FITRI RAMADHANI MAHFI LINDA NANDA JULISA NURUL FUZA ROSSALINA WILZA RAHMI PENGERTIAN Menurut WHO (World Health Organization), stroke didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
EPIDEMIOLOGI Di Indonesia,stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Kejadian stroke di Indonesia punselalu meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak 33 % pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain untuk aktivitas pribadi, 20 % membutuhkanbantuan orang lain untuk dapat berjalan kaki, dan 75 % kehilangan pekerjaan. ETIOLOGI Stroke biasanya disebabkan oleh : 1. Trombosis serebral Aterosklerosis Hiperkoagulasi pada polisitema Arteritis Robeknya arteri Gangguan darah 2. Emboli serebri 3. Hemoragik 4. Hipoksia umum Hipertensi yang parah Henti jantung paru Curah jantung turun akibat aritmia 5. Hipoksia lokal FAKTOR RESIKO STROKE 1. Non modiviable risk factors : Usia Jenis kelamin Berat badan lahir rendah Ras/etnis Genetik / Hereditas
2. Modifiable risk factors :
a. Well-documented and modifiable risk factors Hipertensi Paparan asap rokok Diabetes Atrial fibrilasi dan beberapa kondisi jantung tertentu Dislipidemia Stenosis arteri karotis Sickle cell disease Obesitas
b.Less well-documented and modifiable risk factors
Sindroma metabolik → Penyalahgunaan alkohol → Penggunaan kontrasepsi oral → Sleep-disordered breathing → Nyeri kepala migren KLASIFIKASI STROKE Klasifikasi stroke debedakan menurut patologi dari serangan stroke meliputi: 1. Stroke Hemoragik Merupakan perdarahan serebri dan mungkin perdarahan subaraknoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiaannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istorahat. Kesadaran klien umumnya menurun. 2. Stroke Iskemik Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebri, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namum terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis dari stroke secara umum Menurut Soeharto (2002) menyebutkan adalah sebagai berikut : Nyeri kepala yang sangat hebat menjalar ke leher dan wajah Mual dan muntah Kaku kuduk Penurunan kesadaran Hilangnya kekuatan (atau timbulnya gerakan canggung) di salah satu bagian tubuh, terutama di salah satu sisi, termasuk wajah, lengan atau tungkai. Rasa baal (hilangnya sensasi) atau sensasi tak lazim di suatu bagian tubuh, terutama jika hanya salah satu sisi. Hilangnya penglihatan total atau parsial di salah satu sisi Kerusakan motoric dan kehilangan control volunteer terhadap gerakan motoric Gangguan komunikasi seperti : disatria (kesulitan bicara), disfasia atau afasia (kerusakan komunikasi/ kehilangan fungsi biacara), apraksia (ketidak mampuan melakukan tindakan yang dipelajari). Gangguan persepsi Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis Disfungsi kandung kemih PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan diagnostic yang diperlukan dalam membantu menegakkan diagnosis klien stroke meliputi: 1. Angiografi Serebri. 2. Lumbal Pungsi. 3. CT Scan. 4. Magenetic Imaging Resonance (MRI). 5. USG Doppler. 6. EEG. 7. Pemeriksaan Darah Rutin. 8. Pemeriksaan Kimia Darah. 9. Pemeriksaan Elektrokardiogram. 10. Penggunan skala stroke NIH (National Institute Of Health). PENATALAKSANAAN STROKE Penatalaksanaan stroke hemoragik : 1. Terapi stroke hemoragik pada seranga akut Saran operasi diikuti dengan pemeriksaan Masukkan klien ke unti perwatan saraf untuk dirwat di bagian bedah saraf Neurologis Terapi perdarahan dan perwatan pembuluh darah Kontrol adanya edema yang dapat menyebabkan kematian jaringan otak Pengawasan tekanan darah dan konsentrasinya. KOMPLIKASI STROKE Setelah mengalami stroke klien mungkin akan mengalami komplikasi, komplikasi ini dapat dikelompokkan berdasarkan : 1. Dalam hal imobilisasi : infeksi pernapasan, nyeri tekan, konstipasi dan tromboflebitis. 2. Dalam hal paralisis : nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi deformitas, dan terjatuh. 3. Dalam hal kerusakan otak: epilepsi dan sakit kepala. 4. Hidrosepalus. PENCEGAHAN STROKE Berikut ini beberapa cara untuk mencegah stroke diantaranya : 1. Hindari merokok, kopi dan alkohol 2. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan ideal ( cegah kegemukan) 3. Batasi intake garam bagi penderita hipertensi 4. Batasi makkanan berkolesterol dan lemak (daging,durian,alpukat,keju dan lainnya) 5. Pertahankan diet dengan gizi seimbang (banyak mkan buah dan sayuran) 6. Olahraga yang teratur. Asuhan keperawatan Nama : Tn. A Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Tanggal masuk : 08 Desember 2012 Tanggal Pengkajian : 11 Desember 2012 Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragik Riwayat kesehatan Kesehatan masa lalu: Klien mengatakan ia mengalami penyakit hipertensi hingga sekarang. 2. Riwayat kesehatan sekarang: a. Alasan utama masuk rumah sakit: Keluarga klien mengatakan klien dibawa ke rumah sakit tanggal 08 Desember 2012, jam 07.30 wib dikarenakan pingsan dikamar mandi setelah bangun setalah pingsan klien sulit mengerakan tubuh bagian kiri dan berbicara sedikit pelo. Berdasarkan pengkajian ditemukan diagnosa Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan neuromuskular pada ekstermitas dengan kriteria hasil ; - klien dapat ikut serta dalam program latihan, tidak terjadi kontarktur sendi - meningkatnya kekuatan otot - klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas. - Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan. - Ubah posisi klien setiap 2 jam. - Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit. - Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai toleransi. - Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas. - Menurunkan risiko luka tekan. - Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot - Untuk memelihara fleksibilitasi sendi sesuai kemampuan Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuskular dengan kriteria hasil ; - klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuan - mengidentifikasi personal/masyarakat yang dapat membantu. - Klien tidak lemah dalam memenuhi ADLnya - Kaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam skala 0-4 untuk melakukan ADL. - Beri kesempatan untuk menolong diri - Kaji kemampuan komunikasi untuk BAB. Kemampuan menggunakan urinal, pispot. Antarkan ke kamar mandi - Indentifikasi kebiasaan BAB, anjurkan minum dan meningkatkan aktivitas - Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan individual. - Mengurangi ketergantungan. - Ketidakmampuan berkomunikasi dengan perawat dapat menimbulkan masalah pengosongan kandung kemih oleh karena masalah neurogenik. - Meningkatkan latihan dan menolong mencegah konstipasi Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kehilangan kontrol tonus otot fasial atau oral dengan kriteria hasil ; - terciptanya suatu komunikasi di mana kebutuhan klien dapat di penuhi - klien mampu merespons setiap berkomunikasi secara verbal maupun isyarat. - Lakukan metode percakapan yang baik dan lengkap, beri kesempatan klien untuk mengklarifikasi. - Pilih metode komunikasi alternatif misalnya menulis pada papan tulis, Bicarakan topik-topik tentang keluarga, pekerjaan, dan hobi. - Lakukan terapi berbicara secara bertahap sesuai tingkat komunikasi klien - Klien dapat kehilangan kemampuan untuk memantau ucapannya. - Memberikan komunikasi dasar sesuai dengan situasi individu. - Meningkatkan pengertian percakapan dan kesempatan untuk berkomunikasi - Agar klien dapat mempraktikan keterampilan praktis dalam berkomunikasi TERIMA KASIH