MS DENGAN
PANSITOPENIA DI RUANG MAWAR RSUD
ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
OLEH KELOMPOK 4:
Bella Okasari
Ilma Putri Berliana
Mahfuzah
Melvi Melani Putri
Zelvira Arditya
Pembimbing :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Profesi Keperawatan Medikal Bedah.
Banyak bantuan yang penulis terima dalam melakukan penyusunan
makalah ini, baik itu bantuan moril maupun materil. Untuk itu ucapan terima
kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Zulkifli Malik Sp.PA selaku direktur RSUD Arifin Achmad.
2. Ibu Ns. Yenny Safitri. M. Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai..
3. Ibu Ns. Nilla Kusumawati, S. Kep, MPH, selaku pembimbing akademik.
4. Ibu Ns. Nurlinasari, S,Kep selaku pembimbing ruangan (Clinical Instrukture).
5. Seluruh Perawat dan Staf ruangan mawar.
6. Teman-teman seperjuangan program profesi 2023.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dimasa mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga malakah ini bermanfaat bagi dunia
keperawatan.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah... .......................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................
D. Manfaat Penulisan ........................................................................ .
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pansitopenia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah, sel darah
pansitopenia dapat mengalami gejala berupa lelah, mudah memar, dan demam.
Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berakibat fatal. Pada pansitopenia, kadar
ketiga sel darah tersebut menurun hingga di bawah batas normal sehingga
sekaligus, yaitu kurangnya sel darah merah (anemia), kekurangan sel darah
2022).
terlalu sedikit sel darah merah, sel darah putih, dan platelet. Artinya, ada
kelainan jumlah pada tiga jenis sel darah yang menyebabkan gangguan darah
cukup serius dan bisa mengancam nyawa apabila tidak tertangani dengan tepat.
Mengingat pansitopenia memengaruhi kondisi pada sel darah merah, sel darah
putih, dan platelet, artinya ada gangguan pada sumsum tulang tempat
produksinya. Tak hanya itu, penyakit dan paparan terhadap zat kimia dan obat
Pansitopenia ini juga bisa disebabkan oleh paparan racun, seperti arsenik
1
2
menimbulkan efek jangka panjang pada pasien. Pasien yang mampu bertahan
hidup beresiko terkena keganasan. Pada pasien dengan penurunan eritrosit atau
sel darah merah dapat berakibat gagal jantung, pada pasien dengan penurunan
leukosit dapat terjadi penurunan imun yang berakibat pada mudah terpapar
infeksi.
Angka insiden anemia aplastik ini berkisar antara antara 2 sampai 6 kasus
per 1 juta penduduk per tahun dengan variasi geografis. Penelitian di Perancis
menemukan angka insiden sebesar 1,5 kasus per 1 juta penduduk per tahun. Di
Cina, insiden dilaporkan 0,74 kasus per 100.000 penduduk per tahun dan di
Bangkok 3,7 kasus per 1 juta penduduk per tahun. Ternyata penyakit ini lebih
cacing dan fortikasi besi. Salah satu pilihan dalam upaya mengatasi anemia
melakukan tindakan sesuai dengan masalah yang nampak pada pasien den
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Pansitopenia.
5
Pansitopenia.
2
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian Pansitopenia
kelainan di dalam darah tepi. Biasanya kadar hb juga ikut rendah akibat
yang bisa menyebabkan kondisi ini; produksi sel darah di sumsum tulang
sel darah pada sumsum tulang belakang. Anemia aplastik juga merupakan
anemia yang disertai oleh pansitopenia pada darah tepi yang disebabkan
oleh kelainan primer pada sumsum tulang dalam bentuk aplasia atau
hipoplastik, bukan aplastik total, maka anemia ini disebut juga sebagai
(Bakhsi,
7
bersifat irreversibel dari sel induk dari darah. Pertumbuhan dimulai dari
mana sel itu berasal. Sel-sel tesebut, pada berbagai stadium akan
membanjiri aliran darah. Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah
sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi
2. Etiologi Pansitopenia
daripada leukosit.
3. Patofisiologi
diperantarai oleh aktivasi sel T yang akan menyebabkan destruksi dari sel
hematopoiesis.
9
4. WOC
Menekan
Apalsia produksi sel-sel
Sumsum tulang sumsum tulang
Gangguan sel-sel
stoma sumsum tulang
Leukopeni Trombositopeni
Anemia Nafsu makan
Perfusi
perifer Suplai O2 kejaringan Daya tahan tubuh Gangguan dalam pembekuan darah Petechie, hematoma
tidak
Defisit nutrisi
inadekuat
efektif
Risiko Perdarahan Kerusakan
Lemah, pusing Granulisitopeni integritas kulit
5. Manifestasi Klinis
leukopenia dapat terjadi infeksi berupa ulserasi mulut, febris, dan sepsis
tidak menunjukkan keluhan bila trombosit turun tidak kurang dari 10.000
splenic sequestration dapat mengeluhkan nyeri pada perut kiri bagian atas.
dari penyakit hati dapat terlihat pada pasien dengan sirosis. Splenomegali
khusus harus tertuju pada tanda kekurangan nutrisi pada pasien gangguan
11
Jesus, 2021).
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah
absolut kurang dari (0,5 x 109/L) serta jumlah trombosit yang kurang
dan aspirasi. bagian yang akan dilakukan biopsi dan aspirasi dari
12
sampel ini diambil di tempat yang sama, di belakang dari tulang pelvis
dan pada prosedur yang sama. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk
sumsum tulang akan menunjukkan secara tepat jenis dan jumlah sel
dari sumsum tulang yang sudah ditandai, level dari sel-sel muda
pada sumsum tulang (sel darah putih yang imatur dan kerusakan
kromosom (DNA pada sel-sel dari sumsum tulang yang biasa disebut
khas akan terlihat hanya ada beberapa sel hematopoetik dan lebih
banyak diisi oleh sel-sel stroma dan lemak. pada leukemia atau
kurang dari 30% sel pada individu berumur kurang dari 60 tahun atau
jika kurang dari 23 pada individu yang berumur lebih dari 60 tahun.
berat bila selularitas sumsum tulang kurang dari 25% atau kurang dari
50% dengan kurang dari 30% sel hematopoiesis terlihat pada sumsum
tulang.
Situ Hybridizatio)
negatif untuk semua jenis virus hepatitis yang telah diketahui. Onset
dari anemia aplikasi terjadi 2-7 bulan seelah episode akut hepatitis
14
dan kebanyakan sering pada anak laki- laki. Darah harus di tes
B, dan virus Epstein-Barr (EBV) dan tes serologi virus lainnya harus
Transplantasi).
menyebabkan pansitopenia
f. Pemeriksaan radiologi
fanconi
Pada pasien yang muda, letak dari ginjal yang salah atau abnormal
pada makrofag sumsum tulang atau iodium chloride yang akan terikat
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Suportif
Higienis mulut
pendek.
(PCR) jika hemoglobin <7 g/dl atau ada tanda payah jantung atau
b. Terapi Definitif
2) Terapi Imunosupresif
menjadi pilihan terbaik.
8. Komplikasi
dengan kultur. Transfusi 27 suportif dengan sel darah merah dan trombosit
harus dimulai segera jika terjadi anemia berat atau trombositopenia dengan
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas
b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Alergi
Imunisasi
Kebiasaan/Pola hidup
19
c) Genogram
d) Pengkajian Keperawatan
fisik klien yang menunjang, diet pattern merupakan pola diet atau
6) Pola persepsi diri : gambaran diri, identitas diri, harga diri, ideal
e) Pemeriksaan fisik
Kepala
mata keruh.
konsistensinya, jumlahnya?
tachycardia?
22
hepar?
2. Diagnosa Keperawatan
b. Defisit nutrisi
c. Intolerasnsi aktivitas
e. Defisit pengetahuan
g. Risiko infeksi
23
3. Intervensi
infeksi
7. Lakukan tidrasi
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan (Manajemen Nutrisi
D.0019 asuhan keperawatan 1.03119)
diharapkan status Observasi
nutrisi membaik (Status 1. Identifikasi status
Nutrisi L.03036) nutrisi
1. Berat badan 2. Identifikasi alergi
membaik dan intoleransi
2. Nafsu makan makanan
membaik 3. Identifikasi
3. Bising usus makanan yang
membaik disukai
4. Identifikasi
kebutuhan kalori
dan jenis nutrient
5. Monitor asupan
makanan
Terapeutik
6. Lakukan oral
hygine sebelum
makan, jika perlu
7. Berikan makan
tinggi serat
Edukasi
8. Anjurkan posisi
duduk
Kolaborasi
9. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
25
makan
3 Intoleransi Setelah dilakukan (Manajemen Energy
aktivitas tindakan asuhan 1.050178)
(D0056) keperawatan Observasi
diharapkan toleransi 1. Monitor kelehan
aktivitas meningkat fisik dan
(Toleransi Aktivitas emosional
1.05047) 2. Monitor pola dan
1. Kemampuan jam tidur
melakukan Terapeutik
aktivitas 3. Sediakan
meningkat lingkungan yang
2. Pasien mampu nyaman dan
berpindah rendah stimulasi
dengan/tanpa 4. Berikan aktivitas
bantuan distraksi yang
3. Dyspnea saat menyenangkan
melakukan Edukasi
aktivitas 5. Anjurkan tirah
menurun baring
6. Anjurkan
melakukan
aktivitas bertahap
4 Gangguan integrita Setelah dilakukan (Perawatan Integritas
kulit/jaringan tindakan asuhan Kulit 1. 11353)
(D.0129) keperawatan Observasi
diharapkan integritas 1. Identifikasi
kulit dan jaringan penyebab
meningkat gangguan
(Integritas Kulit dan integritas kulit
Jaringan L.14125)
26
1. Elestisitas Terapeutik
meningkat 2. Gunakan produk
2. Kemerahan berbahan ringan
menurun Edukasi
3. Hematoma 3. Anjurkan
menurun menggunakan
pelembab
4. Anjurkan minum
air yang cukup
5. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
6. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
7. Anjurkan
meningkatkan
asupan buah dan
sayur
5 Defisit Setelah dilakukan (Edukasi Kesehatan
Pengetahuan tindakan keperawatan 1.12383)
(D,0111) tingkat pengetahuan Observasi
meningkat. 1. Identifikasi
(Tingkat Pengetahuan kesiapan dan
L.12111) kemampuan
1. Kemampuan menerima
menjelaskan informasi
pengetahuan Terapeutik
tentang suatu 2. Sedangkan materi
topic meningkat dan media
pendidikan
27
kesehatan
3. Berikan
kesempatan untuk
bertanya n
Edukasi
4. Jelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian dasar
1. Identifikasi
Kamar/ruang : Ruang Rawat Mawar
Tanggal Pengkajian : 23-01-2023
Tanggal Masuk RS : 20-01-2023
Waktu Pengkajian : 10.00 WIB
No.Rekam Medis : 01116909
Diagnosa Medis : Pansitopenia
Nama Inisial Klien : Tn. MS
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien datang via poli klinik seruni RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
pada tanggal 20 Januari 2023 dan masuk ke ruang rawat mawar pada
tanggal 20 januari 2023 pada pukul WIB dengan keluhan badannya
lemah dan pucat. Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit
pansitopenia sebelumnya dan sudah beberapa kali melakukan
pengobatan di rumah sakit inhil dan di rujuk ke RSUD Arifin Achmad
karena hasil lab klien yang semakin menurun.
