaman.6
Gamar 6: Mode Doppler yang terlihat pada insersi tali pusat di plasenta.
Darah pada vena umbilikalis terlihat berwarna merah dan darah dari arteri
umbilikalis berwarna biru.6
7
- Doppler Pulse wave: mengaktivasi paparan denyut Doppler, dan
ditempatkan pada pembuluh darah untuk mendapatkan informasi
kuantitatif yang spesifik tentang pembuluh darah.
8
6. PEMERIKSAAN USG OBSTETRI TRANSABDOMINAL
9
ditimbulkan oleh gelombang ultrasonik. Efek termal terjadi akibat absorbsi gelombang
ultrasonik oleh jaringan tubuh. 1
10
dengan Ultrasonografi lebih aman dibandingkan dengan pemeriksaan menggunakan
sinar-X (sinar Rontgen) karena gelombang ultrasonik yang digunakan tidak akan
merusak material yang dilewatinya sedangkan sinar X dapat mengionisasi sel-sel
hidup. Karena ultrasonik merupakan salah satu gelombang mekanik, maka
pemeriksaan ultrasonografi disebut pengujian tak merusak (non destructive testing).1,2
11
(c) Pencegahan Infeksi
12
PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN ULTRASONOGRAFI
PERABDOMINAL
13
Pada pemeriksaan USG transabdominal timester I, pasien sebaiknya diminta
untuk minum sekitar 1 Liter air atau 4 gelas air 30 menit hingga 1 jam sebelum
prosedur dimulai agar kandung kemih terisi penuh.2
14
Gambar 10: (A) Gambaran pseudosac pada potongan mid-sagital dan (B)
Yolk sac
Kehamilan intrauterin dapat dipastikan setelah struktur yolk sac terlihat di dalam
kantong gestasi. Yolk sac berbentuk cincin bulat berdinding tipis yang akan mulai
terlihat di USG transabdominal pada usia gestasi 6 minggu setelah diameter kantung
gestasi > 20 mm. Pada usia gestasi 5-10 minggu, diameter yolk sac mencapai 5-6 mm.
Setelah itu akan terjadi penyusutan hingga pada usia gestasi 12 minggu biasanya tidak
terlihat lagi.1,6
15
Ukuran yolk sac yang kecil dengan diameter < 3 mm pada usia gestasi 6-10
minggu atau diameter > 7 mm sebelum usia gestasi 9 minggu dapat dicurigai sebagai
kehamilan yang abnormal.6
Gambar 12 : Bagian tengah sagital dari rahim dengan kantung kehamilan pada usia
gestasi 6 minggu. Perhatikan adanya yolk sac (berlabel) dan embrio kecil (berlabel).
Bentuk kantung kehamilan lebih ellipsoid daripada sirkular
16
c) Penentuan usia gestasi dan Pengukuran biometri
Penentuan usia kehamilan yang akurat sangat penting untuk penanganan
kehamilan dari trimester pertama hingga persalinan, dan juga penting untuk
menentukan viabilitas pada kelahiran prematur dan kelahiran post-term. 4
Penentuan usia kehamilan melalui USG dapat dilakukan melalui pengukuran
biometri: 1) diameter kantong kehamilan, saat embrio belum terlihat; 2) panjang
embrio, atau Crown-Rump Length (CRL); 3) pada akhir trimester I (12-13 minggu),
Biparietal Diameter (BPD) dan Head Circumference (HC).6
17
Gambar 14: Pengukuran CRL pada janin usia gestasi 12 minggu. Perlu
diperhatikan bahwa pengukuran CRL mengambil garis lurus terpanjang dari
puncak kepala hingga daerah bokong.
18
a b
Gambar 15: Kepala janin (a) Pengukuran diameter biparietal (BPD) pada kaliper.
Perhatikan gambaran axial yang benar menembusi kepala dan posisi sentral pada
ventrikel dan struktur midline (T menunjukkan ventrikel ketiga dan thalamus).
