Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN STROKE

(KEPERAWATAN AJAL DAN PALIATIF)

DOSEN PENGAMPU: Safira S Palayukan S.kep,Ns,M.Kes


 
 
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
 
 
 

Kelompok 4
HUSNUL HAFIFA (A1C219131)
MURNIATY (A1C21912112)
YULIANTY GALIB (A1C219126)
DHEA ANNATASYA (A1C219139)
MIFTAHUL JANNAH (A1C219112)
 
Definisi Stroke

Stroke (cerebrovascular disease) merupakan suatu penyakit (pembuluh darah) yang


biasanya muncul gangguan fungsi pada otak karena tewrdapat kerusakan ataupun
kematian pada jaringan otak yang disebabkan berkurangnya atau tersumbatnya aliran
darah serta oksigen yang masuk kedalam otak.Aliran darah seseorang dapat berkurang
akibat pembuluh darah yang keotak mengalami penyumbatan,penyempitan atau bisa
dikatakan perdarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah tersebut.
Otak yang seharusnya bisa mendapatkan pasukan oksigen dan seharusnya
mendapatkan zat makanan menjadi terganngu,kurangnya pasukan oksigen yang masuk
kedalam otak menyebabkan kematian pada sel saraf (neuoron) karena gannguan fungsi
dari otak tersebut akhirnya memunculkan gejala dari stroke.(Junaidi,2011).
Stroke dapat digolongkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan
penyakit. Sesuai dengan perjalanan penyakit, stroke dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu

 Serangan iskemik sepintas (TIA) .


 Progresif/inevolution (stroke yang
sedang berkembang
 Stroke lengkap/completed
Faktor Resiko

• Penyakit jantung
• Hipertensi
• Diabetes melitus • Obesitas
• Merokok
TANDA DAN GEJALA

Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau


hemiplegia)
Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy”
Tonus otot lemah atau kaku
Menurun atau hilangnya rasa
Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk
kata; afhasia atau disfasia: bicara defeksif/kehilangan bicara)
 Gangguan persepsi
Gangguan status mental
   Patofisiologi

• Trombosis (penyakit trombo – oklusif)


• Embolisme 
• Perdarahan serebri
Manifestasi klinis

 Tiba-tiba seseorang akan mengalami kelumpuhan pada separo badannya


dan mengalami kelemahan .
 Tiba-tiba seseorang akan kehilangan rasa peka pada dirinya .
 Kesulitan berbicara
 Mengalami gangguan penglihatan
 Seseorang yang telah terkena stroke akan mengalami perubahan pada
bentuk mulutnya yang berubah menjadi mencong atau tidak bisa simetris
lagi.
 Mengalami nyeri kepala yang hebat
 Mengalami penurunan kesadaran .
 
PENATALAKSANAAN

• Penatalaksanaan medis
 Thrombosis intravena merupakan terapi yang bertujuan untuk rekanalisasi
pada pembuluh darah yang tersumbat.
 Terapi antritrombosis merupakan dapat berupa anhibisi platelet dan
antikougolasi.Aspirin adalah salah satu anti platelet yang sangat terbukti
efektif untuk terapi akut.
• Penatalaksanaan keperawatan
 Atur posisi kepala dan badan pasien 20-30 derajat dan berikan posisi
miring.
 Bebaskan jalan napas dan pertahankan ventilisasi yang adekuat,jika perluh
berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan
 Tanda-tanda vital diusahakan stabil.
 Pertahankan keseimbangan cairan dan eloktrolit .
 
perawatan paliatif pada pasien stroke
 

• Pengkajian
• Diagnosa keperawatan
• Perencanaan
• Implemetasi
Pengkajian

• Perawat harus menghindari membuat asumsi bahwa perilaku


tertentu menandakan duka cita,sebaliknya perawat harus
memberikan kesempatan pada klien untuk menceritakan apa
yang sedang terjadi dengan cara mereka sendiri.
• Perawat memewancarai klien dengan keluarga dengan
menggunakan komunikasi yang tulus dan terbuka,dengan
menekankan keterampilan mendengar dan mengamati
respon perilaku mereka.
Diagnosa keperawatan

• Perawat mengumpulkan data untuk membuat diagnosa mengenai duka cita atau
reaksi klien terhadap duka cita.
• Perilaku yang menandakan dukacita maladektife termasuk berikut ini ;
1. Aktivitas berlebihan tanpa rasa kehilangan
2. Perubahan dalam hubungan dengan teman dan keluarga
3. Permusuhan terhadap orang tertentu
4. Depresi,agitasi dengan ketenangan,agitasi,insomnia,perasaan tidak berharga,rasa
bersalah yang berlebihan ,dan kecenderungan untuk bubuh diri.
5. Hilang keikutsertaan dalam aktivitas keagamaan dan ritual yang berhubungan
dengan budaya klien.
6. Ketidakmampuan untuk mendiskusikan kehilangan tanpa menangis
7. Rasa kesejahteraan yang salah.
Perencanaan

Perawat lebih tolerasn dan rela untuk meluangkan waktu


lebih lama bersama klien menjelang ajal untuk mendengarkan
klien mengekspresikan duka cita dan untuk mempertahankan
kualitas hidup mereka.Tujuan tambahan bagi klien menjelang
ajal antara lain;mencapai kembali dan mempertahankan
kenyamanan ,mempertahankan kemandirian dalam aktivitas
sehari-hari ,mempertahankan harapan.
Implementasi

• Merawat klien menjelang ajal dan


keluarganya
• Peningkatan kenyamanan
• Pemeliharaan kemandirian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai