1.Bayi
Beberapa gejala HIV pada anak usia balita yang akan
muncul, antara lain:Tumbuh kembang anak terhambat.
Misalnya, berat badan tidak kunjung naik.Perut membesar
karena adanya pembengkakan pada hati dan limpa
mereka.Mengalami diare dengan frekuensi yang tidak
menentu.Sariawan akibat infeksi jamur pada mulut anak
yang ditandai dengan bercak-bercak putih di rongga pipi
dan lidah.
2. Anak
Bagi anak yang berusia lebih dari dua tahun, gejala HIV mereka dapat dibagi
menjadi tiga kategori, dari ringan hingga parah.
Gejala HIV ringan pada anak usia sekolah:Pembengkakan kelenjar getah
bening.Kelenjar parotis (kelenjar ludah yang terletak di dekat telinga)
membengkak.Sering mengalami infeksi sinus dan telinga.Mengalami gatal dan
terdapat ruam pada kulit.Pembengkakan perut akibat membengkaknya hati dan
limpa anak.
Gejala HIV taraf sedang pada anak usia sekolahSariawan yang berlangsung lebih
dari dua bulan.Pneumonitis, yaitu pembengkakan dan peradangan jaringan paru-
paru.Diare.Demam tinggi yang tidak kunjung sembuh lebih dari satu
bulan.Hepatitis atau peradangan organ hati.Cacar air dengan
komplikasi.Gangguan atau penyakit ginjal.
Gejala HIV parah pada anak usia sekolahMenderita dua infeksi bakteri yang
serius dalam dua tahun belakangan ini, seperti meningitis atau sepsis.Infeksi
jamur pada saluran pencernaan dan paru-paru.Peradangan otak atau
ensefalitis.Tumor atau lesi ganas.Pneumocytis jiroveci, jenis pneumonia yang
paling sering terjadi pada penderita HIV.
PATOFISIOLOGI
Medis
1.Pengendalian infeksi oportunistik
2.Terapi AZT (Azitomidin)
3.Terapi antiviral baru
4.Vaksin dan rekonstruksi virus
PENGKAJIAN SECARA
TEORI
A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak
rata-rata dimasa perinatalsekitar usia 9-17 tahun.
Keluhan utama dapat berupa :.
Demam dan diare yang berkepanjangan.
Tachipnae.
Batuk.
Sesak nafas
Hipoksia
Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
Diare lebih dan satu bulan.
Demam lebih dan satu bulan.
Mulut dan faring dijumpai bercak putih.
Limfadenopati yang menyeluruh.
infeksi yang berulang (otitis media, faringitis).
Batuk yang menetap (> 1 bulan)
Dermatitis yang mnyeluruh
Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah (dari orang
yang terinfeksi HIV /AIDS)Pada ibu atau hubungan seksual.Kemudian pada
riwayat penyakit keluarga dapat dimungkinkan:
Adanya orang tua yang terinfeksi HIV/AIDS atau penyalahgunaan obat.
Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV (50% TERTULAR)
Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari
kehamilan
Adanya penularan pada proses melahirkan
Terjadinya kontak darah dan bayi.
Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife)
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang
berulang
Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak
steril Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti:
Gagal tumbuh
Berat badan menurun
Anemia
panas berulang
Limpadenopati
Hepatosplenomegali
Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit,
jamur atau protozoa yang menurunkan fungsi immun pada immunitas selular
seperti adanya kandidiasis pada mulut yang dapat menyebar ke esofagus,
adanya keradangan paru.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan
Masalah pasien yg perlu diperhatikan ialah bahaya kegagalan
sirkulasi darah, resiko terjadi pendrahan, gangguan suhu tubuh,
akibat infeksi virus dengue, ganggan rasa amman dan nyaman,
kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
Penatalaksanaan medis
a) DHF tanpa rejatan
Pada klien dengan demam tinggi, anoreksia dan sering
muntah menyebabkan klien dehidrasi dan haus, beri klien
minum 1,5 sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh
manis, sirup, susu dan bila mau lebih baik diberikan oralit.
Apabila hiperpireksia diberikan obat anti piretik dan kompres
air biasa. Jika terjadi kejang, beri luminal atau anti konvulsan
lainnya.
b)DHF dengan renjatan
Klien yang mengalami rajatan(syok) harus segera
dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang akibat
kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya Ringer
Laktat. Jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon maka
dapat diberikan plasma atau plasma akspander, banyaknya
20 sampai 30 ml/kg BB.
PENGKAJIAN SECARA
TEORI
Konsep Asuhan Keperawatan Anak dengan DHF
1. Pengkajian Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian
merupakan dasar utama dan hal yang penting di lakukan baik saat
pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun selama pasien dirawat
di rumah sakit (Widyorini et al. 2017).
a. Identitas pasien Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang
anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat,
pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan
orang tua.
b. Keluhan utama Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF
untuk datang kerumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah
c. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran composmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan
ke-7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek,
nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri
otot, dan persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal,
serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III. IV), melena
atau hematemesis.
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.
e. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya koplikasi dapat dihindarkan
f. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik
maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak
yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak
nafsu makan. Apabila kondisi berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan
nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan
sehingga status gizinya berkurang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Factor genetik
2.Factor humoral yaitu factor yang diangkut oleh peredaran
darah.
3.Factor lingkungan
4.Kontak dengan sinar matahari dalam waktu yang lama.
5.Infeksi virus/bakteri
6.Obat-obatan tertentu,misalnya obat anti kejang, obat tekanan
darah dan antibiotik.
7.Trauma psikis
MANIFESTASI KLINIK
https://id.scribd.com/document/320618710/Makalah-LUPU
S-Pada-Anak
https://id.scribd.com/doc/115711911/Asuhan-Keperawatan-
Anak-Dengan-Hiv
https://id.scribd.com/document/391009813/Konsep-Askep-
Sle-Lupus
https://id.scribd.com/doc/115711911/Asuhan-Keperawatan-
Anak-Dengan-Hiv
https://id.scribd.com/presentation/249767330/Ppt-HIV-AID
S-Pada-Anak
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH