Anda di halaman 1dari 27

REFERAT

Penggunaan USG 3D & 4D


dalam kehamilan

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Mengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Obstetri dan Ginekologi
Di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Diajukan Kepada Yth:


Dr.dr.H.M. Ani Ashari, Sp.OG (K Fer)

Diajukan Oleh :
Eka Yoga Wiratama
20090310013

SMF ILMU OBSTETRI dan GINEKOLOGI


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
2014
LEMBAR PENGESAHAN

REFERAT

Penggunaan USG 3D & 4D


dalam kehamilan
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Obstetri dan Ginekologi
Di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Disusun oleh:
Eka Yoga Wiratama
20090310013

Telah dipresentasikan dan disetujui pada:


Hari: Rabu, 5 Februari 2014

Mengetahui
Dosen Penguji Klinik

Dr.dr.H.M. Ani Ashari, Sp.OG (K Fer)

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Selama masa kehamilan sangat banyak perubahan-perubahan yang


terjadi pada tubuh ibu hamil, baik terjadi secara fisiologis atau bahkan
terkadang terjadi perubahan secara patologis. Oleh karena itu, diperlukan
beberapa pemeriksaan khusus yang dipakai untuk menilainya. Salah satu
pemeriksaan yang sering dipakai, yaitu ultrasonografi.

Pemeriksaan USG selama masa kehamilan merupakan suatu


pemeriksaan standar yang tidak wajib untuk dilakukan ibu hamil. Namun,
peranannya yang cukup penting selama masa kehamilan, tidak bisa dipungkiri
lagi.

Di Glasgow, Skotlandia rata-rata wanita hamil menjalani pemeriksaan


USG sebanyak 2,8 kali. Di Jerman, dilakukan pemeriksaan rutin USG obstetri
sebanyak 3 kali, yaitu pada kehamilan 9-12 minggu, 19-22 minggu, dan 29-32
minggu. Di Indonesia, beberapa pusat pendidikan menganjurkan pemeriksaan
rutin satu kali, yaitu pada kehamilan 18-20 minggu. Di RSPAD Gatot Subroto,
Jakarta dilakukan penapisan kelainan bawaan (screening) USG sebanyak 2
kali, yaitu pada usia kehamilan 10-14 minggu (penapisan pertama) dan 18-22
minggu (penapisan kedua), pemeriksaan tambahan hanya dilakukan atas
indikasi medis (Endjun, 2007).

Menurut penelitian yang diadakan oleh University of Sydney Australia,


pada tahun 2006, pemeriksaan ultrasonografi masih mempunyai peranan
penting untuk menentukan letak janin dibandingkan dengan pemeriksaan fisik.
Penelitian yang menggunakan metode analitik cross-sectional ini mengambil
sampel 1633 ibu hamil dengan usia kehamilan 35-37 minggu. Hasil dari
penelitian ini yaitu, ultrasonografi mengidentifikasi letak janin sungsang pada
103(6,3%) ibu hamil dan 27(1,7%) ibu hamil dengan letak janin melintang
(Nassar, 2006)

Semakin majunya dunia teknologi menyebabkan terciptanya suatu alat


ultrasonografi 3D dan 4D yang dapat menampilkan pencitraan janin dalam

3
kondisi yang lebih baik sehingga pasien atau seorang ibu dapat lebih
memahami kondisi bayi yang sedang dikandungnya. Sebuah penelitian
menyatakan adanya perubahan sikap dalam perilaku berupa pengurangan
frekuensi merokok dan minum alkohol pada ibu yang diperlihatkan gambar
USG dari janin mereka, dibandingkan ibu yang tidak ditampilkan gambar
janin mereka selama pemeriksaan USG. Kesimpulannya adalah bahwa
perubahan perilaku ini sebagai akibat dari peningkatan ikatan antara ibu dan
janin. (Campbell, 1982).
Sebuah studi menunjukkan bahwa USG 3D dapat menjadi efektif
untuk mengidentifikasi jenis kelamin janin pada trimester pertama.
Keuntungan dari 3D USG berasal dari kemampuannya untuk hampir
mereproduksi semua pandangan yang diperlukan. (Michailidis, 2002).
Sedangkan USG 4D adalah bentuk real-time dari USG 3D dimana pasien
dapat melihat gerakan bayi secara langsung dan dapat mengetahui kondisi
bayi secara jelas di dalam kandungan.
Walaupun keberadaan USG 3D dan 4D masih dipertanyakan tentang
peranannya dalam proses diagnostik, penggunaannya dapat dikatakan sebagai
pelengkap dari USG 2D yang memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu
dalam dalam mengevaluasi kehamilan di trimester 1,2 dan 3.

B. ULTRASONOGRAFI
Ultrasonografi adalah visualisasi struktur dalam tubuh yang bekerja
merekam pantulan (gema) denyutan gelombang ultrasonic yang diarahkan ke
jaringan tubuh (Dorland, 2002).

Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar,
yaitu teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin
(1918), seorang Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui
adanya kapal selam musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran
untukmenentukan kedalaman laut. Menjelang perang dunia ke II (1937),
teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi
hasilnya belum memuaskan. Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi
yang pesat, setelah perang dunia keII, USG berhasil digunakan untuk

4
pemeriksaan alat-alat tubuh. Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah
melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hepar dan
ginjal.

USG dalam bidang ilmu obstetrik membawa perubahan terbaru dalam


bidang diagnostic dan terapi. Dengan demikian, lebih tepat dan cepat untuk
dilakukan intervensi medis untuk mencapai well born baby dan well health
mother yang merupakan dambaan masyarakat dan merupakan awal
peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Dalam melakukan diagnostik obstetri, penggunaan alat USG dilakukan


secara rutin dimana pada ibu hamil dianjurkan menggunakan USG sebanyak
empat kali,dilakukan satu kali pada setiap semester,sedangkan pada semester
ketiga dapat dilakukan sebanyak dua kali. Disamping itu penggunaannya
dapat dilakukan sesuai indikasi khusus. Dengan demikian, ketajaman
diagnostic dapat ditegakkan untuk mempertajam intervensi medis yang
adekuat.

Sejumlah wanita berpendapat, pemeriksaan USG yang terlampau sering


dapat menyebabkan kerusakan janin dalam kandungan. Akhirnya, ketika
menjalani kehamilan, mereka hanya bersedia sekali atau dua kali menjalani
pemeriksaan USG.

Sebenarnya, anggapan tersebut keliru. Menurut sejumlah studi


eksperimental pada manusia dan hewan yang dilakukan di manca negara, tak
pernah ditemukan efek negatif akibat penggunaan USG. Sementara, dalam
situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), disebutkan bahwa USG baru
berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak 400 kali.

USG memang tak berbahaya buat janin. Sebab, USG tak mengeluarkan
radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang
bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen. Dampak yang timbul
dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak berbahaya bagi ibu maupun
bayinya. Pada kepentingan tertentu, misalnya kehamilan resiko tinggi,
seharusnya sang ibu semakin sering menjalani pemeriksaan USG. Tujuannya,
agar cepat terdeteksi jika ada perkembangan yang tak dikehendaki.

5
Bentuk dan jenis alat USG kini semakin banyak yang dapat dipilih
dengan resolusi yang semakin tajam dan pengoperasian yang semakin mudah.
Disamping itu informasi yang didapatkan semakin beranekaragam yang
berguna untuk melakukan deteksi dini dari janin intrauterine

Prinsip alat USG adalah penempatan suara ultrasonic terhadap jaringan


yang akan diperiksa sehingga suara balik atau refleknya akan dapat diterima
kembali oleh alat probe yang sama dan selanjutnya akan diterima dalam
bentuk gambar, sesuai dengan susunan, jarak, dan konsistensi jaringan
tersebut. Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi
daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa
mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai
frekwensi antara 20 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz). Sedangkan dalam
pemeriksaan USG ini menggunakan frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).
Gelombang suara frekwensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang
terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat
gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini
disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG
selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan
listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan
mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara
frekwensi tinggi (Boer, 2005).
Dalam bidang kedokteran, frekuensi suara yang dipergunakan
adalah (Boer, 2005):
1. Untuk transabdominal ultrasonografi : 3-5 MHz
2. Untuk transvaginal ultrasonografi : 7-7 MHz

C. KOMPONEN ULTRASONOGRAFI
Pada umumnya alat ultrasonografi terdiri dari beberapa komponen,
antara lain (Ksuheimi, 2008):
1. Tranduser
Komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang
akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus
besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam tranduser terdapat

6
Kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang.
Fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang yang di
terima menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh
computer dan diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2. Monitor
Monitor yang digunakan dalam ultrasonografi.
3. Mesin USG
Mesin ini berfungsi untuk mengolah data yang diteima
dalam bentuk gelombang.

D. CARA KERJA ULTRASONOGRAFI


Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi
energi akustik oleh transduser, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada
bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian
lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan
bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dilaluinya (Rasad,
2005).
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan
membentur transduser, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu
diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
osiloskop. Dengan demikian transduser digerakkan seolah-olah melakukan
irisan-irisan pada bagian tubuh yang diinginkan, dan gambaran irisan-irisan
tersebut akan dapat dilihat di layar monitor (Rasad, 2005).

Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedansi akustik tertentu.


Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo,
jaringan tersebut disebut echogenic. Sedangkan pada jaringan yang homogen
hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anechoic atau echofree
atau bebas echo. Suatu rongga yang berisi cairan bersifat anechoic, misal :
kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial, atau pleural effusion. Dengan
demikian kista dan suatu massa solid akan dapat dibedakan (Rasad, 2005)

E. JENIS-JENIS ULTRASONOGRAFI

7
Ada 4 jenis pemeriksaan USG yang dapat digunakan, yaitu sebagai
berikut (Ksuheimi, 2008):

1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar 2 bidang (memanjang dan
melintang). Kualitas gambar yang baik, sebagian besar janin
dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Ada tambahan 1 bidang lagi jika dibandingkan dengan USG
2D, yaitu koronal. Gambar yang tampil mirip
aslinya.Permukaan suatu benda / janin dalam tubuh dapat
terlihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang
berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar.
3. USG 4 Dimensi
Sebenarnya adalah USG 3D yang dapat bergerak.jadi pasien
dapat melihat lebih jelas dan membayangkan bagaimana
keadaan di rahim
4. USG Doppler
Untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin.
Penilaian kesejahteraan janin meliputi:
a. Gerak napas janin
b. Tonus (gerak) janin
c. Indeks cairan ketuban (AFI = 8-20)
d. Doppler arteri umbilikalis
e. Reaktivitas DJJ

F. TEKNIK PENGOPERASIAN ULTRASONOGRAFI


Prinsip pengoperasian ultrasonografi adalah mengarahkan probe pada
organ yang akan diperiksa. Karena udara merupakan pengantar suara yang
buruk, di antara probe dan dinding abdomen atau vagina diberikan semacam
jelly sehingga penghantaran suara akan berlangsung dengan baik (Manuaba,
2007).
Pemeriksaan ultrasonografi bukanlah seperti pengambilan foto sehingga
janin dapat ditampilkan secara utuh. Namun, yang tampil hanya yang
diinginkan saja (Manuaba, 2007).
Persiapan yang perlu dilakukan adalah memenuhi kandung kemih
(sehingga dapat bertindak sebagai jendela) dari ultrasound yang akan
ditembakkan ke jaringan yang dimaksudkan. Di samping itu penuhnya
kandung kemih (khususnya pada pemeriksaan pada trimester pertama) akan

8
menyisihkan sebagian usus ke samping sehingga tidak menghalangi arah dan
berkurangnya atenuasi ultrasonografi (Manuaba, 2007).
Ada 2 jenis cara pemeriksaan menggunakan alat ultrasonografi, yaitu
(Ksuheimi, 2008):
1. Per vaginam :
- Seperti pemeriksaan dalam
- Lebih mudah karena ibu tidak perlu menahan kencing
- Lebih jelas karena dekat dengan rahim
- Daya tembusnya 8-10cm dengan resolusi tinggi
- Tidak menyebabkan keguguran
2. Per abdominam :
- Probe diatas perut
- Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu
- Karena dari perut maka daya tembusnya akan melewati otot
perut, lemak ,kemudian rahim

9
BAB II
PERAN ULTRASONOGRAFI DALAM KEHAMILAN
Pemeriksaan ultrasonografi sangat bermanfaat untuk melakukan
eksplorasi internal jaringan yang tidak mungkin dilakukan dengan pemeriksaan
luar. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada
penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh
mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tak ada kontra indikasinya, karena
pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam
20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya,
sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk menentukan kelainan
berbagai organ tubuh. Sekalipun kegunaannya sangat besar dan tidak dijumpai
efek samping terhadap jaringan, bukan berarti dapat dipergunakan secara bebas.
WHO menganjurkan agar pemeriksaan ultrasonografi pada pemeriksaan obstetri
hanya dilakukan (Manuaba, 2005):
a. Secara rutin 3 kali selama kehamilan, berarti sekali pada tiap
semester. Kalau perlu dilakukan pemeriksaan tambahan bila
diagnosisnya belum jelas.

b. Berdasarkan indikasi khusus sehingga diagnosisnya akhir dapat


ditetapkan untuk menentukan langkah terapi selanjutnya.

Indikasi pemeriksaan ultrasonografi dalam kehamilan adalah


(Wiknjosastro, 2007):

1) Prakiraan usia gestasi dengan pemeriksaan ultrasonografi untuk


memastikan saat yang tepat melakukan tindakan seksio sesarea
elektif, induksi partus, atau terminasi kehamilan elektif.

2) Evaluasi pertumbuhan janin pada pasien yang mengalami


insufisiensi utero-plasenta (seperti pada preeklampsia berat,
hipertensi kronik, penyakit ginjal kronik, atau diabetes melitus
berat) atau komplikasi kehamilan lainnya yang menyebabkan
malnutrisi janin (pertumbuhan janin terhambat, makrosomia).

3) Kehamilan yang mengalami perdarahan per vaginam yang tidak

10
diketahui sebabnya.

4) Penentuan presentasi janin, jika bagian terendah janin pada


masa persalinan tidak dapatdipastikan.

5) Suspek kehamilan multipel.

6) Untuk membantu tindakan amniosentesis atau biopsi villi


khorionik.

7) Terdapat perbedaan antara besar uterus dan usia kehamilan


secara klinis.

8) Suspek kehamilan mola.

9) Adanya massa pelvik yang terdeteksi secara klinis.

10) Untuk membantu tindakan pengikatan serviks (cervical


cerclage).

11) Suspek kehamilan ektopik ( diluar kandungan ).

12) Untuk membantu prosedur khusus dalam kehamilan dan


persalinan.

13) Mempelajari perkembangan folikel pada ovarium.

14) Curiga kematian janin.

15) Curiga kelainan uterus.

16) Pemeriksaan profil biofisik janin (setelah kehamilan 28


minggu).

17) Mengawasi tindakan intrapartum (misalnya versi-ekstraksi janin


kedua pada gemelli, plasenta manual).

18) Curiga polihidramnion ( ketuban banyak) atau oligohidramnion


( ketuban sedikit).

19) Curiga solusio plasenta ( plasenta yang terlepas ).

20) Untuk membantu tindakan versi luar pada janin sungsang.

21) Prakiraan berat janin dan/atau presentasi janin pada ketuban

11
pecah atau persalinan prematur.

22) Jika terdapat kadar alfa-fetoprotein yang abnormal di dalam


serum ibu.

23) Follow-up kelainan janin yang sudah diketahui sebelumnya.

24) Riwayat kelainan kongenital pada kehamilan sebelumnya.


25) Pemeriksaan serial pertumbuhan janin pada kehamilan multipel.
26) Prakiraan usia gestasi pada pasien yang terlambat melakukan
pemeriksaan antenatal.
(http://kebidanan.web.id/2011/03/pemeriksaan-usg-
ultrasonografi-pada-kehamilan/)

A. TRIMESTER I
Pada umumnya USG pertama dilakukan pada trimester ini, pada
kehamilan minggu ke 7, untuk memastikan kehamilan, menilai detak jantung
janin, mengukur panjang janin, dan untuk menilai usia kehamilan.

Pemeriksaan ultrasonografi pada trimester I ini dapat dilakukan dengan


cara transabdominal ( probe diletakkan diatas perut ibu ), transvaginal ( probe
khusus yang dimasukkan ke vagina ), atau keduanya. Jika dengan
pemeriksaan transabdominal tidak berhasil mendapatkan informasi
diagnostik, maka jika mungkin pemeriksaan dilanjutkan dengan cara
transvaginal. Begitu pula, jika pemeriksaan transvaginal tidak dapat
menjangkau seluruh daerah yang diperlukan untuk diagnosis, maka
pemeriksaan harus dilanjutkan dengan cara transabdominal.

Uterus dan adneksa di-evaluasi untuk melihat adanya kantung gestasi.


Jika terlihat kantung gestasi, maka lokasinya harus dicatat. Pencatatan juga
dilakukan terhadap ada-tidaknya janin, dan CRL (crown-rump length). CRL
merupakan indikator yang lebih akurat dari diameter kantung gestasi untuk
menentukan usia gestasi. Jika janin tidak terdeteksi, evaluasi adanya yolk sac
di dalam kantung gestasi. Dalam keadaan demikian,penentuan usia gestasi
didasarkan atas ukuran diameter rata-rata kantung gestasi, atau morfologi dan
isi dari kantung gestasi. Gambaran definitif kantung gestasi didasarkan atas

12
terlihatnya yolk sac dan janin. Jika struktur embrionik tersebut tidak terlihat,
maka diagnosis definitif kantung gestasi harus dilakukan hati-hati. Pada
kehamilan ektopik, kadang-kadang terlihat cairan yang terkumpul di dalam
kavum uteri dan memberikan gambaran kantung gestasi palsu
(pseudogestational sac). Pada akhir trimester I, diameter biparietal ( kepala )
dan ukuran-ukuran janin lainnya dapat digunakan untuk menentukan usia
gestasi.

Melalui USG pada trimester ini, dapat dilihat ada-tidaknya aktivitas


jantung janin. Diagnosis aktivitas jantung hanya bisa ditentukan dengan USG
real-time. Dengan pemeriksaan transvaginal, denyut jantung bisa dilihat bila
CRL sudah mencapai 5 mm atau lebih. Jika terlihat janin kurang dari 5 mm
yang belum menunjukkan aktivitas jantung, harus dilakukan follow-up untuk
mengevaluasi tanda kehidupan.

Selain untuk melihat ada-tidaknya denyut jantung janin, digunakan


pula untuk menghitung jumlah janin. Apakah janin tunggal atau ganda
(gemelli), atau bahkan terjadi kehamilan mutipel. Kehamilan multipel
dilaporkan hanya atas dasar jumlah mudigah yang lebih dari satu. Kadang-
kadang pada awal masa kehamilan terlihat struktur menyerupai kantung yang
jumlahnya lebih dari satu dan secara keliru dianggap sebagai kehamilan
multipel, padahal sebenarnya berasal dari fusi selaput amnion dan korion
yang tidak sempurna.

Evaluasi uterus, struktur adneksa, dan kavum Douglasi. Pemeriksaan ini


berguna untuk memperoleh temuan tambahan yang mempunyai arti klinis
penting. Jika terlihat suatu mioma uteri atau massa di adneksa, maka lokasi
dan ukurannya harus dicatat. Kavum Douglasi harus dievaluasi untuk melihat
ada-tidaknya cairan. Jika terlihat cairan di daerah kavum Douglasi, cari
kemungkinan adanya cairan ditempat lain, seperti di daerah abdomen dan
rongga subhepatik.

Kadang-kadang sulit membedakan kehamilan normal dari kehamilan


abnormal dan kehamilan ektopik ( diluar rahim). Pada keadaan ini
pemeriksaan kadar hormon(misalnya HCG) di dalam serum ibu serta

13
hubungannya dengan gambaran ultrasonografi bisa membantu diagnosis.

(http://kebidanan.web.id/2011/03/pemeriksaan-usg-ultrasonografi-pada-
kehamilan/)

Berikut ini adalah tabel perkembangan janin normal yang terdapat pada
gambaran ultrasonografi:

Tabel 1. Perkembangan janin normal pada trimester I

Minggu Gambaran USG


4 Kehamilan intrauterine pertama kali dapat dideteksi pada USG pada umur
3,5-5 minggu (transvaginal 4 minggu 3 hari atau 17 hari pasca konsepsi
atau 10 hari setelah implantasi blastokist dalam endometrium).

Gestasional Sac (GS) berupa struktur bundar anechoic, berdiameter 2-3


mm dalam endometrium, dikelilingi lapisan hiperechoic yang agak tebal,
yang berasal dari villi chorionik
5 Gestasional Sac 5 mm, bertambah 1-2 mm / hari.

Struktur embrionik pertama yang tampak adalah; yolk sac dan kantung
amnion sebagai 2 cincin bundar (double bleb) dalam kantung gestasi.
Kantung amnion akan menghilang sementara (karena dindingnya tipis dan
letaknya dekat mudigah yang sedang berkembang sehingga tak terlacak
oleh USG), yang tampak hanya yolk sac.

Yolk sac tumbuh perlahan, dinding menebal, diameter 4-8 mm.

Struktur embrio mula-mula tampak sebagai penebalan pada dinding yolk


sac, panjang 2-4 mm. DJJ belum ada.
6 GS 15 mm. Panjang mudigah 5 mm.
6,5 GS 15-18 mm. CRL 5 mm. Mudigah mulai memisahkan diri dari yolk sac.
Mulai tampak DJJ.
7 GS 25 mm. CRL 12 mm. Kantung amnion mulai membesar karena terisi
cairan, sehingga mulai tampak kembali. Mudigah berkembang progresif,
bagian kepala dan bokong mulai dapat dibedakan. Kepala merupakan
setengah dari volume total mudigah, di posterior kepala tampak daerah
kistik yang berasal dari rhombensefalon.
8 GS 30 mm. CRL 14-21 mm. Kepala tetap besar, dekat dengan jantung.
Yolk sac mulai mengecil, berupa struktur vesikuler 5 mm diluar selaput

14
amnion. Sebagian usus mengadakan herniasi pada bagian proksimal
umbilikus (omfalokel fisiologis), karena perkembangan usus relative lebih
cepat dibandingkan rongga abdomen.
9 Struktur mudigah semakin jelas.
10 Tampak tonjolan ektremitas, tali pusat, pusat-pusat osifikasi primer pada
maksila, mandibula, klavikula. Dalam kepala tampak struktur ventrikel
lateral otak dan pleksus koroid. Mulai tampak gerak tubuh dan ektremitas.
11 Mulai disebut janin/fetus
12 Penambahan cairan amnion berlangsung cepat, sehingga kantung amnion
cepat membesar dan akhirnya selaput amnion bersatu dengan selaput
khorion. Rongga khorion dan yolk sac tidak tampak lagi.

B. TRIMESTER II
Pemeriksaan USG pada trimester kedua biasanya dilakukan pada
kehamilan 18-22 minggu untuk menilai kelainan congenital, kelainan bentuk,
posisi plasenta, detak jantung janin, juga untuk menilai perkembangan janin.
Pada pemeriksaan di minggu ini, mungkin dapat juga untuk mengetahui jenis
kelamin janin.

Kehidupan janin, jumlah, presentasi, dan aktivitas janin dapat dipantau


dan dicatat. Bila ada frekuensi dan irama jantung yang abnormal harus
dilaporkan. Pada kehamilan multipel perlu dilaporkan informasi tambahan
mengenai jumlah kantung gestasi, jumlah plasenta, ada-tidaknya sekat
pemisah, genitalia janin (jika terlihat), perbandingan ukuran-ukuran janin,dan
perbandingan volume cairan amnion pada masing-masing kantung amnion.

Melalui ultrasonografi, dapat ditentukan volume cairan amnion


(normal, banyak, sedikit). Variasi fisiologik volume cairan amnion harus
dipertimbangkan di dalam penilaian volume cairan amnion pada usia
kehamilan tertentu.

Pada trimester ini dapat ditentukan lokasi plasenta, gambaran, dan


hubungannya dengan ostium uteri internum. Pemeriksaan tali pusat juga
dapat dilakukan. Lokasi plasenta pada kehamilan muda seringkali berbeda
dengan lokasi pada saat persalinan. Kandung kemih yang terlampau penuh

15
atau kontraksi segmen bawah uterus dapat memberikan gambaran yang salah
dari plasenta previa. Pemeriksaan transabdominal, transperineal, atau
transvaginal dapat membantu dalam mengidentifikasi ostium uteri internum
dan hubungannya dengan letak plasenta.

Penentuan usia gestasi dilakukan pada saat pemeriksaan ultrasonografi


pertama kali, dengan menggunakan kombinasi ukuran kepala seperti BPD
atau lingkar kepala, dan ukuran ekstremitas seperti panjang femur.
Pengukuran pada kehamilan trimester III tidak akurat untuk menentukan usia
gestasi.

Perkiraan berat janin ditentukan pada akhir trimester II dan trimester


III, dan memerlukan pengkuran lingkar abdomen ( perut ).

Ultrasonografi menjadi sarana untuk melakukan evaluasi uterus


(termasuk serviks) dan struktur adneksa. Pemeriksaan ini berguna untuk
memperoleh temuan tambahan yang mempunyai arti klinis penting. Jika
terlihat suatu mioma uteri atau massa adneksa, dapat diketahui lokasi dan
ukurannya. Ovarium ibu seringkali tidak bisa ditemukan dalam pemeriksaan
ultrasonografi pada trimester II dan III. Pemeriksaan cara transvaginal atau
transperineal berguna untuk mengevaluasi serviks, bila pada cara
pemeriksaan transabdominal letak kepala janin menghalangi pemeriksaan
serviks.

Penilaian anatomi janin seperti: ventrikel serebri, fossa posterior


(termasuk hemisfer serebri dan sisterna magna), four-chamber view jantung
(termasuk posisinya di dalam toraks), spina, lambung, ginjal, kandung kemih,
insersi tali pusat janin dan keutuhan dinding depan abdomen. Jika posisi janin
memungkinkan, lakukan juga pemeriksaan terhadap bagian-bagian janin
lainnya. Dalam prakteknya tidak semua kelainan sistem organ tersebut di atas
dapat dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi.

Peranan USG 3D dan 4D dalam kehamilan terutama trimester kedua adalah


kemampuannya untuk mengenali:
1. Anomali wajah (misalnya, bibir sumbing dan langit-langit,
micrognathia, profil garis tengah abnormal, dan sindrom genetik)

16
2. tulang hidung
3. telinga
4. Sistem saraf pusat (misalnya, agenesis corpus callosum dan Dandy-
Walkermalformation)
5. retakan tulang tengkorak
6. Thorax (misalnya, evaluasi tulang rusuk, massa intratoraks, dan volume
paru-paru)
7. Spine (misalnya, tingkat cacat tabung saraf dan kelainan tulang
belakang)
8. Ekstremitas (misalnya, clubfeet, amputasi, dan displasia skeletal)
9. Jantung (misalnya, anomali dan evaluasi anatomi yang normal
conotruncal)
10. Plasenta (misalnya, vasa previa) seperti untuk menentukan hubungan
pembuluh darah dengan tulang bagian dalam
11. Gambaran visual untuk meyakinkan atau demonstrasi kelainan bagi
dokter kepada pasien
12. Tingkat anomali, seperti cystic Higroma;
13. Kehamilan multipel (misalnya, kembar siam dan pemetaan pembuluh
darah untuk twin-twin tranfusion), dan
14. Tali pusar (misalnya, tempat perlekatan plasenta)

C. TRIMESTER III
Pada trimester ketiga, biasanya dilakukan USG pada kehamilan minggu
ke 34 untuk mengevaluasi ukuran fetus dan menilai pertumbuhan fetus,
pergerakkan dan pernafasan, detak jantung bayi juga jumlah air ketuban di
sekeliling bayi serta posisi bayi dan plasenta.

Perkembangan anatomi janin juga dapat diliat pada trimester ini, antara
lain:

1. Anatomi intracranial
a) Aksial

- Transthalamik mengukur BPD dan lingkar kepala

17
- Transventrikel deteksi hidrosefalus

- Transerebellar deteksi ensefalokel oksipital,


agenesis/hipoplasia serebellum, malformasi Dandy-
Walker
b) Koronal
c) Sagital

2. Anatomi kranio-spinal

a) Transthalamik

Deteksi anensefalus, eksenfalus, ensefalokel

b) Transventrikel

Deteksi kelainan bentuk kepala (misal: lemon sign)

c) Transerebellar

Deteksi ensefalokel oksipital, spina bifida

d) Longitudinal

Deteksi spina bifida

3. Anatomi wajah

a) Koronal

Mempelajari integritas wajah, melihat gerak lidah,


mengunyah, gerak bola mata, deteksi defek pada bibir
dan palatum (sumbing), ensefalokel anterior, tumor pada
wajah.

b) Sagital

Melihat profil wajah, deteksi mikrognathia, ensefalokel


anterior, defek bibir dan tulang hidung.

c) Aksial

Deteksi kelainan orbita, lidah, ensefalokel anterior.

4. Anatomi thoraks

18
a) DJJ sebagai pedoman mengenali thoraks

b) Deteksi hipoplasia paru

c) Longutidal untuk membedakan ascites dan


hidrothorak, deteksi hernia diafragmatika

5. Anatomi abdomen

a) Kelainan obstruktif saluran pencernaan proksimal


atresia esophagus (lambung tak nampak), atresia
duodenal, atresia jejuna, atresia ileal.

b) Kelainan obstruktif saluran pencernaan distalatresia


anorektal, penyakit Hirchprung, sindroma sumbatan
mekoneum (kolon melebar)

6. Anatomi traktus urogenital

a) Jenis kelamin laki-laki ditandai dengan penis dan


skrotum

b) Jenis kelamin perempuan ditandai dengan labia


mayor dan minor

c) Ginjal, pelvis renalis, ureter, dan kandung kemih.

7. Anatomi sistem skelet

a) Pusat osifikasi primer (pada diafisis) dan sekunder (pada


epifisis)

b) Pengukuran tulang panjang usia kehamilan

c) Untuk deteksi displasia tulang & sindroma Down (tulang


femur dan humerus lebih pendek).

Tabel 2. Penjabaran pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan.

Obstetri Patologis Komplikasi


Trimester I Diagnosis hamil Congenital Missed abortion
Gestasional Sac Abortus Abortus

19
Fetal Plate Missed abortion Mola hidatidosa
Intra / Blighted ovum
ekstrauterine
Umur kehamilan
Janin tunggal /
ganda
Trimester II Umur kehamilan IUFD Plasenta previa
dan III Biofisik janin IUGR Solutio plasenta
Letak janin Letak janin IUFD
Kesejahteraan janin Implantasi
Implantasi plasenta plasenta
Jenis kelamin janin
*) Sumber: Buku Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi, 2005.

Lip cleft

Holoprosencephaly

20
Micrognathia

Agenesis corpus callosum

Anencephal

Encephalocele

21
neural tube defect

fetal heart

22
BAB III
RINGKASAN

Selama masa kehamilan sangat banyak perubahan-perubahan yang


terjadi pada tubuh ibu hamil, baik terjadi secara fisiologis atau bahkan terkadang
terjadi perubahan secara patologis. Oleh karena itu, diperlukan beberapa
pemeriksaan khusus yang dipakai untuk menilainya. Salah satu pemeriksaan yang
sering dipakai, yaitu ultrasonografi.
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik
( pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat dalam tubuh manusia, dimana
kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan
jaringan sekitarnya.
Dalam melakukan diagnostik obstetri, penggunaan alat USG dilakukan
secara rutin dimana pada ibu hamil dianjurkan menggunakan USG sebanyak
empat kali,dilakukan satu kali pada setiap semester,sedangkan pada semester
ketiga dapat dilakukan sebanyak dua kali. Disamping itu penggunaannya dapat
dilakukan sesuai indikasi khusus. Dengan demikian, ketajaman diagnostic dapat
ditegakkan untuk mempertajam intervensi medis yang adekuat.

Alat ultrasonografi terdiri dari beberapa komponen, yaitu: transduser,


monitor, dan mesin USG. Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus
penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah
menjadi energi akustik oleh transduser. Ketika transduser digerakkan, akan
seolah-olah melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang diinginkan, dan
gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat di layar monitor. Pemeriksaan
dengan ultrasonografi terbagi menjadi 4, yaitu:

1) USG 2 Dimensi
2) USG 3 Dimensi
3) USG 4 Dimensi
4) USG Doppler
Pemeriksaan ultrasonografi sangat bermanfaat untuk melakukan
eksplorasi internal jaringan yang tidak mungkin dilakukan dengan pemeriksaan
luar. Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan pada ibu hamil. Indikasi dilakukan
ultrasonografi dalam kehamilan, antara lain:

23
Usia kehamilan tidak jelas
Didapati kehamilan multipel
Perdarahan dalam kehamilan
Didapati kematian janin
Didapati kehamilan ektopik
Didapati kehamilan mola
Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea
Presentasi janin yang tidak jelas
Didapati pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
Didapati oligohidramnion atau polihidramnion
Penentuan profil biofisik janin
Evaluasi letak dan keadaan plasenta
Adanya risiko atau kemungkinan cacat bawaan
Sebagai alat bantu dalam tindakan obstetric
Didapati kehamilan dengan IUD
Didapati kehamilan dengan kelainan bentuk uterus
Didapati kehamilan kehamilan dengan tumor pelvic

Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi dalam kehamilan,


seperti amniosentesis, biopsi villi khorion, transfusi intrauterine,
fetoskopi, dan sebagainya.

Pada umumnya USG pertama dilakukan pada kehamilan minggu ke 7


untuk memastikan kehamilan, menilai detak jantung janin, mengukur panjang
janin untuk menilai usia kehamilan. Pemeriksaan USG kedua biasanya dilakukan
pada kehamilan 18-22 minggu untuk menilai kelainan congenital, kelainan
bentuk, posisi plasenta, detak jantung janin, juga untuk menilai perkembangan
janin. Pada pemeriksaan di minggu ini, dapat juga mengetahui jenis kelamin bayi.
Pada trimester ketiga,USG dilakukan untuk mengevaluasi ukuran fetus dan
menilai pertumbuhan fetus, pergerakkan dan pernafasan, detak jantung bayi juga
jumlah air ketuban di sekeliling bayi serta posisi bayi dan plasenta.

Tabel 3. Peran USG dalam tiap trimester kehamilan


Trimester Keterangan
Pertama Menentukan umur kehamilan dengan
Menentukan kehamilan: pengukuran kantong gestasi (GS) atau
Kehamilan multiple mempergunakan panjang kepala-bokong
Kehamilan ektopik (CRL).
Mola hidatidosa
Blighted ovum

24
Abortus
Kedua dan ketiga Alat ultrasonografi telah terprogram untuk
Tumbuh kembang janin menentukan berat janin dan perkiraan
intrauterine: persalinan.
Posisi janin
Kelainan congenital
Menentukan umur janin
Menentukan proses penuaan
plasenta
Menentukan kesejahteraan
janin
Menentukan berat janin
Menentukan jenis kelamin
janin
Kelainan implantasi plasenta
Perdarahan
*) Sumber: Buku Pengantar Kuliah Obstetri, 2007

BAB IV
KESIMPULAN
USG 4D dapat menampilkan gambaran usg 3D secara real time/merekam
video sehingga dapat dilihat adanya gerakan janin secara langsung

25
USG 3D/4D lebih bisa disebut sebagai industri kenang-kenangan
(keepsake industry)
USG 3D/4D dapat menentukan adanya kelainan-kelainan kongenital
terutama pada trimester 2 dan 3.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apakah usg 4D benar-benar
bermanfaat dalam proses diagnosis selama trimester 1,2,dan 3

26
DAFTAR PUSTAKA

Dorland, 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.


Endjun, J J, 2007. Panduan Pemeriksaan USG Dasar Obstetri. Dalam: Endjun,
Juniadi Judi. Ultrasonografi Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI, 53-60.
Ksuheimi, 2008.Ultrasonography. Available from
http://navy102.wordpress.com/2008/10/07/usg-ultra-sonography/.
[Accessed 1 february 2014 ].
Rasad, Sjahriar. 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI, 453- 455.
Wiknjosastro, H, 2007. Ultrasonografi dalam Obstetri. Dalam: Wiknjosastro,
Hanifa, ed. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 132- 151.
http://kebidanan.web.id/2011/03/pemeriksaan-usg-ultrasonografi-pada-kehamilan/
Manuaba, Ida Bagus Gede, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede, 2005. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri &
Ginekologi. Jakarta : EGC
Campbell S, Reading AE, Cox DN, et al. Ultrasound scanning in pregnancy: the
short termpsychological effects of early real time scans. J Psychosom
Obstet Gynaecol 1982; 1: 5761.
Benacerraf BR, Shipp TD, Bromley B. Improving the efficiency of gynecologic
sonography with 3-dimensional volumes: a pilot study. J Ultrasound
Med 2006; 25: 16571.
Goncalves L, Lee W, Espinosa J, et al. Three- and 4- dimensional ultrasound in
obstetric practice: does it help? J Ultrasound Med 2005; 24: 1599624.

27

Anda mungkin juga menyukai