Lingkar kepala juga bisa diukur pada latar ini. (b) Pleksus choroideus normal (C)
dan falx cerebri pada midline fissura interhemispher (tanda panah). Perhatikan
bahwa plexus choroideus meluas dari medial ke arah batas lateral dari cornu
posterior. Dinding lateral dari cornu anterior ditandai dengan kepala panah.
19
Spina Vertebra (longitudinal dan axial)
Lapisan kulit utuh
Dada Area paru simetrik
Tidak ada efusi atau massa
Jantung Aktifitas jantung reguler
Keempat ruang simetrik
Perut Lambung berada di kuadran kiri atas
Kandung kemih
Kedua ginjal
Dinding perut Insersi tali pusar normal
Tidak ada defek umbilikal
Ekstremitas Empat alat gerak dengan tiga segmen
Tangan dan kaki dengan orientasi normal
Plasenta Ukuran dan tekstur
Tali pusar Tiga pembuluh darah pada tali pusar
Tabel 2. Penilaian anatomik yang dianjurkan pada scan usia 11 hingga 13 minggu
6 hari
a b
Gambar 16: Wajah janin. (a) Profil normal menunjukkan tulang hidung (nasal bone/NB).
Perhatikan panjang yang normal dari rahang maxilla dan mandibula. (b) dua mata yang
normal dengan dua bola mata dan lensa (panah). (c) Bibir janin pada 13 minggu. Perhatikan
bibir atas yang utuh dan garis diantara kedua bibir (panah) Detail gambaran hidung
(nasal/N) tampak terbatas.
20
Gambar 17: Spina janin. Kulit yang utuh (panah tebal pendek) dapat terlihat posterior
terhadap vertebra dari leher hingga sacrum . Perhatikan vertebral bodies menunjukkan
osifikasi, tetapi arcus neural, yang merupakan cartilaginous tampak isoechoic atau
hiperechoic. Pada regio leher (panah panjang) vertebral bodies belum osifikasi dan celah
cartilaginous tampak hipoechoik; hal ini adalah normal.
Gambar 18: Gambar penampang axial thorax janin pada ketinggian gambaran empat-
ruang / four-chamber view jantung, dengan apex jantung mengarah ke kiri (left/L).
Perhatikan kedua atrium dan kedua ventrikel yang simetrik pada kedua sisi dari
septum (panah). Area kedua paru memiliki echogenitas homogen dan simetrik. Aorta
terdapat di sebelah kiri dari spina (S)
21
Aktifitas jantung
Jantung mulai berkontraksi pada minggu ke-5. Bila panjang embrio mencapai
1.6mm, denyut jantung dapat dideteksi secara rutin dengan USG transvaginal pada
minggu ke-6. Dengan USG transabdominal, aktifitas jantung dapat diketahui pada
minggu ke-7 (CRL, 8-19mm, diameter rata-rata kantung 25mm). sebelum minggu ke-
6, denyut jantung perlahan (100-115 denyut per menit), meningkat secara linier, dan
pada minggu ke-8 menjadi 144-170 denyut per menit. 2
a b
Gambar 19: Abdomen janin. (a) Gambaran axial dari abdomen pada tingkat
dimana lingkar perut (Abdominal circumference /AC) diukur (garis terputus), S
menunjukkan lambung dan UV menunjukkan vena umbilikalis. (b) gambaran
coronal dari abdomen menunjukkan kedua ginjal dengan pelvis renalis sentral
hipoechoik (K, dua panah), lambung (S) dan diafragma (Diaph, dua garis). (c)
Insersi tali pusar (panah). Dapat terlihat kedua arteri umbilikalis.
22
a
Gambar 20: Ekstremitas janin. (a) lengan normal menunjukkan hubungan yang
normal dari tangan dan pergelangan. (b) Tungkai normal menunjukkan orientasi yang
normal dari kaki berhubungan dengan tungkai bawah. Tampak juga ginjal (K) dan
lambung (S).
23
dapat dilihat pada ujung trimester pertama tetapi menjadi semakin sukar untuk
diidentifikasi seiiring dengan meningkatnya kehamilan.2
24
Cara mengukur NT
Pengukuran NT dapat dilakukan secara transabdominal atau transvaginal. Janin
harus dalam keadaan netral, diambil potongan sagital dan gambar haruslah
dimagnifikasi supaya hanya kepala janin dan toraks bagian atas saja yang diambil.
Membran amnion harus diidentifikasi secara terpisah dari janin. 6
Gambaran median pada wajah janin didapatkan dengan adanya ujung ekogenik
pada hidung dan bentuk segi empat pada anterior langit-langit, diensefalon translusen
ditengah dan membran nukal di posterior. Jika potongan ini tidak benar-benar pada
median, ujung hidung pasti tidak dapat divisualisai dan akan tampak ekstensi tulang
orthogonal pada ujung maxilla frontal. Alat USG harus bisa mengukur dengan
ketepatan 0.1mm. Kaliper harus ditempatkan dengan benar (on-on) untuk mengukur
NT sebagai jarak maksimal antara membran nukal dan tepi jaringan lunak yang
menutupi bagian servikal tulang belakang. Jika didapatkan semua kriteria pada lebih
dari 1 pengukuran, yang maksimal harus dicatat dan digunakan sebagai penilaian
resiko. Kehamilan multipel membutuhkan pertimbangan khusus, dengan mengambil
perkira korionisitas. 4
Gambar 22: Tampakan mid sagittal dari janin pada trimester I kehamilan dengan
translusensi nukal (NT) yang normal.
25
2. USG PADA KEHAMILAN TRIMESTER II DAN III
Scan ultrasound rutin pada trimester II biasanya dilakukan di antara 18 dan 22
minggu kehamilan. Periode ini memberikan keseimbangan antara perhitungan usia
kehamilan dan deteksi awal anomali kongenital mayor.8
Penentuan usia kehamilan pada trimester II paling akurat dilakukan sebelum
sebelum kehamilan 20 minggu, misalnya melalui pengukuran kepala dan tulang
panjang, dengan tingkat kesalahan ± 1 minggu. Setelah kehamilan 20 minggu variasi
pertumbuhan janin semakin melebar, sehingga pengukuran biometri untuk menetukan
usia kehamilan lebih akurat pada trimester I. 9,10
e) Indikasi dilakukannya USG pada Trimester II dan III : 7
(American Institute of Ultrasound in Medicine, 2013)
Indikasi Maternal
Perdarahan pervaginam
Nyeri Abdominal/Pelvis
Massa Pelvis
Suspek kelainan uterus
Suspek kehamilan ektopik
Suspek kehamilan mola
Suspek plasenta previa
Suspek solusio plasenta
Ketuban pecah dini dan/atau persalinan preterm
Insufisiensi Servikal
Pada prosedur cervical cerclage
Pada prosedur amnicentesis
Pada prosedur versi luar
Indikasi Fetal
Memperkirakan usia gestasi
Mengevaluasi pertumbuhan janin
Memperkirakan ukuran uterus
Menilai kehamilan kembar
Mengevaluasi anatomi janin
Skrining anomali kongenital janin
Menilai risiko aneuploidi
26
Menentukan presentasi janin
Menilai cairan ambion
Suspek kematian janin
Menilai kondisi janin pada antenatal care
27
Gambar 23 : Bidang melintang kepala janin pada tingkat diameter biparietal (BPD).
Di bidang in juga terlihat, cavum septae pellucidi (CSP), falx cerebri (berlabel),
thalami (T), ventrikel ke-3 (3V) dan insula (berlabel). Sebagian ventrikel lateral juga
terlihat (berlabel)
Gambar 24 : Bidang melintang kepala janin pada tingkat diameter biparietal (BPD)
menunjukkan penempatan caliper yang benar. Perhatikan bahwa kaliper atas dan
bawah secara tradisional ditempatkan pada tepi luar dan dalam (s) dari tengkorak
masing-masing (GA = gestational age dan EFW = estimated fetal weight)
28
Lingkaran Kepala (HC)
Seperti yang diuraikan pada BPD, menentukan penanda untuk penempatan
lingkar kepala berkaitan dengan teknik yang diuraikan sebelumnya. Jika alat USG
menpunyai kapasitas pengukuran elips, HC bisa diukur lansung dengan meletakkan
elips diluar gambaran tulang tengkorak. Secara alternatif, HC juga bisa dihitung dari
BPD dan diameter oksipitofrontal (OFD) dengan persamaan berikut: HC = 1.62 x
(BPD + OFD).11
Gambar 25 : Bidang melintang kepala janin pada tingkat diameter biparietal (BPD).
Lingkar kepala (HC) ditunjukkan dengan metode ellipse
29
kemudiannya dihitung menggunakan persamaan: AC = π (APAD + TAD)/2 = 1.57
(APAD + TAD).11
Gambar 27 : Bidang melintang perut janin pada tingkat lingkar perut (AC).
Tulang belakang (S) berada pada posisi pukul 9 (Gambar A). Pada posisi jam 3
(Gambar B) paling optimal untuk pengukuran AC karena meminimalkan bayangan
30
Panjang femur (FL)
FL digambarkan secara optimal dengan kedua-dua ujung osifikasi metafisis
terlihat dengan jelas. Aksis terpanjang pada osifikasi diafisis diukur. Teknik yang
sama yang digunakan untuk menetapkan cara referensi haruslah digunakan dengan
memperhatikan sudut antara femur dan pancaran cahaya insonasi USG. Setiap kaliper
ditempatkan pada ujung osifikasi diafisis tanpa memasukkan epifisis femur distal jika
ianya terlihat. Pengukuran ini harus menyingkirkan artifak taji segitiga yang dapat
memperluas panjang diafisis secara palsu.11
kelainan pada ukuran janin. Sesetengah negara menggunakan informasi ini untuk
perkembangan berikutnya. Jika usia gestasi telah ditentukan pada pemeriksaan lebih
dini, TBJ bisa digunakan untuk membuktikan nilai referensi rata-rata yang normal
untuk parameter ini. Walau bagaimanapun, derajat deviasi dari nilai normal pada
lanjutan untuk akses perkembangan janin atau analisa kromosomal janin) belum dapat
31
Survey anatomi 11
Kepala Kranium utuh
Cavum septum pellucidi
Falx mediana
Thalami
Ventrikel-ventrikel otak
Cerebellum
Cisterna magna
Wajah Dua orbita
Profil median wajah
Mulut
Bibir atas utuh
Leher Tidak ada massa (cystic hygroma)
Dada/Jantung Gambaran normal bentuk/ukuran dada dan paru
Ada aktivitas jantung
Gambarang empat-ruang jantung posisi normal
Saluran keluar aorta dan pulmonal
Tidak ada hernia diafragmatika
Abdomen Lambung pada posisi normal
Usus-usus tidak dilatasi
Dua ginjal
Situs insersi tali pusar
Skeletal Tidak ada defek spina atau massa (tampak transversal
dan sagital)
Lengan dan tangan ada, hubungan normal
Tungkai dan kaki ada, hubungan normal
Plasenta Posis
Tidak ada massa
Lobus accesorius
Tali pusar tiga-pembuluh darah tali pusar
Genitalia Laki atau perempuan
32
Gambar 29: Gambaran transversal kepala janin menunjukkan bidang scanning
standar transventricular (a), transthalamic (b) dan transcerebellar (c)
Gambar 30: Ultrasonografi wajah janin. Mulut, bibir dan hidung tipikal dievaluasi
pada gambaran coronal (a). Bila memungkinkan profil wajah median dapat
memberikan tanda diagnostik penting untuk cleft lip, frontal bossing, micrognathia
dan anomali tulang hidung (b). Kedua orbita janin harus tampak simetris dan utuh (c).
33
Gambar 31: Gambaran basic dan extended basic dari jantung janin. Scan jantung
basic diperoleh darigambaran empat-ruang (a) dengan kedua ventrikel terlihat pada
akhir diastol (kaliper). Scan jantung extended basic dari arteri-arteri besar
menunjukkan aliran keluar ventrikel kiri (b) dan kanan (c). Aliran darah arterial
terpisah (kaliper), dengan kisaran ukuran serupa, keluar dari ventrikel masing-masing
dengan saling menyilang satu sama lain pada janin normal.
34
Gambar 32: Sonografi extremitas bawah janin, dan plasenta. Keadaan atau tidak
adanya alat gerak atas atau bawah harus didokumentasikan rutin kecuali visualisasi
tidak jelas/buruk karena faktor-faktor teknis (a,b). Posisi plasenta harus ditentukan
dalam hubungan terhadap cervix maternal (c).
Gambar 33: USG insersi tali pusar janin, kandung kemih dengan arteri umbilikalis,
kedua ginjal dan spina. Lokasi insersi tali pusar pada abdomen janin (a, panah)
memberikan informasi jika terdapat defek dinding ventral seperti omphalocele atau
gastroschisis. Kandung kemih janin (b, *) dan kedua ginjal (c, panah) harus
diidentifikasi. Gambaran axial dan longitudinal dari spina memberikan skrining efektif
terhadap spina bifida, terutama bila bidang scan tersebut tampak abnormal dengan
adanya deformasi tulang tengkorak frontal dan cisterna magna yang menyempit (c,d)
36
oligohidramnion, cairan disebut berkurang bila kantung amnion hanya terlihat di
daerah tungkai bawah; dan disebut habis bila tidak terlihat lagi kantung amnion. Pada
keadaan ini, gerakan janin juga menjadi berkurang. Struktur janin sulit untuk dipelajari
dan ekstremitas tampak berdesakan.1
Penilaian jumlah cairan amnion secara semikuantitatif dapat dilakukan melalui
beberapa cara yaitu (a) pengukuran diameter vertikel yang terbesar dalam satu kantung
amnion (single deepest pocket technique); dan (b) pengukuran indeks cairan amnion
(amniotic fluid index, AFI).1,2
Gambar 34: Pengukuran kantung cairan amnion maksimal secara vertikel. Kuadran
dengan cairan amnion yang paling banyak dipilih dan porsi terdalam kantung diukur
secara garis memanjang (nilai normal disini 5.5cm). Perhatikan yang kantung ini
bebas dari tali pusat dan ekstremitas janin dan sekurang-kurangnya 1cm lebar.
Interprestasi:
37
Oligohidramnion jika kedalaman SDP < 2 cm, pada kelebaran 1 cm. Cairan
amnion dikatakan normal jika SDP berada diantara 2-8 cm (lebar kurang lebih 1 cm).
Polihidramnion yaitu jika kedalamann SDP > 8 cm (dan lebar kurang lebih 1 cm)
Polihidramnion derajat ringan yaitu jika diameter kantung amnion 8-12 cm; derajat
sedang bila diameter kantung 12-16 cm; dan derajat berat bila diameter kantung >16
cm. 1,2, 12
38
ii. Pengukuran Amniotic Fluid Index (AFI).
Pada pengukuran AFI, uterus dibagi menjadi 4 kuadran yang dibuat oleh garis
mediana melalui linea nigra dan garis horizontal setinggi umbilicus. Pada setiap
kuadran uterus, dicari kantung amnion terbesar, bebas dari bagian tali pusat dan
ekstremitas janin, dengan posisi transduser vertikal. AFI merupakan penjumlahan dari
Interpretasi:
Nilai AFI yang normal adalah antara 5-20 cm. Penulis lain menggunakan
batasan 5-18 cm atau 5-25 cm. bila AFI < 5cm disebut oligohidramnion; sedangkan
AFI >20 cm disebut polihidramnion. Polihidramnion derajat ringan bila AFI 20-30
cm; derajat sedang bila AFI 30-40 cm; dan derajat berat bila AFI > 40 cm. Sedangkan
39
menurut klasifikasi WHO, AFI rata-rata pada kehamilan aterm (40 minggu) adalah 12
(persentil ke-5). Variasi yang besar pada AFI didapatkan pada usia gestasi yang
berbeda, indeks mediana berbeda dari kira-kira 15 cm pada trimester tengah sampai
Penilaian Plasenta
sebagai ruang kosong 10-13 hari setelah ovulasi. Sampai 10-12 minggu, karena
mengelilingi kantung gestasi. Pada 12-16 minggu, korion melitupi amnion. Pada 14-15
minggu, plasenta tampak sebagai daerah kurang ekoik yang prominen. Pada 16-18
minggu, arteri intraplasenta yang kecil mulai terlihat. Pada trimester ketiga, plasenta
terlihat sebagai organ yang bervaskularisasi. Evaluasi sonografi plasenta terdiri dari
menilai lokasi, ukuran, ketebalan, perlekatan, kalsifikasi, solusio dan tumor plasenta.
1,2
.
Grade 0 : lempeng korionik lurus dan terdefinisi dengan baik, Struktur plasenta
lapisan basal homogen tidak ada kerapatan, tidak tampak densitas echogenik;
40
Grade 2 : lempeng korionik tampak berlekuk dan membentang tapi tidak ke
lapisan basal, tampak densitas echogenik berbentuk koma, pada lapisan basal tampak
densitas echogenik bebentuk garis yang sejajar dengan sumbu panjang plasenta.
lapisan basal, densitas linier yang lebih banyak seperti pada grade 2.10, 14
Ketebalan plasenta
infeksi dan perdarahan plasenta, penipisan plasenta dapat ditemukan pada pre-
kromosom. 1,2
41
Lokasi (posisi) plasenta
Pemeriksaan USG dapat menentukan letak plasenta dengan lebih mudah, lebih
dibedakan atas plasenta previa totalis atau komplit, parsialis, marginalis dan letak
rendah. Plasenta previa parsialis dan marginalis sulit dibedakan melalui USG
OUI.
akibat deposisi kalsium pada plasenta, terlihat mulai kehamilan 29 minggu dan
terutama terletak di bagian basal dan septa plasenta, sehingga di daerah tersebut
terlihat lebih cepat pada pre-eklampsia dan PJT dan lebih lambat pada ibu dengan
42
Grade 0 Grade 1
Grade 2 Grade 3
43
KESIMPULAN
USG merupakan alat pemeriksaan klinis yang sangat penting dan aman
monitoring, sampling dan terapi. USG obstetri perabdominal telah terbukti bermanfaat
dalam berbagai keadaan, dan umumnya lebih akurat dalam menentukan usia
kehamilan dan deteksi anomali janin. USG menyediakan informasi yang baik dan
berkualitas untuk penilaian yang optimal perkembangan lanjut janin pada kehamilan.
berdasarkan asumsi bahwa ukuran embrio atau janin konsisten dengan usianya.
Perkiraan usia gestasi pada USG trimester pertama lebih akurat jika dibandingkan
ditentukan melalui USG lebih akurat jika dibandingkan dengan yang dihitung
menggunakan hari pertama haid terakhir. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa
mengidentifikasi anatomi janin dapat dilakukan pada awal gestasi. Pedoman praktis
penilaian yang adekuat untuk anatomi janin adalah lebih baik dilakukan setelah usia
44
dalam keadaan klinis yang berbeda dan bergantung pada keterampilan ahli yang
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta. 247-277.
7. Cunningham. F. G., et.al. (2014). Chapter 10: Fetal Imaging. In: William
45
11. Solomon L.J. et.al., (2010). Practice guidelines for performance of the routine
mid-trimester fetal ultrasound scan. ISUOG.org. John Wiley & Sons, Ltd.
12. Lim K, Butt K, et al. (2017). Amniotic Fluid: Technical Update on Physiology
placental maturity and its correlation with gestational age and maternal
46