DISTRES SPIRITUAL
OLEH :
CINDY NURUL FARADILLA
202001006
R2A KEPERAWATAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “
ASUHAN KEPERAWATAN DISTRESS SPIRITUAL”
Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Keperawatan Jiwa I pada program studi S1 N e r s Stikes Widya
Nusantara Palu. Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan saran serta kritik dalam
penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Definisi...........................................................................................................
B. Batas Karakteristik.........................................................................................
C. Etiologi...........................................................................................................
D. Mekanisme Koping........................................................................................
E. Asuhan Keperawatan.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spiritualitas adalah dimensi manusia, dan dengan demikian dimensi
praktek Keperawatan (Burkhart & Solari-Twadell, tahun 2001; McSherry, uang
tunai, & Ross, 2004). Fokus pada tanggung jawab perawat untuk menyediakan
kerohanian meliputi penilaian, diagnosis, perencanaan, intervensi dan evaluasi. Ini
adalah langkah-langkah yang mendefinisikan proses keperawatan, yang
merupakan scien- tific metode pelayanan keperawat adalah diterapkan dalam
praktek. Dalam spiritualitas, penelitian telah cenderung berfokus pada Fase
pertama dan ketiga proses keperawatan, yaitu penilaian spiritual (Murray,
Kendall, Boyd Worth, & Benton, 2004; Oldnall, 1996; Taylor, 2006) dan
perawatan spiritual, masing-masing kedua dipahami sebagai intervensi
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan spiritual(Chan, 2010; Kociszewski,
2003, Narayanasamy et al., 2004; Sawatzky & Pesut, 2005). Menurut Pesut
(2008), pemahaman yang lebih jelas tentang kebutuhan spiritualitas, dimana tanpa
memperhatikan kebutuhan spiritual dan perawatan spiritual tidak akan tercapai.
Spiritualitas telah terbukti kompleks untuk menentukan. Itu hadir diantara
penganut dan agnostics (McSherry, 2000), mengintegrasikan semua dimensi
individu (Reed, 1992), yang meliputi lebih dari agama (Narayanasamy, 2001),
melibatkan hubungan interpersonal, dan berkaitan dengan arti kehidupan,
terutama pada saat krisis dan penyakit (Baldacchino, 2006).
Distress spiritual telah diterima sebagai diagnosis keperawatan di NANDA
sejak tahun 1978 dan direvisi pada tahun 2002 (Herdman, 2009). Dalam
taksonomi I, diagnosis ini diklasifikasikan dalam domain menilai sebagai
gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh keberadaan seseorang, dan
yang terintegrasi dan melampaui satu sifat biologis dan psikososial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi dari distres spiritual?
2. Apa batasan karakteristik dari distres spiritual?
3. Apa etiologi dari dari dstres spiritual?
4. Bagaimana mekanisme dari distres spiritual?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari distres spiritual
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi dari distres spiritual.
2. Untuk Mengetahui batasan karakteristik dari distres spiritual.
3. Untuk Mengetahui etiologi dari dari dstres spiritual.
4. Untuk Mengetahui mekanisme dari distres spiritual;.
5. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan dari distres spiritual.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Batasan Karakteristik
C. Etiologi
D. Mekanisme Koping
Menurut Safarino (2002) terdapat lima tipe dasar dukungan sosial bagi distres
spiritual:
1. Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada
kepentingan orang lain
2. Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif
thingking, mendorong atau setuju dengan pendapat orang lain.
3. Dukungan yang ketiga adalah dukungan instrumental yaitu menyediakan
pelayanan langsung yang berkaitan dengan dimensi spiritual.
4. Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu memberikan nasehat,
petunjuk dan umpan balik bagaimana seseorang harus berperilaku
berdasarkan keyakinan spiritualnya.
5. Tipe terakhir atau kelima adalah dukungan network menyediakan
dukungan kelompok untuk berbagai tentang aktifitas spiritual. Taylor, dkk
(2003) menambahkan dukungan apprasial yang membantu seseorang
untuk meningkatkan pemahaman terhadap stresor spiritual dalam
mencapai keterampilan koping yang efektif.
Menurut Mooss (1984) yang dikutip Brunner dan Suddarth menguraikan yang
positif (Teknik Koping) dalam menghadapi stress, yaitu:
1. Pemberdayaan Sumber Daya Psikologis (Potensi diri)
Sumber daya psikologis merupakan kepribadian dan kemampuan individu
dalam memanfaatkannya menghadapi stres yang disebabkan situasi dan
lingkungan (Pearlin & Schooler, 1978:5). Karakterisik di bawah ini
merupakan sumber daya psikologis yang penting, diantaranya adalah:
a) Pikiran yang positif tentang dirinya (harga diri)
Jenis ini bermanfaat dalam mengatasi situasi stres, sebagaimana teori
dari Colley's looking-glass self: rasa percaya diri, dan kemampuan
untuk mengatasi masalah yg dihadapi.
b) Mengontrol diri sendiri
Kemampuan dan keyakinan untuk mengontrol tentang diri sendiri dan
situasi (internal control) dan external control (bahwa kehidupannya
dikendalikan oleh keberuntungan, nasib, dari luar) sehingga pasien
akan mampu mengambil hikmah dari sakitnya (looking for silver
lining).
2. Rasionalisasi (Teknik Kognitif)
Upaya memahami dan mengiterpretasikan secara spesifik terhadap stres
dalam mencari arti dan makna stres (neutralize its stressfull). Dalam
menghadapi situasi stres, respons individu secara rasional adalah dia akan
menghadapi secara terus terang, mengabaikan, atau memberitahukan
kepada diri sendiri bahwa masalah tersebut bukan sesuatu yang penting
untuk dipikirkan dan semuanya akan berakhir dengan sendirinya.
Sebagaian orang berpikir bahwa setiap suatu kejadian akan menjadi
sesuatu tantangan dalam hidupnya. Sebagian lagi menggantungkan semua
permasalahan dengan melakukan kegiatan spiritual, lebih mendekatkan
diri kepada sang pencipta untuk mencari hikmah dan makna dari semua
yang terjadi.
3. Teknik Perilaku
Teknik perilaku dapat dipergunakan untuk membantu individu dalam
mengatasi situasi stres. Beberapa individu melakukan kegiatan yang
bermanfaat dalam menunjang kesembuhannya. Misalnya, pasien HIV
akan melakukan aktivitas yang dapat membantu peningkatan daya
tubuhnya dengan tidur secara teratur, makan seimbang, minum obat anti
retroviral dan obat untuk infeksi sekunder secara teratur, tidur dan istirahat
yang cukup, dan menghindari konsumsi obat-abat yang memperparah
keadan sakitnya.
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga
sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami juga
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi
lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA