Anda di halaman 1dari 22

ASKEP GAWAT DARURAT DAN

KASUS PADA PASIEN TRAUMA DADA

KELOMPOK : 2

1. HERNA WANDIRA A1C219117


2. DEA ANNATHASYA A1C219139
3. NADIA GARDILLAH A1C219123
4. FARIDA TAKABA A1C219129
5.ABDULLAH MAHARDIK. W
A1C219115
Definisi

Trauma
 adalah cedera/ruda paksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2002).Trauma adalah

luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker,

2001).Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44 tahun.

Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma

yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).Trauma dada adalah trauma tajam atau tembus thoraks

yang dapat menyebabkan tamponade jantung, perdarahan, pneumothoraks, hematothoraks,

hematopneumothoraks.

Trauma
 thorax adalah semua ruda paksa pada thorax dan dinding thorax, baik trauma atau ruda paksa tajam

atau tumpul.Di dalam toraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru

dan jantung. Paru-paru sebagai alat pernapasan dan jantung sebagai alat pemompa darah. Jika terjadi benturan

atau trauma pada dada, kedua organ tersebut bisa mengalami gangguan atau bahkan kerusakan.
Etiologi

Tamponade jantung : disebabkan luka tusuk dada yang tembus

ke mediastinum/daerah jantung.
Hematotoraks : disebabkan luka tembus toraks oleh benda

tajam, traumatik atau sponta.


Pneumothoraks : spontan (bula yang pecah) ; trauma

(penyedotan luka rongga dada) ; iatrogenik (“pleural tap”, biopsi


paaru-paru, insersi CVP, ventilasi dengan tekanan positif).
Patofisiologi

Trauma Benda tumpul pada bagian dada/ Thorax baik dalam bentuk kompresi maupun ruda- paksa (Deselerasi /

akselerasi Biasanya menyebabkan memar / jejas Trauma pada bagian yang terkena. Jika mengenai spernum,Trauma tumpul dapat

menyebabkan Kontusiomiocard dan jantung atau kontusio paru. Keadaan ini biasanya ditandai dengan perubahan tamponade

pada jantung,atau tampak lesukaran bernapas jika kontusio terjadi pada paru-paru. Trauma benda tumpul yang mengenai bagian

dada atau dinding Thorax juga seringkali menyebabkan Fraktur baik yang berbentuk tertutup maumpun terbuka.Kondisi Fraktur

tulang Iga juga dapat menyebabkan flail chest, yaitu suatu kondisi diamana segmen dada tidak lagi mempunyai kontinuitas

dengan keseluruhan dinding dada. Keadaan tersebut terjadi karna fraktur iga multipel pada dua atau lebih pada tulang iga dengan

dua atau lebih garis fraktur. Adanya semen Flail chest (segmen mengembang ) menyebabkan gangguan pada pergerakan dinding

dada. Jika kerusakan parenkim paru dibawahnya terjadi sesuai dengan kerusakan pada tulang maka akan menyebabkan hiposia

yang serius. Sedangkan Trauma dada dengan benda tajam seringkali berdampak lebih buruk dari pada yang diakibatkan oleh

trauma benda tumpul. Benda tajan dapat langsung menusuk dan menembus dinding dada dengan merobek pembuluh daran

intercosta, dan menembus organ yang berada pada posisi tusukannya. Kondisi ini menyebabkan perdarahan pada rongga dada

(Hematorax), Dan jika berlangsung lama akan menyebabkan peningkatan tekanan didalam rongga baik rongga thorax maupun

rongga pleura jika tertembus, kemudia dampak negatif akan terus meningkat secara progresif dalam waktu yang relatif

tingkat seperti Pneumothorax, Penurunan ekspansi paru, gangguan difusi,kolaps alveoli, hingga gagal nafas

  
Farmakologi dan terapi diet pada gangguan sistem trauma dada

 Medikamentosa: terapi medikamentosa dapat berupa pemberian

antibiotik profilaksis dan fibronolitik intrapleural.


 Antibiotik profilaksi: pemberian antibiotik pada pasien hemotorax

dianjurkan untuk mengurangi resiko terjadi komplikasi infeksius.


 Terapi fibronolitik intrapleural : terapi fibronolitik intrapleural

merupakan terapi nonoperatif yang dapat dilakukan untuk mengevakuasi


residu gumpalan darah serta memecah perlengketan jika kateter
interkostal tidak adekuat mengatasi hemothorax
Manifestasi klinis
 Hematotoraks :
Tamponade jantung : Pada WSD darah yang keluar cukup banyak
dari WSD.
1. Trauma tajam didaerah perikardium
Gangguan pernapasan (FKUI, 1995).
atau yang diperkirakan menembus
Pneumothoraks :
jantung.
1. Nyeri dada mendadak dan sesak napas.
2. Gelisah.
2. Gagal pernapasan dengan sianosis.
3. Pucat, keringat dingin. 3. Kolaps sirkulasi.
4. Peninggian TVJ (tekanan vena 4. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan
jugularis). pada perkusi dan suara napas yang
5. Pekak jantung melebar. terdengar jauh atau tidak terdengar sama
sekali.
6. Bunyi jantung melemah.
5. pada auskultasi terdengar bunyi klik
7. Terdapat tanda-tanda paradoxical (Ovedoff, 2002).
pulse pressure. 6. Jarang terdapat luka rongga dada, walaupun
8. ECG terdapat low voltage seluruh lead. terdapat luka internal hebat seperti aorta
9. Perikardiosentesis keluar darah (FKUI, yang ruptur. Luka tikaman dapat penetrasi
1995). melewati diafragma dan menimbulkan luka
intra-abdominal (Mowschenson, 1990).
komplikasi

Iga : fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan


rongga dada.
Pleura, paru-paru, bronkhi : hemo/hemopneumothoraks-
emfisema pembedahan.
Jantung : tamponade jantung ; ruptur jantung ; ruptur otot
papilar ; ruptur klep jantung.
Pembuluh darah besar : hematothoraks.
Esofagus : mediastinitis.
Diafragma : herniasi visera dan perlukaan hati, limpa dan
ginjal (Mowschenson, 1990).
Pemeriksaan penunjang

Radiologi : foto thorax (AP).


Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun.
Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa.
Hemoglobin : mungkin menurun.
Pa Co2 kadang-kadang menurun.
Pa O2 normal / menurun.
Saturasi O2 menurun (biasanya).
Toraksentesis : menyatakan darah
Diagnosis fisik :
Bila pneumotoraks < 30% atau hematothorax ringan (300cc) terap simtomatik, observasi.
Bila pneumotoraks > 30% atau hematothorax sedang (300cc) drainase cavum pleura dengan
WSD, dainjurkan untuk melakukan drainase dengan continues suction unit.
 Pada keadaan pneumothoraks yang residif lebih dari dua kali harus dipertimbangkan
thorakotomi
Pada hematotoraks yang massif (terdapat perdarahan melalui drain lebih dari 800 cc segera
thorakotomi.
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan  yang dapat dilakukan untuk menangani pasien trauma thorax,


yaitu :
Primary survey. Yaitu dilakukan pada trauma yang mengancam jiwa, pertolongan
ini dimulai dengan menggunakan teknik ABC ( Airway, breathing, dan circulation
)
Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan:
·         Mempertahankan saluran napas yang paten dengan pemberian oksigen
·         Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien
Pemasangan infuse
 Pemeriksaan kesadaran
Jika dalam keadaan gawat darurat, dapat dilakukan massage jantung.
Dalam keadaan stabil dapat dilakukan pemeriksaan radiology seperti Foto thorak
 
Pencegahan

Pencegahan trauma thorax yang efektif adalah dengan cara


menghindari faktor penyebab nya, seperti menghindari terjadinya
trauma yang biasanya banyak dialami pada kasus kecelakaan dan
trauma yang terjadi berupa trauma tumpul serta menghindari
kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yag
biasanya disebabkan oleh benda tajam ataupun benda tumpul yang
menyebabkan keadaan gawat thorax akut.
Asuhan keperawatan

TINJAUAN KASUS

Seorang pasien yang bernama Tn. A berusia 32 tahun diantar ke UGD oleh ambulance pada tanggal 8

november 2019 karena mengalami kecelakaan, mobilnya menabrak truk yang sedang berhenti. Saat itu ia tdak

menggunakan sabuk keselamatan. Dadanya membentur stir mobil. Saat dikaji Tn. A mengeluh sesak nafas dan

pasien tampak menggunakan otot bantu napas, nyeri saat bernapas,nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan

skala nyeri 4 sehingga pasien tampak sesekali menutup mata pada saat bernapas, tampak lebam pada dada, lebam

lebih hitam di area kanan, pergerakan dada kanan tertinggal dari dada kiri sehingga gerakan dada tidak simetris.

