Anda di halaman 1dari 33

FISIOLOGI KEHAMILAN

Ruptur Uteri

Pembahasan

Definisi

Robeknya dinding uterus pada kehamilan dengan


janin yang sudah mampu hidup (SPM Sardjito)

Definisi cont

Robekan pada uterus, dapat meluas ke seluruh


dinding uterus dan isi
uterus tumpah ke seluruh rongga abdomen
(komplet), atau dapat pula ruptur hanya meluas
ke endometrium dan miometrium, tetapi
peritoneum di sekitar uterus tetap utuh(inkomplet)
(Stright, 2004:288)

Klasifikasi (berdasarkan gejala klinis)

Ruptur uterin komplit

Bila robekan terjadi pada seluruh lapisan dinding


uterus

Ruptur uterin inkomplit

Bila robekan hanya sampai miometrium, terjadi


dehisensi dari insisi uterus dari operasi sebelumnya,
dimana peritoneum viscerale masih intak
Diagnosis pasti tegak dengan melakukan eksplorasi
dinding ringga uterus setelah janin dan plasenta lahir

Klasifikasi cont

Ruptura uteri imminens

Bila baru ada gejala akan terjadi ruptur


Penderita merasa kesakitan terus menerus baik waktu
His maupun di luar His.
Teraba ligamentum Rotundum menegang. Teraba
cincin Bandle setinggi pusat, segmen bawah rahim
menipis
Pada kateterisasi, didapatkan urin kemerahan

Klasifikasi etc.

Menurut waktu terjadinya

Ruptur uteri gravidarum


Ruptur uteri durante partum

Menurut lokasinya

Korpus uteri
SBR
Serviksuteri
Kolpoporeksis-kolporeksis

Klasifikasi etc.

Menurut robeknya peritoneum

Kompleta
Inkompleta

Menurut etiologinya

Ruptur uteri spontanea


Ruptur uteri violenta

Etiologi

Terjadi secara spontan ataupun traumatika akibat


manipulasi penolong atau adanya trauma uterus
Faktor resiko :

Multiparitas
Riwayat miomektomi
Riwayat sectio caesaria (SC)
Janin besar
Induksi persalinan
Trauma pada uterus
Anomali kongenital pada uterus

Patofisiologi

R = Ruptur
H = His Kuat (tenaga)
O = Obstruksi (halangan)

Gejala dan Tanda (1)

Ruptur Uteri Imminens

Penderita gelisah
Pernafasan dan nadi menjadi cepat serta dirasakan
nyeri terus menerus di perut bagian bawah baik ada His
maupun di luar His
SBR tegang dan menipis
Lingkaran retraksi (Bandle) meninggi sampai
mendekati pusat
Urin berwarna kemerahan
Terdapat tanda-tanda gawat janin

Gejala dan Tanda (2)

Ruptur Uterin

Penderita pucat dan pendarahan vaginal


Pada saat terjadi ruptur terasa sakit yang hebat dan
merasa seperti ada yang robek dalam perutnya, setelah
itu nyeri perut menghilang
Gejala kollaps kemudian syok
Dapat diraba jelas bagian-bagian janin langsung di
bawah dinding perut
Perut kembung, kadang-kadang kaku sehingga janin
sukar diraba

Gejala dan Tanda (2) cont

Ruptur Uterin

Dapat ditemukan uterus sebagai benda sebesar kepala


bayi di samping bagian janin
Denyut jantung janin tidak terdengar
His berhenti
Pada pemeriksaan USG terlihat tanda-tanda adanya
cairan bebas pada kavum peritonii
Pada pemeriksaan dalam bagian terendah mudah di
dorong ke atas

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium (Hb, Hct, AT, CT, BT, PPT, APTT,


elektrolit, Gol. Darah, cross match)
Kardiotokografi, Laennec, Doppler untuk menilai
status janin
USG untuk mengetahui cairan bebas intraabdomen

Monitor tracing demonstrating fetal heart rate decelerations, increase


in uterine tone, and continuation of uterine contractions in a patient
with uterine rupture monitored with an intrauterine pressure catheter.

Penatalaksanaan (1)

Penanganan shock
Histerorafi (penjahitan robekan uterus)

Masih menginginkan keturunan


Low transverse uterine ruptur
Robekan tidak meluas ke ligamentum latum
Mudah untuk mengontrol perdarahan
Keadaan umum pasien baik
Tidak ada klinis maupun laborat yang mengarah pada
gangguan koagulopati

Penatalaksanaan (2)

Histerektomi

Bila terjadi perdarahan yang tidak teratasi


Robekan sangat luas, tidak beraturan dan banyak,
Robekan longitudinal maupun letak rendah (low-lying)
Pasien yang tidak menginginkan anak

Rekomendasi (1)

Pengukuran ketebalan segmen bawah rahim dengan


sonografi merupakan prediktor kuat untuk mengetahui
scar defect pada wanita dengan riwayat seksio sesarea
Induksi persalinan pada pasien riwayat SC dengan
oksitosin bisa meningkatkan risiko terjadinya ruptur
uterin sehingga harus digunakan dengan hati-hati
Prostaglandin E1 (misoprostol) mempunyai risiko tinggi
terjadinya ruptur uterin dan tidak boleh digunakan pada
Trial of Labour (TOL) pasien dengan riwayat SC

Rekomendasi (2)

Data yang ada menunjukkan TOL pada pasien


dengan riwayat SC > 1 kali mungkin bisa berhasil
tapi sangat berisiko tinggi terjadinya ruptur uterin
Pasien dengan suspek ruptur uterin perlu perhatian
segera dan laparatomi untuk menurunkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
Histerektomi diindikasikan pada perdarahan post
partum dini yang teratasi, apabila perawatan
konservatif tidak dapat menghentikan perdarahan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai