GANGGUAN VENTILASI
DAN SIRKULASI
4. Tension pneumotoraks
5. Massive hemothorax
GANGGUAN SIRKULASI
6. Tamponade jantung
7. Disrupsi Aorta
8. Kontusio myocardial
Diidentifikasi saat Secondary Survey
1. Pneumotoraks
2. Hematotoraks
3. Kontusio Paru
4. Cedera trakeobronkial
5. Trauma tumpul jantung
6. Disrupsi aorta traumatic
7. Ruptur diafragma, ruptur esofagus
PARU JANTUNG
TENSION
PNEMOTHORAK HEMATOTHORAK FLAIL CHEST TAMPONADE JANTUNG
PNEMOTHORAK
THORACOSENTESIS
PERAN PERAWAT
Adanya udara pada rongga pleura.
Pneumotoraks sangat berkaitan dengan fraktur
kosta laserasi dari pleura parietalis dan visceralis.
Pneumotoraks pada trauma tumpul terjadi
karena pada saat terjadinya kompresi dada tiba -
tiba menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan intraalveolar yang dapat menyebabkan
ruptur alveolus.
Udara yang keluar ke rongga interstitial ke
pleura visceralis ke mediastinum menyebabkan
Pneumotoraks atau emfisema mediastinum.
Adanya darah pada rongga
pleura. Darah dapat masuk ke
rongga pleura setelah trauma
dari dinding dada, diafragma,
paru-paru, atau mediastinum.
Insiden dari hematotoraks
tinggi pada trauma tumpul, 37%
kasus berhubungan dengan
pneumotoraks
(hemopneumotoraks) bahkan
dapat terjadi hingga 58%
(Milisavljevic, et al., 2012; Lugo,
et al., 2015)
TRIAS BECK: vena jugularis dilatasi, bunyi jantung menjauh, hipotensi
Fraktur kosta terjadi karena adanya
gaya tumpul secara langsung maupun
tidak langsung.
Fraktur kosta terjadi sekitar 35% - 40%
pada trauma toraks. Karakteristik dari
trauma kosta tergantung dari jenis
benturan terhadap dinding dada
(Saaiq, et al., 2010; Milisavljevic, et al.,
2012).
Gejala yang muncul adalah nyeri, yang
meningkat pada saat batuk, bernafas
dalam atau pada saat bergerak. Pasien
akan berusaha mencegah daerah yang
terkena untuk bergerak sehingga
terjadi hipoventilasi. Hal ini
meningkatkan risiko atelektasis dan
pneumonia (Novakov, et al., 2014 ;
Feng Lin, et al., 2015 ; Lugo, et al.,
2015).
Flail chest adalah suatu kondisi
medis dimana kosta - kosta
yang berdekatan patah baik
unilateral maupun bilateral dan
terjadi pada daerah
kostokondral.
Angka kejadian dari flail chest
sekitar 5%, dan kecelakaan lalu
lintas menjadi penyebab yang
paling sering.
Diagnosis flail chest didapatkan
berdasarkan pemeriksaan fisik,
foto Toraks, dan CT scan Toraks
Dapat disertai pneumothoraks,
hematotoraks dan kontusio
pulmonal
PENGKAJIAN Manajemen awal untuk
pasien trauma toraks tidak
PRE – HOSPITAL berbeda dengan pasien
SDM trauma lainnya dan meliputi
Sarana – Prasarana ABCDE, yaitu:
(Transportasi) A: airway patency with care of
Komunikasi cervical spine
B: Breathing adequacy
TRANFER DARI PRE – C: Circulatory support
HOSPITAL KE IGD : D: Disability assessment
Initial Assessment E: Exposure without causing
Rapid or Quick Assessment hypothermia
Ongoing Assessment
comprehensive Assessment (Saaiq, et al., 2010; Lugo, et al.,
2015; Unsworth, et al., 2015).
Nilai keadaan pasien dengan mengambil tindakan resusitasi
secara simultan:
Trauma Tajam
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
• Perhatikan adanya jejas di abdomen, periksa adanya goresan,
robekan, luka tembus, benda asing yang menancap, keluarnya
omentum atau usus kecil. Penderita dapat dibalikkan dengan
hati-hati (teknik log roll) untuk dapat memeriksa bagian
belakang tubuh secara lengkap
Auskultasi
Perkusi
• Bunyi timpani akibat adanya dilatasi lambung akut atau bunyi redup
bila ada hemoperitoneum
Palpasi