Pada auskultasi dada kanan lebih redup dari dada kiri, terdapat hematopneumothorax kanan.

Saat pemeriksaan TTV didapatkan hasil


 RR : 16x/menit, nadi : 88x/menit, TD : 120/90 mmHg, suhu 38ºC.

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan hanya terjadi di tempat tidur. Pasien mengatakan merasa bersyukur

bisa selamat dari kecelakaan.

 
Pengkajian keperawatan

D. Secondary survey
A. Data Umum 1. Aktivitas dan latihan
1. Pasien 2. Tidur dan istirahat
2. Penanggung jawab 3. Kenyamanan dan nyeri
4. Nutrisi
B. Pengkajian Kesadaran
5. Cairan, Elektrolit dan asam basa
1. GCS 6. Oksigenasi
2. Pupil 7. Eliminasi fekal
C. Primary survey 8. Eliminasi urin
1. Airway (jalan nafas) 9. Sensori presepsi dan kognitif
10. Psiko sosio budaya dan spritual
2. Breathing
E. Keluhan utama
3. Circulation F. Riwayat kesehatan
4. Disability G. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala
2. dada
3. Abdomen
4. genetalia
5. ekstremitas
Analisis data

  No. Data Fokus Etiologi Problem

1. DS : agens cedera fisik Nyeri akut


P : Nyeri
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : dada
S : skala nyeri 4
 
T : pada saat bernapas
DO :
- Pasien tampak
sesekali menutup mata
pada ssat
bernapas.
No. Data fokus Etiologi problem

2. DS : Klien mengeluh nyeri ketidakefektifan pola


sesak napas napas
   
DO :
 
Klien tampak
menggunakan
otot bantu napas
 
RR : 16x/menit
 
Pergerakan dada
tidak simetris
No Data fokus Etiologi Problem
.
3. DS: Fisik tidak bugar Hambatan mobilitas
- DO: di tempat
Aktivitas klien tidur
Dibantu oleh keluarga dan
terjadi di tempat

4. Ds :
Do : Hipertermia Kerusakan integritas
Tampak lebam kulit
pada dada, lebabam lebih
hitam di area
kanan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b/d agen cedera fisik ditandai dengan nyeri saat bernafas 

2. Ketidakefektifan pola nafas b/d nyeri ditandai dengan klien tampak


menggunakan otot bantu nafas

3. Hambatan mobilitas ditempat tidur b/d fisik tidak bugar ditandai


dengan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan terjadi ditempat tidur

4. Kerusakan integritas kulit b/d hipertermia ditandai dengan adanya


peningkatan suhu tubuh dan tampak lebam pada dada

 
Intervensi & implementasi keperawatan
No. Diagnosa keperawatan Kriteria hasil (nic) Intervensi (nic)

1. Nyeri akut b/d agen cedera fisik Setelah dilakukan perawatan 2 x 24 a.Manajemen nyeri
ditandai dengan nyeri saat bernafas jam, maka diharapkan kriteria hasil Gali bersama pasien faktor-
faktor yang dapat menurunkan
sebagai berikut :
atau memperberat
a. Kontrol nyeri b. Ajarkan prinsip- prinsip
 indikator: melaporkan nyeri yang manajemen nyeri
terkontrol  
Awal:2 c. Dorong pasien untuk
Akhir: 4 memonitor nyeri dan
menangani nyerinya dengan
tepat
Bantu keluarga dalam mencari
dan menyediakan dukungan.
 
d. Evaluasi bersama pasien
dengan tim kesehatan lainnya
 
e. mengenai efektifitas tindakan
pengontrolan nyeri yang perna
digunakan sebelumnya.
 
f. Ajarkan penggunaan teknik
non farmakologi (misalnya
terapi aktifitas, bermain, dan
musik
No. Diagnosa keperawatan Kriteria hasil (nic) Intervensi (noc)

2. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan a. Manajemen jalan


  perawatan 2 x nafas
nafas b/d nyeri ditandai dengan klien   Lakukan fisio terapi
tampak 24 jam, maka dada sebagaimana
menggunakan otot diharapkan kriteria hasil mestinya
bantu nafas sebagai berikut : b. Motifasi pasien untuk
  benafas pelan, dalam,
a. Status pernapasan berputar dan
indikator : frekuensi batuk
nafas c. Instruksikan
Awal: 2 bagaimana agar bisa
Akhir:4 melakukan batuk
epektif
d. Auskultasi suara
nafas, catat ada dan
tidak adanya suara
tambahan
e. Kelola nebulizer
ultrasonik sebagaimana
mestinya
Posisikan untuk
meringankan sesak
nafas
No Diagnosa kriteria hasil (nic) Intervensi (noc)
. keperawatan
3. Hambatan mobilitas ditempat Setelah dilakukan perawatan 2 x a. Perawatan tirah baring
tidur b/d fisik tidak bugar 24 jam, maka diharapkan kriteria 1. Gunakan alat ditempat
ditandai dengan aktivitas hasil sebagai berikut : tidur yang melindungi
klien dibantu oleh keluarga   pasien
dan terjadi ditempat tidur a. Kebugaran fisik 2. Balikan (pasien), sesuai
Indikator: kekuatan otot dengan kondisi kulit
Awal:2 3. Balikan pasien yang tidak
Akhir:4 dapat mobilisasi paling tidak
setiap 2 jam, sesuai dengan
jadwal yang spesifik
4. Ajarkan latihan ditempat
tidur, dengan cara yang
tepat
5. Monitor kondisi kulit
(pasien)
6. .Monitor komplikasi dari
tira baring (misalnya nyeri
punggung )
No Diagnosa keperawatan Kriteria hasil (nic) Intervensi (noc)
.
4. Kerusakan integritas kulit b/d Setelah dilakukan perawatan 2 a. Perawatan luka
hipertermia x 24 jam, maka diharapkan tekan
  kriteria hasil sebagai berikut :
ditandai dengan adanya peningkatan a. Integritas jaringan : kulit 1. Monitor warna,
suhu tubuh dan membran mukosa suhu, udem,
dan tampak lebabm pada dada kelembapan, dan
Indikator: integritas kulit kondisi area sekitar
Awal:2 lebam
Akhir: 4 2. Berikan pelembap
yang hangat
disekitar
3. Area lebam untuk
meningkatkan
perfusi darah dan
suplai oksigen
4. Berikan salep jika
dibutuhkan
5. Gunakan alat- alat
pada tempat tidur
untuk melindungi
pasien
6. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
perawatan pada
daerah lebam
Evaluasi keperawatan
Psiko sosio budaya dan spritual 3. Budaya :
1. Psikologi : Perasaan klien setelah mengalami masalah ini : Budaya yang diikuti klien yang berpengaruh terhadap
klien tampak murung dan ia mengatakan tidak bisa berkata- kesehatannya : klien mengatakan bahwasanya ia selalu
kata setelah mengalami masalah ini. minum madu yang dicampur dengan telur mentah setiap
Cara mengatasi perasaan tersebut : klien hanya bisa 3x seminggu.
bercerita dengan orang- orang terdekatnya. 4. Spiritual :
Rencana klien setelah masalah terselesaikan: klien Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan : klien
mengatakan akan melanjutkan pekerjaannya seperti biasa,
mengatakan selalu sholat 5x sehari, ia juga mengatakan
namun ia akan lebih berhati- hati lagi dalam berkendara.
kadang-kadang melakukan puasa sunah.
Pengetahuan klian tentang masalah/Penyakit yang ada :
klien mengatakan sedikit mengetahui tentang penyakit yang
ia alami.
2. Sosial:
Aktivitas Atau peran di masyarakat : klien mengatakan ia
hanya sebagai masyarakat biasa di suatu
desa/perkampungan.
Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai : klien
mengatakan tidak suka jika ada tetangga yang mengadakan
acara namun dengan suasana yang terlalu ribut/menganggu
jam tidur tetangga yang lain.
Cara mengatasinya : klien mengatakan biasanya ia suka
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai