Anda di halaman 1dari 27

STROKE

KELOMPOK 4
NURMITA (A1C219081)
DOLFINA LAYAN (A1C219071)
FIRDA AZIZAH (A1C219076)
AHMAD FAUZI (A1C219088)
PENDAHULUAN
(PENYAKIT STROKE)
DEFINISI STROKE
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda
klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskuler.
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang
menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai
akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak
(Sudoyo Aru).
ETIOLOGI
• Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh
darah otak
atau leher.
• Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material
lain yang
di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain.
• Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak.
• Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah
serebral
dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang
sekitar
otak.
FAKTOR RESIKO TERJADINYA
STROKE

Usia
Riwayat keluarga
Diabetes Mellitus
Hipertensi
Hematokrit meningkat
PATOFISIOLOGI
Kebutuhan
oksigen pada Kematian sel
otak neuron

Dinding arteri Pembuluh darah


Hipertensi menipis dan pecah dan
rapuh pendarahan pada
otak

Kelumpuhan atau
kelemahan,contoh:tetrapare Stroke
se,hemiplegi hemorage
MANIFESTASI KLINIS

Defisit lapang penglihatan (mengabaikan salah satu


sisi tubuh)
Defisit motorik (kelemahan wajah, lengan dan kaki)
Defisit verbal (tidak mampu membentuk kata yang
dapat dipahami, mungkin mampu bicara dalam respon
kata tunggal)
Defisit kognitif (penurunan lapang perhatian)
Defisit emosional (akan mengalami kehilangan kontrol
diri, stress, depresi, rasa takut)
KOMPLIKASI
1. Komplikasi dini (0-48 jam pertama)
• Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya
menimbulkan kematian.
• Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
2. Komplikasi jangka pendek (1-14 hari pertama)
• Pneumonia: akibat immobilisasi lama
• Infark miokard
• Emboli paru: cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali pada saat
penderita mulai mobilisasi.
• Stroke rekuren: dapat terjadi pada setiap saat
3. Komplikasi jangka panjang
• Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vascular perifer.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/ ruptur.
Ct-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.
Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada
thrombosis, emboli serebral, dan tia (transient ischaemia attack) atau serangan
iskemia otak sepintas
MRI (magnetic resonance imaging): menunjukkan daerah yang mengalami
infark, hemoragik, dan malformasi arteriovena.
Ultrasonografi doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.
Eeg (electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan pada
gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
Sinar x: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada
thrombosis serebral.
PENCEGAHAN
Kontrol tekanan darah (hipertensi merupakan penyebab serangan
stroke)
Kurangi atau hentikan merokok (nikotin dapat menempel di
pembuluh darah dan menjadi plak, jika plaknya menumpuk bisa
menyumbat pembuluh darah)
Olahraga teratur (Olahraga teratur bisa meningkatkan ketahanan
jantung dan menurunkan berat badan)
Perbanyak makan sayur dan buah (Sayur dan buah mengandung
banyak antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas, selain itu
sayur dan buah rendah kolesterol)
Suplai vitamin E yang cukup (konsumsi vitamin E tiap hari
menurunkan resiko stroke sampai 50% vitamin E juga
menghaluskan kulit)
PENATALAKSANAAN
Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital
Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia
jantung.
Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan
memakai kateter.
Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus
dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi
tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
KONSEP PERAWATAN PALIATIF
PADA PASIEN STROKE
PENGKAJIAN
Perawat harus menghindari membuat asumsi bahwa
perilaku tertentu menandakan duka cita, sebaliknya
perawat harus memberi kesempatan pada klien untuk
menceritakan apa yang sedang terjadi dengan cara
mereka sendiri.
Perawat mewawancarai klien dengan keluarga dengan
menggunakan komunikasi yang tulus dan terbuka,
dengan menekankan keterampilan mendengar dan
mengamati respond an perilaku mereka.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perawat mengumpulkan data untuk membuat diagnose keperawatan
mengenai duka cita atau reaksi klien terhadap duka cita.
Perilaku yang menandakan duka cita maladaptive termasuk yang berikut ini:
-Aktivitas berlebihan tanpa rasa kehilangan .
-Perubahan dalam hubungan dengan teman dan keluarga.
-Permusuhan terhadap orang tertentu.
-Depresi, agitasi dengan ketenangan, agitasi, insomnia, perasaan tidak
berharga, rasa bersalah yang berlebihan, dan kecenderungan untuk bunuh
diri.
-Hilang keikutsertaan dalam aktivitas keagamaan dan ritual yang
berhubungan dengan budaya klien.
-Ketidakmampuan untuk mendiskusikan kehilangan tanpa menangis
(terutama lebih dari 1 tahun) serta terjadi kehilangan.
-Rasa kesejahteraan yang salah.
PERENCANAAN
Perawat harus lebih toleran dan rela untuk
meluangkan waktu lebih lama bersama klien
menjelang ajal untuk mendengarkan klien dalam
mengekspresikan duka cita dan untuk
mempertahankan kualitas hidup mereka.
Tujuan tambahan bagi klien menjelang ajal antara
lain:
• Mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan
• Mempertahankan kemandirian dalam aktivitas sehari-
hari
• Mempertahankan harapan
• Mencapai kenyamanan spiritual
IMPLEMENTASI
Merawat klien menjelang ajal dan keluarganya
Peningkatan kenyamanan
Pemeliharaan kemandirian
Pencegahan kesepian dan isolasi
Peningkatan ketenangan spiritual
Dukungan untuk keluarga yang berduka
Perawatan hospice
Perawatan setelah kematian
ASUHAN KEPERAWATAN
STROKE
KASUS
Klien mengatakan dulu sering merasa kesemutan pada tubuh bagian kiri. Sudah di
diagnosa stroke sejak 15 tahun yang lalu. Klien saat ini sudah tidak mengonsumsi obat
apapun sejak 2 tahun yang lalu karena dirasa sudah tidak memulihkan keadaan kembali
dan masalah ekonomi. Pada 13 tahun yang lalu, tiba-tiba klien pusing dan tidak sadarkan
diri setelah kerokan. Lalu dibawa ke rumah sakit Kariadi dan ditangani selama tiga
minggu, tetapi tidak kunjung ada perubahan. Oleh karena itu dibawa pulang dan dilakukan
pengobatan alternatif seperti pijat di Sumowono, mengkonsumsi jamu dan obat-obatan
herbal. 2 tahun terakhir, klien sudah berhenti mengkonsumsi obat dari dokter dan mulai
berhenti beralih ke pijat. Tetapi saat ini sudah tidak mengonsumsi obat apapun dan tidak
menggunakan pengobatan alternatif lainnya. Keluarga klien mengatakan sudah pasrah
terhadap penyakit yang diderita Ny. R.Pada saat perawat melakukan pengkajian,kondisi
klien terlihat lemas.Tanda-tanda vital:TD:170/90 mmHg,N:83 x/mnt,P:20 x/mnt,S:36,8 ᴼC
.

Obat-obatan sebelumnya: - Captopril 1 x 25 mg per hari


Data Penunjang Hasil pemeriksaan laboratorium maupun foto rontgen: -
Terapi saat ini: -
PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
1. Nama/nama panggilan : Ny. R
2. Tempat tanggal lahir/usia : Wates, 04 April 1964/57 Thn
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Tembalang
6. UPK/Dokter : Dokter RSUP dr. Kariadi Semarang
7. Diagnosis : Stroke
8. Diagnosis penyerta/metastase: Hipertensi
9. Tanggal Pengkajian : 26 Oktober 2018
Keluhan Utama:
Klien mengatakan dulu sering merasa kesemutan pada tubuh bagian kiri.
Riwayat Kesehatan:
a.Riwayat kesehatan sekarang: Pada 13 tahun yang lalu, tiba-tiba klien
pusing dan tidak sadarkan diri setelah kerokan. Lalu dibawa ke rumah sakit
Kariadi dan ditangani selama tiga minggu, tetapi tidak kunjung ada
perubahan. Oleh karena itu dibawa pulang dan dilakukan pengobatan
alternatif seperti pijat di Sumowono, mengkonsumsi jamu dan obat-obatan
herbal. 2 tahun terakhir, klien sudah berhenti mengkonsumsi obat dari dokter
dan mulai berhenti beralih ke pijat. Tetapi saat ini sudah tidak mengonsumsi
obat apapun dan tidak menggunakan pengobatan alternatif lainnya. Keluarga
klien mengatakan sudah pasrah terhadap penyakit yang diderita Ny. R.
b.Riwayat kesehatan dahulu:Klien mengatakan dulu sering merasa
kesemutan pada tubuh bagian kiri. Sudah di diagnosa stroke sejak 15 tahun
yang lalu. Klien saat ini sudah tidak mengonsumsi obat apapun sejak 2 tahun
yang lalu karena dirasa sudah tidak memulihkan keadaan kembali dan
masalah ekonomi.
c.Riwayat kesehatan keluarga:-
Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan dulu sering merasa 1.klien terlihat lemas.
kesemutan pada tubuh bagian kiri. 2.Tanda-tanda vital:
2. Klien mengatakan Sudah di diagnosa TD:170/90 mmHg,N:83 x/mnt,
stroke sejak 15 tahun yang lalu. P:20 x/mnt,S:36,8 ᴼC .
3. Klien mengatakan saat ini sudah tidak 3.Rambut pasien tampak kotor, terdapat
mengonsumsi obat apapun sejak 2 ketombe. Klien terlihat sering menggaruk
tahun yang lalu karena dirasa sudah kepala.
tidak memulihkan keadaan kembali dan
masalah ekonomi.
4. Keluarga klien mengatakan sudah
pasrah terhadap penyakit yang diderita
Ny. R
ANALISIS DATA

No Data Masalah Etiologi


1. Ds: Hambatan mobilitas fisik Gangguan neuromuskular
-Klien mengatakan
Sudah di diagnosa
stroke sejak 15 tahun
yang lalu.
Do:-

2. Defisit perawatan diri Kerusakan neuromuskuler


Ds:
Do:
-Rambut pasien tampak
kotor, terdapat
ketombe. Klien terlihat
sering menggaruk
kepala.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
gangguan neuromuskular.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan
neuromuskular.
INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Hambatan Tujuan:Setelah dilakukan tindakan 1.Cek tanda-tanda vital pasien
mobilitas fisik keperawatan selama 3 kali kunjungan sebelum latihan.
berhubungan klien mampu melaksanakan aktifitas 2.Kaji kemampuan ambulasi
dengan fisik sesuai dengan kemampuanya. pasien dan kekuatan otot pasien.
gangguan Kriteria hasil : 3.Ajarkan teknik latihan kekuatan
neuromuskular -Kekuatan otot pasien meningkat otot yang aman kepada klien dan
. -Klien menunjukan peningkatan keluarga. 4.Dorong klien dan beri
kemandirian penguatan positif untuk berlatih
-Klien melakukan latihan otot secara mandiri dan rutin dalam batasan
rutin dan mandiri aman.
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

2. Defisit perawatan diri Tujuan:Setelah dilakukan 1.Kaji kebersihan diri


berhubungan dengan tindakan keperawatan selama 3 pasien 2.Bantu klien
gangguan kali kunjungan, kebutuhan dalam merencanakan
neuromuskular. perawatan diri klien terpenuhi. kebutuhan personal
Kriteria hasil : hygiene klien
-Klien dapat melakukan 3.Motivasi klien untuk
aktivitas perawatan diri sesuai mengetahui pentingnya
dengan kemampuan klien perawatan diri
- Klien mengalami peningkatan 4.Libatkan keluarga
motivasi untuk merawat dirinya. dalam pemenuhan
- Klien terbebas dari bau badan kebutuhan perawatan diri
dan menjaga kebersihan. klien
- Klien dapat memanfaatkan
keluarga untuk memberikan
bantuan sesuai kebutuhan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari/ Jam Implementasi Evaluasi


Dx Tanggal

1. Kamis, 18 12.30 1.Melakukan pemeriksaan 1.Kemampuan untuk


Oktober WIB tanda tanda vital pasien. berjalan dari satu tempat ke
2018 2.Mengkaji kekuatan otot tempat yang lain secara
pasien. mandiri dengan atau tanpa
3. Mendorong klien dan alat bantu.
memberi penguatan positif 2. Evaluasi latihan kekuatan
untuk berlatih mandiri dan otot yang telah diajarkan.
rutin dalam batasan aman. 3.Lanjutkan untuk tetap
melakukan latihan secara
mandiri setiap hari.
1.MengKaji kebersihan diri
2. Kamis,18 pasien .
Oktober 12.30 2.Mengedukasi klien 1.Lanjutkan untuk tetap
2018 WIB mengenai pentingnya merawat diri dibantu dengan
perawatan diri . 3.Membantu keluarga.
klien dalam memenuhi 2. Anjurkan keluarga untuk
perawatan diri pasien memakaikan pempers klien
4.Memotivasi klien untuk 3. Edukasi klien mengenai
melakukan perawatan diri pentingnya perawatan diri.
pasien
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai