Anda di halaman 1dari 27

Assalamu’alaikum wr.

wb
KELOMPOK 1
» Afdhalul fikri
» Fakhrurrazi
» Ira Zulfia
» Leni Alya Riski
» Miftahul Jannah
» Nasri
» Rayyan Jannati
» Rika Safitri
KONSEP PENGASUHAN PADA
LANSIA DI PANTI WERDHA
DENGAN MASALAH
PENYAKIT.
A. Pengertian Lansia

• Lansia yang bearti lanjut usia memiliki devinisi yang


beragam. Ahli kependudukan mengatakan, bahwa lansia
adalah ,mereka yang berusia 65 tahun ke atas, dan
termasuk golongan tidak produktif.
B. Pengertian panti werdha
• Panti dalam bahasa jawa berarti rumah
atau tempat (kediaman) 58, dan werdha
(jompo) juga dalam bahasa jawa memiliki
arti sudah tua sekali. Dari kedua
pengertian diatas, panti werdha atau panti
jompo dapat diartikan sebagai sebuah
rumah atau tempat tinggal bagi orang
yang sudah tua.
C. Pengertian pengasuhan
Ada beberapa pengertian menganai
pengasuhan pada lansia, diantaranya :
• Pengasuhan adalah suatu sistem atau cara
pendidikan, pembinaan yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain.
• Pengasuhan erat kaitannya dengan
kemampuan perawat/komunitas dalam hal
memberikan perhatian, waktu dan dukungan
untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan
sosial terhadap lansia.
D. Tujuan dari pengasuhan pada
lansia
Tujuan dari pengasuhan pada lansia dibagi
menjadi 2, yaitu :
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
E. Pengertian penyakit
• Penyakit merupakan suatu keadaan
aabnormal dari tubuh atau pikiran yang
dapat menyebabkan ketidaknyamanan,
disfungsi, atau tekanan/stres pada
penderitanya. Faktor penyebab penyakit
bisa berbeda-beda, hal ini dikarenakan
tiap penyakit memiliki tanda dan gejala
serta agen penyebab yang berbeda.
Lanjutan .....
Ada beberapa penyakit yang umum terjadi
pada lansia, antara lain :
1. Hipertensi
2. Osteoporosis
F. Askep pada lansia
• Hipertensi
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Sekolah
Suku : Aceh
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Masuk Panti : 28 Maret 2008
Tanggal Pengkajian : 19 April 2012
2. Status Kesehatan Saat Ini
Klien mengatakan kepala terasa sakit ( pusing ), skala nyeri 5, badan
terasa lemah, mata trasa seperti berkunang – kunang,tidak enak
badan, terkadang nafas terasa sesak.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit karena menderita
penyakit hipertensi, asma dan gastritis.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengaku bahwa suami klien telah meninggal karena menderita.
5. Tinjauan Sistem
• Keadaan Umum
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 160 / 100 mmHg
Denyut Nadi : 82 x / i

• Sistem Integumen
Kulit keriput, turgor kulit jelek, tidak ada oedem, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan

• Kepala
Rambut keriting, panjang, ubanan, tidak ada ketombe, kepala
tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada oedem, tidak ada nyeri
tekan.
• Mata
Mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
mata simetris, tidak ada nyeri tekan

• Telinga
` Telinga simetris, tidak ada serumen, lubang ada, tidak ada lesi,
telnga tidak ada nyeri tekan.

• Mulut Tenggorokan
Mulut simetris, bibir lengkap, palatum ada, ada sariawan, tidak
ada kesulitan menelan.

• Leher
Leher simetris, ada reflek menelan, tidak ada pembesaran vena
juguralis, tidak ada nyeri tekan.
• Sistem Pernafasan
Dada simetris, pernafasan vesikuler, tidak ada ronchi, tidak
ada wheezing, RR= 18 x/i

• Sistem Kardiovaskular
Dada simetris, terdapat ictus cordis di ICS 5, tidak ada BJ 3,
HR = 80x/i, BJ1 = BJ 2, tidak ada pembesaran jantung.

• Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi.
Lanjutan . . .
6. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
– Psikososial
Klien mampu bergaul dengan lingkungan sekitarnya, klien tidak
menarik diri.
– Identifikasi masalah Emosional
Klien mengaku kadang – kadang tidur tidak nyenyak, tdur
sering pernah erasa gelisah, terkadang klien pernah menangissendiri.
Klien juga mengaku dalam waktu kurang dari 3 bulan juga menderita
suatu penyakit yaitu hipertensi, gastritis dan asthma.
– Spiritual
Klien mengaku bahwa klien sholat 5 waktu, klien dapat
mengerjakan sholat, klien hanya hafal beberapa surat pendek, klien
juga mengaku tidak pandai mengaji.
Lanjutan . . .
7. Pengkajian Fungsional Klien
 KATZ Indeks
Klien mampu makan, kontinensia ( BAK, BAB ), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi secara mandiritanpa
bantuan.

 Modifikasi dari bartel Indeks


Klien mampu makan, minum, berpindah dari kursi, personal
toilet, keluar masuk toilet, mandi, jalan dipermukaan datar,
mengenakan pakaian, kontrol bowel dan blader olahraga dan
memanfaatkan waktu rekreasi secara mandiri.
8. Pengkajian status Mental Gerontik
– Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan
Short Portable Mental Questioner ( SPSMQ )
Klien mengaku tidak mampu mengingat tanggal, hari, umur,
tanggal lahir, nama presiden sekarang dan sebelumnya dan melakukan
pengurangan 3 dari 10.
Klien hanya mampu mengingat nama tempat tinggal, alamat
rumah, dan nama ibunya.

– Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan


menggunakan MMSE ( Mini Mental Status Exam )
Klien tidak mampu menyebutkan tahun, musim, tanggal, hari
dan bulan dengan benar. Klien hanya mampu menyebutkan negara,
provinsi, kota, PSTW wisma dan nama 3 obyek yang ditunjuk.
– Pengkajian Keseimbangan untuk klien lansia
Klien mampu bangun dan duduk kekursi, menutup mata,
memutar leher, menggapai sesuatu dan membungkuk tanpa bantuan.
ANALISA DATA

N DATA ANALISAETIOLOGI
DATA MASALAH
O

1. DS :
Klien mengatakan badan Vasokontriksi Resiko
lemah, tidak enak badan penurunan
mata berkunang – curah jantung
kunang, terkadang nafas
terasa sesak
DO :
Klien tampak lemah,
TD : 160 / 100 mm Hg;
HR : 80 x / i
T : 36, 2 ̊C
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

2. DS :
Klien mengatakan Kepala Peningkatan Gangguan Rasa
terasa pusing, mata terasa tekanan Nyaman (Nyeri)
berkunang – kunang, vaskular
kepala terasa seperti di cerebral
timpa benda keras
DO :
Klien tampak lemah, skala
nyeri 5
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokontriksi
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
peningkatan vaskular celebral
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokontriksi

• INTERVENSI
 Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan
tehnik yang tepat.
 Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi
jumlah pengunjung.
 Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat
tidur/kursi.
 Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
 Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan
leher, meninggikan kepala tempat tidur.
 Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
• IMPLEMENTASI
 Memantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan
tehnik yang tepat.
 Memberikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas,
batasi jumlah pengunjung.
 Mempertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat
tidur/kursi.
 Membantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
 Melakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan
leher, meninggikan kepala tempat tidur.
 Mengkolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
• EVALUASI
S : Klien mengatakan badan sudah enakan, sudah tidak
terasa lemah
O : Klien tidak tampak lemah
TD : 140 / 90 mmHg,
HR : 80x/i
Thy :
- Captopril 3 x 1
- Furosemid 1 x 1
A :Masalah teratasi sebagian
P :Intervensi dilanjutkan Pantau TD
 Berikan lingkungan yang tenang, nyaman
 Pertahankan pembatasan aktivitas
 Lakukan tindakan yang nyaman
 Anjurkantehnik relaksasi
 Kolaborasi untuk pemberian obat – obatan.
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
peningkatan vaskular celebral

• INTERVENSI
 Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan
sakit kepala seperti kompres dingin pada dahi, pijat
punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi,
bimbingan imajinasi dan distraksi.
 Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang,
sedikit penerangan.
 Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
 Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
• IMPLEMENTASI
 Memberi tindakan nonfarmakologi untuk
menghilangkan sakit kepala seperti kompres dingin
pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman,
tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi.
 Mempertahankan tirah baring, lingkungan yang
tenang, sedikit penerangan.
 Meminimalkan gangguan lingkungan dan
rangsangan.
 Membantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
• EVALUASI
S : Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang, mata
sudah tidak berkunang – kunang
O : Klien tampak sehat, skala Nyeri 3
A : Gangguan Rasa Nyaman Nyeri hampir terasi semua
P : Intervensi dilanjutkan
 pertahankan tirah baring
 Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
 Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
 Beri tindakan nonfarmakologi untuk mengurangi sakit
Thank’s for Watching

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai