Trauma thoraks adalah trauma tumpul atau tajam yang mengenai dinding thoraks baik
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi organ didalamnya. Terbanyak
mengenai rongga pleura dan parenkim paru. Pada rongga pleura tersering adalah
pneumothoraks dan hematothoraks, sedangkan pada parenkim paru meliputi kontusio,
laserasi dan hematoma parenkim paru
ETIOLOGI/PENYEBAB :
- Penyebab trauma toraks tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor. Trauma
pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul dan trauma tajam.
- Terdapat tiga mekanisme trauma yang menyebabkan trauma tumpul thoraks,
yaitu : trauma langsung pada thoraks, cedera akibat penekanan ataupun
deselarasi.
- Sedangkan pada trauma tajam dibedakan menjadi tiga berdasarkan tingkat
energinya, yaitu: berenergi rendah seperti trauma tusuk, berenergi sedang
seperti tembakan pistol, dan berenergi tinggi seperti tembakan senjata
militer.
- Penyebab trauma lainnya adalah adanya tekanan yang berlebihan pada paru yang
bisa menyebabkan pneumothoraks seperti pada aktivitas menyelam.
PATOFISIOLOGI
- Kegagalan ventilasi
- Kegagalan pertukaran gas di tingkat alveolar (difusi)
- Kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik
Ketiga faktor di atas dapat menyebabkan hipoksia. Hipoksia di tingkat jaringan atau
seluler akan memicu komplikasi lanjut berupa Systemic Inflammatory Response
Syndrome (SIRS), ARDS, Sepsis.
AKIBAT TRAUMA TORAKS
Segera Mengancam Nyawa/ Lethal six
• Airway obstruksion/ obstruksi jalan napas; trauma laring
• Tension Pneumothorax
• Open pneumothorax
• Massive hematothorax
• Tamponade Jantung
• Flail Chest
Potensial Akan Mengancam Nyawa/ Hidden six
• Simple Pneumothorax
• Hematothorax
• Kontusio paru
• Fraktur kosta
• Ruptur diafragma
• Tracheobronchial disruption / gangguan trakeobronkial
Penangan Primary survey terlebih daluhu pda pasien trauma toraks (ABCDE)
A : bebaskan jalan napas, psng collar brace untk melindungi cervical
B : nilai pernapasan, gunakan ett
C: hentikan perdarahan external, resusitasi, denyut nadi, TD
D : disability, gcs, AVPU
E : exposure, lehihat kembali jejas pda sluruh tubuh
4. Masive hematotoraks
- Terkumpulnya darah dngn cepat >1500cc didalam rongga pleura.
- Penyebab tersering adlh luka tembus yg merobek p.darah sistemik/hiler, dpt jga
akibt trauma tumpul.
- Dx ditegakan dngn adanya syok yg disertai suara napas menghilng, perkusi redup
pda sisi dada yg mengalami trauma.
- Tx: penangan awal dngn pergntian volume darah dan dekompresi kavum thoraks.
- Pergntian vol.darah; pmasangn iv dan pemberian kristaloid tetes cepat disertai
transfusi darah. Sbaiknya darah dri chesttube dikmplkan dalam wadah utk
autotransfusi
- Psng chest tube (36-40 frech) stinggi papilamama di garis midclavikula
- Jika darah yg di evakuasi 1500ml maka dibutuhkan torakotomi dini
- Bila output darah <1500ml tp mengalami perdarahan terus menerua mka perlu
tindakan torakotomi
5. Tamponade jantung
- Merupakan keadaan dimn perikardium terisi oleh darah. Tamponade jantung dpt
disebabkan luka tembus jantung>> dan trauma tumpul.
- Darah yg mengisi kantung akang menghambat aktivitas jantung dan mengggu
pengisian jntung
- Gx: trias Beck: peningkatan tekanan vena, pnurunan tek.nadi, suara jantung
menjauh. Tanda KUSMAUL= pnigkatn tek.vena saat inspirasi biasa.
- Pada perikardiosintesis trdpt darah
6. Flail chest
- Terjadi karena fraktur iga multiple pda 2/lebih tlng iga, mebbkan ada bagian costa
yg terpisah dri rongga dada.
- Flail chest menyebabkan ggn pergerakan dinding dada
- Gx: tanda utama pernapasan paradoksal pda saat inspirasi dan ekspirasi, defek ini
mnyebabkan keterbatasan pergerakan dinding dada disertai nyeri dan mnybbkn
hipoksia.
- Tx: pertahankan oksigenasi dan ventilasi yg adekuat, resusitasi cairan, pemberian
analgesia, napas bantuan dngn ventilator bila ada kontusio paru dan menyebabkan
gagal napas.
- Operatif; fiksasi fragmen tulng secra terbuka
a) Simple pneumothoraks
- Pneumothoraks terjadi akibat adanya udara yang masuk kedalam ruang potensial
antara pleura visceralis dan pleura parietalis. Baik akibat trauma tumpul/tembus.
- Pada pemeriksaan didapati suara napas menurun pada sisi yang sakit, pada perkusi
didapati hipersonor.
- Penatalaksanaanya adalah pemasangan Chest tube sesegea mngkin / tube
thoracostomy
- Pasien pneumothoraks harus mendapat dekompresi toraks sblm durujuk utk
mencegah pneumothoraks brtmbh besar
b) Hematotoraks
- Terkumpulnya Darah <1500ml Oleh karena trauma tembus ataupun trauma tumpul
sehingga tejadi laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah intercostal
- Gx anemia/ syok hipovolemik merupakan keluhan yg pertama mncul pda hematotorajs
- Tx: dng pemasangan chest tube (36-40 frech)
-
c) Kontusio paru
- Dapat terjadi akibat trauma tumpul pda daerah dada yang ditandai perdarahan dan
edema pda parenkim paru
- Gx: adanya riwayat trauma, batuk disertai darah, sesak napas
- Tx: terapi suportif, pengawasan ketat dan pemberian suplementasi oksigen
- Apabila pasien terjadi hipoksia yang bermakna PaO2 < 65mmgHg, atau SaO2
<90% maka memerlukan intubasi dan ventilasi
d) Fraktur costa
- fraktur sternum umumnya dampak dri benturan langsung
- fraktur scapula, costa atas (1,2)/ sternum = menandakan resiko trauma serius
- frktur costa tengah (costa4-9) = berpotensi memicu trauma intratorakal sprti
pneumotoraks/ hemotoraks
- fraktur costa bawah (10-12) = curigai trauma hepatospienik
- gx: nyeri terlokalisir, nyeri palpasi dan krepitasi, teraba adanya deformitas
- tx: awal mnghilngkan nyeri utk mnyokong ventilasi yg adekuat, blok intercostal,
anastesi epidura dan analgesik sistemik cukup efektif
TRAUMA ABDOMEN
Trauma abdomen adalah trauma yang melibatkan daerah antara diafragma pada bagian atas
dan pelvis pada bagian bawah. Trauma abdomen dibagi menjadi dua tipe yaitu trauma tumpul
abdomen dan trauma tembus abdomen.
Anamnesis :
- Pada pasien kecelakaan tanyakan kec. Kendaraan, tipe tabrakan/arahnya, penyok
kendaraan, jenis pengaman yg digunakan, ada tdknya airbag, posisi pasien dlm
kendaraan, keadaan penumpang lainnya
- Pasien jatuh dari ketinggian; seberapa tinggi jatuhnya
- Pada pasien trauma penetrans; waktu terjdinya trauma, jenis senjata yg digunakan,
jarakpasien dngn pelaku, jumlh tikaman/ tembakan, perdarahan eksternal yg
tercatat di tmpt kejadian
Pemeriksaan Fisik
- Ispeksi : nilai adanya jejas, laserasi, luka tusuk, bagian usus/omentum yg keluar,
status kehamilan. Lakukakn log roll scara hati” agar dpt dilakukan pemeriksaan
lengkap
- Auskultasi : mendengarkan ada/tidknya bising usus. Darah bebas di peritoneum
dpt mengakibatkan ileus (bising usus hilng)
- Perkusi & palpasi :
Perkusi; perkusi dpt menyebabkan pergerakan peritoneum dan meransang iritasi
peritoneum. Bila ransangan peritoneum (+) maka tdk perlu dilakukan pemeriksaan
nyeri lepas (rebound tenderness) krna dpt menimbulkan rasa nyeri
Palpasi; memperjelas dan membedakan nyeri superfisial dan nyeri daalam,
menilai adanya kehamilan
- Penilaian stabilisasi pelvis ; dngn cara penekanan pda krista iliaca kebawah
medial, prosedur ini sebaiknya tdk dilakukan pda pasien syok dan fraktur pelvis.
- Pemeriksaan urethra, perineum, dan rektum ; darah pda meatur urethra sngt
sugestif adanya cedera urethra, inspeksi skrotum dan perineum utk ekimosis,
hematom utk mencari tanda ruptur urethra.
- Pemeriksaan colok dubur
Pada trauma tumpul, bertujuan memeriksa tonus sphincter dan memeriksa
integritas mukosa rektum, menentukan posisi prostat (letak tinggi menandakan
ruptur urethra), mengidentifikasi adanya fraktur tulang pelvis
Pada trauma penetras, bertujuan memeriksa tonus spinchter dan mencari adanya
darah dri perforasi usus
Nb : kateter urine tdk boleh dipasang pda pasien dngn hematom perineum dan
prostat letak tinggi
- Pemeriksaan vagina dan gluteus
- Nasogastrik tube dan kateter urine dipasang sering sbgi bagian dari
resusitasi, setelah masalah ABC didiagnosis dan diterapi
- Tujuan pemasangan NGT; menghilangkan dilatasi lambung, dekompresi
lambung sblm dpl, megeluarkan isi lambung, darah dalam lambung
menandakan ada cedera esofagus/sal.cerna
- Tujuan kateter urine; mengatasi retensi, memantau produksi urine sbgi
indeks perfusi jaringan, gross hematuria tanda terjadinya truma saluran
genitourinarius dan organ intraabdominal nonrenal.
- Pemeriksaan penunjang lainnya
1. FAST: Focussed Assesment Sonography in Trauma: ini merupakan alat untuk mendeteksi
perdarahan secara cepat, non invasif. Indikasinya: pada trauma tumpul yang tidak stabil
3. CT-Scan: ct scan ini dapat memberi informasi cedera organ yang spesifik namun hanya
boleh dilakukan pada pasien dengan hemodinamik normal dan tidak ada indikasi laparatomi
segera