ULTRASONOGRAPHY
Oleh:
Pembimbing:
Judul Referat
ULTRASONOGRAPHY
Oleh
Zamratul Zakiya, S.Ked 0408482214077
Zulfa Nurrahmani Ananda.H, S.Ked 0408482214134
Faishal Zamzami, S.Ked 0408482214182
Nursarah Salsabila Khansa, S.Ked 0408482214013
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr. Mohammad
Hoesin/Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang Periode 28 Juni – 14
Juli 2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Ultrasonography” dengan
tepat waktu. Referat ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat ujian kepaniteraan
klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada dr. Yuri Kamila,
Sp.OG(K)-FM selaku pembimbing yang telah banyak membimbing dalam
penulisan dan penyusunan referat ini, serta semua pihak yang telah membantu
hingga selesainya referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki kekurangan dan
kesalahan akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan referat di masa mendatang. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
iv
DAFTAR GAMBAR
1. Transuder USG…………………………………………………………….6
2. Monitor USG………………………………………………………………7
3. Mesin USG………………………………………………………………...8
4. Refleksi gelombang………………………………………………………..9
5. Skema proses pembiasan (refraksi)………………………………………10
6. Atenuasi…………………………………………………………………..11
7. Transuder USG…………………………………………………………...11
8. Prinsip kerja transuder……………………………………………………12
9. Perubahan ukuran kristal piezoelektrik…………………………………...13
10. Petunjuk arah pada transuder……………………………………………..14
11. Arah gerakan transuder pada pemeriksaan usg transabdominal…………..15
12. Transuder transvaginal…………………………………………………...17
13. Gerakan dasar transuder pada pemeriksaan USG Transabdominal……….17
14. A) Kantung gestasi intrauterin pada kehamilan 5 minggu B) Penampang
sagital uterus pada pemeriksaan USG transvaginal yang memperlihatkan
gambaran double decidual sac pada kehamilan 5,5 minggu………………20
15. Pengukuran Crown–rump length (CRL)………………………………….22
16. Penampang kepala setinggi thalamus…………………………………….24
17. Panjang femur (Pengukuran dilakukan pada bagian diafisis tulang)……...25
18. Penampang transversal (aksial) abdomen setinggi hepar…………………25
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Ultrasonik pertama kali digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu
teknik SONAR (Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang
Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam
musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran untuk menentukan kedalaman laut.
Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk
1
pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan. Setelah perang
dunia ke II, berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat USG berhasil
digunakan untuk pemeriksaan organ dalam tubuh.2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang
tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam
layar monitor. Ultrasonografi merupakan salah satu produk teknologi
medical imaging yang dikenal sampai saat ini. Medical Imaging (MI) adalah
suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau
suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka
(non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik suatu jaringan sel dan diikuti
dengan teknik pendeteksian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan
direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya
peralatan MI. Ultrasonografi (USG) didefinisikan sebagai energi yang
dihasilkan oleh gelombang suara 20.000 atau lebih getaran per detik. USG
menggunakan gelombang suara yang jauh di atas frekuensi yang dapat
didengar oleh telinga manusia. Operasi kerjanya didasarkan pada teknologi
dari transduser yang memancarkan gelombang suara yang menembus tubuh
manusia. Gelombang frekuensi tinggi ini kemudian dipantulkan kembali
dari organ-organ dan jaringan membentuk tubuh internal dalam bentuk
gambar pada layar monitor. Sifat refleksi memungkinkan dokter untuk
mengidentifikasi jenis jaringan. Ultrasonografi medis (sonografi) adalah
sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang
digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka,
struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa
organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13
MHz. Pilihan frekuensi diagnostik sonografi ini menentukan resolusi
3
gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Sedangkan dalam fisika
istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah
frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz), penggunaan
umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi
yang ratusan kali lebih tinggi.2
4
Nyeri Abdomen
5
terdapat kristal yang bernama Piezo Electric yang digunakan untuk
menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser.
Kristal ini ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques pada tahun sekitar
1880 dan tebalnya sekitar 2,85 mm. Apabila kristal piezo electric dialiri
tegangan listrik maka satuan elemen kecil dari kristal akan mengalami
vibrasi atau getaran sehingga timbul frekuensi ultra. Begitu pula vibrasi
kristal akan menimbulkan arus listrik. Gelombang yang diterima masih
dalam bentuk gelombang pantulan sehingga fungsi kristal disini adalah
untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik
yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam
bentuk gambar.3
2. Monitor USG
Monitor berupa layar yang digunakan untuk menampilkan bentuk
gambar dari hasil pengolahan data komputer. Monitor yang digunakan
pada awal penemuan USG masih berupa layar tabung besar yang
terpisah dari mesin USG. Perkembangan teknologi yang terus
berkembang pesat membawa kemajuan pada teknologi monitor. Kalau
pada awal penemuan memakai layar tabung yang besar kini sudah
menggunakan layar kecil dan tipis. Awal penemuan USG layar monitor
yang digunakan masih hitam putih sekarang sudah berwarna. Sekarang
6
juga layar monitor menjadi satu dengan alat USG sehingga bentuk USG
lebih terlihat kecil.3
3. Mesin USG
Mesin Ultrasonografi merupakan bagian yang berfungsi mengolah data
yang diterima dalam bentuk gelombang dan mengubah gelombang
menjadi gambar. Mesin USG merupakan pusat pengolah data seperti
central processor unit (CPU) pada komputer. Mesin USG sangat
mempengaruhi hasil pencitraan USG, semakin baik CPU yang
digunakan pada mesin maka akan semakin baik dan cepat pula hasil
yang ditayangkan di layar monitor USG. Awal penemuan mesin USG
berbentuk sangat besar dan berat sehingga sulit untuk dipindah-
dipindahkan. Namun sekarang ukuran mesin USG sudah sangat kecil
akibat kemajuan teknologi yang akhirnya mempengaruhi
perkembangan bentuk mesin USG.3
7
Gambar 3. Mesin USG
8
Tabel 1. Daerah Frekuensi Gelombang Suara
Nama Frekuensi
Infrasonik <20 Hz
Audiosonik 20 Hz –20000 Hz
Ultrasonik >20000 Hz
Diagnostik 1–10 MHz
Refleksi
9
Refraksi
Atenuasi
a) Hamburan
Bila suatu energi gelombang ultrasonik menabrak
dimensi-dimensi permukaan yang lebih kecil dari panjang
gelombang maka gelombang datang akan tersebar ke segala
arah. Hamburan ini dipengaruhi oleh perubahan impedansi
akustik pada sasaran atau partikel, ukuran partikel dari medium
dan panjang gelombang energi datang. Intensitas gelombang
yang terhambur meningkat dengan cepat bersama frekuensi
dan sebanding dengan kuadrat frekuensi, oleh karena itu
frekuensi tinggi terhambur dengan lebih mudah dari pada
frekuensi rendah.
10
b) Penyerapan (Absorbsi)
Absorbsi atau penyerapan ultrasonik dalam cairan
merupakan hasil dari gaya pergesekan yang berlawanan dengan
gerakan partikel-partikel dalam media. Energi mekanik yang
dipindah dari suara ultra menjadi panas. Selama mengalami
absorbsi gelombang ultrasonik, intensitas dengan amplitudonya
berkurang secara eksponensial.
Gambar 6. Atenuasi
Tubuh akan menyerap energy gelombang suara, sehingga
tidak ada lagi gelombang suara yang dipantulkan kembali ke
probe. Akibatnya gaung tidak tertangkap dan tidak ada gambar
yang dihasilkan. Semakin dalam jaringan yang harus dilewati,
semakin banyak gelombang suara yang akan diserap.
Transuder ultrasonik
11
Transduser adalah adalah piranti yang dapat mengubah suatu bentuk
energi kedalam bentuk energi lain. Transduser ultrasonik berfungsi untuk
merubah suatu sinyal listrik kedalam energi suara ultra yang dapat
dipancarkan kedalam jaringan, mengubah energi ultrasonik yang
dipantulkan kembali dari jaringan/materi ke dalam sinyal listrik.
12
Gambar 9. Perubahan Ukuran Kristal Piezoelektrik
Penggunaan gaya perubahan tegangan atau bentuk pada kristal
asimetris akan menciptakan suatu tegangan listrik, fonemena ini disebut
dengan efek piezoelektrik. Ketika transduser piezoelektrik berfungsi
sebagai pemancar (transmitter) akan mengubah energi listrik menjadi
energi mekanis (efek piezoelektrik terbalik), dan bila sebagai penerima
(receiver) maka akan mengubah energi mekanis menjadi energi listrik
(efek piezoelektrik). Untuk membangkitkan gelombang ultrasonik, bahan
tersebut digetarkan oleh rangkaian osilator, sedangkan piezoelektrik
sendiri berasal dari bahasa Latin “piezein” yang berarti diperas atau
ditekan, dan piezo yang berarti didorong. Ditemukan oleh Curie
bersaudara yang terdiri dari Pierre Curie dan Jacques Curie pada tahun
1880. Efek piezoelektrik terjadi jika medan listrik terbentuk ketika
material dikenai tekanan mekanik.
