Anda di halaman 1dari 34

Trauma Thoraks

Pembimbing :

dr. Marshal, Sp.B, SpBTKV(K)


Latar Belakang
Trauma thoraks merupakan
penyebab utama
• kematian,
• cacat,
• rawat inap,
• pertambahan disabilitas
pada masyarakat di amerika dari
umur 1 tahun sehingga umur
pertengahan decade 50.
Definisi
Trauma thorax dapat meliputi
kerusakan pada
• dinding dada,
• vertebra thoracalis,
• jantung, paru-paru,
• aorta thoracalis dan pembuluh
darah besar,
• esofagus.
Anatomi
Rangka dinding thorax yang
dinamakan cavea thoracis
dibentuk oleh
• columna vertebralis di belakang,
• costae dan spatium di bagian
samping,
• sternum dan cartilage costalis di
depan.
Anatomi
Cavitas thoracis (rongga thorax) • Paru diliputi oleh selapis
dapat dibagi menjadi: membrane tipis yang disebut
• mediastinum pleura viceralis, yang beralih di
hilus pulmonalis menjadi
• pleura dan paru.

• pleura parietalis dan menuju ke
permukaan dalam dinding
thorax.
Anatomi
Dengan cara ini terbentuk dua
kantong membranosa yang
dinamakan cavitas pleuralis pada
setiap sisi thorax, diantara paru-
paru dan dinding thorax.

Pleura adalah membran aktif yang


disertai dengan pembuluh darah
dan limfatik.
Anatomi
Kerangka rongga thorax, terdiri • kartilago ketujuh sampai sepuluh
dari berfungsi membentuk tepi kostal
• sternum, sebelum menyambung pada tepi
bawah sternum
• 12 vertebra thoracalis,
• 10 pasang iga yang berakhir di
anterior dalam segmen tulang
rawan
• 2 pasang yang melayang
Anatomi
• Musculus pectoralis mayor dan minor
merupakan muskulus utama dinding anterior
thorax
• Muskulus latisimus dorsi, trapezius,
rhomboideus, dan muskulus gelang bahu
lainnya membentuk lapisan muskulus
posterior dinding posterior thorax
Anatomi
• pernafasan berlangsung dengan
bantuan gerak dinding dada.
• Inspirasi terjadi karena kontraksi
otot pernafasan

• rongga dada membesar sehingga
udara akan terhisap melalui
trakea dan bronkus
Anatomi
• Diafragma bagian muskular
perifer berasal dari bagian
bawah iga keenam kartilago
kosta, dari vertebra lumbalis,
dan dari lengkung lumbokostal,
bagian muskuler melengkung
membentuk tendo sentral
• Nervus frenikus mempersarafi
motorik dari interkostal bawah
mempersarafi sensorik.
Etiologi
• Trauma tembus (tajam) • Trauma tumpul
• Pada trauma tembus terjadi • Pada trauma tumpul tidak terjadi
diskontinuitas dinding toraks diskontinuitas dinding toraks.
langsung akibat penyebab Kelainan tersering akibat trauma
trauma, terutama akibat tusukan tumpul toraks adalah kontusio
benda tajam paru.
• Sekitar 10-30% dari trauma • <10% trauma jenis ini
tembus memerlukan operasi memerlukan operasi torakotomi.
torakotomi
Epidimiologi
• Secara keseluruhan angka • Banyak penderita meninggal
mortalitas trauma thorax adalah setelah sampai di rumah sakit
10%, dan ini seharusnya dapat
dicegah dengan meningkatkan
• trauma thorax menyebabkan 1 kemampuan diagnostik dan
dari 4 kematian karena trauma terapi.
yang terjadi di Amerika Utara.
Patofisiologi
• Pada dasarnya patofisiologi yang
terjadi pada trauma thorax adalah
akibat dari kegagalan ventilasi,


• kegagalan pertukaran gas pada
tingkat alveolar dan kegagalan
sirkulasi karena perubahan
hemodinamik.
Patofisiologi

Hipoksia Hiperkarbia Asidosis


tidak kuatnya pengangkutan
tidak adekuatnya ventilasi akibat
oksigen ke jaringan karena hipoperfusi dari jaringan
perubahan tekanan intrathorax
hipovolemia

pulmonary ventilation / perfusion


penurunan tingkat kesadaran
mismatch
dan perubahan dalam tekanan
intrathorax
• paling sering mengalami trauma, perlukaan
Kelainan akibat pada iga sering bermakna. iga bagian
trauma Thorax tengah paling sering mengalami trauma
Fraktur Iga

• Fraktur sternum secara umum disebabkan


oleh benturan langsung, trauma tumpul
jantung harus selalu dipertimbangkan bila
ada fraktur sternum

• Batuk yang tidak efektif untuk


mengeluarkan secret dapat mengakibatkan
insiden atelaktasis dan pneumonia
Kelainan akibat • Walaupun ketidak-stabilan dinding
dada menimbulkan gerakan paradoksal
trauma Thorax dari dinding dada pada inspirasi dan
Flail Chest
Terjadi ketika segmen dinding dada tidak lagi
ekspirasi, efek ini sendiri saja tidak
mempunyai kontinuitas dengan keseluruhan
dinding dada.
akan menyebabkan hipoksia.

• Penyebab timbulnya hipoksia pada


penderita ini terutama disebabkan
nyeri yang mengakibatkan gerakan
dinding dada yang tertahan dan
trauma jaringan parunya.
Flail Chest
• Gerakan pernafasan menjadi
buruk dan toraks bergerak
secara asimetris dan tidak
terkoordinasi.
• Terapi awal yang diberikan
termasuk pemberian ventilasi
adekuat, oksigen yang
dilembabkan dan resusitasi
cairan
Kelainan akibat • Kegagalan bernafas dapat timbul
trauma Thorax perlahan dan berkembang sesuai
Kontusio paru waktu, tidak langsung terjadi
paling sering ditemukan pada golongan
potentially lethal chest injury.
setelah kejadian
• Kondisi seperti penyakit paru
kronis dan gagal ginjal menambah
indikasi untuk melakukan intubasi
lebih awal dan ventilasi mekanik.
Kelainan akibat • Pneumothorax diakibatkan masuknya
trauma Thorax udara pada ruang potensial antara
Pneumothorax
pleura visceral dan parietal.
• Gangguan ventilasi-perfusi terjadi
karena darah menuju paru yang
kolaps tidak mengalami ventilasi
sehingga tidak ada oksigenasi.
• Ketika pneumotoraks terjadi, suara
nafas menurun pada sisi yang
terkena dan pada perkusi hipersonor.
Pneumothorax
• Terapi terbaik pada
pneumotoraks adalah dengan
pemasangan chest tube pada
sela iga ke 4 atau ke 5, anterior
dari garis mid-aksilaris.
• Sebuah selang dada dipasang
dan dihubungan dengan WSD
dengan atau tanpa penghisap
Kelainan akibat • Tekanan di dalam rongga pleura
trauma Thorax akan segera menjadi sama dengan
Pneumothorax terbuka tekanan atmosfir
• Akibatnya ventilasi terganggu
sehingga menyebabkan hipoksia
dan hiperkapnia. Langkah awal
adalah menutup luka dnegan kasa
steril yang diplester hanya pada 3
sisinya saja
Kelainan akibat • Berkembang ketika terjadi one-
trauma Thorax way-valve, udara melalui dinding
Tension Pneumothorax dada masuk ke dalam rongga
pleura dan tidak dapat keluar lagi.

• tekanan di intrapleural akan
meninggi, mediastinum terdorong
ke sisi berlawanan dan
menghambat pengembalian darah
vena ke jantung.
Tension Pneumothorax
• Diagnosis tension pneumotorax Tension • hipotensi,
ditegakkan berdasarkan gejala pneumothorax • deviasi trakea,
klinis, dan tidak boleh terlambat ditandai dengan
• hilangnya suara
• gejala nyeri nafas pada satu
• Dengan pungsi darurat rongga dada, sisi dan
thorax berupa tusukan • sesak, • distensi vena
sederhana dengan jarum di • distress leher.
ruang antariga II, penderita pernafasan,
dapat diselamatkan.
• takikardi,
Kelainan akibat • Hemotoraks akut yang cukup
trauma Thorax banyak sehingga terlihat pada foto
Hemothorax toraks, sebaiknya diterapi dengan
selang dada berukuran besar.
• status fisiologi dan volume darah
yang keluar dari selang dada
merupakan faktor utama perlunya
indikasi operasi.
Hemothorax
Monitoring untuk semua kasus % darah hilang
Volume darah
perdarahan dalam rongga toraks Kelas dari total volume dalam cc (volume
darah dalam darah 80cc/kg BB)
setelah pemasangan WSD: tubuh

I 15 < 750
• 0-3cc/KgBB/jam  Observasi
II 30 75-1500
• 3-5 cc/Kg BB/jam  Observasi
ketat, bila berturut turut dalam 3
III 40 2000
jam  Operasi
• >5 cc/Kg BB/jam  Operasi IV >40 > 2000
Massive Hemothorax
• terkumpulnya darah dengan
cepat lebih dari 1.500 cc di
dalam rongga pleura.
• Kehilangan darah menyebabkan
hipoksia.
• Ditandai syok yang disertai suara
nafas menghilang dan perkusi
pekak pada sisi dada yang
mengalami trauma.
Massive Hemothorax
• Penggantian volume darah yang • Bersamaan dengan pemberian
dilakukan bersamaan dengan infus, chest tube no. 38 French
dekompresi rongga pleura. dipasang, anterior dari garis
• Darah dari rongga pleura dapat midaksilaris lalu dekompresi
dikumpulkan dalam rongga pleura selengkapnya.
penampungan yang cocok untuk • Keputusan torakotomi diambil
autotransfusi bila didapatkan kehilangan darah
terus menerus sebanyak 200
cc/jam dalam waktu 2 sampai 4
jam
Kelainan akibat • Cedera ini jarang tetapi mungkin
trauma Thorax disebabkan oleh trauma tumpul
Cedera trakea dan bronkus atau trauma tembus

• manifestasi klinisnya yaitu:


• hemoptisis bermakna,
• hemopneumothorax,
• krepitasi subkuntan
• gawat nafas.
Kelainan akibat • Perikard terdiri dari struktur
trauma Thorax jaringan ikat yang kaku
Tamponade Jantung

• walaupun relative sedikit darah


yang terkumpul, namun sudah
dapat menghambat aktivitas
jantung dan mengganggu
pengisian jantung.
Tamponade jantung
• Trias Beck yang terdiri dari • Metode sederhana untuk
• peningkatan tekanan vena, mengeluarkan cairan adalah
• penurunan tekanan arteri dan dengan perikardiosintesis.
• suara jantung menjauh (+Monitoring elektrokardiografi)

• Pulsus paradoxus adalah • Tindakan alternatif lain, adalah


keadaan fisiologis, Bila melakukan operasi jendela
penurunan tersebut >10 mmHg, perikad atau torakotomi dengan
maka ini merupakan tanda lain perikardiotomi
terjadinya tamponade jantung
Kelainan akibat • Terjadinya karena ada pukulan
trauma Thorax langsung pada sternum dengan
Trauma tumpul jantung dan Kontusio diikuti memar jantung
Miocard
• Manifestasi klinis cedera jantung
mungkin bervariasi dari ptekie
epikardial superfisialis sampai
kerusakan transmural.
Kelainan akibat • Trauma tumpul di daerah thoraks
trauma Thorax inferior akan mengakibatkan
Ruptur Diafragma peningkatan tekanan intra
Ruptur diafragma pada trauma thoraks
biasanya disebabkan oleh trauma tumpul
abdominal mendadak yang
pada daerah thoraks inferior atau abdomen
atas yang tersering oleh kecelakaan.
diteruskan ke diafragma.

• Ruptur terjadi bila diafragma tidak
dapat menahan tekanan tersebut
• Ruptur umumnya terjadi di
“puncak” kubah diafragma
Penanganan Trauma Toraks
Torakosentesis Jarum
1. Identifikasi thorax penderita dan status 7. Pertahankan Luer-Lok di ujung distal
respirasi kateter, insersi jarum kateter (panjang 3-
2. Berikan oksigen dengan aliran tinggi 6 cm) ke kulit secara langsung tepat di
dan ventilasi sesuai kebutuhan atas iga ke dalam sela iga
8. Tusuk pleura parietal
3. Identifikasi sela iga, di linea
midklavikula di sisi tension 9. Pindahkan Luer-Lok dari kateter dan
pneumothorax dengar keluarnya udara ketika jarum
memasuki pleura parietal, menandakan
4. Asepsis dan antisepsis dada tension pneumothorax telah diatasi
5. Anestesi local jika penderita sadar atau 10. Pindahkan jarum dang anti Luer-Lok di
keadaan mengijinkan ujung distal kateter. Tinggalkan kateter
6. Penderita dalam keadaan posisi tegak plastic di tempatnya dan ditutup dengan
jika fraktur servikal sudah disingkirkan plester atau kain kecil.
Penanganan Trauma Toraks
Chest tube
1. Tentukan tempat insersi, biasanya 6. Klem ujung proksimal tube
setinggi putting (sela iga V) anterior linea torakostomi dan dorong tube ke
midaksilaris pada area yang terkena dalam rongga pleura sesuai panjang
2. Siapkan pembedahan dan tempat insersi yang diinginkan hingga lubang terakhir
ditutup dengan kain berada di rongga pleura
3. Anestesi lokal kulit dan periosteum iga 7. Cari adanya “fogging” pada chest tube
4. Insisi transversal 2-3 cm pada tempat pada saat ekspirasi atau dengar aliran
yang telah ditentukan dan diseksi tumpul udara
melalui jaringan subkutan, tepat di atas 8. Sambung ujung tube torakostomi ke
iga
WSD
5. Tusuk pleura parietal dengan ujung klem
dan masukkan jari ke dalam tempat insisi 9. Jahit tube di tempatnya
10. Tutup dengan kain/kasa dan plester.8

Anda mungkin juga menyukai