Definisi
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang
tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional,
biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun
(kamus kedokteran dorland). Tumor Wilms
(Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitive diginjal.Tumor Wilms biasanya
ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5
tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih
besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor
ganas intraabdomen yang tersering pada anak-anak.
Penyebab
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor
genetik. Tumor wilms berhubungan dengan kelainan bawaan
tertentu, seperti :
Kelainan saluran kemih.
Aniridia (tidak memiliki iris).
Hemihipertrofi ( pembesaran separuh bagian tubuh ).
Manifestasi Klinik
Adanya massa dalam perut (tumor abdomen).
Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks.
Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom
pada pembuluh - pembuluh darah yang mensuplai darah ke
ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang
pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin.
Anemia.
Penurunan berat badan.
Infeksi saluran kencing.
Demam.
Malaise.
Anoreksia.
Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran
kencing.
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya,
seperti aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan
retardasi mental.
Patofisiologi
Keperawatan
1. Kemoterapi
2. Aktinomisin D
3. Vinkristin
4. Adriamisin
5. Cisplatin
6. Siklofosfamid
Medis
1. Pembedahan Keperawatan perioperatif
2. Radioterapi
Peradangan Pada Urinaria
Nefritic Syndrome
Definisi
Nefrotik sindrom merupakan gangguan klinis ditandai oleh (1)
peningkatan protein dalam urin secara bermakna (proteinuria) (2)
penurunan albumin dalam darah (3) edema, dan (4) serum kolesterol
yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah (hiperlipidemia). Tanda-
tanda tersebut dijumpai di setiap kondisi yang sangat merusak
membran kapiler glomerulus dan menyebabkan peningkatan
permeabilitas glomerulus (Brunner & Suddarth, 2001.
Penyebab
Penyebab sindrom nefrotik dibagi menjadi dua menurut Muttaqin,
2012 adalah:
Primer, yaitu berkaitan dengan berbagai penyakit ginjal, seperti
glomerulonefritis, dan nefrotik sindrom perubahan minimal
Sekunder, yaitu yang diakibatkan infeksi, penggunaan obat, dan
penyakit sistemik lain, seperti diabetes mellitus, sistema lupus
eritematosus, dan amyloidosis
Manifestasi Klinik
Adapun manifestasi klinis menurut Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 2
(2001), manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema
biasanya lunak dan cekung bila ditekan (pitting), dan umumnya
ditemukan di sekitar mata (periorbital), pada area ekstremitas
(sekrum, tumit, dan tangan), dan pada abdomen (asites). Gejala lain
seperti malese, sakit kepala, iritabilitas dan keletihan umumnya
terjadi.
Patofisiologi
Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik yang paling utama
adalah proteinuria sedangkan yang lain dianggap sebagai
manifestasi sekunder. Kelainan ini disebabkan oleh karena kenaikan
permeabilitas dinding kapiler glomerulus yang sebabnya belum
diketahui yang terkait dengan hilangnya muatan negative gliko
protein dalam dinding kapiler. Pada sindrom nefrotik keluarnya
protein terdiri atas campuran albumin dan protein yang sebelumnya
terjadi filtrasi protein didalam tubulus terlalu banyak akibat dari
kebocoran glomerolus dan akhirnya diekskresikan dalam urin. (Latas,
2002 : 383).
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan
berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan
terjadinya proteinuria. Kelanjutan dari proteinuria
menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunya
albumin, tekanan osmotic plasma menurun sehingga cairan
intravascular berpindah ke dalam intertisial. Perpindahan
cairan tersebut menjadikan volume cairan intravascular
berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke
renal karena hipovolemi. Menurunya aliran darah ke renal,
ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang
produksi renin angiotensin dan peningkatan sekresi
antideuretik hormone (ADH) dan sekresi aldosteron yang
kemudian menjadi retensi natrium dan air. Dengan retensi
natrium dan air, akan menyebabkan edema (Wati, 2012).
Pathway
Penatalaksanaan
Penyebab
Secara garis besar, etiologi glomerulonefritis adalah segala hal yang dapat
mencetuskan respons imun pada glomerulus. Beberapa penyakit sistemik
juga dapat mencetuskan terjadinya glomerulonefritis. Berikut ini merupakan
beberapa penyakit sistemik dan obat yang dapat menyebabkan
glomerulonefritis:
Penyakit imunologi: lupus eritematosus sistemik, granulomatosis dengan
Patofisiologi
Patofisiologi dasar dari glomerulonefritis adalah deposisi kompleks
antigen-antibodi pada membran basal glomerular. Secara kasat mata,
ginjal akan tampak membesar hingga 50%. Secara histopatologi, akan
terlihat infiltrasi sel polimorfonuklear dan edema pada sel ginjal.
Pada post streptococcal glomerulonephritis (PSGN), neuraminidase
Streptokokus dapat menyebabkan terbentuknya kompleks antigen-
antibodi yang akan menumpuk di glomeruli. Hal ini akan memicu respon
imun lebih lanjut dan pelepasan sitokin proinflamasi.
Pathway
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Beberapa golongan obat yang dapat diberikan antara lain
antibiotik, antihipertensi, kortikosteroid, imunosupresan, dan
penurun lipid.
ASUHAN KEPERAWATAN
Williems Tumor
Pengkajian
1. Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor
telepon yang bisa dihubungi
2. Riwayat kesehatan sekarang Klien mengeluh kencing berwarna
seperti cucian daging, bengkak sekitar perut. Tidak nafsu makan,
mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari pertama
sakit.
3. Riwayat kesehatan dahulu Apakah klien pernah mengeluh
kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejalagejala tumor wilms
4. Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada riwayata keluarga klien
pernah mengidap kanker atau tumor sebelumnya
5. Pemeriksaan fisik Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan
mengobservasi head to too dan yang harus di perhatikan adalah
palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah
pada keempat ektremitas. Tumor dapat memproduksi renin atau
menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan
hipertensi. Deskripsi yang rinci mengenai kelainan traktus
urinarius dan adanya aniridia atau hemihipertrofi juga perlu dicari.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu, hanya dapat
ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang
ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini
ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk
b.Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan
jarang ditemukan klasifikasi didalamnya
c. Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran
distori, penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises.
d. Dari pemeriksaan renoarteriogram didaptkan gambaran arteri
yang memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari
metastasi kedalam paru-paru.
7. Pola aktivitas
a. Pola nutrisi dan metabolic
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi
kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air,
edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah
mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual
, muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak
adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit
dapat terjadi karena uremia.
b. Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada
glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat
diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada
tubulus yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria
sampai anuria ,proteinuri, hematuria.
Rasional
1. Menentukan tindakan selanjutnya
2. Lakukan tehnik pengurangan nyeri sebagai analgesik
tambahan nonfarmakologis.
3. Berikan analgesik sesuai ketentuan untuk mengurangi rasa
sakit
4. Berikan obat dengan jadwal preventif untuk mencegah
kambuhnya nyeri
5. Hindari aspirin atau senyawanya karena aspirin
meningkatkan kecenderungan pendarahan
Diagnosa 2 Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime,
kehilangan protein dan penurunan intake
Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi
Intervensi : Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi
Rasional
Rasional
Identitas Klien
1. Umur: Lebih banyak pada anak-anak terutama pada usia pra-sekolah (3-6
th). Ini dikarenakan adanya gangguan pada sistem imunitas tubuh dan
kelainan genetik sejak lahir.
2. Jenis kelamin: Anak laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan anak
perempuan dengan rasio 2:1. Ini dikarenakan pada fase umur anak 3-6 tahun
terjadi perkembangan psikoseksual : dimana anak berada pada fase
oedipal/falik dengan ciri meraba-raba dan merasakan kenikmatan dari
beberapa daerah genitalnya. Kebiasaan ini dapat mempengaruhi kebersihan
diri terutama daerah genital. Karena anak-anak pada masa ini juga sering
bermain dan kebersihan tangan kurang terjaga. Hal ini nantinya juga dapat
memicu terjadinya infeksi.
3. Agama
4. Suku/bangsa
5. Status
6. Pendidikan
7. Pekerjaan
Identitas penanggung jawab
Hal yang perlu dikaji meliputi nama, umur, pendidikan,
agama, dan hubungannya dengan klien.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama: Kaki edema, wajah sembab,
kelemahan fisik, perut membesar (adanya acites)
Kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual :
Pola nutrisi dan metabolisme: Anoreksia, mual, muntah.
Pola eliminasi: Diare, oliguria.
Pola aktivitas dan latihan: Mudah lelah, malaise
Pola istirahat tidur: Susah tidur
Pola mekanisme koping : Cemas, maladaptif
Pola persepsi diri dan konsep diri : Putus asa, rendah diri
Diagnosa keperawatan
Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan gangguan mekanisme regulasi
Batasan Karakteristik :
Edema
Ansietas
Anasarka
Oliguria
Pengkajian
1. Identitas pasien
Glomerulus nefritis kronik biasanya ditemukan pada anak
usia sekolah 2 – 15 tahun dan lebih sering terjadi pada
anak laki – laki dibanding anak perempuan.
2. Keluhan utama
pada anak dengan glomerulus nefritis kronik biasanya
memiliki keluhan seperti edema dan hipertensi.
3.Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Yang harus dikaji adalah adakah hematuria, gejalah
gangguan saluran kemih, penurunan berat badan, mual,
muntah, anoreksia, bengkak pada tungkai, mata, kencing
berwarna seperti cucian daging, peningkatan tekanan darah
dan peningkatan suhu badan.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Yang harus dikaji antara lain penyakit anak sebelumnya,
apakah pernah dirawat di RS sebelumnya, obat – obatan
yang digunakan sebelumnya, riwayat alergi, riwayat operasi
sebelumnya atau kecelakaan dan imunisasi dasar.
3. Riwayat kesehatan keluarga (genogram)
Yang harus dikaji adanya riwayat penyakit ginjal dalam
keluarga dan penyakit turunan dalam keluarga seperti DM,
Hipertensi, dll
Diagnosa keperawatan
Intervensi :
1. Kaji masukan yang relatif terhadap keluaran serta Ukur dan catat masukan
keluaran dengan akurat. R/ mengetahui secara pasti masukan dan pengeluaran
cairan.
2. Timbang berat badan setiap hari ( atau lebih, bila diindikasikan) R/ untuk
mengkaji retensi air.
3. Kaji perubahan edema, ukur lingkar abdomen pada umbilikus R/ mengkaji
akumulasi cairan dan mengkaji asites.
4. Observasi edema disekitar mata dan area dependen. R/ bagian ini merupakan sisi
umum edema, sehingga membantu mengetahui akumulasi cairan.
5. Atur masukan cairan dengan cermat. R/ pasien tidak mendapatkan lebih dari
jumlah yang ditentukan.
6. Pantau infus intravena R/ untuk mempertahankan masukan yang diresepkan.
7. Kolaborasi pemberian kortikosteroid sesuai ketentuan R/ untuk menurunkan
ekskresi protein urin.
8. Kolaborasi pemberian diuretik bila di indikasikan R/ untuk memberikan
penghilangan sementara edema.
9. Jelaskan kondisi perkemihan pasien kepada pasien dan anggota keluarga atau
pasangan termasuk petunjuk tindakan pencegahan. R/ pengetahuan kesehatan
yang akurat akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mempertahankan
kesehatan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan makan.
Intervensi :
1. Catat status nutrisi pasien, BB, integritas mukosa oral,
kemampuan menelan, tonus otot, mual muntah. R/ dapat
menentukan intervensi yang tepat.
2. Perhatikan diet R/ membantu mengidentifikasi
kebutuhan/kekuatan khusus.
3. Awasi masukan serta BB secara periodic. R/ mengukur
keefektifan nutrisi dan cairan.
4. Beri makanan dalam porsi sedikit pada awalnya 37 R/
merangsang nafsu makan.
5. Beri makanan dengan cara yang menarik R/ meningkatkan
keinginan untuk makan.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi diet rendah garam R/ Untuk
mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
4. Gangguan eliminasi urine b.d. obstruksi anatomik
Intervensi :
1. Berikan perawatan yang tepat untuk kondisi perkemihan pasien
( contoh menyaring spesimen urine untuk melihat adanya batu atau
fragmen batu ) R/ umtuk membantu mendukung pemulihan.
2. Pantau status neuromuskular dan pola berkemih pasien:
dokumentasikan dan laporkan asupan dan haluaran. R/ pengukuran
asupan dan haluaran yang akurat sangat penting untuk pemberian
terapi penggantian cairan yang benar.
3. Observasi pola berkemih pasien. Dokumentasikan warna dan
karakteristik urine, asupan dan haluaran. Laporkan semua
perubahannya R/ karakteristik urine membantu penegakan diagnosis.
4. Kolaborasi pemberian obat nyeri yang diprogramkan dan pantau
keefektifannya. R/ kesadaran bahwa nyeri dapat diredakan akan
menurunkan intensitas nyeri.
5. Jelaskan kondisi perkemihan pasien kepada pasien dan anggota
keluarga atau pasangan termasuk petunjuk tindakan pencegahan. R/
pengetahuan kesehatan yang akurat akan meningkatkan kemampuan
pasien dalam mempertahankan kesehatan.
5. Hambatan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi –
perfusi
Intervensi :
1. Anjurkan pasien untuk menyelingi periode istirahat dan aktivitas.
38 R/ aktifitas meninkatkan kebutuhan oksigen jaringan, istirahat
meningkatkan perfusi oksigen jaringan
2. Rencanakan aktivitas pasien dalam tingkatan yang masih dapat
ditoleransi R/ untuk menghindari keletihan
3. Observasi pemeriksaan laboratorium urine dan feses R/ untuk
mendekteksi perdarahan internal.
4. Pantau tanda – tanda vital, irama jantung, GDA serta hemoglobin.
R/ perubahan pada satu atau semua parameter tersebut dapat
mengindikasikan awitan komplikasi serius.
5. Jelaskan kondisi pernapasan pasien, kepada pasien dan anggota
keluarga atau pasangan termasuk petunjuk tindakan pencegahan.
R/ pengetahuan kesehatan yang akurat akan meningkatkan
kemampuan pasien dalam mempertahankan kesehatan.
Tinjauan Pustaka
http://
repository.poltekeskupang.ac.id/1866/1/RAMON%20ADYESA
%20TOBE.pdf
https://
www.academia.edu/35381411/Asuhan_Keperawatan_pada_Kl
ien_dengan_Sindrom_Nefrotik
https://lifepack.id/sindrom-nefrotik-gejala-penyebab-dan-c
ara-mengobati
/
https://
pdfdokumen.com/download/askep-anak-dengan-tumor-will
_59dad8eb1723dde65a72bf0b_pdf
https://
pdfcoffee.com/keperawatan-anak-ii-patofisiologi-kelainan-k
ongenital-pada-anak-dan-asuhan-keperawatan-pada-anak-
willems-tumor-pdf-free.html
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH