Anda di halaman 1dari 44

Refarat: Ciri Kepribadian

Skizoid
Lapsus: Gangguan Skizoafektif
Tipe Mania (F25.0)
Atikah Zulqaidah
C111 12 908
Residen Pembimbing:
dr. Iwan Honest
Supervisor:
dr. Hawaidah, Sp.KJ (K)

Identitas Pasien
Nama/ Kelamin : Nn. SH, Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Sidrap/ 8- 9- 1960
Status perkahwinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Makassar
Pekerjaan/sekolah : Tidak ada/ SMA
Alamat/No. Telpon : Tanete, Ulu Ale Kecamatan

Watan Pulu, Sidrap


Nama, alamat keluarga terdekat: Nn. Nurdiana,
BTN Bumi Bung Permai

Riwayat Psikiatri
A. Keluhan Utama

Gelisah sejak 1 minggu yang lalu


B. Keluhan dan Gejala

- Seorang usia 56 tahun dibawa ke UGD Jiwa RSKD


buat kali ke-5 dengan keluhan gelisah yang dialami sejak
kurang lebih seminggu yang lalu. Pasien berbicara
sendiri, tertawa sendiri, mendengar suara- suara yang
memanggil namanya, susah tidur, sering ingin keluar
rumah. Pasien juga sering menyanyi atau mengaji jika
gelisah. Kira- kira seminggu yang lalu saat acara
keluarga pasien bercerita dan tiba- tiba tidak dapat
mengontrol bicaranya dan terus berbicara tanpa ditanya.

Perubahan perilaku ini berlaku pertama kalinya sejak

SMA.
Pasien sering mengingati masa lalu dimana setelah
tamat SMA pasien pernah tinggal di Jakarta bersama
sepupunya selama kurang lebih 2 tahun kemudian
pasien diajak menikah oleh pacarnya, namun setelah
pasien pulang kampong ternyata pacarnya sudah ingin
menikahi orang lain dan undangan pernikahan sudah
tersebar.
Pernah berobat ke RSKD kira- kira 7 bulan yang lalu dan
diberi obat Trihexyphenidil, Clozapine dan Haloperidol.
Sebelum sakit, pasien merupakan seorang yang mudah
bergaul dan punya banyak teman. Hubungan pasien
dengan keluarga baik.

Hendaya atau disfungsi


Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya penggunaan waktu senggang (+)
Faktor stress psikososial
Ditinggal nikah oleh mantan pacar
Hubungan gangguan sekarang dengan

riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya


Tidak ada

Riwayat Gangguan Sebelumnya


Pasien sebelumnya sudah empat kali masuk
UGD Jiwa RSKD dengan keluhan yang sama.
Riwayat kehidupan pribadi
Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
- Pasien lahir normal pada 8 September 1960,
di rumah dan dibantu oleh dukun. Pasien
mempunyai riwayat asi (+). Berat badan lahir
tidak diketahui. Selama kehamilan, ibu pasien
dalam keadaan sehat.

Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)


Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama

dengan anak lainnya. Tidak ada masalah


perilaku yang menonjol. Pasien tidak pernah
sakit yang berat waktu kecil. Perkembangan
motorik baik. Pasien bermain dengan teman
seusianya.

Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)


Pasien tinggal bersama orang tuanya, mendapat
perhatian dan kasih sayang. Hubungan pasien
dengan keluarga baik. Pasien masuk ke Sekolah
Dasar (SD). Selama sekolah pasien termasuk
anak yang rajin dan baik.

Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)


Pasien

bersekolah sampai tingkat


Menengah Atas (SMA). Hubungan
keluarga dan lingkungan sekitar baik.

Sekolah
dengan

Riwayat Masa Dewasa


Riwayat Pekerjaan- Pasien pernah bekerja sebagai

seorang guru.
Riwayat
Pernikahan- Pasien belum pernah
menikah.
Riwayat
Kehidupan Sosial - pasien sering
bersosialisasi
dengan
baik
pada
temantemannya.

Riwayat kehidupan keluarga


Anak ketiga dari empat bersaudara (, , , )
Hubungan dengan keluarga baik.
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (-).

Situasi Sekarang
Pasien

saat ini tinggal bersama saudara dan


keponakannya.

Persepsi

pasien
kehidupannya

tentang

diri

dan

Pasien merasakan dirinya tidak sakit dan tidak

membutuhkan pengobatan.

Status Mental
A. Deskripsi Umum :
Penampilan: Perempuan dewasa, memakai baju baju

daster bermotif batik dan bermanik, perawakan agak


gemuk, perawakan diri cukup baik, wajah sesuai umur.

Kesadaran: Berubah

Perilaku dan aktivitas psikomotor: Menigkat

Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi meningkat, kesan

membanjir.

Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif

B. Keadaan Afektif
Mood : Bahagia
Afek :inappropriate
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif)
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan
kecerdasan: Sesuai dengan taraf pendidikan
Konsentrasi dan perhatian : Baik
Orientasi :
Waktu

: Baik
Tempat : Baik
Orang
: Baik

Daya ingat :
Jangka Panjang
Jangka Pendek
Jangka Sedang
Jangka Segera
Pikiran Abstrak
Bakat Kreatif
:

: Baik
: Baik
: Baik
: Baik

: Baik
Ada (Menjahit), menyanyi

dan memasak
Kemampuan menolong diri sendiri: cukup
baik

D. Gangguan Persepsi :
Halusinasi :
Ada. Halusinasi auditorik di mana pasien menyatakan

sering mendengar suara yang memanggil namanya.

Ilusi : Tidak ada


Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

E. Pikiran
Arus pikiran:
Produktivitas

: Berlebihan, membanjir
Kontinuitas : Flight of Ideas.
Hendaya berbahasa : Tidak ada

Isi pikiran
Preokupasi
: Tidak ada.
Gangguan isi pikiran : Ada.
Waham

kebesaran : Pasien meyakini dirinya


seorang
artis.
Waham bizarre : Pasien meyakini bahwa bisa
berbicara dengan matahari.
Fantasi
: Pasien merasa dirinya sudah
menikah dan memiliki 2 orang anak
serta 14 orang cucu.

F. Pengendalian Impuls : Terganggu

G. Daya Nilai dan Tilikan


Norma sosial
Uji daya nilai

: baik
: baik
Penilaian realita : Terganggu
Tilikan
: Tilikan 1 (Pasien tidak sadar
dirinya sakit.)

H. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
LEBIH LANJUT
Pemeriksaan Fisik :
Status Internus : T = 140/ 100 mmHg

N = 90 x/menit
S = 36,6 C
P = 29 x/menit
Kontak mata: (+)
Verbal
: (+)
Motorik : Normal


IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang perempuan usia 56 tahun dibawa ke UGD

Jiwa RSKD buat yang kelima kalinya dengan keluhan


gelisah yang dialami sejak kurang lebih seminggu
yang lalu.
Pasien berbicara sendiri, tertawa sendiri, mendengar
suara- suara yang memanggil namanya, susah tidur,
sering ingin keluar rumah. Pasien juga sering
menyanyi atau mengaji jika gelisah.
Kira- kira seminggu yang lalu saat acara keluarga
pasien bercerita dan tiba- tiba tidak dapat
mengontrol bicaranya dan terus berbicara tanpa
ditanya.

Perubahan perilaku ini berlaku pertama kalinya

sejak SMA. Pasien sering mengingat masa


lalunya.
Pasien pernah berobat ke RSKD kira- kira 7
bulan yang dan diberi obat Trihexyphenidil,
Clozapine dan Haloperidol.
Sebelum sakit, pasien merupakan seorang
yang mudah bergaul dan punya banyak teman.
Hubungan pasien dengan keluarga baik.

Pada pemeriksaan status mental tampak perempuan

dewasa, memakai baju baju daster bermotif batik dan


bermanik, perawakan agak gemuk, perawakan diri cukup
baik, wajah sesuai umur. Kesadaran berubah, perilaku
dan
aktivitas
psikomotor
hiperaktif.
Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi meningkat, kesan membanjir.
Sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Keadaan afektif
mood sulit dinilai, afek meningkat, empati tidak dapat
dirabarasakan.
Fungsi
intelektual
(kognitif)
taraf
pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai.
Kemampuan menolong diri sendiri kurang.
Gangguan persepsi terdapat halusinasi auditorik. Pada
proses berpikir, arus pikir produktivitas berlebihan dan
logorrhea. Isi pikiran terdapat gangguan isi pikir waham
kebesaran, waham bizare dan fantasi. Norma sosial, uji
daya nilai, dan penilaian realitas terganggu. Termasuk
dalam tilikan 1.

EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I
Berdasarkan

alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental


didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu gelisah, berbicara dan tertawa
sendiri, susah tidur dan pasien sering mahu keluar rumah. Pasien juga
mendengar suara - suara yang memanggil namanya.
Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien dan keluarga serta terdapat
hendaya (disability) pada fungsi psikososial, pekerjaan dan penggunaan
waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita
gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai
realitas berupa daya tilik yang buruk dan daya nilai norma sosial yang
terganggu, hendaya berat dalam fungsi mental berupa halusinasi auditorik
serta hendaya berat dalam fungsi sosial berupa ketidakmampuan membina
relasi dengan orang lain sehingga pasien tidak mampu lagi bekerja dan
mengurus diri, sehingga didiagnosis sebagai gangguan jiwa psikotik.Pada
pemeriksaan status internus dan neurologik tidak ditemukan adanya
kelainan, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat
disingkirkan dan didiagnosis sebagai gangguan jiwa psikotik non
organik.

Dari

alloanamnesis,
autoanamnesis,
dan
pemeriksaan status mental didapatkan adanya
halusinasi auditorik di mana pasien mendengar
suara- suara yang memanggil namanya. Pasien juga
mempunyai waham kebesaran yaitu meuyakini
bahwa dirinya seorang artis. Tambahan pula, pasien
juga memiliki waham bizarre yakni pasien meyakini
bahwa dirinya bisa berbicara dengan matahari di
mana onsetnya lebih dari satu bulan sehingga pasien
dapat disimpulkan menghidap Skizoafektif Tipe
Manik (F25.0) berdasarkan Pedoman Penggolongan
dan diagnosis Gangguan Jiwa, edisi III (PPDGJ III).

Aksis II
Informasi yang didapatkan belum cukup untuk
menentukan ciri gangguan keperibadian khas pada
pasien ini.
Aksis III
Tidak adanya diagnosis fisik dari pasien.
Aksis IV
Faktor stressornya tidak diketahui dengan jelas.

Aksis V
GAF (Global Assesment Functioning) Scale 50-41
(terdapat gejala berat (serius), disabilitas berat).

DAFTAR MASALAH
Organobiologik :
Tidak ditemukannya kelainan fisik yang bermakna,
namun
karena
terdapat
ketidakseimbangan
neurotransmitter
sehingga
membutuhkan
psikofarmaka.
Psikologi
:
Ditemukan adanya hendaya dalam menilai realitas

yaitu halusinasi auditorik dan


sehingga menimbulkan gejala
membutuhkan psikoterapi.

gangguan isi pikir


psikis dan pasien

Sosiologik :
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial,
pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga
pasien membutuhkan sosioterapi.

PROGNOSIS
Prognosis : Dubia ad malam
Faktor pendukung :
Dukungan keluarga yang baik.
Faktor penghambat :
Pengobatan yang tidak teratur, pasien terkadang lupa
minum obat.
Ekonomi keluarga yang kurang bagus.
Pasien sering keluar masuk RS.
Onset penyakit dan perubahan perilaku pada usia muda.
Pasien merasa dirinya tidak sakit sehingga tidak ada
kemahuan untuk minum obat.

Diskusi
F.25 Gangguan Skizoafektif
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat
apabila gejala-gejala definitive adanya skizofrenia
dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada
saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam
beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam
satu episode penyakit yang sama, dan bilamana,
sebagao konsekuensi dari ini, episode penyakit
tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun
episode manik atau depresi.
- Tidak dapat digunakan untuk pasien yang
menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan
afektif tetapi dalam episode penyakit yang
berbeda.

F. 25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik


Pedoman Diagnostik
Kategori

ini digunakan baik untuk episode


skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun
untuk gangguan berulang dengan sebagian
besar episode skizoafektif tipe manik.
Afek harus meningkat secara menonjol atau ada
peningkatan afek yang tidak begitu menonjol
dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan
yang memuncak.
Dalam episode yang sama harus jelas ada
sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejala
skizofrenia yang khas.

RENCANA TERAPI
Psikofarmakoterapi :
Haloperidol 5mg 3 dd 1 tab.
Chlopromazin 100 mg 1 dd 1, tab.
Trihexyphenidil 2 mg 3 dd 1, 1 tab.
Depakote 250 mg 2 dd 1, tab.

Psikoterapi suportif :
Ventilasi
Memberikan

kesempatan kepada pasien untuk


mengungkapkan
isi
pikirannya
atau
kecemasannya sehingga pasien merasa lega.

Konseling
Memberikan

penjelasan dan pengertian kepada


pasien tentang penyakitnya agar pasien
memahami kondisi dirinya dan memahami cara
menghadapinya, serta tetap memotivasi pasien
agar tetap minum obat secara teratur.

Sosioterapi:
Memberikan

penjelasan kepada keluarga dan


orang-orang terdekat pasien tentang gangguan
yang dialami oleh pasien, sehingga tercipta
dukungan moral dan lingkungan yang kondusif
sehingga membantu proses penyembuhan pasien.

FOLLOW UP
Memantau keadaan dan perkembangan

pasien dan menilai efektivitas dari


pengobatan serta kemungkinan terjadinya
efek samping dari farmakoterapi yang
diberikan.

Ciri Kepribadian
Skizoid

Pendahuluan
Manusia umumnya memiliki gaya berperilaku dan

cara tertentu dalam berhubungan dengan orang lain.


Cara pergaulan sosial setiap orang selalunya
berbeda contohnya ada individu yang tipe teratur,
tipe pengikut, dan pemimpin.
Saat pola perilaku menjadi begitu tidak fleksibel atau
maladaptive sehingga dapat menyebabkan distress
personal yang signifikan atau mengganggu fungsi
sosial dan pekerjaan, maka pola perilaku tersebut
dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian.

Gangguan kepribadian digolongkan menjadi tiga

kelompok dalam DSM- V, ICD-10 dan PPDGJ III.


Kluster A

Gangguan Kepribadian Paranoid- Kecurigaan.


Gangguan Kepribadian Skizoid- Emosi dingin.
Gangguan
Kepribadian
SkizotipalMenyendiri,
esentrik.
Kluster B
Gangguan Kepribadian Antisosial- Perilaku antisosial.
Gangguan Kepribadian Borderline- Emosi tidak stabil.
Gangguan
Kepribadian Histirionik- Emosi yang
dibuat-buat
Gangguan
Kepribadian Narsistik- menjadi pusat
perhatian

Kluster C
Gangguan

Kepribadian MenghindarMengihindar
Gangguan Kepribadian Dependen- Mengikuti
Gangguan Kepribadian Obsesif-KompulsifRagu- ragu.

Definisi
Menampilkan pola penarikan sosial seumur

hidup.
Tidak

nyaman dengan interaksi manusia,


tertutup dan terbatas. Sering dilihat sebagai
seorang
yang
eksentrik,
terisolasi,
atau
kesepian.

Ditandai dengan sikap acuh tak acuh, tak

peduli dan emosi dingin.


Penderita mempunyai minat yang mendalam
tentang filsafat atau seni berbanding minat
dalam membina hubungan dengan manusia.

Epidemiologi
Sangat jarang ditemukan dalam dunia klinis.
Insidens gangguan ini meningkat pada
ahli

keluarga
yang
mempunyai
riwayat
skizofrenia dan gangguan kepribadian skizotipal
pada garis keturunan pertama.
Laki-laki > perempuan dengan rasio 2: 1

Etiologi
Secara teori dikatakan gangguan ini terjadi

hasil dari perilaku dan ciri-ciri kepribadian


orang tua seperti menyendiri, emosi dingin,
dan tidak peduli (detachment) yang menjadi
contoh atau role model kepada anak-anak.

Gambaran Klinis
Kelihatan dingin dan sering menyendiri.
Memperlihatkan perilaku yang menjauhi masyarakat.
Tidak menunjukkan keinginan untuk berpartisipasi dalam

aktivitas harian dan hal-hal yang melibatkan orang


sekitarnya.
Kelihatan pendiam, tidak bersosial dan esklusif.
Mampu menjalani kehidupan harian dengan kurangnya
kebergantungan emosional dengan orang lain dan biasanya
Tidak menyedari perubahan arus fesyen.
Hubungan seksual bagi penderita hanya eksklusif dalam
fantasi dan mereka biasanya menunda kematangan seksual.
Ketidakmampuan dalam ekspresi perasaan marah secara
langsung.
Tampak nyata ketidak-pedulian baik terhadap pujian maupun
kecaman.

Diagnosis
Dapat ditegakkan dengan paling sedikit 3 dari klasifikasi ICD-10 atau

PPDGJ III.
Gangguankepribadian skizoid yang memenuhi deksripsi berikut:
Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan
Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment)
Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain


Tampak nyata ketidakpedulikan baik terhadap orang lain
Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
(perhitungkan usia penderita)
Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri
Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau
ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan
seperti itu
Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku.

Diagnosis gangguan keperibadian skizoid berdasarkan kriteria (DSM-

IV).
Pola yang meliputi perilaku tidak peduli (detachment) dalam hubungan

sosial dan ekspresi emosi yang terbatas dalam hal antarperibadi dapat di
temui sejak dari awal dewasa dan meliputi berbagai variasi konteks,
dapat ditegakkan oleh 4 atau lebih kriteria-kriteria di bawah:
Tidak mempunyai keinginan atau kenikmatan dalam hubungan dekat
termasuk menjadi bagian dari sebuah keluarga
Sering memilih aktivitas-aktivitas yang dilakukan sendiri
Sedikit (bila ada) keinginan melakukan hubungan seksual
Sedikit (bila ada) menikmati aktivitas-aktivitas yang dilakukan
Tidak mempunyai teman dekat atau akrab selain dari keluarga terdekat
Tampak nyata ketidak-pedulian baik terhadap pujian maupun kecaman
Emosi dingin, afek datar atau ketidak-pedulian (detachment)
Dengan catatan gejala-gejala di atas tidak berlaku bersamaan dengan
gejala skizofrenia, gangguan mood/emosi dengan gejala psikotik,
gangguan psikotik lainnya atau gangguan perkembangan dan bukan
karena efek langsung fisiologis dari gangguan medik umum.

Diagnosis Banding
Skizofrenia: Halusinasi dan gejala thought tidak

ditemukan pada penderita gangguan kepribadian.


Gangguan Kepribadian Skizotipal: Persepsi aneh
dan ganjil tidak ditemukan.
Gangguan Kepribadian Mengindar: Menyendiri
dari lingkungan menyebabkan ketidaknyamanan pada
penderita gangguan kepribadian menghindar tetapi
tidak pada penderita gangguan kepribadian skizoid.
Gangguan Kepribadian Paranoid:
Penderita
gangguan
kepribadian
paranoid
mampu
mengekspresikan emosi yang kuat bila ada
rangsangan penganiyaan.

Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip pengobatan:
Perawatan konsisten
Hala tuju yang realistik
Respons yang sesuai mengendali risiko dan

bahaya

Terapi Farmakologi
Antidepresan;
Dosis

rendah obat anti psikotik.


Penstabil emosi;
Litihium atau carbamazepine.

Terapi Non-Farmakologi:
Psikoterapi: Mengubah persepsi pikiran dan
dapat memperbaiki pola perilaku penderita.
Psikoterapi secara kelompok: Memberi alternatif
kepada pasien untuk belajar dan mengenal
sesama
ahli
kelompok
dan
merupakan
terapeutik
komuniti.
Penderita
dapat
berinteraksi dengan orang lain yang juga
berlatih keterampilan interpersonal yang baru.
Dapat menyediakan struktur dukungan dan
meningkatkan motivasi sosial penderita.
Nidoterapi: Mengubah lingkungan penderita
dalam menghasilkan progres terapeutik.

Prognosis
Kontrol

untuk jangka waktu lama dapat


menemukan banyak hasil.
1. Setengah penderita sembuh dalam waktu
jangka masa.
2.
Setengah
memperlihat
gejala-gejala
gangguan yang berlangsung lebih lama dan
meningkatkan risiko bunuh diri

Daftar Pustaka
C. Robert Cloninger, MD & Dragan M. Svrakic, MD, PhD. Chapter 19, Personality Disorder.

Adult Psychiatry, Second Edition. 2005.


Patricia Casey, Brendan Kelly. Chapter 9, Personality Disorder. FISHS Clinical
Psychopathology signs and symptoms in psychiatry, Third Edition.
Sadock et all. Personality Disorders. Kaplan and Sadocks Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry,5 th edition.
Dr. Rusdi Maslim. Gangguan Kepribadian Paranoid. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa
(PPDGJ- III) dan DSM-5.
David Gill, Chapter 7, Personality Disorders,Hughes Outline of Modern Psychiatry, 5 th
Edition, 2007.
James E. Maddux, Barbara A. Winstead, Chapter 10, Personality
Disorders,Pyscopathology,Foundations for A Contemporary Understanding.
Dr. Helen Okoye,MD,MBA,MA-Epi,
http://www.theravive.com/therapedia/Schizoid-Personality-Disorder-DSM--5-301.20-%2
8F60.1%29
.
Rhoda K.Hahn,MD,Lawrence J.Albers,MD, Christopher Reist,MD,Current Clinical
Strategies, 2003-2004 Edition.
American Psychiatric Association, Diagnostic and Statistics Manual of Mental Disorders
5th Edition,, USA

Anda mungkin juga menyukai