13
Sebelum memulai pemeriksaan perhatikan pengaturan
pemindaian, pada layer monitor akan tampak gambaran tampilan USG
transabdominal. Tentukan mana posisi kanan transduser kemudian
samakan dengan posisi kanan pasien dan kanan layar monitor.4
14
Gambar 11. Arah gerakan transduser pada pemeriksaan
USG transabdominal1
Secara garis besar, ada empat gerakan dasar transduser pada
pemeriksaan USG transabdominal, yaitu bergeser (sliding), berputar
(rotating), membentuk sudut (angling), dan ditekan (dipping).4
Pada kehamilan trimester I pemeriksaan USG-TA sebaiknya
dikerjakan melalui kandung kemih yang terisi penuh (sehingga disebut
juga pemeriksaan USG transvesikal), gunanya untuk menyingkirkan
usus keluar dari rongga pelvik, sehingga tidak menghalangi
pemeriksaan genitalia interna. Massa usus yang berisi gas akan
menghambat transmisi gelombang ultrasonik.5
Sebelum memulai pemeriksaan, dinding abdomen ibu harus
dilumuri jel (gel) untuk lubrikasi dan menghilangkan udara di antara
permukaan transduser dan dinding abdomen.5
Pemeriksaan USG-TA mempunyai beberapa kerugian. Kandung
kemih yang penuh akan mengganggu kenyamanan pasien dan
pemeriksa. Kandung kemih yang terlampau penuh akan mendesak
genitalia interna ke posterior, sehingga letaknya di luar daya jangkau
transduser. Uterus mudah mengalami kontraksi, sehingga kantung
gestasi di dalam uterus ikut tertekan dan bentuknya mengalami
distorsi. Keadaan-keadaan ini akan mempersulit pemeriksaan. Adanya
mudigah di dalam kantung gestasi dapat luput dari pemeriksaan.5
15
Pemeriksaan USG-TA tanpa persiapan kandung kemih pada
kehamilan trimester I dapat dikerjakan dengan cukup memuaskan
pada pasien yang kurus, dengan dinding perut yang tipis dan uterus
anteversi.5
Pada kehamilan trimester II dan III uterus telah cukup besar dan
letaknya di luar rongga pelvik. Volume cairan amnion sudah cukup
banyak. Pemeriksaan USG-TA dapat dikerjakan tanpa memerlukan
persiapan kandung kemih.5
2. Pemeriksaan USG Transvaginal4
Pemeriksaan USG transvaginal berbeda dengan transabdominal,
perlu penyesuaian mesin dan operator, terutama pengenalan organ
genitalia interna dan kehamilan trimester pertama, serta terbatasnya
ruang untuk melakukan gerak transduser. Kenali aspek teknik dari
transduser, cara- cara melakukan pemeriksaan dan faktor keamanan
pemeriksaan. USG transvaginal memberikan informasi yang lebih
akurat dan rinci dari organ atau jeringan di rongga pelvis dibandingan
periksa dalam dan USG transabdominal.
Perhatikan apakah tombol pemindah jenis transduser sudah
menunjukkan bahwa transduser yang dipakai adalah vaginal, petunjuk
arah kiri dan kanan sudah benar, serta apakah pasien sudah
mengosongkan kandung kencingnya. Posisi pasien dapat lithotomi
(lebih baik) atau tidur dengan kaki ditekuk dan pada bagian bokong
ditaruh bantal agar mudah untuk memasukkan dan memanipulasi posisi
transduser.
16
Gambar 12. Transuder transvaginal
Taruh sedikit jelly pada permukaan transduser. Pasangkan
kondom baru pada transduser (perlihatkan pada pasien), kemudian
taruh jelly secukupnya pada permukaan kondom dan selanjutnya
masukkan transduser ke dalam vagina secara perlahan-lahan dan
“gentle” sesuai dengan sumbu vagina. Jangan melakukan penekanan
tiba-tiba dan keras karena dapat membuat pasien kesakitan atau merasa
tidak nyaman. Pemeriksaan USG transvaginal lebih sulit dibandingkan
transabdominal, sehingga pendekatan yang dipakai adalah orientasi
terhadap letak dan posisi normal organ genitalia (organ oriented).
Gerakan dasar transduser vaginal adalah maju-mundur (sliding),
berputar (rotating), dan bergeser ke kiri atau kanan (panning).
17
Bawa transduser sedekat mungkin dengan organ yang akan
diperiksa. Pilih frekuensi yang sesuai, atur fokus agar obyek yang
dinilai tetap berada dalam jangkauan fokus mesin USG dan perhatikan
apa yang dirasakan oleh pasien pada saat pemeriksaan berlangsung.
Bila gambar tidak jelas, lakukan pemeriksaan bimanual, dimana
tangan kiri berada di dinding abdomen pasien, kemudian menekan ke
arah bawah secara perlahan-lahan agar obyek yang diperiksa
bertambah dekat dengan transduser. Bila masih tidak jelas juga,
mungkin perlu pemeriksaan lebih lanjut, misalnya sonohisterografi,
USG trans abdominalis, CT-scan atau MRI.
Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan kondom secara hati-hati
dengan memakai sarung tangan tidak sterill atau kertas tissue,
kemudian lakukan dekontaminasi kondom tersebut dengan larutan
klorin 0,5%.
3. Pemeriksaan USG Transperineal atau Translabial4
Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya
seorang nona atau seorang wanita yang tidak mungkin dilakukan
pemeriksaan transvaginal atau transrektal. Dianjurkan kandung kencing
pasien cukup terisi, hal ini untuk memudahkan pemeriksaan dan
sebagai petujuk anatomis. Penjejak dilapisi kondom dan diberi jeli,
kemudian diletakkan di daerah perineum, penjejak digerakkan ke atas
dan ke bawah untuk mencari gambaran organ genitalia. Cara ini
memang tidak dapat memberikan gambaran organ genitalia sebaik
pemeriksaan USG transvaginal atau transrektal.
4. Pemeriksaan USG Transrektal4
Pemeriksaan USG transrektal hampir sama dengan pemeriksaan
transvaginal. Perbedaannya terletak pada bantuk dan ukuran diameter
penjejak dan posisi pemeriksaan yang kurang lazim bagi wanita
Indonesia. Setelah pasien dalam posisi lithotomi atau posisi tidur
dengan kaki ditekuk dan bagian pantat diganjal dengan bantal khusus,
18
transduser yang telah dibungkus dua lapis kondom dan dibubuhi jelly
dimasukkan secara perlahan-lahan ke dalam rektum.
Lakukan identifikasi uterus sebagai petunjuk organ genitalia
interna, setelah itu identifikasi vesika urinaria kemudian evaluasi
seluruh organ genitalia interna dan rongga pelvik. Manipulasi atau
pergerakan transduser per rektal sangat terbatas dan sering
menimbulkan rasa tidak nyaman. Jelaskan secara seksama sebelum
melakukan pemeriksaan USG transrektal. Setelah selesai pemeriksaan,
lepaskan kondom secara hati-hati, kemudian lakukan dekontaminasi
kondom dengan larutan klorin 0,5%.
5. Pemeriksaan USG Invasif4
USG dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa dan atau untuk
tindakan terapeutik, misalnya biopsi villi khoriales, amniosintesis,
kordosintesis, ovum pick-up (OPU), atau transfusi intra uterin. Setelah
dilakukan penjelasan dan pasien memberikan persetujuan tertulis,
dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk menilai kondisi
kehamilan atau genitalia interna. Pada umumnya hanya diperlukan
anestesi lokal untuk memasukkan jarum punksi, tetapi dapat juga
dengan anestesi umum pada tindakan OPU. Teknik yang dipakai bisa
secara “free-hand” atau dipandu USG melalui marker pungsi yang ada
pada transduser.
19
kehamilan 5 minggu, saat diameternya mencapai > 5 mm.
Dengan USG-TA kehamilan intrauterin dapat terlihat setelah
diameter KG mencapai 5 mm; dan secara konsisten terlihat
mulai kehamilan 6 minggu, saat diameter KG mencapai > 10
mm.
b. Yolk sac
20
akan bertambah sekitar 1 - 2 mm per hari. Panjang mudigah
dinyatakan dengan ukuran jarak kepala-bokong (JKB) atau
crown-lumph length (CPL), meskipun sebelum kehamilan 8
minggu bagian kepala dan badan masih belum dapat
dibedakan. Mudigah mulai menunjukkan aktivitas denyut
jantung pada usia kehamilan sekitar 6 minggu, setelah JKB
mencapai 5 mm dan diameter KG sekitar 18 mm. Sejak saat
itu struktur mudigah dan aktivitas denyut jantung akan
konsisten terlihat dengan USG-TV. Dengan USG-TA
struktur mudigah akan konsisten terlihat setelah diameter
KG > 25 mm.
Frekuensi denyut jantung (FDJ) mudigah pada
kehamilan 6 minggu sekitar 110 denyut per menit (dpm),
meningkat mencapai 175 dpm pada kehamilan 9 minggu,
kemudian menurun hingga 166 dpm pada kehamilan 12
minggu. Apabila FDJ < 80 dpm pada kehamilan 6 minggu;
atau < 100 dpm pada kehamilan ≥ 7 minggu, umumnya
mudigah akan mati dalam beberapa hari kemudian.
Istilah mudigah (embrio) digunakan terhadap hasil
konsepsi sampai usia kehamilan 10 minggu, yaitu selama
berlangsungnya proses organogenesis. Mulai usia kehamilan
11 minggu hasil konsepsi disebut janin (fetus). Masa transisi
terjadi pada saat JKB mencapai 30 - 35 mm.
d. Penentuan usia kehamilan
21
perkembangan KG, usia kehamilan dapat juga dihitung
dengan menggunakan formula sederhana:
Usia kehamilan (hari) = diameter KG (mm) + 30
Pengukuran JKB dilakukan mulai kehamilan 6
minggu, saat struktur mudigah secara konsisten terlihat
melalui pemeriksaan USG. Jarak kepala-bokong merupakan
parameter yang paling baik digunakan untuk rnenentukan
usia kehamilan, dengan tingkat kesalahan ± 3 - 5 hari.
e. Kehamilan kembar
22
berkembang menjadi mudigah, disebut kembar monozigotik
(MZ) atau identik.
Berdasarkan korionisitas dan amnionisitasnya, kembar
DZ pasti merupakan kembar dikorionik-diamniotik (DK-
DA); sedangkan kembar MZ bisa berupa DK-DA,
monokorionik-diamniotik (MK-DA), atau monokorionik-
monoamniotik (MK-MA). Jenis korionisitas dan
amnionisitas kehamilan kembar akan sangat berpengaruh
terhadap morbiditas dan mortalitas hasil konsepsi.
2. Trimester 2 dan 3
Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester II dan III
dilakukan dengan cara transabdominal tanpa persiapan kandung
kemih. Pada kondisi tertentu pemeriksaan dilakukan melalui
kandung kemih yang setengah terisi atau dengan USG-TV, misalnya
untuk menilai letak plasenta, ketebalan segmen bawah uterus (SBU),
kondisi serviks, dan tumor pelvik.
a. Penentuan usia kehamilan
Penentuan usia kehamilan pada trimester II paling akurat
dilakukan sebelum kehamilan 20 minggu, misalnya melalui
pengukuran kepala dan tulang panjang, dengan tingkat
kesalahan ± 1 minggu. Berbagai struktur anatomi janin dapat
digunakan sebagai biometri untuk menentukan usia kehamilan,
seperti diameter biparietal (DBP), lingkar kepala, panjang
tulang (femur, tibia, humerus, radius, klavikula), jarak orbita,
lebar serebelum, panjang ginjal, dan panjang telapak kaki.
Biometri yang cukup mudah diukur dan lazim digunakan
adalah DBP, lingkar kepala, panjang femur, dan panjang
humerus.
• Pengukuran Diameter Biparietal dan Lingkar Kepala
Pengukuran DBP dilakukan pada penampang aksial
kepala setinggi talamus (bidang transtalamik), karena
23
melalui bidang ini akan diperoleh ukuran DBP yang
terbesar. Pengukuran dilakukan pada jarak biparietal yang
terbesar, dari permukaan luar tulang parietal bagian
proksimal ke arah permukaan dalam tulang parietal bagian
distal ('luar ke dalam'), tegak lurus falks serebri. Peneliti
lain melakukan pengukuran DBP pada permukaan luar
tulang parietal bagian proksimal dan distal ('luar ke luar').
Pengukuran lingkar kepala dilakukan dengan
mengukur DBP 'luar ke luar' dan diameter fronto-oksipital
(DFO) 'luar ke luar'. Lingkar kepala = (DBPluar ke luar +
DFOluar ke luar) x 1,57.
Alat USG yang dijual sekarang umumnya diiengkapi
software yang dapat mengukur lingkar kepala (dan bagian
tubuh janin lainnya) dengan cara ellips atau cara tracing.
24
Gambar 17. Panjang femur (Pengukuran dilakukan
pada bagian diafisis tulang)
25
b. Penentuan pertumbuhan dan besar janin
Pada pemeriksaan USG, penilaian pertumbuhan janin
terutama didasarkan atas penilaian ukuran anatomi dan
perubahan fungsional janin selama masa kehamilan.
Penyimpangan pada proses pertumbuhan janin bisa diketahui
dengan lebih mudah berdasarkan data (nomogram) ukuran
anatomi janin.
c. Kehamilan kembar
Pada kehamilan trimester II, korionisitas kehamilan kembar
dapat diketahui dengan memeriksa jenis kelamin kedua janin,
jumlah plasenta, dan sekat pemisah kedua janin. Bila jenis
kelamin berbeda atau terdapat 2 plasenta yang letaknya terpisah,
menunjukkan kehamilan kembar DK-DA; akan tetapi bila
dijumpai keadaan yang sebaliknya belum berarti kehamilan
kembar MK. Pada kembar DK, sekat pemisah terlihat tebal
(terdiri atas 2 lapisan amnion dan 2 lapisan korion); sedangkan
pada kembar MK-DA, sekat pemisah terlihat tipis (hanya terdiri
atas 2 lapisan amnion). Sekat pemisah pada kembar MK-DA
seringkali sangat tipis sehingga sulit diidentifikasi.
d. Plasenta
• Ukuran plasenta
Selama kehamilan pertumbuhan uterus lebih cepat
daripada pertumbuhan plasenta. Sampai kehamilan 20
minggu plasenta menempati sekitar 1/4 Iuas permukaan
miometrium, dan ketebalannya tidak lebih dari 2 - 3 cm.
Menjelang kehamilan aterm plasenta menempati sekitar 1/8
luas permukaan miometrium, dan ketebalannya dapat
mencapai 4-5 cm.
• Letak (Posisi) Plasenta
Pemeriksaan USG dapat menentukan letak plasenta
dengan lebih mudah, lebih aman, dan hasilnya cukup
26
akurat. Pemeriksaan dilakukan dengan cara transabdominal
ataupun cara transvaginal.
Plasenta bisa berkembang di bagian mana saja pada
permukaan endometrium, sesuai dengan letak implantasi
blastosis. Letak plasenta yang menutupi ostium uteri
internum (OUI) pada kehamilan trimester I tidak akan
selamanya menjadi plasenta previa. Dengan bertambahnya
usia kehamilan, sebagian besar vili akan mengalami atrofi,
uterus semakin membesar, dan segmen bawah uterus akan
terbentuk. Plasenta yang semula menutupi OUI akan
bergeser ke atas, sehingga letaknya menjadi normal.
• Bentuk Plasenta
Plasenta merupakan organ fetomaternal yang
bentuknya menyerupai cakram (diskoid). Dalam
perkembangannya plasenta dapat mengalami berbagai
variasi kelainan bentuk. Kelainan bentuk plasenta yang
dapat diketahui melalui pemeriksaan USG antara lain
plasenta membranasea, plasenta suksenturiata, plasenta
bilobata, dan plasenta sirkumvalata.
e. Tali pusat
Tali pusat berisi dua arteri umbilikal yang mengalirkan
darah 'kotor' (berisi zat metabolit) dari janin ke plasenta; dan
sebuah vena umbilical yang mengalirkan darah segar (kaya akan
oksigen dan nutrien) dari plasenta ke janin. Ketiga pembuluh
darah umbilikal berada di dalam jaringan mukoid (jeli Wharton)
dan dibungkus selaput amnion. Diameter arteri umbilikal sekitar
0,4 cm, lebih kecil dari vena umbilikal (1 cm), tetapi mempunyai
lapisan muskular yang lebih tebal.
• Ukuran Tali Pusat
Tali pusat bentuknya bergulung dan berada bebas di
dalam kantung amnion, sehingga panjang tali pusat tidak
27
mungkin dapat diukur melalui pemeriksaan USG. Selama
kehamilan tali pusat akan bertambah panjang, dan
mencapai panjang finalnya sekitar 50 - 60 cm (berkisar
antara 22 - 130 cm) pada kehamilan 28 minggu.
Diameter tali pusat yang normal sekitar 1 - 2 cm. Tali
pusat yang besar (> 3 cm) tidak selalu berarti abnormal,
karena dapat terjadi pada keadaan normal bila jeli Wharton
jumlahnya cukup banyak. Fungsi jeli Wharton adalah
sebagai pelindung pembuluh darah umbilikal.
f. Cairan amnion
• Mekanisme Pengaturan Cairan Amnion
Sampai kehamilan 20 minggu cairan amnion
terutama diproduksi melalui selaput amnion dan kulit janin;
sebagian lainnya melalui lempeng korionik, tali pusat, paru,
ginjal, dan saluran pencernaan. Setelah kehamilan 20
minggu jumlah cairan amnion terutama ditentukan oleh
produksi melalui ginjal dan pengambilan melalui saluran
pencernaan. Pada kehamilan 20 minggu jumlah cairan
amnion sekitar 500 ml, kemudian jumlahnya terus
meningkat hingga mencapai jumlah maksimal sekitar 1.000
ml pada kehamilan 34 minggu. Jumlah cairan amnion
sekitar 800 - 900 ml pada kehamilan aterm, berkurang
hingga 350 ml pada kehamilan 42 minggu, dan 250 ml pada
kehamilan 43 minggu.
• Penilaian Jumlah Cairan Amnion
Penilaian jumlah cairan amnion melalui pemeriksaan
USG dapat dilakukan dengan cara subjektif ataupun
semikuantitatif.
ù Penilaian Subjektif
Dalam keadaan normal, janin tampak bergerak
bebas dan dikelilingi oleh cairan amnion. Struktur
28
organ janin, plasenta dan tali pusat dapat terlihat jelas.
Kantung - kantung amnion terlihat di beberapa
tempat, terutama pada daerah di antara kedua tungkai
bawah dan di antara dinding depan dan belakang
uterus. Pada kehamilan trimester III biasanya terlihat
sebagian dari tubuh janin bersentuhan dengan dinding
depan uterus.
ù Penilaian Semikuantitatif
Pengukuran jumlah cairan amnion secara
semikuantitatif dapat dilakukan melalui beberapa
cara. Yang banyak dikerjakan adalah (1) pengukuran
diameter vertikal yang terbesar pada salah satu
kantung amnion; dan (2) pengukuran indeks cairan
amnion (ICA).
Pengukuran 1 kantung amnion dilakukan
dengan mencari kantung amnion terbesar, bebas dari
bagian tali pusat dan ekstremitas janin, yang dapat
ditemukan melalui transduser yang diietakkan tegak
lurus terhadap kontur dinding abdomen ibu.
Pengukuran dilakukan pada diameter vertikal
kantung amnion.
Morbiditas dan mortalitas perinatal akan
meningkat bila diameter vertikal terbesar kantung
amnion < 2 cm (oligohidramnion), atau > 8 cm
(polihidramnion). PoIihidramnion tergolong derajat
ringan bila diameter kantung amnion 8 - 12 cm;
derajat sedang bila diameter kantung 12 - 16 cm; dan
derajat berat bila diameter kantung ≥ 16 cm.
Pada pengukuran ICA uterus dibagi ke dalam 4
kuadran yang dibuat oleh garis mediana melalui linea
nigra dan garis horizontal setinggi umbilikus. Pada
29
setiap kuadran uterus dicari kantung amnion terbesar,
bebas dari bagian tali pusat dan ekstremitas janin,
yang ditemukan melalui transduser yang diletakkan
tegak lurus terhadap lantai. Indeks cairan amnion
merupakan hasil penjumlahan dari diameter vertikal
terbesar kantung amnion pada setiap kuadran. Nilai
ICA yang normal adalah antara 5 - 20 cm. Bila ICA
< 5 cm disebut oligohidramnion; sedangkan bila ICA
> 20 cm disebut polihidramnion. Polihidramnion
tergolong derajat ringan bila ICA 20 - 30 cm; derajat
sedang bila ICA 30 - 40 cm; dan derajat berat bila
ICA ≥ 40 cm.
30
BAB III
KESIMPULAN
31
DAFTAR PUSTAKA
32