Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Smeltzer C. Suzanne, 2002)
ETIOLOGI STROKE
• Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
• Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak
dari bagian tubuh yang lain.
• Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak.
• Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan
ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
FAKTOR RESIKO TERJADINYA STROKE
• Usia
• Riwayat keluarga
• Riwayat stroke
• Hipertensi
• Hematokrit meningkat
• Dll
MANIFESTASI KLINIS
• Menggunakan pendekatan tim untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk
konseling kedukaan bila diperlukan.
• Meningkatkan kwalitas hidup, dan juga secara positif mempengaruhi perjalanan penyakit.
• Perawaatan aktif, total bagi pasien yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan
• Pendekatan holistik : fisik, mental, spiritual, sosial
• Pendekatan multi-disipliner : medis, non-medis, keluarga
MANFAAT PERAWATAN PALIATIF
Pengkajian
• Perawat harus menghindari membuat asumsi bahwa perilaku tertentu menandakan duka cita,
sebaliknya perawat harus memberi kesempatan pada klien untuk menceritakan apa yang
sedang terjadi dengan cara mereka sendiri.
• Perawat mewawancarai klien dengan keluarga dengan menggunakan komunikasi yang tulus dan
terbuka, dengan menekankan keterampilan mendengar dan mengamati respond an perilaku
mereka.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Perawat mengumpulkan data untuk membuat diagnose keperawatan mengenai duka cita atau reaksi klien terhadap duka
cita.
• Perilaku yang menandakan duka cita maladaptive termasuk yang berikut ini:
Aktivitas berlebihan tanpa rasa kehilangan
Perubahan dalam hubungan dengan teman dan keluarga
Permusuhan terhadap orang tertentu
Depresi, agitasi dengan ketenangan, agitasi, insomnia, perasaan tidak berharga, rasa bersalah yang berlebihan, dan
kecenderungan untuk bunuh diri
Hilang keikutsertaan dalam aktivitas keagamaan dan ritual yang berhubungan dengan budaya klien.
Ketidakmampuan untuk mendiskusikan kehilangan tanpa menangis (terutama lebih dari 1 tahun) serta terjadi
kehilangan.
Rasa kesejahteraan yang salah.
PERENCANAAN
Perawat harus lebih toleran dan rela untuk meluangkan waktu lebih lama bersama klien menjelang
ajal untuk mendengarkan klien dalam mengekspresikan duka cita dan untuk mempertahankan kualitas
hidup mereka. Tujuan tambahan bagi klien menjelang ajal antara lain:
• Mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan
• Mempertahankan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari
• Mempertahankan harapan
• Mencapai kenyamanan spiritual
• Meraih kelegaan akibat kesepian dan isolasi
IMPLEMENTASI
IDENTITAS KLIEN
Nama/ nama panggilan : Ny. S
Tempat tanggal lahir/ usia : 30 November 1946 / 70 tahun
Jenis kelamain : Perempuan
Agama : Islam
Pelaku rawat : Rizky Ernanda
Alamat : Temanggung
UPK/dokter :-
Diagnosis utama : Stroke
Diagnosis penyerta/ metastase : Hipertensi, Dm
Ny S sudah menderita hipertensi kurang lebih 25 tahun yang lalu sejak umur 50an. Kemudian pada
tahun 2006 Ny S jatuh dikamar mandi dan tidak sadarkan diri. Kemudian dirawat di RSUD
Temanggung dan didiagnosa stroke. Pada tahun 2013 gula darah Ny S sangat tinggi, Ny S terjatuh
dan kakinya terluka kemudian tak kunjung sembuh dan menjadi ganggren. Ny S menggunakan obat
herbal untuk mengatasi luka dikakinya dan sekarang luka dikakinya sudah menutup dan kering,
namun Ny S belum dapat berjalan dan tangan masih kaku untuk digerakkan.
LAPORAN KUNJUNGAN LANJUT
Tanggal kunjungan : Jumat, 12 Agustus 2016
Tanggal kunjungan selanjutnya : Senin, 15 Agustus 2016
Perawat pelaksana : Rizky Ernanda
AL H KEPERAWATAN LANJUT