Anda di halaman 1dari 22

Patofisiologi Parkinson

Oleh: Bahriyun

` Pada
tahun
1817
Dr.
James
Parkinson
mempublikasikan kasus pasien yang mengalami
shaking palsy(shake=gemetar, palsy= kelumpuhan)

Muncul istilah Parkinsonism menggambarkan gejala


klinik yang ditandai dengan:
Gemetar
kekakuan
Bradikinesia (kelambanan dari aktivitas motorik) dan
instabilitas
postural
(postural
instability)

ketidakmampuan diri untuk mempertahankan pusat


kekuatan anti gravitasi.

PATOFISIOLOGI
- Abnormalitas patologis yang utama: degenerasi sel dengan
berkurangnya / hilangnya neuron dopaminergik di bagian
nigrosriatal yang terpigmentasi di parscompacta substansia
nigra di otak dan ketidak- seimbangan sirkuit motor
ekstrapiramidal (pengatur gerakan di otak).
- Pd orang normal: berkurangnya dopamin 5% per dekade
- Pd penderita Parkinson berkurang 45% selama dekade
pertama setelah Diagnosis
- Biasanya gejala baru muncul ketika dopamin di striatal sudah
berkurang sampai 80%
- Degenerasi saraf dopamin pada nigrostriatal menyebabkan
peningkatan aktivitas kolinergik striatal efek tremor

NEURON DOPAMINERGIK

Ditemukan adanya korelasi antara besarnya


kehilangan dopamin nigrostriatal dan buruknya
gambaran motorik Parkinson (mis: bradikinesia).
Onset Parkinson yang terdeteksi secara klinis
kehilangan 70% - 80% neuron SNc.

Dopamin di corpus striatum meregulasi aktivitas kolinergik


Degenerasi dopamin di striatal aktivitas kolinergik
meningkat

Sistem motor ekstrapiramidal mengontrol


pergerakan otot melalui jalur sistem dan sistem
saraf yang menghubungkan korteks serebral,
bangsal ganglia, thalamus, cerebellum, reticular
formation, dan neuron spinal.

Penderita penyakit Parkinson kehilangan neuron


dopamin di substansia nigra, yang terletak di otak
tengah pada batang otak.

Substansia nigra menyampaikan serabut saraf ke


corpus striatum, yang merupakan bagian dari
bangsal ganglia di cerebrum (otak besar). Corpus
striatum terbuat dari caudate nucleus dan
lentiform nuclei yang terdiri dari pallidum
(globus pallidus) dan putamen. Akibat kematian
neuron dopamin, sinyal yang dimediasi dopamin
tidak dapat disampaikan ke pusat motorik
lainnya di otak sehingga terjadi gejala motorik
pada penderita.

Pada tahun 1912 Dr. Lewy menemukan bahwa pada Penderita


Parkinson
Terjadi kerusakan pada substantia nigra
Terdapat Lewy bodies (eosinofil yang terkurung) di substansia nigra
yang merupakan tanda utama penderita Parkinson

Lewy bodies
Tanda utama
peny.Parkinson

Gambaran histopatologik Parkinson pada


(Substantia nigra pars compacta) ialah:

SNc

Depigmentasi neuron yang menghasilkan dopamin


(yaitu kehilangan neuron SNc)
Terdapat Lewy bodies pada sisa neuron SNc.
Lewy bodies muncul pada neuron degenerasi terkait
dengan adjacent gliosis.

Pada tahap preklinis Parkinson (yaitu asimtomatik), Lewy


bodies awalnya ditemukan pada medula oblongata,
locus coeruleus, raphe nuclei, dan lobus olfaktori
dihubungkan dengan ditemukan adanya kecemasan,
depresi, dan kerusakan olfaktori pada tahap ini
Saat perkembangan Parkinson ke tahap klinis, patologi
Lewy meningkat ke otak tengah (khususnya SNc) dan
semua gambaran motorik.
Pada tahap perkembangan lebih lanjut, patologi Lewy
menyebar ke korteks, dan hal ini berkaitan dengan
perubahan tingkah laku dan kognitif.

18F-DOPA IN HUMAN BRAIN


POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY

Studi neuroimaging memperlihatkan adanya respons


kompensasi, seperti peningkatan regulasi sintesis
dopamin dan penurunan reuptake sinaptik, muncul
sebagai mekanisme adaptif pada tahap awal dan
preklinis Parkinson.
Respons adaptif ini menjelaskan mengapa Parkinson
rata-rata asimtomatik sampai telah terjadi deplesi
neuron SNc yang sangat besar (70% - 80%).

Dopaminergic memproyeksikan dari sinaps substansia


nigra pars compacta (SNc) ke striatum (putamen dan
caudate) pada 2 reseptor dopamin yang dimediasi
(disebut sebagai jalur langsung dan tidak
langsung), yang memediasi aktivitas motorik via
sirkuit neuronal kompleks dan melibatkan sistem
ekstrapiramidal
Pada Parkinson, degenerasi neuron SNc aktivitas
pada kedua jalur eferen.

Jalur langsung melibatkan aktivasi reseptor dopamin


D1 striatal yang menstimulasi inhibisi eferen
GABA/substansi P ke globus pallidus interna (GPi)
dan substantia nigra pars reticulata (SNr).
Pada Parkinson, penurunan aktivasi reseptor D1
menyebabkan inhibisi yang lebih besar dari talamus.

Jalur tidak langsung meliputi aktivasi reseptor dopamin D2


(yang terikat pada guanosine triphosphate-binding protein yang
membuka kanal kalium, menimbulkan hiperpolarisasi neuron dan
menurunkan eksitabilitas neuron) striatal yang menghambat
eferen GABA/enkephalin ke globus pallidus externa (GPe).
Gpe memproyeksikan neuron inhibitor GABA ke Gpi. Di sini,
neuron excitatory glutamatergic diproyeksikan ke GPi.
Output dari Gpi adalah penghambatan terhadap proyeksi
ventroanterior (VA) dan ventrolateral (VL) thalamus ke
frontal cortex.
Oleh karena itu, kehilangan neuron dopamin nigrostriatal pada
penderita
penyakit
Parkinson
Idiopatik
mengakibatkan
pengurangan aktivasi kortikal.

Aktivasi reseptor D2 tampaknya penting untuk


memediasi baik perbaikan klinis dan beberapa efek
samping (misalnya, halusinasi).
Degenerasi
neuron
dopamin
nigrostriatal
menghasilkan
peningkatan
relatif
kegiatan
interneuron striatal kolinergik, yang berkontribusi
terhadap tremor

Berbagai bahan kimia yang aktif dalam ganglia basal


termasuk asetilkolin, histamin, glutamat, serotonin,
dopamin, norepinefrin, epinefrin, asam -aminobutirat
(GABA), enkephalins, substansi P, dan adenosin.

Beberapa neurotransmiter juga mengalami penurunan


konsentrasi dan bagian otak lainnya juga mengalami
degenerasi,
menyebabkan
degenerasi
neuron
norepinefrin di lokus seruleus dan neuron asetilkolin
dalam nukleus basalis serta neuron dari dorsal motor
nucleus saraf vagus, saraf tulang belakang, dan sistem
otonom perifer.
Penurunan neurotransmiter ini mungkin menjelaskan
beberapa gejala non-motor penyakit Parkinson.

TANDA DAN GEJALA


Tanda utama:

Tremor pada saat istirahat, tingkat


keparahan relatif stabil

Kekakuan gerakan putar siku dan


pergelangan tangan berkurang,ekspresi wajah
kaku

Tanda non-motorik

Inkontinensi

Dementia

Depresi

Dysphagia

Akinesia melemahnya gerakan

Bradikinesia langkah pendek, lambaian


tangan berkurang

Gangguan tidur

Konstipasi

Ketidakseimbangan tubuh sering jatuh

Berkeringat

F
A
K
U
L
T
A
S
F
A
R
M
A
S
I

TERIMA
KASIH

U
N
I
V
E
R
S
I
T
A
S
I
N
D
O
N
E
S
I

SUMBER
Ikatan Sarjana Farmasi Indoneia. 2010. ISO `
Farmakoterapi. PT ISPI Penerbitan:Jakarta
Dipiro,
Joseph
T.
[et
al].
2005.
Pharmacotherapy in Patophisiologic Approach.
6th Ed. USA : The McGraw- HillCompanies
Chisholm-burns, Marie A. [et al]. 2008.
Pharmacotherapy Principal and Practice. USA :
The McGraw-HillCompanies.

Anda mungkin juga menyukai