Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

TRAUMA THORAX
ANDIKA RANTELINO RAHMA SAVITRI
202001001 202001031

DINA APRLYA WASTI PUSPITA LAKAMATI


202001007 202001039

FADILAH R. HALIBA YENUARTI NUNIK SETYA NINGRUM


202001011 202001041

IWAN ZAENAB ARFAH


2020001015

KELOMPOK II
Mengetahui Apa saja kasus
yang terjadi pada trauma
Memahami Bagaimana Asuhan toraks.
keperawatan kegawatdaruratan
pada kasus trauma toraks.
Memahami Apa yang dimaksud
dengan trauma toraks

Dapat menjelaskan Bagaimana


patofisiologi terjadinya
trauma toraks.
KONSEP MEDIK
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga
thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax
ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam
atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax
PENGERTIAN
akut. Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus.
Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga
thorax yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi
keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu
(Brunner & Suddarth, 2002).
Ribs /
Intercostae
Sternum

Pleura
Right Lung

TH Left Lung
OR
AX

ANATOMI
Trauma benda tumpul yang mengenai
Trauma benda tumpul pada bagian bagian dada atau dinding thorax juga
dada / thorax baik dalam bentuk seringkali menyebabkan fraktur baik
kompresi maupun ruda-paksa yang berbentuk tertutup maupun
(deselerasi / akselerasi), biasanya terbuka. Kondisi fraktur tulang iga
menyebabkan memar / jejas trauma juga dapat menyebabkan Flail Chest,
pada bagian yang terkena. Jika yaitu suatu kondisi dimana segmen
mengenai sternum, trauma tumpulPATOFISIOLOGI
dada tidak lagi mempunyai kontinuitas
dapat menyebabkan kontusio miocard dengan keseluruhan dinding dada.
jantung atau kontusio paru. Keadaan Keadaan tersebut terjadi karena
ini biasanya ditandai dengan perubahan fraktur iga multipel pada dua atau
tamponade pada jantung, atau tampak lebih tulang iga dengan dua atau lebih
kesukaran bernapas jika kontusio garis fraktur. Adanya semen fail chest
terjadi pada paru-paru. (segmen mengambang) menyebabkan
gangguan pada pergerakan dinding
dada.
Sedangkan trauma dada / thorax dengan benda
tajam seringkali berdampak lenih buruk daripada
yang diakibatkan oleh trauma benda tumpul. Benda
tajam dapat langsung menusuk dan menembus
dinding dada dengan merobek pembuluh darah
intercosta, dan menembus organ yang berada pada
posisi tusukannya. Kondisi ini menyebabkan
perdaharan pada rongga dada (Hemothorax), dan
jika berlangsung lama akan menyebabkan
peningkatan tekanan didalam rongga baik rongga
thorax maupun rongga pleura jika tertembus.
Kemudian dampak negatif akan terus meningkat
secara progresif dalam waktu yang relatif singkat
seperti Pneumothorax,penurunan ekspansi paru,
gangguan difusi, kolaps alveoli, hingga gagal nafas
dan jantung
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
Pneumothorax
Pneumothorax adalah kondisi ketika
udara terkumpul di rongga pleura,
yaitu ruang di antara paru-paru dan
dinding dada. Udara tersebut dapat
masuk akibat adanya cedera di dada
atau robekan di paru-paru. Akibatnya,
paru-paru jadi mengempis (kolaps) dan
tidak bisa mengembang.
Flail chest
Flail chest adalah kondisi ketika sebagian
tulang rusuk terpisah dari sisa dinding dada.
Kondisi tersebut biasanya terjadi akibat
trauma tumpul yang parah, seperti jatuh atau
kecelakaan mobil.Perlu diketahui, tulang
rusuk adalah dua belas pasang tulang yang
membungkus dari tulang belakang sampai ke
depan dada. Tulang-tulang tersebut membuat
sangkar yang melindungi beberapa organ
penting dalam tubuh, seperti paru-paru dan
jantung. 
Jika tulang rusuk terkena trauma hebat, mereka bisa
patah. Ketika ada tiga atau lebih tulang rusuk patah di
dua atau lebih tempat, hal itu bisa menyebabkan bagian
dinding dada terpisah, dan tidak sinkron dengan bagian
dinding dada lainnya.
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri pada tempat trauma, bertambah
pada saat inspirasi.
Pembengkakan lokal dan krepitasi yang
sangat palpasi.
Pasien menahan dadanya dan bernafas
pendek.
Dyspnea, takipnea
Takikardi
Tekanan darah menurun.
Gelisah dan agitasi
Kemungkinan cyanosis.
MANIFESTASI KLINIS
Kemungkinan cyanosis.
Batuk mengeluarkan sputum bercak
darah.
Hypertympani pada perkusi di atas
daerah yang sakit.
Ada jejas pada thorak
Peningkatan tekanan vena sentral yang
ditunjukkan oleh distensi vena leher
Bunyi muffle pada jantung
Perfusi jaringan tidak adekuat
Pulsus paradoksus ( tekanan darah
sistolik turun dan berfluktuasi dengan
pernapasan ) dapat terjadi dini pada
tamponade jantung.
Pada dada tampak 3 buah besi beton menembus dan 1 buah menembus
pada paha kanan. Padapunggung kanan, 9 cm dari garis pertengahan
belakang (GPB), 23 cm dari puncak bahu, ditemukan luka terbuka tepi
tidak rata dengan besi beton menembus hingga dada kanan, 8 cm dari
garis pertengahan depan (GPD), 24 cm dari puncak bahu. Pada
punggung kanan, 3 cm dari GPB, 20 cm dari puncak bahu, ditemukan
luka terbuka tepi tidak rata dengan besi beton menembus hingga dada
kanan, 4 cm dari GPD, 12 cm dari puncak bahu. Pada punggung kiri, 6
cm dari GPB, 17 cm dari puncak bahu, ditemukan luka terbuka tepi
tidak rata dengan besi beton menembus hingga dada kiri, 5 cm dari
GPD, 15 cm dari puncak bahu,.

Pada pemeriksaan foto X-Ray dada dengan hasil


hematopneumothoraks kanan, memar paru kanan
(contusion pulmonum dekstra), patah tulang iga ke 3
hingga iga ke 6 kanan (fraktur segmental costae 6
dekstra dan fraktur linier costae 3,4,5 dekstra), patah
tulang iga ke 3 kiri, serta emfisema subcutis pada
dinding dada kanan.
Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
Radiologi : Foto Thorax (AP)
Gas Darah Arteri (GDA)
PEMERIKSAAN dan Ph
PENUNJANG
CT-Scan
Ekhokardiografi
EKG (Elektrokardiografi)
Angiografi
hb
PENATALAKSANAAN
Bullow  Drainage / WSD
Pada trauma toraks, WSD dapat berarti :
Diagnostik :Menentukan perdarahan dari
pembuluh darah besar atau kecil, sehingga dapat
ditentukan perlu operasi torakotomi atau tidak,
sebelum penderita jatuh dalam shock.
Terapi :
Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di
rongga pleura. Mengembalikan tekanan rongga
pleura sehingga "mechanis of breathing" dapat
kembali seperti yang seharusnya.
Preventive :
Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk ke
rongga pleura sehingga "mechanis of breathing"
tetap baik.
Kasus
In. D (30 tahun) dibawa penolong dan keluarganya ke
rumah sakit M.Yunus bengkulu pada tanggal 01 Januari
2019 karena mengalami kecelakaan bermobil. Dari
pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran.
Penolong mengatakan dada korban membentur stir
ASUHAN
mobil, setelah kecelakaan pasien muntah darah lalu
KEPERAWATAN
kemudian pasien tidak sadar, Keaadaan pasien saat di
IGD Klien mengalami penurunan kesadaran, napas cepat
dan dangkal, auskultasi suara napas ronchi, dan pasien
ngorok. Terdapat bengkak dan jejas di dada sebelah
kin. Hasil pemeriksaan GCS (E2V2M4) kesadaran sopor,
hasil pemeriksaan TTV D 120/80 mmHg, nadi :
110x/menit, RR : 35x/menit, suhu : 38,7°C, akral
teraba dingin, tampak sianosis, penggunaan otot-otot
pernapasan, dan napas cuping hidung
Pengakajian
Pengkajian primer
• Airway : pernapasan ada, nafas ronchi, cepat
dan dangkal dengan RR 35×/menit, tampak gelisah
dan sesak, ketidak efektifan bersihan jalan nafas.
• Breathing : pernafasan cuping hidung, pasien
gorok, penggunaan otot-otot pernafasan, pasien
sesak dengan RR 35×/menit, gangguan pola nafas.
• Circulation : ada nadi, nadi 110×/menit, TD
120/80 mmHg, akral teraba dingin dan tampak
sianosi, gangguan perfusi jaringan
• Disability : penurunan kesadaran, kesadaran
sopor, GCS 8 (E2V2M4)
• Exposure : terdapat bengkak dan jejas dibagian
dada sebela kiri, akral teraba dingin, tampak
sianosi dan bagian tubuh lainnya baik
Pengkajian sekunder
Anamnesis
Pemeriksaan fisik

Diagnose
• Gangguan penyapihan ventilator
b/d hambatan upaya nafas d/d
frekuensi nafas meningkat,
penggunaan otot bantu napas,
napas dangkal (D.0002)
• Pola nafas tida efektif b/d
hambatan upaya napas d/d
penggunaan otot bantu napas,
pola napas abnormal/ takipnea
(D.0005)
INTERVENSI
IMPLEMENTSSI

EVALUASI
UBUR UBUR IKAN LELE
TERIMAKASIH LEEE….

Anda mungkin juga menyukai