3. Keluhan Utama saat pengkajian
Saat dilakukan pengkajian, Tn. MS mengatakan lemah, dan dirujuk ke
RSUD Arifin Achmad karena hasil labor darah klien yang sangat jauh
dibawah rentang normal.
29
30
B. Pengkajian Keperawatan
1. Penampilan Umum
ada sianosis, turgor kulit klien baik, terdapat hematoma di kaki klien,
klien mengatakan sudah merasakan gejala seperti, pusing, pucat dan
lemah sejak 1 tahun yang lalu.
55555555
5555 5555
8. Pengkajian Neurosensori
Klien mengatakan kepalanya terasa pusing, tidak ada cidera medula
spinalis, tidak mengeluh sulit menelan, dan tidak ada hematemasis.
Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
a. (D. 0009) Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin
d.d Hb menurun 8.8 g/dl, pengisian kapiler > 2 detik, warna kulit pucat.
b. (D.0142) Risiko Infeksi b/d leukopenia d.d ketidakadekuatan pertahanan
tubuh sekunder : leukopenia.
c. ( D.0012) Risiko Perdarahan b/d gangguan koagulasi : trombositopenia
33
D. Rencana Keperawatan
Tabel 4
Rencana Asuhan
Keperawatan
23 Risiko Perdarahan b/d gangguan (tingkat perdarahan L. 02017) (Pencegahan perdarahan I. 02067)
Januari koagulasi : trombositopenia Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
2023 selama 4 x 24 jam diharapkan tingkat
Monitor tanda dan gejala perdarahab
perdarahan menurun dengan kriteria
hasil : Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum
Hemoglobin membaik dan setelah kehilangan darah
Hematocrit membaik Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Tekadan darah membaik Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time
Frekuensi nadi membaik (PT), partial thromboplastin time (PTT),
Suhu tubuh membaik fibrinogen, degredasi fibrin dan/ atau platelet).
Edukasi
35
E. Catatan Perkembangan
2. 23/01/2023 23/01/2023 S : klien mengatakan tidak demam, tidak ada nyeri dan
10.40 WIB Memonitor tanda dan 10.40 WIB perdarahan
gejala infeksi O:
10.00 WIB Mencuci tangan sebelum - Leukosit : 3.02 x 103 µL
dan sesudah kontak dengan - tidak terdapat luka
pasien - Tidak terdapat peningkatan
suhu tubuh
Mempertahankan teknik
10.40 WIB - Tidak terdapat perdarahan
aseptik
terbuka
- Terdapat hematoma di
paha klien
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
- Pertahankan teknik aseptik
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cra mencuci tangan yang benar
- Anjurkan meningkatkan asupan nnutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
3. 23/01/2023
Memonitor tanda dan 23/01/2023
11.00 WIB S : Klien mengatakan tidak terjadi perdarahan seperti
gejala perdarahan 11.00 WIB
epistaksis, gusi berdarah
11.10 WIB Memonitor hematocrit dan hemoglobin
O:
Hematocrit : 26,9 % (L) - Tidak terdapat perdarahan
38
Hemoglobin : 8,8 g/dl (L) - Hasil labor tanggal 23 januari 2023 menunjukkan
11.15 WIB Hematokrit : 26,9 % (L)
Memonitor tanda-tanda vital
TD: 105/70 mmHg
Hemoglobin : 8,8 g/dl (L)
Trombosit : 75 x 103 µL
N: 63x/menit
- TD : 105/70 mmHg
RR : 20x/menit - N: 63x/menit
S : 36,5 o C - RR : 20x/menit
- S : 36,5 oC
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda dan gejala perdarahan
- Monitor nilai Ht dan Hb
- Monitor TTV
- Monitor koagulasi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
- Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
1 24/01/2023 24/01/2023
10.00 WIB Memeriksa sirkulasi perifer 10.00 WIB S: klien mengatakan badan sedikit lemah dan pusing, serta
Monitor panas, kemerahan, faham jika terdapat tanda dan gejala darurat akan
melaporkannya kepada perawat jaga seperti rasa sakit yang
nyeri atau bengkak pada tidak kunjung membaik saat istirahat, dan hilangnya sensasi
ekstremitas rasa.
Pemasangan infus di O:
lengan kanan klien - Klien tampak sedikit lemah
Menginformasikan tanda - Klien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
dan gejala darurat yang
- HB : 10,1 g/dl
harus dilaporkan (rasa sakit - Hematokrit : 31,5 %
yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak A: masalah teratasi sebagian
39
2 25/01/2023 Memonitor tanda dan S: klien mengatakan tidak ada merasakan flu, pilek, batuk,
15.30 WIB gejala infeksi. demam, klien mengatakan paham 6 langkah mencuci tangan
Mencuci tangan sebelum O:
- Suhu tubuh dalam batas normal : 36,4 o C
dan sesudah kontak dengan - Tidak terdapat luka
klien - Leukosit : 2,77 x 103 µL
Mempertahankan teknik - Klien tampak paham dengan tanda dan gejala infeksi
aseptik. yang dijelaskan.
Menjelaskan tanda dan - Klien tampak bisa mempraktikkan 6 langkah mencuci
gejala infeksi tangan
A: masalah teratasi sebagian
Mengajarkan teknik cuci P: Intervensi Dilanjutkan
tangan yang benar.
Menganjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
41
Menganjurkan
meningkatkan asupan
cairan
3. 25/01/2023 Monitor tanda dan gejala S: klien mengatakan tidak terjadi perdarahanseperti epistaksis,
14.00 WIB perdarahan gusi berdarah. Masih terdapat hematoma di paha klien.
Monitor nilai Hb dan Ht O:
- Tidak terdapat perdarahan
Monitor TTV - Terdapat hematoma di paha klien
Menjelaskan tanda dan - Nilai Hb: 10,1 g/dl (L)
gejala perdarahan - Ht: 31,5 X 10 % (L)
Menganjurkan - PT : 13,5 detik
meningkatkan asupan - APTT : 65,2 detik (H)
A: Masalah teratasi sebagian
cairan
P: intervensi dilanjutkan
Monitor koagulasi (mis.
Prothombin time (PT),
partial thromboplastin time
(PTT).
1. 26/01/2023 Memeriksa sirkulasi S: klien mengatakan badan sedikit lemah dan pusing,klien
14.30 WIB perifer mengatakan tidak terdapat bengkak, nyeri pada ekstremitas.
Monitor panas, O:
- Klien tampak sedikit lemah
kemerahan, nyeri atau
- Klien tampak pucat
bengkak pada ekstremitas - Konjungtiva anemis
Melakukan hidrasi - Tidak tampak bengkak pada ekstremitas
Monitor hasil labor - HB : 10,1 g/dl
- Hematokrit : 31,5 %
A: masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2. 26/01/2023 Memonitor tanda dan S: klien mengatakan tidak ada merasakan flu, pilek, batuk,
15.00 WIB gejala infeksi. demam. Klien mengatakan mengkonsumsi makanan yang
disediakan oleh rumah sakit.
42
1. 27/01/2023 Memeriksa sirkulasi S: klien mengatakan badan sedikit lemah dan pusing,klien
09.00 WIB perifer mengatakan tidak terdapat bengkak, nyeri pada ekstremitas.
43
Monitor panas, O:
kemerahan, nyeri atau - Klien tampak sedikit lemah
bengkak pada ekstremitas - Klien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
Melakukan hidrasi
- Tidak tampak bengkak pada ekstremitas
Monitor hasil labor - Klien terpasang inus NaCl 0,3% 20 TPM
Klien rencana prosedur - HB : 10,0 g/dl (L)
BMP pada sabtu 28 januari - Hematokrit : 30,6 % (L)
2023 A: masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2. 27/01/2023 Memonitor tanda dan S: klien mengatakan tidak ada merasakan flu, pilek, batuk,
09.30 WIB gejala infeksi. demam. Klien mengatakan mengkonsumsi makanan yang
Mencuci tangan sebelum disediakan oleh rumah sakit.
O:
dan sesudah kontak dengan - Suhu tubuh dalam batas normal : 36,4 o C
klien - Tidak terdapat luka
Mempertahankan teknik - Leukosit : 2,16 x 103 µL (L)
aseptik. - Klien tidak batuk, pilek
Menjelaskan tanda dan - Klien terpasang infus NaCL 0,9 % di tangan kanan
gejala infeksi A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi Dilanjutkan
Menganjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
Menganjurkan
meningkatkan asupan
cairan
3. 27/01/2023 Monitor tanda dan gejala S: klien mengatakan tidak terjadi perdarahan seperti epistaksis,
09.45 WIB perdarahan gusi berdarah. Masih terdapat hematoma di paha klien.
Monitor nilai Hb dan Ht O:
- Tidak terdapat perdarahan
Monitor TTV - Terdapat hematoma di paha klien
44
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis dan
mawar pada tanggal 23 Januari 2023. Pembahasan ini dibuat dengan langkah
a. Pengkajian
ini tidak menemukan kendala yang berarti, pasien cukup kooperatif dalam
kasus yang ditemukan dilapangan, hanya saja ditemukan keadaan umum klien
yang sedikit tampak lemah. Klien juga mengatakan jarang terkena demam
maupun flu. Klien mengatakan tidak pernah epistaksis namun terdapat beberapa
lebam (hematoma) di bagian paha klien. Status nutrisi klien juga tidak
b. Diagnosa keperawatan
antara teori dan kasus, dimana diagnosa teori adalah sebagai berikut :
2. Deficit nutrisi
3. Intoleransi aktivitas
5. Deficit pengetahuan
7. Risiko perdarahan
8. Risiko infeksi
c. Intervensi
keperawatan menggunakan materi yang ada di buku bahan ajar seperti buku
47
oleh SDKI, SLKI dan SIKI, serta buku keperawatan lainnya yang dimana sesuai
dengan keadaan pasien dan situasi serta kondisi yang ada di ruangan Mawar
sejalan antara tinjauan kasus dan teori yang beracuan pada buku SIKI.
d. Implementasi
Implementasi dapat dilakukan dengan baik, hal ini dikarenakan adanya kerja
sama yang baik antara perawat dan pasien dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Dalam hal ini juga mendapatkan
bimbingan dan kesempatan yang baik dari pembimbing dan perawat dalam
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam mengatasi masalah pada pasien.
e. Evaluasi
dan eritrosit serta APTT masih belum menunjukkan nilai normal dimana nilai Hb
48
: 10,0 g/dl (L), Hematokrit : 30,6 % (L), leukosit : 2.16 x 10 3 µL, trombosit : 40 x
103 µL, eritrosit : 3,40 x 103 µL dan APTT 22,9 detik (L).
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
darah tepi. Biasanya kadar hb juga ikut rendah akibat rendahnya eritrosit.
Pansitopenia ini merupakan suatu gejala, bukan penyakit. Ada dua kelompok
penyakit yang bisa menyebabkan kondisi ini; produksi sel darah di sumsum
tulang yang menurun, atau akibat penghancuran sel di darah tepi meningkat
ini dikarenakan masalah timbul disesuaikan dengan keadaan klien pada saat
B. Saran
1) Bagi penulis
Hasil studi kasus yang penulis dapatkan dalam karya tulis ini dapat
Instansi rumah sakit dapat menjadikan hasil studi ini sebagai dasar
rumah sakit.
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA